Anda di halaman 1dari 114

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Teknik Sipil Skripsi Sarjana

2018

Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu


Pekerjaan Struktur Pelat Lantai dengan
Metode Konvensional dan Half Slab
pada Proyek Pembangunan Gedung
Manhattan Medan

Tandiono, Randy
Universitas Sumatera Utara

https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9976
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU
PEKERJAAN STRUKTUR PELAT LANTAI
DENGAN METODE KONVENSIONAL DAN HALF SLAB
PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MANHATTAN
MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat


penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil

Disusun Oleh :

RANDY TANDIONO
120404060

BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Randy Tandiono

NIM : 120404060

Departemen : Teknik Sipil FT USU

Dengan ini menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan judul “Analisa

Perbandingan Biaya dan Waktu Pekerjaan Struktur Pelat Lantai dengan Metode

Konvensional dan Half Slab pada Proyek Pembangunan Gedung Manhattan

Medan” adalah bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam Tugas Akhir saya

tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang - undangan.

Demikan pernyataan ini saya perbuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Medan, Mei 2018

Penulis

(Randy Tandiono)

120404060

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena hanya

oleh kasih karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.Tugas akhir ini

merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil bidang studi

Manajemen Rekayasa Konstruksi di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara, dengan judul :

“Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu

Pekerjaan Struktur Pelat Lantai

Dengan Metode Konvensional Dan Half Slab Pada Proyek Pembangunan

Gedung Manhattan Medan”.

Adapun Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yaitu :

1. Terutama kepada kedua orang tua saya, ayahanda Asnadi Tandiono dan

Ibunda Ernie Rimbun, dan kakak saya Stephanie yang telah memberikan doa

dan dukungan penuh dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Nursyamsi, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing dan Bapak Indra Jaya,

S.T., M.T. sebagai dosen co-pembimbing, yang telah dengan sabar memberi

bimbingan dan dukungan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Medis Surbakti, S.T, M.T selaku ketua Jurusan Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


4. Bapak Ir. Andi Putra Rambe, M.B.A dan Bapak Ir. Indra Jaya Pandia,M.T

sebagai penguji yang telah memberikan masukan, arahan, dan bimbingan

kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu staff pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman angkatan 2012, Jeffry, Harry Chandra, Michael Tanaka,

Winston Chennady, Danan AS, Hendrik, Michael Dai, Larry Djono, Victor,

Wahyu Tanadi, Prayogo Liuputra, Sarah Hutabarat, Yulistia Hadi, serta

teman-teman angkatan 2012 lainnya.

7. Teman – teman kerja praktek saya, Juvianto, Michael Keilson, Benny

Wirawan, Dicky Yongko, Thompson Kwan.

8. Teman - teman dekat saya, Andi, Andreas, Christine, Cindy, Raymond,

Meryana, Veronika, Vince, Winny.

9. Pemberi izin pengambilan data tugas akhir, PT. Pembangunan Perumahan

(PP).

10. Seluruh rekan-rekan yang tidak mungkin saya tuliskan satu-persatu atas

dukungannya yang sangat baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Untuk kesempurnaan, penulis menerima kritik dan saran. Semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, sekian dan terima kasih.

Medan, Mei 2018


Penulis

(Randy Tandiono)
12 0404 060

ii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kemajuan teknologi dunia konstruksi semakin pesat. Berbagai inovasi


terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Penggunaan bahan
bangunan yang ramah lingkungan dan metode pengerjaan yang efisien dan efektif
terus dikembangkan untuk peningkatan kualitas pekerjaan konstruksi. Salah
satunya adalah metode pekerjaan pelat lantai menggunakan pelat half slab. Pelat
half slab terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan pertama menggunakan pelat
pracetak yang juga berperan sebagai bekisting / cetakan dan lapisan kedua
menggunakan beton cor konvensional. Penggunaan pelat half slab bertujuan untuk
mempercepat dan mempermudah pekerjaan pelat lantai. Pada tugas akhir ini,
penulis melakukan penelitian yang menganalisa perbandingan biaya dan waktu
pekerjaan pelat half slab dengan pelat konvensional pada pembangunan gedung
Manhattan Medan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara. Metode perhitungan biaya yang digunakan adalah metode analisa
harga satuan pekerjaan.
Adapun hasil analisa perbandingan biaya dan waktu pengerjaan pelat half
slab dan pelat konvensional pada pembangunan gedung Manhattan Medan
didapati bahwa penggunaan pelat half slab dapat menghemat biaya sebesar 8%,
dengan penggunaan precast produksi insitu, penggunaan metode half slab lebih
lambat 29,9% daripada metode konvensional, dengan penggunaan precast
fabrikasi penggunaan metode half slab dapat menghemat waktu pengerjaan
sebesar 57,41%.

Kata Kunci : Pelat Half Slab, Pelat Konvensional, Perbandingan Biaya dan
Waktu. .

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Pembatasan Masalah 4
1.6 Metodologi Penelitian 4
1.7 Sistematika Penulisan 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pelat Lantai 6
2.1.1 Pengertian Pelat Lantai 6
2.1.2 Fungsi Pelat Lantai 6
2.1.3 Jenis-jenis pelat lantai 6
2.1.4 Metode Pengerjaan Struktur Pelat Lantai 13
2.2 Biaya Konstruksi 17
2.2.1 Pengertian Biaya Konstruksi 17
2.2.2 Jenis-jenis biaya 18
2.2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) 20
2.2.3.1 Volume / Kubikasi Pekerjaan 21
2.2.3.2 Harga Satuan Pekerjaan 21
2.2.3.3 Analisa Harga Satuan 22

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Umum 23
3.2 Tempat penelitian 24
3.3 Jenis data penelitian 26
3.4 Metode pengambilan data 27
3.5 Proses penelitian 27
3.6 Diagram Alir Penelitian 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Umum 31
4.2 Analisa Data 31

iv

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Volume Pekerjaan 32
4.2.2 Analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode
konvensional 33
4.2.3 Analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode Half Slab 42
4.2.4 Analisa waktu pengerjaan pelat lantai aktual 56
4.2.5 Analisa waktu pekerjaan pelat lantai metode konvensional 56
4.2.5.1 Pekerjaan acuan dan perancah 56

4.2.5.2 Pekerjaan pembesian pelat konvensional 57

4.2.5.3 Pekerjaan pengecoran pelat konvensional 57

4.2.6 Analisa waktu pekerjaan pelat lantai dengan metode Half slab59
4.2.6.1 Pekerjaan produksi precast half slab 60
4.2.6.2 Pekerjaan ereksi precast 60
4.2.6.3 Pekerjaan pembesian 62
4.2.6.4 Pekerjaan pengecoran 62
4.2.7 Analisa perbandingan biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 67
5.2 Saran 68

DAFTAR PUSTAKA 69

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas area pelat lantai 32


Tabel 4.2 Volume Pembesian Pelat Lantai 32
Tabel 4.3 Volume Pembetonan Pelat Lantai 32
Tabel 4.4 Analisa Pemasangan 1m2 bekisting lantai 33
Tabel 4.5 Analisa Bongkar 1m2 Bekisting 34
Tabel 4.6 Analisa Mengangkut/ menaikkan 100 kg tulangan 35
Tabel 4.7 Analisa Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir 36
Tabel 4.8 Analisa Pengecoran 1 m³ Beton menggunakan Ready Mixed dan
bahan aditif 37
Tabel 4.9 Analisa Pemadatan 1 m3 beton pada saat mengecor 38
Tabel 4.10 Analisa Pelaksanaan Curring Beton 39
Tabel 4.11 Biaya Pekerjaan Bekisting 40
Tabel 4.12 Biaya Pekerjaan Pembesian 40
Tabel 4.13 Biaya Pekerjaan Pembetonan 40
Tabel 4.14 Total biaya pekerjaan pelat lantai metode konvensional 41
Tabel 4.15 Analisa Pembuatan 1 m2 bekisting untuk pelat beton pracetak 42
Tabel 4.16 Analisa Pembesian 1 kg polos atau besi ulir 43
Tabel 4.17 Analisa Penuangan/menebar beton 1 m3 komponen untuk pelat
Pracetak 44
Tabel 4.18 Analisa Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah komponen pelat
beton pracetak 45
Tabel 4.19 Analisa Ereksi 1 buah komponen untuk pelat pracetak 46
Tabel 4.20 Analisa Langsir 1 buah komponen untuk pelat pracetak 47
Tabel 4.21 Analisa Mengangkut/ menaikkan 100 kg tulangan 48
Tabel 4.22 Analisa Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir 49
Tabel 4.23 Analisa Pengecoran 1 m³ Beton menggunakan Ready Mixed dan
bahan aditif 50
Tabel 4.24 Analisa Pemadatan 1 m3 beton pada saat mengecor 51
Tabel 4.25 Analisa Pelaksanaan Curring Beton 52
Tabel 4.26 Biaya pengerjaan bekisting precast 53
Tabel 4.27 Biaya pembesian precast 53
Tabel 4.28 Biaya pembetonan precast 53
Tabel 4.29 Biaya Pasang & Buka Bekisting precast 54
Tabel 4.30 Biaya Ereksi Precast 54
Tabel 4.31 Biaya Langsir Precast 54
Tabel 4.32 Biaya pekerjaan pembesian half slab lapis 2 55
Tabel 4.33 Biaya pekerjaan pembetonan half slab lapis 2 55

vi

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.34 Total biaya pekerjaan pelat lantai metode Half Slab 55
Tabel 4.35 Produktivitas Pelat Lantai Metode Konvensional 56
Tabel 4.36 Produktivitas Pelat Lantai Metode Half Slab 56
Tabel 4.37 Durasi pekerjaan acuan dan perancah pelat metode konvensional 57
Tabel 4.38 Durasi pekerjaan pembesian pelat metode konvensional 57
Tabel 4.39 Rekap analisa waktu pekerjaan pelat konvensional 59
Tabel 4.40 Volume Half slab 59
Tabel 4.41 Durasi pekerjaan produksi precast half slab 60
Tabel 4.42 Durasi pekerjaan pembesian pelat half slab 62
Tabel 4.43 Rekap analisa waktu pekerjaan pelat half slab 64
Tabel 4.44 Perbandingan harga satuan pekerjaan metode AHSP dengan hitungan
harga satuan pekerjaan kontraktor 64
Tabel 4.45 Perbandingan waktu pekerjaan pelat lantai dengan kondisi aktual 65

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pelat Lantai Kayu 7


Gambar 2.2 Pelat Lantai Beton Bertulang 8
Gambar 2.3 Pelat ditumpu balok (Monolit) 11
Gambar 2.4 Pelat ditumpu dinding tembok 11
Gambar 2.5 Pelat ditumpu balok baja dengan sistem komposit 11
Gambar 2.6 Pelat ditumpu kolom secara langsung 11
Gambar 2.7 Pelat terletak bebas 12
Gambar 2.8 Pelat terjepit elastis 12
Gambar 2.9 Pelat terjepit penuh 12
Gambar 2.10 Pelat Lantai Baja 13
Gambar 2.11 Ilustrasi pelat lantai metode half slab 15
Gambar 2.12 Ilustrasi pelat lantai metode bondek 16
Gambar 3.1 Lokasi Proyek 25
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 30
Gambar 4.1 Grafik hubungan Delivery capacity dengan horizontal transport
distance 58
Gambar 4.2 Grafik Analisa Perbandingan Biaya Pekerjaan 65
Gambar 4.3 Grafik Analisa Perbandingan Waktu Pekerjaan 66

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I AHSP Permen PU No. 28/PRT/M/2016

LAMPIRAN II Progress Kerja Mingguan

LAMPIRAN III Daftar Analisa Harga Satuan Dinas Perumahan dan Permukiman
Kota Medan Tahun 2016

LAMPIRAN IV Gambar Kerja

LAMPIRAN V Evaluasi perbandingan pelat konvensional dan half slab dari


pihak kontraktor
LAMPIRAN VI Tabel perhitungan durasi pengerjaan pelat metode konvensional
LAMPIRAN VII Tabel perhitungan durasi pengerjaan pelat metode half slab

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstruksi dan kemampuan untuk membangun sesuatu adalah satu


ketrampilan tertua dari manusia. Pada masa sekarang ini, industri konstruksi
merupakan suatu industri ekonomi nasional yang berhubungan dengan persiapan
lahan dan pembangunan, percepatan dan perbaikan bangunan.

Ilmu dalam konstruksi dapat dibagi menjadi dua hal yang umum yaitu
Manajemen Konstruksi dan Teknologi Konstruksi.

Menurut H. Kurzner (1982) Manajemen Konstruksi adalah merencanakan,


menyusun organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Sumber daya untuk
konstruksi yang dimaksud yaitu manpower (tenaga kerja), machiners (alat dan
peralatan), material (bahan bangunan), money (uang), method (metode).

Teknologi konstruksi berhubungan dengan metode atau teknik yang


digunakan untuk menempatkan material fisik dan elemen-elemen konstruksi pada
tempatnya di lapangan. Pada saat suatu proyek konstruksi ditentukan, salah satu
pertanyaan yang paling penting yang akan dihadapi adalah tentang metode
konstruksi apa yang akan digunakan. Jenis atau metode yang digunakan sangatlah
beragam. Setiap metode baru harus dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya
(Irika Widiasanti, 2013).

Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang perbandingan metode


pengerjaan pelat lantai metode konvensional dengan metode pengerjaan pelat
lantai metode Half slab. Pelat lantai merupakan salah satu komponen struktur
konstruksi pada suatu bangunan, baik itu gedung perkantoran maupun rumah
tinggal. Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan
tingkat yang lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada

Universitas Sumatera Utara


kolom-kolom bangunan. Pelat lantai merupakan struktur yang pertama kali
menerima beban lalu kemudian menyalurkannya ke sistem struktur yang lain.

Berdasarkan material pembangunnya, pelat lantai dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis yaitu:

1. Pelat lantai kayu


2. Pelat lantai beton
3. Pelat lantai baja

Umumnya pelat lantai yang sering digunakan adalah pelat lantai beton bertulang.

Berdasarkan metode pengerjaannya, ada beberapa metode dalam pekerjaan


struktur pelat lantai beton yang sering digunakan, diantaranya adalah:

1. Metode Konvensional (pengecoran pelat lantai dilakukan langsung di


lapangan),
2. Metode Half slab (struktur bagian bawah pelat lantai menggunakan beton
pracetak dilanjutkan dengan pengecoran struktur bagian atas pelat lantai)
3. Metode Full Precast (seluruh struktur pelat lantai menggunakan beton
pracetak)
4. Metode Pelat Bondek (struktur bagian bawah pelat lantai menggunakan pelat
bondek dilanjutkan dengan pengecoran struktur bagian atas pelat lantai).

Penelitian dalam tugas akhir ini dilakukan di proyek pembangunan gedung


Manhattan Medan. Pada desain perencanaan awal, metode pengerjaan struktur
pelat lantai yang digunakan adalah pelat lantai metode konvensional. Karena
progress kerja proyek yang terlambat, maka dipakai alternatif untuk mempercepat
pelaksanaan proyek dari pihak kontraktor dengan menggunakan metode half slab
pada pekerjaan pelat lantai.

Banyaknya pertimbangan dalam mengerjakan struktur pelat lantai yang


mendasari penelitian ini untuk menganalisis “Analisa Perbandingan Biaya Dan
Waktu Pekerjaan Struktur Pelat Lantai Dengan Metode Konvensional Dan Half
slab Pada Proyek Pembangunan Gedung Manhattan Medan”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, maka didapati rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Berapa biaya pekerjaan pelat lantai dengan metode konvensional dan metode
Half slab ?
2. Berapa lama waktu pengerjaan pelat lantai dengan metode konvensional dan
metode Half slab ?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan masing masing metode pengerjaan struktur
pelat lantai ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbandingan biaya pengerjaan struktur pelat lantai dengan


metode konvensional dan metode Half slab.
2. Untuk mengetahui waktu pengerjaan struktur pelat lantai dengan metode
konvensional dan metode Half slab.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan masing masing metode
pekerjaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa didapatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti : menambah wawasan peneliti tentang pengerjaan pelat


lantai dengan metode konvensional dan metode Half slab
2. Bagi Institusi : Sebagai referensi untuk memilih metode kerja dalam
membangun struktur pelat lantai dan menyusun jadwal proyek
3. Bagi Pembaca : Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya apabila akan
dilakukan penelitian lanjutan.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Pembatasan Masalah

Batasan masalah yang diambil dari penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di proyek The Manhattan Mall & Condominium Medan.


2. Pekerjaan yang ditinjau adalah pekerjaan pelat lantai dari lantai 2, 3, 4, 5, 5A.
3. Volume pekerjaan didapatkan dari pimpinan proyek The Manhattan.
4. Analisis biaya menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor: 28/PRT/M/2016.
5. Harga Upah, bahan dan tenaga kerja menggunakan data dinas perumahan dan
permukiman kota medan tahun 2016.
6. Penelitian ini tidak memperhitungkan kekuatan struktur pelat lantai.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah:

1. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan dan mempelajari referensi-referensi yang membahas
tentang metode pengerjaan struktur pelat lantai
2. Metode Observasi
Penulis meninjau langsung ke lapangan untuk pengambilan data proyek dan
dokumentasi yang diperlukan untuk penelitian
3. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab maupun diskusi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas proyek.
4. Metode Analisa Harga Satuan
Penulis mengolah data-data yang diperoleh langsung dari lapangan dan
mengolah data dengan menggunakan program Ms.Excel sehingga didapat
perbandingan harga satuan per meter antara kedua metode pekerjaan dan data
perbandingan waktu pekerjaan antara kedua metode pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara


1.7 Sistematika Penulisan

Gambaran garis besar penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat


penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang penjelasan umum, teori-teori yang berkaitan dan


mendukung penelitian tentang tugas akhir.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi tata cara perhitungan dan analisa yang dilakukan pada penelitian ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil peninjauan, perhitungan dan perbandingan hasil


perhitungan tugas akhir.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran dalam tugas akhir ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelat Lantai


2.1.1 Pengertian Pelat Lantai
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain.Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Pelat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu
beban mati maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke sistem
struktur rangka yang lain. Pekerjaan pelat lantai ini haruslah kokoh, kaku,
mempunyai ketinggian yang sama dan nyaman untuk berpijak (A.L. Fatin,
2014a). Ketebalan pelat lantai ini disesuaikan dengan beberapa hal, diantaranya:
1. Beban yang akan ditumpu
2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok penumpu
3. Bahan material konstruksi pelat lantai
4. Besar lendutan yang diinginkan.

2.1.2 Fungsi Pelat Lantai


Adapun fungsi dari pelat lantai adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemisah lantai bawah dan lantai yang diatasnya
2. Sebagai tempat berpijak di lantai atas.
3. Tempat untuk menempatkan kabel listrik dan lampu di bawahnya.
4. Meredam suara dari lantai atas ke lantai bawah dan sebalikya.
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

2.1.3 Jenis-jenis Pelat Lantai


Berdasarkan material bahannya, terdapat bermacam-macam jenis
pelat lantai. Macam-macam pelat lantai tersebut yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Pelat Lantai Kayu

Gambar 2.1 Pelat Lantai Kayu

Pelat lantai kayu ini terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan
menjadi satu kesatuan yang kuat, sehingga terbentuklah bidang injak yang luas.
Pelat lantai kayu pada umumnya mempunyai ukuran-ukuran yang umum di
pasaran. Ukuran-ukuran tersebut antara lain:
Lebar papan kayu : 20-30 cm
Tebal papan kayu : 2-3 cm
Jarak antar balok pendukung : 60 – 80 cm
Ukuran balok : 8/12 , 8/14 dan 10/14
Bentangan : 3 – 3,5 cm
Berat jenis : 0,6 – 0,8 (t/m)
Balok-balok kayu ini bisa diletakkan diatas pasangan 1 batu bata ataupun
diatas balok beton. Pelat lantai kayu memiliki kelebihan dan kekurangannya
sendiri. Berbagai kelebihan dan kekurangan pelat lantai kayu yaitu:
a. Kelebihan
 Ekonomis, karena harganya yang relatif murah
 Hemat ukuran pondasi, dikarenakan beratnya yang ringan Mudah
dikerjakan.

Universitas Sumatera Utara


b. Kekurangan
 Hanya diperbolehkan untuk struktur konstruksi bangunan yang sederhana
dan ringan
 Bukan benda peredam suara yang baik, karena itu suara langkah kaki yang
ditimbulkan di lantai atas bisa terdengar oleh penghuni yang sedang berada
di lantai bawahnya sehingga mengganggu penghuninya.
 Mempunya sifat yang mudah terbakar
 Tidak tahan air atau mudah bocor, sehingga tidak cocok untuk lantai kamar
mandi / WC.
 Tidak tahan lama / tidak awet, karena bisa dimakan oleh serangga pemakan
kayu.
 Mudah terpengaruh oleh cuaca, seperti hujan, panas, dll. Tidak dapat
dipasangi keramik.
 Tidak dapat dipasangi keramik (A.L Fatin, 2014b).

2. Pelat Lantai Beton Bertulang

Gambar 2.2 Pelat Lantai Beton Bertulang


Yang dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat
dari beton bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang
bekerja tegak lurus pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini
relatif sangat kecil apabila dibandingkan dengan bentang panjang/lebar
bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga
pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma/unsur pengaku
horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung ketegaran balok portal. (Ali
Asroni, 2010a, p. 191)

Universitas Sumatera Utara


Pelat lantai beton ini mempunyai beberapa keunggulan / keuntungannya
sendiri, antara lain:
a. Mendukung untuk digunakan pada bangunan dengan beban yang besar
b. Tidak dapat terbakar dan kedap air, sehingga dapat dijadikan sebagai lantai
dapur, kamar mandi ataupun WC
c. Dapat dipasang keramik, tegel dan granit, sehingga dapat memperindah
lantai
d. Bahan yang awet dan kuat, perawatannya mudah dan berumur panjang.
e. Merupakan isolasi suara yang baik. (A.L Fatin, 2014c)
Pada umumnya struktur pelat beton dalam suatu bangunan gedung dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok:
a. Pelat Satu Arah
Jika sistem pelat hanya ditumpu di kedua sisinya, makal pelat akan melentur
atau mengalami lendutan dalam arah tegak lurus dari sisi tumpuan. Beban akan
didistribusikan oleh pelat dalam satu arah saja yaitu ke arah tumpuan. Pelat jenis
ini disebut juga pelat satu arah. Apabila pelat tertumpu di keempat sisinya, dan
rasio bentang panjang terhadap bentang pendek lebih besar atau sama dengan 2,
maka hampir 95% beban akan dilimpahkan dalam arah bentang pendek, dan pelat
akan menjadi sistem pelat satu arah. Sistem pelat satu arah cocok digunakan pada
bentangan 3-6 meter, dengan beban hidup sebesar 2,5-5 kN/m2.
b. Sistem Pelat Rusuk (Joist Construction)
Sistem pelat rusuk terdiri dari pelat beton dengan ketebalan 50 hingga 100
mm yang ditopang oleh sejumlah rusuk dengan jarak beraturan. Rusuk
mempunyai lebar minimum 100 mm dan mempunyai tinggi tidak lebih dari 3,5
kali lebar minimumnya. Rusuk biasanya bersisi miring dan disusun dalam jarak
tertentu yang tidak melebihi 750 mm. Rusuk biasanya ditopang oleh balok induk
utama yang langsung menumpu pada kolom. Sistem pelat rusuk cocok digunakan
untuk struktur pelat dengan bentangan 6-9 m serta memikul beban hidup sebesar
3,5-5,5kN/m2 (Agus Setiawan, 2016a, p.252).
c. Pelat Dua Arah
Apabila struktur pelat beton ditopang dikeempat sisinya, dan rasio antara
bentang panjang terhadap bentang pendeknya kurang dari 2, maka pelat

Universitas Sumatera Utara


dikategorikan sebagai sistem pelat dua arah. Sistem pelat dua arah dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1) Sistem balok-pelat dua arah
Pada sistem ini pelat beton ditumpu oleh balok dikeempat sisinya. Beban
dari pelat ditransfer ke keempat balok penmpu yang selanjutnya mentransfer
bebannya ke kolom. Sistem pelat dua arah dengan balok ini dapat digunakan
untuk bentangan 6-9 meter, dengan beban hidup sebesar 2,5-5,5 kN/m2. Balok
akan meningkatkan kekakuan pelat, sehingga lendutan yang terjadi akan relatif
kecil.
2) Sistem slab datar (flat slab)
Sistem ini tidak memiliki balok penumpu di masing-masing sisinya. Beban
pelat ditransfer langsung ke kolom. Kolom cenderung akan menimbulkan
kegagalan geser pons pada pelat, yang dapat dicegah dengan beberapa alternatif:
 Memberikan penebalan setempat pada pelat (drop panel) serta menyediakan
kepala kolom (column capital)
 Menyediakan penebalan panel namun tanpa kepala kolom, panel disekitar
kolom harus cukup tebal untuk memikul terjadinya tegangan tarik diagonal
yang muncul akibat geser pons.
 Menggunakan kepala kolom tanpa ada penebalan panel.
Sistem slab datar dapat digunakan untuk bentangan 6-9 meter, dengan
beban hidup sebesar 4-7 kN/m2.
3) Sistem pelat datar (flat plate)
Sistem ini terdiri dari pelat yang tertumpu langsung ke kolom tanpa adanya
penebalan panel dan kepala kolom. Potensi kegagalan struktur terbesar akan
timbul akibat geser pons, yang akan menghasilkan tegangan tarik diagonal.
Sebagai akibat tidak adanya penebalan panel dan kepala kolom, maka dibutuhkan
ketebalan pelat yang lebih besar atau dengan memberikan penulangan ekstra
diarea sekitar kolom. Sistem slab datar dapat digunakan untuk struktur pelat
dengan bentangan 6-7,5 meter, dengan beban hidup sebesar 2,5-4,5 kN/m2.
4) Pelat dua arah berusuk dan pelat waffle
Ini merupakan sistem pelat dua arah dengan ketebalan pelat antara 50 mm
hingga 100 mm yang ditumpu oleh rusuk-rusuk dalam dua arah. Jarak antar rusuk

10

Universitas Sumatera Utara


berkisar antara 500 mm hingga 750 mm. Tepi-tepi pelat dapat ditopang oleh
balok, atau dapat juga pelat langsung menumpu pada kolom dengan memberikan
penebalan pada pelat disekitar kolom (Agus Setiawan, 2016b, p.253).

Tumpuan Pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang perlu dipertimbangkan jenis
perletkan dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara
pelat dan tumpuan akan menentukan besar momen lentur yang terjadi pada pelat.
(Ali Asroni, 2010b, p.192)
Untuk bangunan gedung, umumnya pelat ditumpu oleh balok-baloik dengan
berbagai sistem sebagai berikut:
 Monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga menjadi satu
kesatuan. Gambar (2.3)
 Ditumpu dinding-dinding / tembok bangunan. Gambar (2.4)
 Didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit. Gambar (2.5)
 Didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, dikenal dengan pelat
cendawan . Gambar (2.6)

Gambar 2.3 Pelat Ditumpu Balok Gambar 2.4 Pelat Ditumpu


(Monolit) Dinding tembok

Gambar 2.5 Pelat Ditumpu Balok Gambar 2.6 Pelat Ditumpu


Baja dengan Sistem Komposit Kolom Secara Langsung

11

Universitas Sumatera Utara


Jenis Perletakan Pelat pada balok
 Terletak bebas
Jika pelat diletakkan begitu saja diatas balok, atau antara pelat dan balok
tidak dicor bersama-sama sehingga pelat dapat berotasi bebas pada tumpuan
tersebut. Gambar (2.7)

Gambar 2.7 pelat terletak bebas


 Terjepit elastis
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, tetapi ukuran balok
cukup kecil sehingga balok tidak cukup kuat untuk mencegah terjadinya rotasi.
Gambar (2.8)

Gambar 2.8 pelat terjepit elastis


 Terjepit penuh
Jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit, dan ukuran balok
cukup besar sehingga mampu untuk mencegah terjadinya rotasi pelat. Gambar
(2.9) (Ali Asroni, 2010c, p.193)

Gambar 2.9 pelat terjepit penuh

12

Universitas Sumatera Utara


3. Pelat Lantai Baja

Gambar 2.10 Pelat lantai baja

Konstruksi pelat lanta baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang
komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material baja. Pada
tahap ini pelat lantai baja digunakan pada bangunan semi permanen seperti
bangunan untuk bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain (A.L. Fatin, 2014d).

2.1.4 Metode Pengerjaan Struktur Pelat Lantai


Macam-macam metode pengerjaan struktur pelat lantai gedung ini yaitu:
1. Metode Konvensional
Metode konvensional yaitu pengerjaan pembetonan dilakukan manual
ditempat (cast in place). Langkah-langkah pengerjaan pengecoran pelat lantai
metode konvensional yaitu:
 Pemasangan perancah / scaffolding
 Pemasangan bekisting
 Perakitan tulangan / pembesian
 Pengecoran
Kelebihan beton konvensional:
 Lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan
 Dapat dibuat di tempat yang sempit
 Pengawasan lebih mudah dan terkontrol

13

Universitas Sumatera Utara


Kekurangan beton konvensional:
 Waktu pengerjaan lebih lama
 Membutuhkan banyak tenaga kerja
 Kualitas dan Mutu sulit terukur
 Kurang ramah lingkungan karena terdapat limbah dari sisa sisa pengerjaan
seperti bekisting kayu
 Pengaruh cuaca relatif besar
2. Metode Full precast
Metode full precast ini adalah metode pengerjaan pelat lantai dengan
seluruh komponen pelat lantai menggunakan beton pracetak. Beton pracetak
adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen
penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site
fabrication), terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan
terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation),
dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit
terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh
metoda pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta
ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara
penyambungan antar komponen join (Abduh, 2007, as cited in perkembangan
beton pracetak, 2014).
Hendrawan Wahyudi dan Hery Dwi Hanggoro (2010) menjelaskan bahwa
struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
struktur konvensional, antara lain:
Kelebihan beton precast:
 Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi
 Waktu pelaksanaan yang cepat
 Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik
 Penggunaan cetakan yang berulang-ulang
 Penyelesaian finishing mudah
 Tidak dibutuhkan lahan proyek yang luas, mengurangi kebisingan, lebih
bersih dan ramah lingkungan
Kelemahan beton precast:

14

Universitas Sumatera Utara


 Tidak ekonomis bagi produksi yang jumlahnya sedikit
 Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas
alat angkat dan alat angkut
 Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan
pada beton pracetak
 Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan
 Hanya dapat dilaksanakan di daerah yang sudah tersedia peralatan untuk
handling dan erection.
 Jarak maksimum transportasi yang ekonomis dengan menggunakan truk
adalah antara 150 sampai 350 k, tetapi ini juga tergantung dari tipe
produknya. Sedangkan untuk angkutan laut, jarak maksimum transportasi
dapat sampai diatas 1000 km.
 Di tempat yang sering timbul gempa, konstruksi beton pracetak cukup
berbahaya pada daerah sambungannya, sehingga masalah sambungan
merupakan persoalan yang utama pada perencanaan beton pracetak (as cited
in Beton pracetak, 2014).
Metode ini bisa disebut metode yang paling cepat pengerjaannya. Akan
tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sambungan beton pracetak,
transportasi beton pracetak ke lokasi proyek, kekuatan alat angkat, dimana kuat
angkat ujung tower crane harus lebih besar dari total beton precast.

3. Metode half slab

Lapis 2 Beton Cor


konvenional
Lapis 1 Beton precast

Gambar 2.11 Ilustrasi pelat lantai metode half slab

Metode ini disebut metode half slab karena sebagian struktur pelat lantai
dikerjakan dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat di pabrik untuk
kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang sebagai lapisan pertama yang
sekaligus berperan sebagai bekisting, kemudian dilanjutkan dengan perakitan besi

15

Universitas Sumatera Utara


tulangan dan pengecoran lapisan kedua pelat lantai yang dilakukan langsung di
lapangan.
Kelebihan pelat lantai metode half slab:
 Waktu pengerjaan lebih cepat dibanding pelat lantai sistem konvensional
 Efisiensi pemakaian material bekisting, karena yang berperan sebagai
bekisting disini adalah beton pracetak.
 Karena tidak menggunakan kayu maka telah melaksanakan program green
building yang tidak merusak lingkungan.
Kekurangan pelat lantai metode half slab:
 Sulit diaplikasikan pada area tepi gedung (kantilever)
 Perlu trik khusus jika digunakan pada area toilet atau atap gedung agar tidak
mengalami kebocoran
 Proses pengiriman beton pracetak dari pabrik ke lokasi proyek
 Keterbatasan kapasitas alat angkat beton pracetak (Ahadi, 2013)
4. Metode Bondek

Lapis 2 Beton Cor


Lapis 1 Pelat
Bondek
Gambar 2.12 Ilustrasi pelat lantai metode bondek

Metode Bondek yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah dengan


pelat bondek yang juga berperan sebagai bekisting kemudian dilanjutkan dengan
perakitan tulangan bagian atas dan pengecoran struktur bagian atas pelat lantai.
Penggantian tulangan bawah dengan pelat bondek diharapkan mampu menghemat
pemakaian besi tulangan dan bekisting.
Kelebihan pelat lantai metode bondek:
 Efisiensi pemakaian material bekisting, karena yang berperan sebagai
bekisting disini adalah pelat bondek.
 Tidak menggunakan besi tulangan bagian bawah karena fungsinya sudah
digantikan oleh bondek.
 Pengerjaan lebih cepat dibanding dengan sistem konvensional
 Bagian bawah pelat lantai lebih rapi.

16

Universitas Sumatera Utara


 Pelat bondek masih aman bila terkena kebakaran.
 Pelat bondek anti karat.
 Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja pada proses pemasangan
Kekurangan pelat lantai metode bondek:
 Tidak bisa diterapkan pada sisi tepi gedung (pelat lantai kantilever)
 Dibutuhkan keahlian khusus dalam pemasangan untuk menghindari
kemungkinan material bondek yang terbuang
 Harga yang terpengaruh dengan perkembangan baja.
 Pemasangan sambungan antar sisi bondek harus menggunakan las listrik
untuk menguatkan sambungan (Ahadi, 2013)

2.2 Biaya Konstruksi


2.2.1 Pengertian Biaya Konstruksi
Biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu
proyek. Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Bila kondisi keuangan tidak dapat menunjang
kegiatan pelaksanaan proyek, dapat ditempuh dengan cara menurut Ariyanto
(2003), yaitu:
1) Peminjaman kepada bank atau lembaga keuangan untuk keperluan
pembiayaan secara tunai agar dapat menekan biaya, namun harus membayar
bunga pinjaman.
2) Tidak meminjam uang, namun menggunakan kebijakan kredit barang atau
jasa yang diperlukan. Dengan menggunakan cara ini akan dapat menghindari
bunga pinjaman, namun harga yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan
cara tunai.
Perhitungan biaya proyek sangat penting dilakukan dalam
mengendalikan sumber daya yang ada mengingat sumber daya yang ada semakin
terbatas. Untuk itu, peran seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan
biaya proyek dan mengendalikan (mengontrol) realisasi biaya sesuai dengan
batasan-batasan yang ada pada estimasi.

17

Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Jenis-jenis biaya
Dalam perhitungan estimasi biaya proyek konstruksi jenis-jenis biaya
dibedakan sebagai berikut:
a. Biaya Langsung (Direct Cost)
Yang dimaksud dengan biaya langsung adalah seluruh biaya yang berkaitan
langsung dengan fisik proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang
dilakukan proyek (dari persiapan hingga penyelesaian) dan biaya mendatangkan
seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut. Biaya langsung dapat
dihitung dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
Biaya langsung ini juga biasa disebut dengan biaya tidak tetap (variable cost),
karena sifat biaya ini tiap bulannya jumlahnya tidak tetap, tetapi berubah-ubah
sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
Secara garis besar, biaya langsung pada proyek konstruksi sesuai dengan
definisi diatas dibagi menjadi lima (Asiyanto, 2005):
1. Biaya bahan / material
Untuk menghitung biaya langsung mengenai bahan bangunan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Bahan sisa / yang terbuang (waste)
 Harga loco atau franco
 Cara pembayaran kepada penjual (supplier)
2. Biaya upah pekerja (tenaga)
Untuk menghitung biaya langsung mengenai upah buruh bangunan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Untuk menghitung upah buruh dibedakan dalam : upah harian, borongan per
unit volume atau borong keseluruhan.
 Perlu diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya.
 Perlu diketahui apakah buruh atau mandor dapat diperoleh dari daerah
sekitar lokasi proyek atau tidak. Bila tidak, berarti harus didatangkan buruh
dari daerah lain. Ini menyangkut masalah : ongkos transport dari daerah asal
ke lokasi proyek, penginapan, gaji ekstra dan lain sebagainya.

18

Universitas Sumatera Utara


3. Biaya alat
Untuk menghitung biaya langsung mengenai biaya peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan konstruksi / bangunan perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Untuk peralatan yang disewa perlu diperhatikan ongkos keluar masuk
garasi, ongkos buruh untuk menjalankan peralatan, bahan baku dan biaya
operasi kecil.
 Untuk peralatan yang tidak disewa perlu diperhatikan bunga investasi,
depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.
4. Biaya subkontraktor
5. Biaya lain-lain
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Yang dimaksud dengan biaya tidak langsung adalah seluruh biaya yang
terkait secara tidak langsung, yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya
terjadi diluar proyek namun harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek
tersebut. Adapun biaya tidak langsung ini meliputi antara lain:
1. Biaya pemasaran
2. Biaya overhead
Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 jenis biaya yaitu :
o Overhead Proyek (dilapangan), diantaranya adalah :
 Biaya personil di lapangan
 Fasilitas sementara proyek seperti biaya untuk pembuatan gudang, kantor,
penerangan, pagar, komunikasi, transportasi.
 Bank Garansi, bunga bank, ijin bangunan.
 Peralatan kecil yang umumnya habis / terbuang setelah proyek selesai.
 Foto-foto dan gambar jadi (as built drawing)
 Quality control seperti test mutu beton, baja, sondir, dll.
 Rapat-rapat di lapangan
 Biaya-biaya pengukuran.

19

Universitas Sumatera Utara


o Overhead Kantor
Adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha, termasuk didalamnya seperti
sewa kantor dan fasilitasnya, honor pegawai, ijin-ijin usaha, prakualifikasi,
referensi bank, anggota assosiasi.
3. Pajak
4. Biaya tidak terduga (Contingencies)
Contingencies adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin bisa
terjadi, mungkin tidak. Contoh: Naiknya muka air tanah, banjir, longsor, dsb.
5. Keuntungan kontraktor (Pojok Sipil, 2011; Mhd.Amar Faiz, 2011)

2.2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Menurut J. A. Mukomoko (1987) RAB adalah perkiraan nilai uang dari
suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta
rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan
rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan
dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan volume dari setiap item
pekerjaan pada gambar atau bestek. RAB diajukan oleh kontraktor pada saat
terjadi penawaran, yang mana RAB ini dipakai patokan bagi kontraktor untuk
mengajukan penawaran. Biaya ini disamping tergantung pada volume, juga sangat
tergantung pada upah tenaga kerja dan karyawan, harga material yang dibutuhkan
dan jasa kontraktor serta pajak.
Maksud dan tujuan penyusunan RAB bangunan adalah untuk
menghitung biaya-biaya yang diperlukan suatu bangunan dan dengan biaya ini
bangunan tersebut dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan.
Tahapan-tahapan harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya
adalah sebagai berikut (Ervianto, 2003) :
1. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar
menyediakan bahan/material konstruksi.
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah
lokasi proyek atau upah pekerja pada umumnya jika pekerja didatangkan
dari luar daerah lokasi proyek.

20

Universitas Sumatera Utara


3. Melakukan perhitungan analisis bahan dan upah dengan menggunakan
analisis yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.
4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil
analisa satuan pekerjaan dan kuantitas pekerjaan.
5. Membuat rekapitulasi.
Menurut Sugeng Djojowirono (1984) RAB adalah Perkiraan biaya yang
diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan
diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Biaya (anggaran) adalah jumlah dari masing-masing hasil perkiraan
volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Secara umum dapat
disimpulkan sebagai berikut:
RAB = ∑(Volume) x Harga Satuan Pekerjaan
2.2.3.1 Volume / Kubikasi pekerjaan
Menurut Bachtiar Ibrahim (2001) yang dimaksud dengan volume suatu
pekerjaan ialah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu
satuan. Jadi volume pekerjaan bukanlah volume (isi sesungguhnya), melainkan
jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu satuan.

2.2.3.2 Harga Satuan Pekerjaan


Harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan
rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka yang
menunjukkan jumlah material, tenaga dan biaya persatuaan pekerjaan.

Harga satuan pekerjaan merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu


per satuan tertentu berdasarkan rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan,
dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan tersebut.

Harga satuan bahan dan upah dan upah tenaga kerja di setiap daerah
berbeda-beda sehingga dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu
bangunan atau proyek harus berpedoman pada harga satuan dan upah tenaga kerja
di pasaran dan lokasi pekerjaan.

21

Universitas Sumatera Utara


Menurut Bachtiar Ibrahim (2001) yang dimaksud dengan harga satuan
pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan
perhitungan analisis. Secara umum dapat disimpulkan menjadi:

Harga Satuan Pekerjaan = H. S. Bahan + H. S. Upah + H. S. Alat


2.2.3.3 Analisa Harga Satuan
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga
satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan
bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart
pengupahan pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan
per satuan pekerjaan konstruksi.
 Analisa Harga Satuan Bahan
Adalah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan, serta besar
biaya yang dibutuhkan.
 Analisa Harga Satuan Upah
Adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut
 Analisa Harga Satuan Alat
Adalah harga satuan dasar alat yang meliputi biaya pasti, biaya operasi dan
pemeliharaan dan biaya operatornya.

22

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 UMUM

Agar proses pengerjaan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik dan

efektif maka dibutuhkanlah suatu metodologi penelitian. Bab ini membahas

tentang metodologi penelitian yang digunakan. Adapun tugas akhir ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan metode studi kasus.

Menurut Sugiono (2008), metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah

yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan

terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya

berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.

Menurut Saifuddin Azwar (2007) penelitian dengan pendekatan kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

metode statistika.

Menurut Bogdan & Bikien (1982) adalah suatu penelitian dengan

melakukan pengujian secara rinci atas sesuatu, baik individu (orang), latar,

pembukuan dan penyimpanan dokumen, atau bahkan peristiwa tertentu.

Menurut Creswell (1988), studi kasus merupakan penelitian yang

mengeksplorasi suatu sistem yang terikat atau sebuah kasus (atau bisa jadi

beberapa kasus) yang terjadi selama kurun waktu tertentu melalui pengumpulan

23

Universitas Sumatera Utara


data yang mendalam dan terperinci dari berbagai sumber informasi yang dapat

dipercaya kebenaran persaksiannya. Pengumpulan informasi dalam studi kasus

menurut Creswell dapat dilakukan dengan melakukan wawancara pada informan,

observasi lapangan langsung, serta berbagai dokumen serta laporan yang sudah

ada sebelumnya dan bahan materi berbentuk audivisual.

3.2 TEMPAT PENELITIAN

Obyek yang digunakan untuk studi kasus penelitian tugas akhir ini adalah

Proyek Pembangunan The Manhattan Mall and Condominium Medan, berikut

adalah data umum proyek tersebut:

a. Nama Proyek : The Manhattan Mall & Condominium Medan

b. Lokasi Proyek : Jl. Gagak hitam simp. Gatot subroto, Medan,

Sumatera Utara

c. Pemilik Proyek : PT. Greenland Garden Realty

d. Kontraktor : PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP)

e. Konsultan Perencana :

1. Struktur : PT. Davy Sukamta & Partners

2. Arsitektur : PT. Megatika International

3. QS : PT. Graha Estimatika Pradana

4. Perencanaan ME : PT. Skemanusa Consultama Teknik

f. Spesifikasi Bangunan :

1. Basement : 3 Lantai

2. Podium : 8 Lantai

3. Condominium : 30 Lantai

24

Universitas Sumatera Utara


Lokasi Proyek

Gambar 3.1 Lokasi Proyek

Pada proyek The Manhattan Mall & Condominium ini menggunakan 2

unit Tower Crane yang berfungsi untuk membantu jalannya proyek. Secara desain

awal, struktur didesain dengan pengecoran beton konvensional (monolit pelat,

balok, kolom). Dengan pertimbangan percepatan pengerjaan proyek dan biaya

proyek, sebagian struktur pelat lantai pada lantai 2, lantai 3, lantai 4, lantai 5, dan

lantai 5a dikerjakan dengan menggunakan metode Half Slab (Lapis pertama

menggunakan Beton precast, dan lapis kedua menggunakan beton cor

konvensional).

25

Universitas Sumatera Utara


3.3 JENIS DATA PENELITIAN

Menurut Slamet Riyadi, data adalah kumpulan informasi yang diperoleh

dari pengamatan dimana data bisa berupa angka-angka atau lambang.

Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka

yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan

informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,data

sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua) (Cahya Suryana, 2010).

Yang merupakan data sekunder dalam penelitian ini adalah:

 Literatur

 Data Proyek

3.4 METODE PENGAMBILAN DATA

Adapun Metode pengambilan data yang digunakan adalah:

a. Studi Literatur

Penulis mengumpulkan dan mempelajari referensi yang membahas tentang

metode pengerjaan pelat lantai

b. Metode Observasi

Penulis meninjau langsung ke lapangan untuk pengambilan data proyek dan

dokumentasi yang diperlukan untuk penelitian

26

Universitas Sumatera Utara


c. Metode Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab maupun diskusi dengan pihak yang

bertanggung jawab atas proyek.

3.5 PROSES PENELITIAN

Dalam penelitian ini, akan digunakan beberapa data untuk mendukung

hasil penelitian ini. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa literatur

dan data proyek.

Dari data yang sudah diperoleh, langkah-langkah yang dilakukan dalam

pengolahan data adalah:

 Merangkum pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan struktur

pelat lantai

 Menghitung harga satuan pekerjaan dari masing-masing pekerjaan dengan

menggunakan tabel analisis harga satuan dasar (HSD) bahan, tenaga kerja, alat

dari PERMEN PU NO.28/PRT/M/2016 dengan cara mengalikan koefisien

dengan harga satuan dasar untuk mendapatkan jumlah, kemudian jumlah

diakumulasikan sehingga didapatkan harga satuan pekerjaan.

 Menghitung total harga pekerjaan struktur pelat lantai dengan mengalikan

harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan

 Menghitung harga pekerjaan per m2 dengan membagikan total harga pekerjaan

dengan total luasan pekerjaan.

 Menghitung perbandingan harga dari pekerjaan struktur pelat lantai metode

konvensional dengan metode Half Slab.

27

Universitas Sumatera Utara


 Dari data hasil observasi dan wawancara dihitung progress pekerjaan precast

half slab.

 Dari data progress pekerjaan, dihitung angka produktivitas per minggu

pekerjaan pelat lantai metode konvensional dan Half Slab

28

Universitas Sumatera Utara


3.6 DIAGRAM ALIR PENELITIAN

Mulai

Pengumpulan Jurnal / Referensi

Penyimpulan Judul

Judul : Analisa Perbandingan Biaya Dan Waktu


Pekerjaan Struktur Pelat Lantai
Dengan Metode Konvensional Dan Half Slab Pada
Proyek Pembangunan Gedung Manhattan Medan

Studi Literatur

Penulis mengumpulkan literatur tentang pelat lantai dan


metode pengerjaannya

Pengumpulan Data Penelitian

Mengumpulkan data-data yang diperlukan


untuk penulisan tugas akhir

 Literatur
 Data Proyek

29

Universitas Sumatera Utara


Analisis Data dan Pembahasan

Menguraikan jenis-jenis kegiatan


Menghitung Volume Pekerjaan
Menghitung harga satuan pekerjaan dengan menggunakan tabel Harga satuan dasar
(HSD) bahan, tenaga kerja, alat dari PERMEN PU NO.28/PRT/M/2016
Membagi total harga pekerjaan dengan total luasan untuk mendapatkan harga per m2
Membuat analisa perbandingan biaya pekerjaan AHSP dengan perhitungan kontraktor
Menghitung produktivitas pekerjaan pelat per minggu
Membuat analisa perbandingan waktu pekerjaan perhitungan dengan aktual

Kesimpulan dan Saran

Berisi kesimpulan dan saran dari hasil dari penelitian yang dilakukan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

30

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 UMUM

Berikut adalah beberapa informasi mengenai tempat penelitian yang

diperlukan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Nama Proyek : The Mahattan Mall & Condominium Medan

Lokasi Proyek : Jl. Jend. Gatot Subroto, Medan, Sumatera Utara.

Pemilik Proyek : PT. Greenland Garden Realty

Kontraktor Proyek : PT. Pembangunan Perumahan (PT. PP)

Item Pekerjaan : Pekerjaan Struktur Pelat lantai

4.2 ANALISA DATA

Setelah dilakukan pengolahan dari data-data yang didapat dari pelaksana

pembangunan gedung The Manhattan dengan menggunakan Ms.Excel, maka

didapati beberapa data dibawah ini, seperti :

1. Data analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode konvensional

2. Data analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode Half slab

3. Data analisa waktu pengerjaan pelat lantai metode konvensional

4. Data analisa waktu pengerjaan pelat lantai metode Half slab

Berikut adalah Tabel volume pekerjaan, analisa konvensional, dan analisa

Half slab, progress kerja mingguan:

31

Universitas Sumatera Utara


4.2.1 Volume Pekerjaan

Tabel 4.1 Luas area pelat lantai

Volume
No. Lantai Satuan
Konvensional Half slab
m2
Lantai 2 4344,05 1876,10
m2
Lantai 3 4223,06 1963,70
m2
Lantai 4 3851,68 2562,30
m2
Lantai 5 3393,88 3182,80
m2
Lantai 5A 2488,69 3014,90

Tabel 4.2 Volume pembesian pelat lantai

Volume
No. Lantai Half slab Satuan
Konvensional
Lapis 1 Lapis 2
Lantai 2 35388,339 9024,3988 6.517,54 Kg

Lantai 3 33665,224 9445,7715 6.555,71 Kg

Lantai 4 31850,054 12325,1517 8.965,60 Kg

Lantai 5 30046,313 15309,875 12.344,40 Kg

Lantai 5A 22060,236 14502,244 12.004,08 Kg

Tabel 4.3 Volume Pembetonan pelat lantai

Volume
No. Lantai Half slab Satuan
Konvensional
Lapis 1 Lapis 2
M3
Lantai 2 527,07 131,33 100,15
M3
Lantai 3 513,72 137,46 106,72
M3
Lantai 4 469,73 179,36 134,64
M3
Lantai 5 426,16 222,80 169,44
M3
Lantai 5A 302,12 211,04 151,97

32

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode konvensional

Tabel 4.4 Analisa Pemasangan 1m2 bekisting lantai

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,200 110.000 22.000
2 Tukang Kayu L.02 OH 0,100 135.000 13.500
3 Kepala tukang L.03 OH 0,010 150.000 1.500
4 Mandor L.04 OH 0,020 135.000 2.700
Jumlah Harga Tenaga Kerja 39.700
B Bahan
1 Multiflex 12 mm atau 18mm M.39.c Lembar 0,128 235.000 30.080
2 Kaso 5/7 cm M.33.d m3 0,005 3.850.000 19.250
3 Paku 5cm dan 7 cm M.71.b Kg 0,22 22.000 4.840
4 Minyak bekisting M.129 Liter 0,2 29.000 5.800
Jumlah Harga Bahan 59.970
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan -
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 99.670
E Overhead + Profit 10% xD 9.967
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 109.637

33

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5 Analisa Bongkar 1m2 Bekisting

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,040 110.000 4.400
3 Mandor L.04 OH 0,004 135.000 540
Jumlah Harga Tenaga Kerja 4.940
B Bahan
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan -
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 4.940
E Overhead + Profit 10% xD 494
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 5.434

34

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.6 Analisa Mengangkut/ menaikkan 100 kg tulangan

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,300 110.000 33.000
2 Tukang Besi L.02 OH 0,100 135.000 13.500
3 Mandor L.04 OH 0,030 135.000 4.050
Jumlah Harga Tenaga Kerja 50.550
B Bahan
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
1 Crane E.07.a Sewa-hari 0,025 300.000 7.500
Jumlah Harga Peralatan 7.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 58.050
E Overhead + Profit 10% xD 5.805
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 63.855

35

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 Analisa Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,700 110.000 77.000
2 Tukang Besi L.02 OH 0,700 135.000 94.500
3 Kepala tukang L.03 OH 0,070 150.000 10.500
4 Mandor L.04 OH 0,070 135.000 9.450
Jumlah Harga Tenaga Kerja 191.450
B Bahan
1 Besi Beton (polos/ulir) M.55.d Kg 105 14.000 1.470.000
2 Kawat Ikat M.67 Kg 1,5 24.000 36.000
Jumlah Harga Bahan 1.506.000
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan -
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 1.697.450
E Overhead + Profit 10% xD 169.745
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 1.867.195

36

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8 Analisa Pengecoran 1 m³ Beton menggunakan Ready mixed dan bahan aditif
No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1,000 110.000 110.000
2 Tukang Batu L.02 OH 0,250 135.000 33.750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,025 150.000 3.750
4 Mandor L.04 OH 0,100 135.000 13.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja 161.000
B Bahan
1 Ready mix K400 M.09.x m3 1,020 1.012.000 1.032.240
Jumlah Harga Bahan 1.032.240
C Peralatan
1 Pompa dan Conveyor beton E.35 Sewa-hari 0,120 2.000.000 420.000
Jumlah Harga Peralatan 420.000
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 1.613.240
E Overhead + Profit 10% xD 161.324
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 1.774.564

37

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.9 Analisa Pemadatan 1 m3 beton pada saat mengecor

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 3 4
2 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 L.01 OH
Pekerja 0,250 110.000 27.500
3 L.04 OH
Mandor 0,025 135.000 3.375
Jumlah Harga Tenaga Kerja
30.875
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
-
C Peralatan
1 E.48 Sewa-hari
Pompa dan Conveyor beton 0,1 3.500.000 350.000
Jumlah Harga Peralatan
350.000
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 380.875
E
Overhead + Profit 10% xD 38.088
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E)
418.963

38

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.10 Analisa Pelaksanaan Curring Beton

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 3 4
2 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 L.01 OH
Pekerja 2,000 110.000 220.000
3 L.04 OH
Mandor 0,100 135.000 13.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja
233.500
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
-
C Peralatan
1 M.123.b m3
Air 20 - -
Jumlah Harga Peralatan
-
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 233.500
E
Overhead + Profit 10% xD 23.350
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E)
256.850

39

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11 Biaya pekerjaan bekisting

No. Pembekistingan Volume (m2) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)


1 Pelat lantai 2 4344,05 115.071 499.874.635
2 Pelat lantai 3 4223,06 115.071 485.952.292
3 Pelat lantai 4 3851,68 115.071 443.216.177
4 Pelat lantai 5 3393,88 115.071 390.537.431
5 Pelat lantai 5a 2488,69 115.071 286.376.535
Total 701.985.690

Tabel 4.12 Biaya pekerjaan pembesian


No. Pembesian Volume (Kg) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 35388,339 19.311 683.366.520
2 Pelat lantai 3 33665,224 19.311 650.092.303
3 Pelat lantai 4 31850,054 19.311 615.040.475
4 Pelat lantai 5 30046,313 19.311 580.209.320
5 Pelat lantai 5a 22060,236 19.311 425.994.179
Total 2.954.702.796

Tabel 4.13 Biaya pekerjaan pembetonan


No. Pembetonan Volume (m3) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 527,07 1.851.523 1.167.212.645
2 Pelat lantai 3 513,72 1.851.523 1.137.653.431
3 Pelat lantai 4 469,73 1.851.523 1.040.218.091
4 Pelat lantai 5 426,16 1.851.523 943.747.268
5 Pelat lantai 5a 302,12 1.851.523 669.051.325
Total 4.957.882.759

40

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14 Total biaya pekerjaan pelat lantai metode konvensional
Harga Satuan Total
No. Item Pekerjaan Volume Satuan
(Rp) (Rp)
1 Pekerjaan Bekisting 18301,37 m2 115.071 701.985.690
2 Pekerjaan Pembesian 153010,17 kg 19.311 2.954.702.796
3 Pekerjaan Beton Readymix K-400 2.238,80 m3 1.851.523 4.957.882.759

Total Pekerjaan Pelat 8.614.571.246

Maka didapat harga pekerjaan struktur pelat lantai metode konvensional

per meter persegi adalah sebesar Rp. 470.706,-

41

Universitas Sumatera Utara


4.2.3 Analisa harga satuan pekerjaan pelat lantai metode Half slab
Tabel 4.15 Analisa Pembuatan 1 m2 bekisting untuk pelat beton pracetak

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,007 110.000 770
Tukang Kayu L.02 OH 0,076 135.000 10.260
Kepala Tukang L.03 OH 0,008 150.000 1.200
Mandor L.04 OH 0,001 135.000 135
JUMLAH TENAGA KERJA 12.365
B BAHAN
Lantai kerja t=10cm m3 0,008 30.000 240
besi hollow (50x50x4) Kg 9,394 8.600 80.805
Kaso 5/7 cm m3 0,005 3.850.000 19.250
Phenol film 12 mm Lbr 0,080 235.000 18.800
Minyak bekisting L 0,200 29.000 5.800
Dinabolt Ø 12mm (10 s.d.15 cm) buah 3,882 8.000 31.056
JUMLAH HARGA BAHAN 155.951
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 168.316
E Overhead & Profit 10% xD 16.832
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 185.147

42

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.16 Analisa Pembesian 1 kg polos atau besi ulir

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,007 110.000 770
Tukang Besi L.02 OH 0,007 135.000 945
Kepala Tukang L.03 OH 0,0007 150.000 105
Mandor L.04 OH 0,0004 135.000 54
JUMLAH TENAGA KERJA 1.874
B BAHAN
Besi Beton (polos/ulir) Kg 1,05 14.000 14.700
Kawat Ikat Kg 0,015 24.000 360
JUMLAH HARGA BAHAN 15.060
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 16.934
E Overhead & Profit 10% xD 1.693
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 18.627

43

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17 Analisa Penuangan/menebar beton 1 m3 komponen untuk pelat pracetak

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0,064 110.000 7.040
Tukang Batu L.02 OH 0,244 135.000 32.940
Tukang Vibrator L.02 OH 0,128 135.000 17.280
Kepala Tukang L.03 OH 0,034 150.000 5.100
Mandor L.04 OH 0,073 135.000 9.855
JUMLAH TENAGA KERJA 72.215
B BAHAN 1.032.240
JUMLAH HARGA BAHAN 1.032.240
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 1.104.455
E Overhead & Profit 10% xD 110.446
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 1.214.901

44

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.18 Analisa Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah komponen pelat beton pracetak

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA

Pekerja L.01 OH 0,053 110.000 5.830

Tukang Kayu L.02 OH 0,018 135.000 2.430

Mandor L.04 OH 0,005 135.000 675

JUMLAH TENAGA KERJA 8.935


B BAHAN

JUMLAH HARGA BAHAN -


C PERALATAN

JUMLAH HARGA ALAT -

D Jumlah (A+B+C) 8.935

E Overhead & Profit 10% xD 894

F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 9.829

45

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19 Analisa Ereksi 1 buah komponen untuk pelat pracetak

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA
Operator crane L.08 OH 0,067 150.000 10.050
Pembantu operator crane L.09 OH 0,067 110.000 7.370
Pekerja L.01 OH 0,067 110.000 7.370
Tukang Batu L.02 OH 0,067 135.000 9.045
Tukang Ereksi precast L.02 OH 0,134 135.000 18.090
Kepala tukang L.03 OH 0,067 150.000 10.050
Mandor L.04 OH 0,067 135.000 9.045
JUMLAH TENAGA KERJA 71.020
B BAHAN
Solar L 6,676 6.500 43.394
JUMLAH HARGA BAHAN 43.394
C PERALATAN
unit
Crane hari 0,067 300.000 20.100
buah
Pipe support hari 1,100 35.000 38.500
JUMLAH HARGA ALAT 58.600
D Jumlah (A+B+C) 173.014
E Overhead & Profit 10% xD 17.301
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 190.315

46

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.20 Analisa Langsir 1 buah komponen untuk pelat pracetak

Harga Satuan Jumlah Harga


No Uraian Kode Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
A TENAGA
Operator crane L.08 OH 0,019 150.000 2.850
Pembantu operator crane L.09 OH 0,019 110.000 2.090
Pekerja L.01 OH 0,019 110.000 2.090
Tukang Batu L.02 OH 0,038 135.000 5.130
JUMLAH TENAGA KERJA 12.160
B BAHAN
Solar L 1,897 6.500 12.331
JUMLAH HARGA BAHAN 12.331
C PERALATAN
unit
Crane hari 0,019 300.000 5.700
JUMLAH HARGA ALAT 5.700
D Jumlah (A+B+C) 30.191
E Overhead & Profit 10% xD 3.019
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 33.210

47

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.21 Analisa Mengangkut/ menaikkan 100 kg tulangan

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kode
Uraian Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,300 110.000 33.000
2 Tukang Besi L.02 OH 0,100 135.000 13.500
3 Mandor L.04 OH 0,030 135.000 4.050
Jumlah Harga Tenaga Kerja 50.550
B Bahan
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
Sewa-
1 E.07.a
Crane hari 0,025 300.000 7.500
Jumlah Harga Peralatan 7.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 58.050
E Overhead + Profit 10% xD 5.805
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 63.855

48

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.22 Analisa Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kode
Uraian Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,700 110.000 77.000
2 Tukang Besi L.02 OH 0,700 135.000 94.500
3 Kepala tukang L.03 OH 0,070 150.000 10.500
4 Mandor L.04 OH 0,070 135.000 9.450
Jumlah Harga Tenaga Kerja 191.450
B Bahan
1 Besi Beton (polos/ulir) M.55.d Kg 105 14.000 1.470.000
2 Kawat Ikat M.67 Kg 1,5 24.000 36.000
Jumlah Harga Bahan 1.506.000
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan -
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 1.697.450
E Overhead + Profit 10% xD 169.745
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 1.867.195

49

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.23 Analisa Pengecoran 1 m³ Beton menggunakan Ready mixed dan bahan aditif

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kode
Uraian Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 1,000 110.000 110.000
2 Tukang Batu L.02 OH 0,250 135.000 33.750
3 Kepala Tukang L.03 OH 0,025 150.000 3.750
4 Mandor L.04 OH 0,100 135.000 13.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja 161.000
B Bahan
1 Ready mix K400 M.09.x m3 1,020 1.012.000 1.032.240
Jumlah Harga Bahan 1.032.240
C Peralatan
Sewa-
1 E.35
Pompa dan Conveyor beton hari 0,120 2.000.000 420.000
Jumlah Harga Peralatan 420.000
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 1.613.240
E Overhead + Profit 10% xD 161.324
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 1.774.564

50

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.24 Analisa Pemadatan 1 m3 beton pada saat mengecor

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kode
Uraian Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja L.01 OH 0,250 110.000 27.500
3 Mandor L.04 OH 0,025 135.000 3.375
Jumlah Harga Tenaga Kerja 30.875
B Bahan
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
Sewa-
1 E.48
Pompa dan Conveyor beton hari 0,1 2.000.000 350.000
Jumlah Harga Peralatan 350.000
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 380.875
E Overhead + Profit 10% xD 38.088
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E) 418.963

51

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.25 Analisa Pelaksanaan Curring Beton

Harga Satuan Jumlah Harga


No Kode
Uraian Satuan Koefisien (Rp) (Rp)
1 3
2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 L.01
Pekerja OH 2,000 110.000 220.000
3 L.04
Mandor OH 0,100 135.000 13.500
Jumlah Harga Tenaga Kerja
233.500
B Bahan
Jumlah Harga Bahan
-
C Peralatan
1 M.123.b
Air m3 20 - -
Jumlah Harga Peralatan
-
Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
D
(A+B+C) 233.500
E
Overhead + Profit 10% xD 23.350
F Harga satuan pekerjaan per - m2 (D+E)
256.850

52

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.26 Biaya pengerjaan bekisting precast

No. Bekisting precast Volume (m2) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 1876,10 185.129 347.355.216
2 Pelat lantai 3 1963,70 185.129 363.574.137
3 Pelat lantai 4 2562,30 185.129 474.403.427
4 Pelat lantai 5 3182,80 185.129 589.287.448
5 Pelat lantai 5a 3014,90 185.129 558.201.184
466.564.282

Tabel 4.27 Biaya pembesian precast

Pembesian
No. precast Volume (Kg) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 9024,398795 18.627 168.101.086
2 Pelat lantai 3 9445,771502 18.627 175.950.164
3 Pelat lantai 4 12325,15166 18.627 229.585.530
4 Pelat lantai 5 15309,875 18.627 285.183.166
5 Pelat lantai 5a 14502,24398 18.627 270.139.099
1.128.959.045

Tabel 4.28 Biaya pembetonan precast

Pembetonan
No. precast Volume (m3) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 131,33 1.214.901 159.549.238
2 Pelat lantai 3 137,46 1.214.901 166.999.008
3 Pelat lantai 4 179,36 1.214.901 217.905.769
4 Pelat lantai 5 222,80 1.214.901 270.674.972
5 Pelat lantai 5a 211,04 1.214.901 256.396.246
1.071.525.232

53

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.29 Biaya Pasang & Buka Bekisting precast
Pasang + Buka Volume
No. Bekisting (buah) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 257 9.829 2.525.925
2 Pelat lantai 3 269 9.829 2.643.867
3 Pelat lantai 4 351 9.829 3.449.804
4 Pelat lantai 5 436 9.829 4.285.226
5 Pelat lantai 5a 413 9.829 4.059.171
16.963.991

Tabel 4.30 Biaya Ereksi Precast


No. Ereksi Precast Volume (buah) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 257 190.315 48.911.058
2 Pelat lantai 3 269 190.315 51.194.843
3 Pelat lantai 4 351 190.315 66.800.705
4 Pelat lantai 5 436 190.315 82.977.514
5 Pelat lantai 5a 413 190.315 78.600.260
328.484.380

Tabel 4.31 Biaya Langsir Precast


No. Langsir Precast Volume (buah) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 257 33.210 8.534.854
2 Pelat lantai 3 269 33.210 8.933.369
3 Pelat lantai 4 351 33.210 11.656.552
4 Pelat lantai 5 436 33.210 14.479.364
5 Pelat lantai 5a 413 33.210 13.715.544
57.319.683

54

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.32 Biaya pekerjaan pembesian Half slab lapis 2
No. Pembesian pelat Volume (Kg) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 6.517,54 19.311 125.856.999
2 Pelat lantai 3 6.555,71 19.311 126.594.130
3 Pelat lantai 4 8.965,60 19.311 173.130.296
4 Pelat lantai 5 12.344,40 19.311 238.376.582
5 Pelat lantai 5a 12.004,08 19.311 231.804.796
895.762.802

Tabel 4.33 Biaya pekerjaan pembetonan Half slab lapis 2


No. Pembetonan pelat Volume (m3) Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Pelat lantai 2 100,15 2.242.345 224.579.243
2 Pelat lantai 3 106,72 2.242.345 239.303.429
3 Pelat lantai 4 134,64 2.242.345 301.899.725
4 Pelat lantai 5 169,44 2.242.345 379.941.307
5 Pelat lantai 5a 151,97 2.242.345 340.762.472
1.486.486.177

Tabel 4.34 Total biaya pekerjaan pelat lantai metode Half slab

Harga Satuan Total


No. Item Pekerjaan Volume Satuan
(Rp) (Rp)
1 Pekerjaan Bekisting 12.600 m2 185.129 466.564.282
2 Pekerjaan Pembesian 60.607 kg 18.627 1.128.959.045
Pekerjaan Beton Readymix 1.214.901 1.071.525.232
3 K400 882 m3
4 Pasang + buka bekisting 1.726 bh 9.829 16.963.991
5 Ereksi 1.726 bh 190.315 328.484.380
6 Langsir 1.726 bh 33.210 57.319.683
7 Pekerjaan Pembesian 46.387 kg 19.311 895.762.802
Pekerjaan Beton Readymix 2.242.345 1.486.486.177
8 K400 663 m3
5.452.065.594
Total
Maka didapat harga pekerjaan struktur pelat lantai metode konvensional

per meter persegi adalah sebesar Rp. 432.710,-

55

Universitas Sumatera Utara


4.2.4 Analisa waktu pengerjaan pelat lantai aktual
Tabel 4.35 Produktivitas Pelat Lantai Metode Konvensional

Waktu
Item Luas (m2) Produktivitas Satuan
(Minggu)
Lantai 2 4344,05 7 620,579 m2/minggu
Lantai 3 4223,06 7 603,295 m2/minggu
Lantai 4 3851,68 7 550,239 m2/minggu
Lantai 5 3393,88 6 565,647 m2/minggu
Lantai 5A 2488,69 5 497,739 m2/minggu
Produktivitas 567,500 m2/minggu

Tabel 4.36 Produktivitas Pelat Lantai Metode Half slab

Waktu
Item Luas Produktivitas Satuan
(Minggu)
Lantai 2 1876,10 3 625,367 m2/minggu
Lantai 3 1963,70 3 654,567 m2/minggu
Lantai 4 2562,30 4 640,575 m2/minggu
Lantai 5 3182,80 4 795,700 m2/minggu
Lantai 5A 3014,90 4 753,725 m2/minggu
Produktivitas 693,987 m2/minggu

Penggunaan Metode Half slab pada pembangunan gedung The Manhattan


Mall & Condominium Medan dapat menghemat waktu pengerjaan sebesar
22,288% dibandingkan dengan pengerjaan pelat lantai metode konvensional
dengan selisih produktivitas sebesar 126,487 m2/minggu.

4.2.5 Analisa waktu pekerjaan pelat lantai metode Konvensional


4.2.5.1 Pekerjaan Acuan dan perancah
Hasil wawancara
1 grup kerja terdiri dari 1 Tukang dan 3 pekerja
Produktivitas pekerja untuk pelat lantai adalah:
Penyetelan =2 jam/20m2
pemasangan =4 jam/20m2
Pembongkaran =2 jam/20m2
1 hari 8 jam kerja
Jadi 1 grup kerja memiliki produktivitas sebesar 20 m2/hari

56

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.37 Durasi pekerjaan acuan dan perancah pelat metode konvensional
Menyetel Memasang Membongkar Total durasi
Zona Volume
(hari) (hari) (hari) (hari)
LANTAI 2 4344,05 3,39 6,79 3,39 13,58
LANTAI 3 4223,06 3,30 6,60 3,30 13,20
LANTAI 4 3851,68 3,01 6,02 3,01 12,04
LANTAI 5 3393,88 2,65 5,30 2,65 10,61
LANTAI 5A 2488,69 1,94 3,89 1,94 7,78
TOTAL 57,19

4.2.5.2 Pekerjaan Pembesian pelat konvensional


Perhitungan durasi pembeisan menggunakan analisa harga satuan pekerjaan
Permen Pu No. 28/PRT/M/2016. Dengan perhitungan pekerjaan pembesian
dilakuka oleh 15 grup kerja yang terdiri dari 1 Tukang dan 2 Pekerja.
Indeks pekerja untuk pekerjaan besi tulangan polos atau ulir per 100 kg adalah 0,7
OH, sehingga didapatkan 1 pekerja dapat menyelesaikan 142,857 kg/hari.

Maka 1 Grup kerja dapat mengerjakan 285,714 kg/hari.

Tabel 4.38 Durasi pekerjaan pembesian pelat metode konvensional

Total durasi
Zona Volume
(hari)
LANTAI 2 35388,339 8,26
LANTAI 3 33665,224 7,86
LANTAI 4 31850,054 7,43
LANTAI 5 30046,313 7,01
LANTAI 5A 22060,236 5,15
TOTAL 35,70

4.2.5.3 Pekerjaan Pengecoran pelat konvensional


Contoh perhitungan durasi pengecoran pelat lantai 2 zona 1
Perhitungan Delivery capacity
Perhitungan Horizontal equivalent length
Boom pipe = 5,5 m
Horizontal pipe = 64,4 m
Flexible hose =5m
Total = 74,9 m

57

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1 Grafik hubungan Delivery capacity dengan horizontal transport
distance
Dari grafik hubungan antara Delivery capacity dan Horizontal transport distance,
didapatkan Delivery capacity = 77,55 m3/jam
Asumsi kondisi peralatan baik, efisiensi kerja = 0,75
Produktivitas Concrete pump = 58,163 m3/jam
Volume Pengecoran = 23,47 m3
Kebutuhan ready mix (@7m3) = 4 truck
Kemampuan produksi = 58,163 m3/jam
Waktu operasional = 0,481 jam
Waktu persiapan Concrete pump dan truck mixer
Pengaturan posisi = 5 menit
Pengaturan pipa = 5 menit
Idle pompa = 5 menit
Pergantian truck = 5 menit
Tes slump = 5 menit
Total = 25 menit

58

Universitas Sumatera Utara


Total 4 ready mix = 100 menit = 1,667 jam
Waktu pasca pengoperasian
Pembersihan pompa = 20 menit
Bongkar pipa = 15 menit
Persiapan kembali = 5 menit
Total = 40 menit = 0,667 jam
Total waktu pengecoran lantai 2 zona 1 = 2,815 jam = 0,352 Hari
Tabel durasi pengecoran pelat konvensional terdapat di lampiran 6.
Dari hasil perhitungan analisa waktu pekerjaan pelat lantai metode konvensional
didapatkan:
Tabel 4.39 Rekap analisa waktu pekerjaan pelat konvensional

Item pekerjaan Durasi (Hari)


Pekerjaan Acuan dan Perancah 57,192
Pekerjaan Pembesian 35,702
Pekerjaan Pembetonan 26,454
Total 119,349
Luasan Pekerjaan (m2) 18301,371
2
Produktivitas (m /minggu) 920,063

4.2.6 Analisa waktu pekerjaan pelat lantai metode Half slab


Tabel 4.40 Volume Half slab

Dimensi Luas Volume


Zona Jumlah Panel zona Beton
P (m) L (m) t (m) (m2) (m3)
LANTAI 2
257 3,65 2 0,07 1876,1 131,327
LANTAI 3
269 3,65 2 0,07 1963,7 137,459
LANTAI 4
351 3,65 2 0,07 2562,3 179,361
LANTAI 5
436 3,65 2 0,07 3182,8 222,796
LANTAI 5A
413 3,65 2 0,07 3014,9 211,043

59

Universitas Sumatera Utara


4.2.6.1 Pekerjaan produksi precast Half slab
Hasil wawancara:
Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan 1 precast Half slab
Pembersihan cetakan = 5 menit
Setting cetakan = 10 menit
Pemberian Pelumas = 10 menit
Pembesian = 60 menit
Pengecoran = 20 menit
Perawatan = 30 menit
Pengangkatan ke stockyard = 10 menit
Jumlah waktu = 145 menit
1 Hari 8 jam kerja = 480 menit
Maka dalam 1 hari 1 grup kerja dapat memproduksi 3,31 precast half slab. Jika
terdapat 8 grup kerja, maka dalam satu hari kerja dapat memproduksi 26,5 precast
half slab.
Tabel 4.41 Durasi pekerjaan produksi precast half slab

Dimensi Luas Volume Lama


Jumlah
Zona zona Beton pengerjaan
Panel
P (m) L (m) t (m) (m2) (m3) (hari kerja)
9,704
LANTAI 2 257 3,65 2 0,07 1876,1 131,327
10,158
LANTAI 3 269 3,65 2 0,07 1963,7 137,459
13,254
LANTAI 4 351 3,65 2 0,07 2562,3 179,361
16,464
LANTAI 5 436 3,65 2 0,07 3182,8 222,796
15,595
LANTAI 5A 413 3,65 2 0,07 3014,9 211,043
4.2.6.2 Pekerjaan Ereksi precast

Contoh perhitungan durasi ereksi precast half slab lantai 2 zona 4


Spesifikasi tower crane
Kecepatan hoisting pergi = 60 m/menit
Kecepatan hoisting pulang = 100 m/menit
Kecepatan slewing = 0,7 rpm = 252 °/menit
Kecepatan trolley pergi = 30 m/menit

60

Universitas Sumatera Utara


Kecepatan trolley pulang = 65 m/menit
Kecepatan landing pergi = 60 m/menit
Kecepatan landing pulang = 100 m/menit
a. Perhitungan waktu pengangkatan pergi (penyimpanan ke pemasangan)
Hoisting (mekanisme angkat)
Kecepatan = 60 m/menit
Jarak = Tinggi lantai precast dipasang – tinggi precast disimpan
= 5,5 m
Waktu angkat = 0,092 menit
Slewing (mekanisme putar)
Kecepatan = 252 °/menit
Jarak = Sudut yg dijangkau TC dari penyimpanan ke pemasangan
= 107 °
Waktu putar = 0,425 menit
Trolley (mekanisme maju mundur trolley)
Kecepatan = 30m/menit
Jarak = jarak TC dari penyimpanan ke pemasangan
= 42 meter
Waktu trolley = 1,400 menit
Landing (mekanisme turun)
Kecepatan = 60 m/menit
Jarak = asumsi 2 meter
Waktu turun = 0,033 menit
Total waktu pengangkatan pergi = 1,950 menit
b. Perhitungan waktu kembali (pemasangan ke penyimpanan)
Hoisting (mekanisme angkat)
Kecepatan = 100 m/menit
Jarak = asumsi 2 meter
Waktu angkat = 0,020 menit
Slewing (mekanisme putar)
Kecepatan = 252 °/menit
Jarak = Sudut yg dijangkau TC dari pemasangan ke penyimpanan
= 107 °
Waktu putar = 0,425 menit
Trolley (mekanisme maju mundur trolley)
Kecepatan = 65 m/menit
Jarak = jarak TC dari pemasangan ke penyimpanan
= 42 meter
Waktu trolley = 0,646 menit
Landing (mekanisme turun)
Kecepatan = 100 m/menit
Jarak = Tinggi lantai precast dipasang – tinggi precast disimpan
= 5,5 meter
Waktu turun = 1,146 menit
Total waktu kembali = 1,950 menit

61

Universitas Sumatera Utara


c. Waktu pemasangan precast ke tower crane
Asumsi 2 menit
d. Instalasi precast half slab
Asumsi 5 menit
Total waktu pemasangan 1 precast = 10,10 menit
Tabel durasi pekerjaan ereksi precast half slab terdapat di lampiran 7.

4.2.6.3 Pekerjaan pembesian

Perhitungan durasi pembeisan menggunakan analisa harga satuan pekerjaan


Permen Pu No. 28/PRT/M/2016. Dengan perhitungan pekerjaan pembesian
dilakuka oleh 15 grup kerja yang terdiri dari 1 Tukang dan 2 Pekerja.

Indeks pekerja untuk pekerjaan besi tulangan polos atau ulir per 100 kg adalah 0,7
OH, sehingga didapatkan 1 pekerja dapat menyelesaikan 142,857 kg/hari

Maka 1 Grup kerja dapat mengerjakan 285,714 kg/hari

Tabel 4.42 Durasi pekerjaan pembesian pelat half slab

Durasi
Lantai Volume
(Hari)
LANTAI 2 6.517,54 1,52
LANTAI 3 6.555,71 1,53
LANTAI 4 8.965,60 2,09
LANTAI 5 12.344,40 2,88
LANTAI 5A 12.004,08 2,80
TOTAL 10,82
4.2.6.4 Pekerjaan Pengecoran
Contoh perhitungan durasi pengecoran pelat lantai 2 zona 4
Perhitungan Delivery capacity
Perhitungan Horizontal equivalent length
Boom pipe = 5,5 m
Horizontal pipe = 47,6m
Flexible hose =5m
Total = 58,1 m

62

Universitas Sumatera Utara


Dari grafik hubungan antara Delivery capacity dan Horizontal transport distance,
didapatkan Delivery capacity = 85,95 m3/jam

Asumsi kondisi peralatan baik, efisiensi kerja = 0,75

Produktivitas Concrete pump = 64,463 m3/jam

Volume Pengecoran = 25,25 m3

Kebutuhan ready mix (@7m3) = 4 truck

Kemampuan produksi = 64,463 m3/jam

Waktu operasional = 0,434 jam

Waktu persiapan Concrete pump dan truck mixer

Pengaturan posisi = 5 menit

Pengaturan pipa = 5 menit

Idle pompa = 5 menit

Pergantian truck = 5 menit

Tes slump = 5 menit

Total = 25 menit

Total 4 ready mix = 100 menit = 1,667 jam

Waktu pasca pengoperasian

Pembersihan pompa = 20 menit

Bongkar pipa = 15 menit

Persiapan kembali = 5 menit

Total = 40 menit = 0,667 jam

Total waktu pengecoran lantai 2 zona 4 = 2,77 jam = 0,346 Hari

Tabel durasi pekerjaan pengecoran pelat half slab terdapat di lampiran 7.

63

Universitas Sumatera Utara


Dari hasil perhitungan analisa waktu pekerjaan pelat lantai metode half slab
didapatkan:

Tabel 4.43 Rekap analisa waktu pekerjaan pelat Half slab

Durasi (hari)
Item pekerjaan Fabrikasi
Produksi precast insitu precast
Produksi precast 65,175 0
Pekerjaan ereksi precast 32,135 32,135
Pekerjaan pembesian 10,824 10,824
Pekerjaan pembetonan 9,239 9,239
Total 117,373 52,198
Luasan Pekerjaan (m2) 12599,800 12599,800
Produktivitas (m2/minggu) 644,090 1448,309

4.2.7 Analisa perbandingan biaya dan waktu pekerjaan pelat lantai

Tabel 4.44 Perbandingan harga satuan pekerjaan metode AHSP dengan hitungan
harga satuan pekerjaan kontraktor

Harga satuan (m2)


Item
AHSP Kontraktor
Pelat lantai metode konvensional 470.706,33 335.888,00
Pelat lantai metode half slab 432.710,49 238.558,97
Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa:

Pada perhitungan metode AHSP, penggunaan metode half slab dapat menghemat
biaya sebesar 8% dibandingkan dengan metode konvensional.

Pada perhitungan kontraktor, penggunaan metode half slab dapat menghemat


biaya sebesar 28,97% dibandingkan dengan metode konvensional.

64

Universitas Sumatera Utara


Perbedaan ini disebabkan pada perhitungan kontraktor tidak memperhitungkan
biaya penggunaan alat berat yang bersifat umum seperti Tower crane, concrete
pump, dll.

ANALISA PERBANDINGAN BIAYA


PEKERJAAN
500,000.00
BIAYA PEKERJAAN PER M2

450,000.00
400,000.00
350,000.00
300,000.00
250,000.00 AHSP
200,000.00
150,000.00 AKTUAL
100,000.00
50,000.00
-
Pelat lantai metode Pelat lantai metode half
konvensional slab

Gambar 4.2 Grafik Analisa Perbandingan Biaya Pekerjaan

Tabel 4.45 Perbandingan waktu pekerjaan pelat lantai dengan kondisi aktual

Progress (m2/minggu)
Item pekerjaan
Perhitungan Aktual
Pelat lantai metode Konvensional 920,06 567,5
Pelat lantai Half slab dengan produksi precast insitu 644,09
693,987
Pelat lantai Half slab dengan precast fabrikasi 1448,3

Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa:

Pada perhitungan aktual, penggunaan metode half slab dapat menghemat waktu
pengerjaan sebesar 22,29%.

Pada perhitungan dengan produksi precast half slab insitu, penggunaan metode
half slab lebih lambat 29,99% dibandingkan dengan metode konvensional.

65

Universitas Sumatera Utara


Pada perhitungan dengan menggunakan prefast fabrikasi, penggunaan metode half
slab dapat menghemat waktu pengerjaan sebesar 57,41%.

Perbedaan ini disebabkan karena pada perhitungan waktu pengerjaan penulis tidak
memperhitungkan cuaca, shift pekerja dan pekerjaan lainnya seperti pekerjaan
kolom, balok.

ANALISA PERBANDINGAN WAKTU


PEKERJAAN
1600
PROGRESS MINGGUAN (M2/MINGGU)

1400
1200
1000
800
600 PERHITUNGAN
400 AKTUAL
200
0
Pelat lantai metode Pelat lantai Half Pelat lantai Half
Konvensional slab dengan slab dengan precast
produksi precast fabrikasi
insitu

Gambar 4.3 Grafik Analisa Perbandingan Waktu Pekerjaan

66

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil Analisa perbandingan biaya dan waktu pekerjaan struktur pelat

lantai dengan metode konvensional dan Half Slab pada proyek pembangunan

gedung Manhattan Medan dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya

adalah:

a. Berdasarkan hasil perhitungan AHSP, penggunaan metode Half Slab dapat

menghemat biaya sebesar Rp.37.996,- per m2 atau 8%.

b. Berdasarkan hasil perhitungan kontraktor, penggunaan metode Half Slab

dapat menghemat biaya sebesar Rp. 97.329,03 per m2 atau 28,97%.

c. Berdasarkan hasil perhitungan dengan penggunaan precast produksi insitu,

penggunaan metode half slab lebih lambat 29,9% dibandingkan dengan

metode konvensional.

d. Berdasarkan hasil perhitungan dengan penggunaan precast fabrikasi,

penggunaan metode half slab lebih cepat 57,41% dibandingkan dengan

metode konvensional.

e. Berdasarkan hasil perhitungan data aktual, penggunaan metode Half Slab

dapat menghemat waktu pengerjaan sebesar 22,288%

f. Kelebihan dari pekerjaan pelat lantai metode konvensional adalah ukuran

yang lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan, serta pengawasan yang

lebih mudah dan terkontrol.

67

Universitas Sumatera Utara


g. Kekurangan dari pekerjaan pelat lantai metode konvensional adalah waktu

pengerjaan yang lebih lama, kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, kualitas

dan mutu sulit terukur, terdapat limbah sisa pengerjaan seperti bekisting kayu,

dan pengaruh cuaca relatif besar.

h. Kelebihan dari pekerjaan pelat lantai metode half slab adalah waktu

pengerjaan yang lebih cepat dari metode konvensional, efisiensi pemakaian

material bekisting.

i. Kekurangan dari pekerjaan pelat lantai metode half slab adalah sulitnya

pengaplikasian di area kantilever, area toilet atau atap gedung yang rawan

bocor serta perlu adanya alat angkat dan angkut yang memadai.

5.2 SARAN

a. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pekerjaan struktur pelat lantai

dengan metode lainnya.

b. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai produktivitas pekerjaan terhadap

pengaruh shift pekerja, cuaca.

68

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang. Erlangga. Jakarta


Ahadi, 2013. Macam-macam metode struktur plat lantai gedung. Diakses dari
http://www.ilmusipil.com/macam-macam-metode-struktur-plat-lantai-gedung
Ali Asroni, 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Graha Ilmu. Yogyakarta
A M Zam-zami, 2014. Beton pracetak. Diakses dari
digilib.unila.ac.id/2094/8/BAB%20II.pdf
Azyan Liyana Fatin, 2014. Konstruksi dan Macam-macam plat lantai. Diakses
dari http://.academia.edu/9019693/Makalah_Plat_Lantai
Cahya Suryana, 2010. Data dan Jenis Data Penelitian. Diakses dari
https://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/
Dinas Perumahan & Permukiman Kota Medan, 2016. Daftar Harga Upah Dan
Bahan Daftar Analisa Harga Satuan.
H. Bachtiar Ibrahim, 2001. Rencana dan Estimate Real of Cost. PT Bumi Aksara.
Jakarta
Ir. Irika Widiasanti,M.T., Lenggogeni,M.T., 2013. Manajemen Konstruksi. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung
Michael Tedja, dkk, 2013. Perbandingan Metode Konstruksi Plat Lantai Sistem
Double Wire Mesh dengan Sistem Half Slab. Comtech, Vol.4 No. 2.
Mhd. Amar Faiz, 2011. Jenis-jenis biaya proyek. http://faiz-
15.blogspot.co.id/2011/11/jenis-jenis-biaya-proyek.html
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016.
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum .
Pojok Sipil, 2011. Jenis-jenis Biaya Proyek. Diakses dari
https://www.scribd.com/doc/312104451/Jenis-jenis-Biaya-Proyek
Rahman Ashar, 2014. Perkembangan Beton Pracetak. Diakses dari http://rahman-
betonpracetak.blogspot.co.id/
Rai Widhiawati,dkk, 2010. Analisa Biaya Pelaksanaan Antara Plat Konvensional
dan Sistem Plat Menggunakan Metal Deck. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol.14
No.1.
Rininta Fastarua, Yusroniya Eka, 2014. Analisa Perbandingan Metode Halfslab
dan Plat Komposit Bondek Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan
Apartement De Papilio Tamansari Surabaya. Jurnal Teknik Pomits, Vol.3 No.2.

69

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN I
AHSP Permen PU No. 28/PRT/M/2016

70

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 28/PRT/M/2016

Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum

B.21.b 1 m² bekisting lantai beton biasa dengan multiflex 12 mm atau 18 mm

B.27.a Bongkar 1 m² bekisting secara biasa (membersihkan dan membereskan


puing-puing)

71

Universitas Sumatera Utara


B.20 Mengangkut/ menaikkan 100 kg tulangan setiap kenaikan vertikal 4 m atau
jarak horizontal setiap 25 m ke tapak pemasangan

B.17 Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir


B.17.a Untuk pembesian pelat

72

Universitas Sumatera Utara


B.13.a 1 m³ Beton menggunakan Ready Mixed dan pompa beton

B.15 1 m3 Pemadatan beton pada saat mengecor


B.15.a Vibrator

73

Universitas Sumatera Utara


B.28.c Menyirami 100 m² permukaan beton menggunakan media karung goni
selama 4 hari

A.4.1.2.5. Pembuatan 1 m2 bekisting untuk pelat beton pracetak ( 5 kali pakai)

74

Universitas Sumatera Utara


A.4.1.2.11. Penuangan/menebar beton 1 m3 komponen untuk pelat pracetak

A.4.1.2.8.Pemasangan dan membuka bekisting 1 buah komponen pelat beton


pracetak

75

Universitas Sumatera Utara


A.4.1.2.14. Ereksi 1 buah komponen untuk pelat pracetak

A.4.1.2.17. Langsir 1 buah komponen untuk pelat pracetak ( ± 20 m)

76

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN II
PROGRESS KERJA MINGGUAN

77

Universitas Sumatera Utara


78

Universitas Sumatera Utara


79

Universitas Sumatera Utara


80

Universitas Sumatera Utara


81

Universitas Sumatera Utara


82

Universitas Sumatera Utara


83

Universitas Sumatera Utara


84

Universitas Sumatera Utara


85

Universitas Sumatera Utara


86

Universitas Sumatera Utara


87

Universitas Sumatera Utara


88

Universitas Sumatera Utara


89

Universitas Sumatera Utara


90

Universitas Sumatera Utara


91

Universitas Sumatera Utara


92

Universitas Sumatera Utara


93

Universitas Sumatera Utara


94

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN III
DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN
DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KOTA MEDAN TAHUN 2016

95

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN IV
GAMBAR KERJA

96

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN V
EVALUASI PERBANDINGAN PELAT
KONVENSIONAL DAN HALF SLAB DARI
PIHAK KONTRAKTOR

97

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN VI
TABEL PERHITUNGAN DURASI
PENGERJAAN PELAT METODE
KONVENSIONAL

98

Universitas Sumatera Utara


Tabel durasi pengecoran pelat konvensional

99

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN VII
TABEL PERHITUNGAN DURASI
PENGERJAAN PELAT METODE HALF
SLAB

100

Universitas Sumatera Utara


Tabel durasi pekerjaan ereksi precast half slab
Waktu Waktu Instalasi Total
Jumlah Elevasi Sudut Jarak Instal precast Total Durasi
Lantai Zona Pergi kembali precast Durasi
Panel (m) (°) (m) ke TC (menit) (menit)
(menit) (menit) (menit) (Hari)
4 65 5,5 107 42 1,95 1,15 2 5 656,20 1,37
5 108 5,5 64 15 0,88 0,56 2 5 911,38 1,90
LANTAI 2
7 35 5,5 64 26 1,25 0,73 2 5 314,11 0,65
8 49 5,5 30 15 0,74 0,42 2 5 400,27 0,83
4 37 10,3 107 42 2,03 1,19 2 5 378,26 0,79
5 46 10,3 64 15 0,96 0,61 2 5 394,07 0,82
6 33 10,3 36 16 0,88 0,51 2 5 276,98 0,58
LANTAI 3
7 34 10,3 64 26 1,33 0,78 2 5 309,49 0,64
8 83 10,3 30 15 0,82 0,47 2 5 688,64 1,43
9 36 10,3 20 20 0,95 0,51 2 5 304,60 0,63
4 61 15,1 107 42 2,11 1,24 2 5 631,43 1,32
5 143 15,1 64 15 1,04 0,66 2 5 1243,34 2,59
6 17 15,1 36 16 0,96 0,56 2 5 144,86 0,30
LANTAI 4
7 34 15,1 64 26 1,41 0,82 2 5 313,84 0,65
8 81 15,1 30 15 0,90 0,52 2 5 682,41 1,42
9 15 15,1 20 20 1,03 0,56 2 5 128,84 0,27
4 63 19,9 107 42 2,19 1,29 2 5 660,20 1,38
5 171 19,9 64 15 1,12 0,70 2 5 1508,68 3,14
6 59 19,9 36 16 1,04 0,61 2 5 510,30 1,06
LANTAI 5
7 36 19,9 64 26 1,49 0,87 2 5 336,91 0,70
8 83 19,9 30 15 0,98 0,57 2 5 709,89 1,48
9 24 19,9 20 20 1,11 0,61 2 5 209,21 0,44
4 28 24,7 107 42 2,27 1,34 2 5 297,01 0,62
5 237 24,7 64 15 1,20 0,75 2 5 2121,32 4,42
LANTAI 5A 6 52 24,7 36 16 1,12 0,66 2 5 456,41 0,95
8 79 24,7 30 15 1,06 0,62 2 5 685,79 1,43
9 17 24,7 20 20 1,19 0,65 2 5 150,37 0,31
Total 32,14101

Universitas Sumatera Utara


Tabel durasi pengecoran pelat half slab

102

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai