Anda di halaman 1dari 7

Ada 77 hal praktis yang harus diketahui dan dilakukan orang-orang yang bertugas dalam ibadah

(choir, pemusik, singer, dan WL) dan hal-hal tersebut dibawah ini menjadi patokan bagi semua

yang melayani di depmus 1d sebagai berikut:

1. Sebelum ibadah

1. Hadirlah ditempat ibadah, selambat-lambatnya 30 menit sebelum ibadah dimulai

2. Berpakaian rapi dan sopan, serta wajah yang bersih dan segar

3. Menyiapkan dan memberikan daftar lagu kepada tim pelayanan (dalam hal ini, pemusik,

singer, dan operator OHP atau multi media)

4. Memastikan semua tim menguasahi semua lagu yang akan dinyanyikan, bila ada yang tidak

dikuasahi segeralah mengganti dengan lagu yang lain, kecuali lagu tersebut mudah dan

memungkinkan untuk dilatih pada saat itu

5. Pastikan pula bahwa lirik lagu-lagu tersebut terdapat dalam daftar OHP atau Multimedia. Bila

tidak ada, maka koordinasikan dengan operatornya

6. Ajukanlah lagu-lagu alternatif yang mungkin akan dinyanyikan apabila diperlukan

7. Bersikaplah terbuka terhadap berbagai masukan dari para pemusik tentang aransemen ataupun

urutan lagu-lagu tersebut. Berdiskusilah dengan mereka tentang bagaimana “flowing” yang

saudara kehendaki

8. Biasakan untuk mengadakan doa bersama dalam kesatuan (unity), sebelum ibadah dimulai

dalam waktu yang cukup (tidak terlalu terburu-buru dan tidak berkesan sekedar asal berdoa)

2. Memulai Ibadah

9. Usahakanlah selalu memulai tepat pada waktunya

10. Berjalanlah dengan tenang, santai dan sopan pada saat menuju mimbar

11. Berdirilah dengan postur tubuh yang baik

1
12. Biasakan selalu untuk tersenyum dengan wajar

13. Pandangi jemaat pada semua sudut pandang dengan tersenyum ramah, sambil mengucapkan

salam hangat untuk menarik atensi jemaat

14. Ucapkanlah salam dengan tulus dan sepenuh hati, bukan sekedar ucapan basa-basi

15. Bila ada pengarahan tentang sesuatu hal kepada jemaat, sampaikanlah dengan singkat, jelas,

dan gunakan kata-kata sopan

16. Jangan sekali-kali mengomentari, apalagi mengahakimi keterlambatan jemaat. Biarkan

petugas pengumuman menyampaikannya di bagian akhir Ibadah

17. Mintalah maaf bila terjadi keterlambatan acara

18. Di banyak tempat umumnya ibadah dimulai dengan doa yang kadang-kadang dilakukan oleh

gembala jemaat, penatua atau pemimpin penyembahan itu sendiri. Bersiaplah untuk hal ini

19. Bila kita yang memimpin doa, berdoalah dengan jelas dan tidak bertele-tele. Pokok doa

harus terarah di dalam pimpinan Roh Kudus sehingga semua terlibat dalam doa

20. Tunjukanlah semangat roh yang menyala-nyala dalam doa yang kita naikan dan tidak

“over”. Tujuannya untuk mentransfer semangat itu kepada jemaat dan juga agar mereka melihat

kepemimpinan saudara yang kuat dan dinamis

21. Ingatlah bahwa kita ingin mancapai kondisi awal yang baik tetapi dengan tidak memaksakan

emosi

3. Pada saat Menyanyikan lagu Pujian dan Penyembahan

22. Peganglah microphone dengan benar (bila menggunakan microphone). Posisi microphone

yang baik harus menghasilkan:

- Suara yang jelas dan baik


- Wajah yang tetap terlihat jelas dari depan
- Luwes dalam pegangan tangan kita dan tidak terasa berat

2
23. Bernyanyilah dengan segenap hati untuk Tuhan dan bukan untuk manusia

24. Bernyanyilah dengan tehnik yang benar:

- Pernafasan yang baik


- Meneluarkan suara dengan baik dan jelas
- Mengikuti irama dan tempo dengan benar

25. Bernyanyilah dengan ekspresi yang sesuai dan enak dilihat

26. Janganlah terlalu kaku dan diam waktu menyanyikan lagu-lagu lambat

27. Janganlah bergaya terlalu berlebihan yang dapat mengundang kesan “aneh” dan lucu pada

saat menyanyikan lagu-lagu cepat

28. Janganlah terlalu sering menutup mata pada saat bernyanyi

29. Jangan memukul-mukul microphone saat bertepuk tangan

30. Biasakan bertepuk tangan mengikuti “snare drum”, atau pada ketukan genap di setiap

birama lagu

31. Bila kita melakukan kesalahan (lirik lagu, saat masuk vokal atau yang lainnya) bersikaplah

wajar, seolah tidak terjadi apa-apa dan lanjutkan dengan benar)

32. Bila terjadi kesalahan pada pemusik, tetaplah tersenyum dan usahakan untuk tidak

terpengaruh dengan hal tersebut

33. Berikan tanda-tanda dengan tangan kepada pemusik pada saat yang tepat, agar tidak terjadi

kesalahan

34. Jangan mengulang-ulang lagu terlalu banyak, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan

35. Bernyanyilah dengan kontrol harmoni yang baik dengan singers maupun pemusik

36. Seringlah memandang kepada pemusik dan singers untuk memberi dorongan dan semangat

di saat bernyanyi

37. Jangan memaksakan untuk bernyanyi dengan nada-nada tinggi yang tidak mmapu dicapai

3
38. Jangan merubah nada dasar dengan memberhentikannya pada pertengahan lagu

39. Menyayikan modulasi

- Pastikan pemusik mengetahui kapan dan ke nada dasar apa modulasi dilakukan
- Berikan tanda yang jelas untuk modulasi dalam waktu yang cukup
- Pastikan semua pemusiktelah melihat tanda yang diberikan
- Nyanyikan modulasi dengan tepat tanpa keraguan nada

40. Jangan merubah tempo secara drastis pada pertengahan lagu

41. Janganlah mengatur perubahan tempo dengan gerakan tangan yang menyolok dan terus

menerus

42. Pikirkan saat-saat yang tepat untuk jemaat bernyanyi sambil berdiri atau duduk. Jangan

biarkan jemaat terlalu lama berdiri yang dapat melelahkan

43. Sedapat mungkin saudara turut bernyanyi. Menyuruh jemaat untuk bernyanyi ataupun

bergantian pria dan wanita, haruslah dengan tujuan atau maksud yang jelas

44. Jangan terpengaruh melihat jemaat yang tidak ikut bernyanyi atau tidak memberi respon

45. Tunjukan bahwa saudara sangat menikmati saat-saat memuji dan menyembah Tuhan

46. Nyanyikan penyembahan dalam Roh saudara pada waktunya tanpa keraguan

47. Menyembahlah dalam alur ‘chord’ yang sesuai

48. Cobalah untuk berani menyanyikan mazmur atau ‘spontaneous song’ mengikuti alur chord

yang penyembahan

49. Nyanyikan ‘spontaneous song’ saudara dengan lembut terlebih dahulu. Menyanyilah lebih

keras bila anda telah yakin dengan alur nada dan kata-katanya

50. Cobalah memberikan fill-in vokal pada lagu yang kita nyanyikan. Fill-in juga dapat

berfungsi sebagai tanda dan untuk memberikan penekanan

4
4. Masalah Komunikasi

51. Bicaralah dengan jelas dan tidak terburu-buru

52. Manfaatkan bagian jeda untuk memotivasi jemaat, baik lewat pernyataan Firman Tuhan,

dorongan, ajakan dengan kata-kata hikmat, atau berdoa kepada Allah

53. Hindari kata-kata ajakan yang terkesan memaksa

54. Berbicaralah dengan jelas bila sauadara memang perlu menyampaikan sesuatu

55. Hindari mengucapkan kata-kata basa-basi (tanpa makna yang jelas), hanya untuk mengisi

kekosongan

56. Hindari menggunakan kata-kata yang rancu dan klise artinya, serta kata-kata terlalu sering

diucapkan berulang-ulang

57. Gunakan intonasi yang baik untuk menghindari pengucapan yang menoton

58. Ajaklah jemaat berkomunikasi di kesempatan awal

59. Jangan menegur pemusik dengan kata-katan, cukup gunakan sign atau tanda

60. Berikan kesempatan jemaat berfellowship satu dengan yang lain dengan cara yang menarik

61. Seragamkan kode pengaturan sound dengan soundman

62. Sampaikanlah nubuatan atau pesan Tuhan dengan bijaksana

- Jika pesan itu untuk satu, dua orang yang saudara kenal, janganlah di sampaikan
didepan umum
- Jika pesan itu untuk jemaat, namun rasanya terlalu keras dan akan menimbulkan
kesan terlalu menghakimi, sebaiknya ditunda saja dan bersyafaatlah untuk kondisi
jemaat tersebut kepada Allah
- Jika pesan itu untuk jemaat dan akan membangun atau menguatkan, samapaikanlah
kepada jemaat
- Jika pesan tersebut untuk kita sendiri dan tim penyembahan, janganlah
disampaikan kepada jemaat

5
5. Mengatasi persoalan yang muncul

63. Kunci utama adalah ketenangan, jangan terganggu dengan hal-hal yang terjadi

64. Bila tim penyembahan sauadara tidak lengkap (ada yang tidak datang), segeralah bertindak

bijaksana sebagai pemimpin

65. Bila tejadi keributan yang mengganggu suasana (suara ribut diluar, anak-anak kecil berteriak

atau berlarian tetaplah tunjukan sikap ramah dan mintalah kerjasama yang baik dari para

pengerja yang lain untuk mengatasi masalah tersebut

66. Bila listrik mendadak padam

- Usahakan bernyanyi acapella


- Segeralah mengambil keputusan dengan pimpinan Roh Kudus
- Berdoalah dan bertindak dalam peperangan roh

67. Bila ada kesaksian berkepanjangan

- Bersiaplah untuk ‘membuang’ satu atau dua lagu yang telah dipersiapkan karena
waktu yang tersita
- Beranilah mengambil langkah untuk meng-‘cut’ bila telah disetujui oleh
Gembala atau pimpinan sidang setempat mengingat susanan yang mulai
‘turun’. Bila belum ada persetujuan bertindaklah dengan bijaksana dalam
memberi tanda atau kode bahwa waktu telah habis

68. Bila pengkhotbah tidak datang atau terlambat

- Janganlah terganggu (nervous), tetaplah tenang dan percayakan kepada


Gembala atau diaken yang mengatur perubahannya
- Bersiaplah dengan lagu alternatif sebagai tambahan

6. Beberapa kebiasaan yang baik

69. Gunakanlah waktu pujian dan penyembahan yang ditetapkan dengan benar dan disiplin.

Selesailah pada waktu yang seharusnya

70. Jadikan sikap ramah sebagai habit. Biasakanlah hal tersebut diluar panggung

71. Beristirahatlah yang cukup setiap hari untuk menjaga kondisi selalu fit

6
72. Tidak makan atau minum yang serba terlalu. Misalnya: terlalu pedas, terlalu panas, terlalu

dingin, dan terlalu banyak

73. Jangan terlalu banyak bicara diluar waktu pelayanan. Hal ini sangat berguna untuk:

- Menghindarkan kita dari keteledoran dalam kata-kata


- Menjaga pengurapan
- Mengistirahatkan pita suara

74. Berolaraga secara teratur, terutama yang mendukung organ vokal, seperti jogging, renang,

dan aerobic

75. Menyediakan waktu untuk banyak memuji Tuhan sambil melatih vokal kita setisp hari

76. Mengumpulkan seluruh tim penyembahan seusai ibadah untuk berdoa dan mengucap syukur

bersama-sama

77. Selalu mengembalikan setiap pujian kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh

Anda mungkin juga menyukai