Anda di halaman 1dari 4

Penelitian Tentang Media Pembelajaran

A. Perubahan Pradigma
Dalam kajian terakhirnya, yang berkaitan dengan penelitian penggunaan media dalam
pengajaran, Clark dan Solomon menyatakan bahwa ada suatu perubahan paradigm dari
teori bihavioristik menuju pada teori kognitif dan menghubungkannya dengan
permasalahan penelitian dalam penelitian media pembelajaran. Perubahan pradigma ini
mengikuti perubahan yang terjadi dalam bidang psikologi, yaitu dari teori belajar
behavioristik menuju teori belajar kognitif. Teori belajar behavioristik memusatkan pada
penyebab-penyebab perubahan dalam prilaku yang bersifat environmental tanpa
melibatkan proses mental yang menjembatani perubahan-perubahan yang terjadi.
Sebaliknya, teori belajar kognitif memandang belajar sebagai suatu proses konstruktif,
dimana pebelajar terlibat secara aktif dalam proses mengintegrasikan pengetahuan baru
dengan yang lama.

Factor-faktor yang menentukan apakah belajar merupakan hasil pembelajaran yaitu:


1. Sifat-sifat pebelajar seperti kecakapan umum, pengetahuan sebelumnya, dan motivasi
2. Perbedaan-perbedaan tugas belajar seperti karakteristik procedural dan deklaratif dan
3. Metode pembelajaran yang menempatkan tekanan kognitif pada pebelajar.
Dalam pradigma kognitif yang baru, belajar didefinisikan sebagai tingkat dimana
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari sebelumnya dapat ditransfer dalam konteks
dan permasalahan baru yang dihadapi.

Penelitian Media Pembelajaran Dalam Pradigma Behavioristik


Dalam pradigma behavioristik, penelitian media pembelajaran memusatkan pada media
pembelajaran sebagai variable-variabel bebas dan hasil pembelajaran dalam bentuk
pemerolehan pengetahuan dan keterampilan sebagai variabel-variabel terikat. Kajian
perbandingan media telah mendominasi jurna;-jurnal penelitian. Penelitian-penelitian
tersebut menekankan perbandingan dampak media yang lebih baru seperti televise dengan
media yang lebih tradisional misalnya pembelajaran klasikal. Bukti empiris dari penelitian-
penelitian semacam ini biasanya lebih menyukai gambar hidup dari pada guru. Kemudian
sejalan dengan hal tersebut kajian-kajian yang dirancang lebih mendukung televise dari
pada guru, gambar hidup, dan bukuteks. Penelitian yang lain, diilhami oleh pandangan
behavioristic tentang penguatan, meneliti nilai penguatan dari berbagai media. Hasil
kajian-kajian ini yang dilakukan secara luas selama 25 tahun yaitu antara 1950-1975,
gerakan media semakin tumbuh dan berkembang.

Penelitian media pembelajaran dalam paradigm kognitif


Pradigma kognitif mengakui adanya interaksi antara stimuli eksternal ( yang
dipresentasikan melauli media) dan stimuli internal, yaitu proses kognitif yang mendukung
terjadinya belajar. Dalam pradigma kognitif, proses kognitif dikaji dikaji sebagai suatu
variabel terikat atau variabel hasil, dan karakteristik pebelajar dikaji sebagai variabel bebas
atau variabel mediator. Asumsinya ialah bahwa pebelajar sering mempengaruhi cara
mereka dalam menerima pengalaman stimulus pembelajaran melalui keyakinan-
keyakinan, nilai-nilai, harapan-harapan, kemampuan umum dan pengetahuan awal tentang
bidang studi yang mereka proleh sebelumnya. Pradigma kognitif menganggap pebelajar
jauh lebih aktif dan lebih kecil peranan kontrol yang bersifat eksternal dalam belajar dari
pembelajaran daripada yang terjadi pada paradigm behavioristik.
Jadi dengan lahirnya teori belajar kognitif, masalah-masalah perbandingan media
diabaikan karena teori-teori ini menganggap bahwa media itu sendiri yang mendukung
belajar. Dalam pendekatan kognitif terhadap penelitian tentang media pembelajaran,
perhatian lebih dicurahkan pad acara di mana berbagai sifat-sifat media (seperti sifat0sifat
yang menimbulkan perbedaan presentasi visual dalam memory teks) berinteraksi dengan
proses kognitif untuk mempengaruhi belajar. Dengan demikian, para peneliti muali
membahas bagaimana unsur-unsur spesifik suatu pesan pembelajaran mungkin
mengaktifkan kesadaran-kesadaran tertentu bagi pebelajar tertenyu pula dalam kondisi
tugas spesifik.
Berbeda dari penelitian yang berkenaan dengan perbandigan media, generasi peneliti
berikutnya telah meneliti cara-cara penyajian informasi yang berbeda diproses oleh
pebelajar dan bagaimana kemampuan memperoses itu berkembang. Hasil-hasil penelitian
ini nampaknya menghasilkan implikasi penting dalam pembelajaran. Misalnya, Anerson
dan Lorch telah menemukan bahwa anak-anak yang menerima beban-beban yang disajikan
melalui televise yang dapat dipahami bagi mereka, menunjukkan bahwa pemahaman itu
menentukan perhatian bukan hal-hal lain yang ada disekitanya. Temuan ini menyarankan
bahwa teknik pembelajaran seharusnya diorientasikan untuk memberikan informasi yang
mudah dipahami bukannya untuk menarik perhatian. Program-program literasi media yang
lebih baru berusaha mencoba menguraikan penelitian-penelitian tersebut diatas dan
mengaplikasikannya dalam membelajarkan pebelajar tentang bagaimana mereka
mendapatkan pengetahuan secara selektif diluar pembelajaran bermedia.
Perubahan dalam pradigma dasar untuk penelitian media pembelajaran bukan dari suatu
pendekatan yang berpusat pada pembelajaran (situsional) menuju ke suatu pendekatan
yang berpusat pada pebelajar (personological). Namun demikian, suatu perubahan dari
suatu pandangan yang langsung ke suatu pandangan timbal balik. Pandangan kognitif baru
menganggap bahwa kekuatan pembelajaran tidak terletak pada media itu sendiri, untuk itu
kita menggap bahwa media mempengaruhi apa yang kita pelajari dengan media tersebut.
Bagaimanapun, pebelajar bukanlah sosok yang tidak memiliki arti apa-apa, dari persepsi
mereka ditemukan berbagai macam informasi dan metode pembelajaran yang disajikan
melalui media yang berbeda-beda. Asumsi timbal balik ini identic dengan asumsi yang
mendasari kemajuan-kemajuan yang dihasilkan dari bidang-bidang yang berkaitan
misalnya penelitian kepribadian, kesadaran spasial, proses kecerdasan, dan interaksi
manusia-lingkungan.
Ada setidak-tidaknya dua hasil perubahan atas pradigma kognitif yang bersifat timbal balik
ini bagi penelitian media. Pertama, para peneliti telah mencoba mengidentifikasi sifat-sifat
penting media yang tidak hanya membedakan antara media dalam cara-cara yang
bermakna tetapi juga mempengaruhi pengetahuan yang relevan dengan belajar. Hal ini
mengarah pada perbedaan yang lebih jelas antara alat penyampaian informasi dan
penggunaannya (misalnya radio, komputer, televise, dan buku-buku) dan komponen-
komponen media lain, khususnya cara-cara presentasi informasi yang bersifat intrinsic dan
jenis-jenis operasi mental yang ingin dicapai. Hasil yang kedua adalah perubahan yang
memfokuskan pengembangan teori belajar yang sudah lama dinantikan dari media yang
dapat memberikan rekomendasi pada penggunaan media khusus untuk tujuan
pembelajaran khusu.
Kerangka Kerja Untuk Mengorganisasikan Penelitian Tentang Media Pembelajaran
Penelitian tentang media pembelajaran dapat diklasifikasikan menurut variabel-variabel
bebas dan terikat utamanya yang dikaji. Ada empat tipe variabel terikat utama yang
menarik minat para peneliti dalam bidang ini, yaitu :
1. Hasil performansi
2. Proses kognitif
3. Efisiensi/pembiayaan, dan
4. Kesamaaan untuk mengakses pembelajaran.
Sedangkan, variabel bebas utama yang sering muncul dalam penelitian ada tiga tipe,
yaitu:
1. Karakteristik media (yang meliputi tipe media, sifat-sifat khusus suatu media,
sistem symbol yang ada dalam suatu media,
2. Karakteristik pebelajar (yang meliputi kemampuan umum, atribusi, preferensi, dan
pengetahuan sebelumnya), dan
3. Metode pembelajaran

Berbagai kombinasi antara variabel bebas dan terikat mungkin juga dikaji atau
diteliti dalam suatu kajian khusus. Penelitian pada decade masa lalu mencangkup
kombinasi sebagai berikut, yang menghubungkan empat tipe isu yang berbeda-
beda.
 Isu behavioral : - pengaruh tipe media pada hasil belajar
 Isu kognitif :-pengaruh sifat-sifat media pada pemrosesan kognitif dan
prestasi belajar
-pengaruh metode pembelajaran pada pemrosesan kognitif dan hasil belajar
-pengaruh interaktif bakat khusu pebelajar dan metode pemrosesan kognitif
dan prestasi belajar
 Isu sikap : pengaruh ineraktif sikap-sikap, atrubusi, harapan dan metode
pembelajaran atau media pada pemrosesan kognitif dan prestasi belajar.
 Isu ekonomik : pengaruh tipe media pada pembiayaan pembelajaran,
pengaruh tipe media pada waktu pembelajaran berlangusng.
Penelitian Perkembangan Media
Kajian perbandingan media, tanpa memperhatikan media yang digunakan,
cenderung menghasilkan kesimpulan perbedaan yang tidak signifikan.
Temuan ini secara tidak benar menawarkan bukti bahwa media yang
berbeda sama efektifnya seperti media konvensional dalam meningkatkan
belajar. Pada dekade masa lalu, banyak usaha diarahkan untuk menganalisis
dan memfokuskan kembali hasil-hasil penelitian komparasi yang ada.
Teknik statistik yang disebut meta-analisi telah terbukti sebagai suatu
pendekatan yang bermanfaat untuk membuat kesimpulan media
pembelajaran. Meta analisis mutakhir tentang kajian perbandingan media
memberikan bukti bahwa berbagai perbedaan signifikan yang dilaporkan
berkenaan dengan kerancuan dalam perlakuan yang diberikan pada kajian.

Anda mungkin juga menyukai