SKRIPSI
Diajukan Oleh
DEVI DESRIATI
NIM. 140205074
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Program Pendidikan Matematika
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
sampaikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad Saw yang telah menuntun umat
manusia dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
skripsi yang sangat sederhana ini untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dengan judul “Penerapan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini izinkalah penulis menyampaikan ucapan
1. Ayahanda dan ibunda terimakasih atas dorongan, doa serta pengorbanan yang
2. Bapak Dr. Zainal Abidin, M.Pd sebagai pembimbing pertama dan Ibu
ini.
vi
3. Bapak Dekan, ketua program studi Pendidikan Matematika, seluruh dosen,
serta semua staf program studi Pendidikan Matematika yang telah banyak
4. Bapak kepala sekolah MTsN 2 Pidie Bapak. Drs. Abdul Kadir, dewan guru
dorongan semangat yang telah bapak, ibu, serta teman-teman berikan. Semoga
ini, namun kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT bukan milik manusia, maka
jika terdapat kesalahan dan kekurangan penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna untuk membangun dan perbaikan pada masa mendatang.
Devi Desriati
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
E. Definisi Operasional.................................................................... 10
viii
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48
1. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................... 48
2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian........................................... 48
3. Analisis Hasil Penelitian ........................................................ 49
a. Analisis Data Tes Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis .......................................................................... 49
b. Analisis Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Antara Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol............................................................................... 84
B. Pembahasan................................................................................. 88
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ............. 88
2. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.......................... 89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 94
B. Saran .................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 221
ix
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 : Control Group Pre Test Post Test Design ......................... 34
TABEL 3.2 : Pedoman Penskoran Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa ............................................................. 35
TABEL 3.3 : Kriteria Penentuan Tingkat Pemahaman Konsep.............. 39
TABEL 4.1 : Data Siswa MTsN 2 Pidie ................................................. 49
TABEL 4.2 : Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas Eskperimen dan Kelas
Kontrol............................................................................... 49
TABEL 4.3 : Hasil Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Eskperimen dan Kontrol (Ordinal) ............... 50
TABEL 4.4 : Distribusi perolehan Skor Pretest Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Oleh Siswa Kelas Eksperimen Pada
Masing-Masing Soal.......................................................... 51
TABEL 4.5 : Frekuensi Skor Siswa Pada Pretest Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Kelas Eksperimen ........ 52
TABEL 4.6 : Nilai Proporsi .................................................................... 52
TABEL 4.7 : Nilai Proporsi Komulatif .................................................. 53
TABEL 4.8 : Nilai Proporsi Komulatif dan Densitas (F(Z)) .................. 55
TABEL 4.9 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Manual................................ 57
TABEL 4.10 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Excel................................... 57
TABEL 4.11 : Distribusi perolehan Skor Pretest Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Oleh Siswa Kelas Kontrol Pada
Masing-Masing Soal.......................................................... 58
TABEL 4.12 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Manual............................... 58
TABEL 4.13 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Excel................................... 59
TABEL 4.14 : Hasil Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol (Interval)..... 59
TABEL 4.15 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas
Eksperimen ........................................................................ 61
TABEL 4.16 : Uji Normalitas Sebaran Pretest Kelas Eksperimen........... 62
TABEL 4.17 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Prettest Kelas Kontrol . 64
TABEL 4.18 : Uji Normalitas Sebaran Prettest Kelas Kontrol................. 66
TABEL 4.19 : Hasil Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol (Ordinal) ............... 68
TABEL 4.20 : Distribusi perolehan Skor Posttest Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Oleh Siswa Kelas Eksperimen Pada
Masing-Masing Soal ......................................................... 69
TABEL 4.21 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
x
Menggunakan MSI Prosedur Manual................................ 70
TABEL 4.22 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Excel................................... 70
TABEL 4.23 : Distribusi perolehan Skor Posttest Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Oleh Siswa Kelas Kontrol Pada
Masing-Masing Soal.......................................................... 71
TABEL 4.24 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Manual................................ 72
TABEL 4.25 : Hasil Mengubah Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Menggunakan MSI Prosedur Excel.................................. 72
TABEL 4.26 : Hasil Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol (Interval) ..............................73
TABEL 4.27 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas
Eksperimen ........................................................................ 74
TABEL 4.28 : Uji Normalitas Sebaran Posttest Kelas Eksperimen ......... 76
TABEL 4.29 : Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol . 78
TABEL 4.30 : Uji Normalitas Sebaran Posttest Kelas Kontrol ................ 79
TABEL 4.31 : Beda Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen........... 82
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup kita
1
Antonius Cahya Prihandoko, Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara
Benar dan Menarik, (Jakarta, 2006), hal 1
2
Antonius Cahya Prihandoko, Pemahaman . . ., hal 2
1
2
pemahamannya tentang suatu konsep dapat diukur dengan empat cara, yaitu:
1. Mendefinisikan konsep
2. Mengidentifikasi konsep dengan karakteristik konsep
3. Menghubungkan konsep dengan konsep-konsep lain
4. Mengidentifikasi atau memberikan contoh dari konsep yang belum
pernah dijumpai sebelumnya.4
matematika.
terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan. Hal ini merupakan
bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika seperi yang dinyatakan
oleh Zulkardi bahwa mata pelajaran matematika menekankan pada konsep. Artinya
3
NCTM dalam Rifqi Hidayat dan Nurrohmah, “Analisis Peningkatan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Mts Lewat Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berbantuan Software Geogebra Berdasarkan Kemampuan Awal Matematika”. JPPM,
Vol. 9, No. 1, 2016, hal 14
4
Paul Eggen dan Don Kauchak dalam Agata Sri sumaryati dan Dwi Uswatun Hasanah,
“Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Dengan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Siswa Kelas VIII C SMP NEGERI 11 Yogyakarta”. Jurnal Derivat, Vol. 2, No. 2,
Desember 2015 (ISSN: 2407-3792), hal 58
3
dipelajarinya.
membedakan antara contoh dan bukan contoh dari sebuah konsep. Apalagi
matematis siswa adalah proses pembelajaran yang dialami siswa itu sendiri. Selama
ini proses pembelajaran matematika hanya berfokus pada buku paket dan guru
hanya menjelaskan materi apa yang ada pada buku paket siswa. Akibatnya, siswa
memahami makna dari rumus tersebut. Hal ini juga disebabkan kurangnya minat
5
Zulkardi dalam Angga Murizal, dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model
Pembelajaran Quantum Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, 2012, hal 20
6
Angga Murizal, dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran Quantum
Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, 2012, hal 19
4
yang membuat siswa sulit dan terbebani. Oleh karena itu, untuk mencapai
ditinjau kembali agar dapat menghasilkan pemahaman konsep yang tepat dan benar.
Dengan demikian, pembelajaran akan baik jika siswa diberikan kesempatan untuk
tidak mencapai 50% dari keseluruhan siswa di sekolah tersebut dapat memahami
konsep matematika dengan baik dan benar. Hal ini juga didukung oleh hasil tes
soal kemampuan pemahaman konsep pada siswa MTsN 2 PIDIE kelas VIIC pada
berbalik nilai?
suatu konsep)
5
uang Anto dan Dimas adalah 4 : 5. Jika jumlah uang mereka adalah
perbandingan di atas
soal no. 1, siswa kurang tepat dalam menjelaskan perbandingan senilai dan
perbandingan berbalik nilai. Pada soal no. 3, siswa belum bisa menyajikan konsep
dalam bentuk representasi matematis sehingga siswa tidak mampu menjawab soal
tersebut dengan tepat dan benar. Dari soal tes tersebut hanya 3 siswa yang dapat
menjawab soal dengan benar, 4 siswa menjawab seperti jawaban di atas, sedangkan
siswa senang dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan keadaan yang
siswa adalah model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung
nyata dari pembelajaran yang berlangsung dengan bantuan aktivitas yang diberikan
7
guru. Hal tersebut membuat siswa tidak mengkhayal dalam membayangkan suatu
matematikanya dengan bahasa yang benar dan mudah dipahami. Adanya hal
Quantum Teaching dapat mengubah cara belajar menjadi lebih efektif, dengan
segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang
untuk menjadi guru yang lebih baik yang menguraikan cara-cara baru yang
konsep, karena siswa ditekankan mampu mengetahui dan memahami bentuk nyata
dari pembelajaran yang berlangsung dengan bantuan aktivitas yang diberikan guru.
7
Bobbi De Porter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2012), hal 128-136
8
Hal ini sejalan dengan indikator dari pemahaman konsep, yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep, memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
dalam proses pembelajaran dapat melatih siswa untuk memahami suatu konsep
dan membuka pikiran mereka tentang hal nyata yang mereka temui dalam
bermatematika.8
konsep siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Seri Oktarina
bahwa ada pengaruh model Quantum Teaching terhadap pemahaman konsep siswa
di kelas X SMA Ethika Palembang, dimana pengaruh tersebut dapat dilihat dari
hasil data tes pemahaman konsep matematika yang terdiri dari 5 soal essay, dengan
nilai rata-rata kelas eksperimen 61,23 dan nilai rata-rata kelas kontrol 50,59.
8
Angga Murizal, dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran Quantum
Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. , No. 1, 2012, hal 20
9
B. Rumusan Masalah
pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
pembelajaran konvensional.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
saja.
2. Bagi Guru
3. Bagi Siswa
Dapat membuat siswa termotivasi untuk berperan aktif dan lebih terampil
E. Definisi Operasional
istilah yang terdapat pada judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu
9
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moder, (Jakarta: Pustaka Amani,
1989), hal 536.
11
Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu
buah besaran, nilai suatu barang akan naik atau turun sejalan dengan nilai
10
Deporter dan Hernacki dalam Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal 160
11
Zulkardi dalam Angga Murizal, dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model
Pembelajaran Quantum Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika FMIPA UNP, vol 1, No 1, 2012,
hal 19-20. Diakses 2012
12
Muhammad Afandi, dkk, Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, (Semarang:
UNISSULA PRESS, 2013), hal 16-19
12
membandingkan dua buah keadaan, jika nilai suatu barang naik maka nilai
artinya perbandingan dengan tingkatan yang jumlahnya bisa lebih dari dua.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
merupakan inti dari matematika. Di samping itu juga siswa harus dibiasakan
membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran dan dalam kehidupan
sehari-hari.
pembelajaran matematika bertujuan untuk membentuk sikap rasa ingin tahu, logis,
kritis, kreatif, cermat, disiplin dan percaya diri dalam pemecahan masalah,.
13
14
masalah. Jadi, jika siswa mampu memahami konsep matematika maka siswa
tersebut mampu menghadapi berbagai masalah kehidupan dengan lebih baik lagi
nantinya.
objek abstrak yang meliputi fakta, konsep, operasi, dan prinsip. Kemudian
13
Abdur Rahman As’ari, dkk, Buku Guru Matematika, (Jakarta: Kementerian Pendidikan
Kebudayaan, 2017), hal 9-11
15
mempunyai pola pikir deduktif baik penerapannya dalam matematika sendiri atau
1. Memiliki objek kajian yang bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang
dipelajari di sekolah adalah fakta, konsep, operasi (skill), dan prinsip.
2. Mengacu pada kesepakatan. Fakta merupakan kesepakatan atau
permufakatan atau konvensi. Kesepakatan itu menjadikan pembahasan
matematika mudah dikomunikasikan.
3. Mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif didasarkan pada urutan
kronologis dari pengertian pangkal, aksioma (postulat), definisi, sifat-sifat,
dalil-dalil (rumus-rumus) dan penerapannya dalam matematika sendiri atau
dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari.
4. Konsisten dalam sistemnya. Tiap sistem dapat saling berkaitan namun dapat
pula dipandang lepas (tidak berkaitan).
5. Memiliki simbol yang kosong dari arti, artinya suatu simbol atau model
matematika tidak ada artinya bila tidak dikaitkan dengan konteks tertentu.
6. Memperhatikan semesta pembicaraan. Ada-tidaknya dan benar-salahnya
penyelesaian permasalahan dalam matematika dikaitkan dengan semesta
pembicaraan.14
pembelajaran matematika ada enam yaitu: (1) Memiliki objek kajian yang bersifat
abstrak; (2) Mengacu pada kesepakatan; (3) Mempunyai pola pikir deduktif; (4)
Konsisten dalam sistemnya; (5) Memiliki simbol yang kosong dari arti dan (6)
14
Sri Wardhani, Implikasi Karakteristik Matematika dalam Pencapaian Tujuan Pelajaran
Matematika SMP/MTs/Sri Wardhani/PPPPTK Matematika, (Jakarta: 2010), hal 3-7
16
bagaimana menciptakan kondisi belajar agar siswa selalu butuh dan ingin terus
belajar.
cahaya.15 Sedangkan teaching berasal dari bahasa inggris, dari kata teach yang
berarti mengajar.
belajar yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu
Ke Dunia Mereka (Pembelajar)”. Dalam arti apa yang ada dalam diri harus
15
Bobbi De Porter, dkk, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2012), hal 16
16
Miftahul A’la, Qunatum Teaching, (Jogjakarta: DIVA Press, cetakan III, 2012), hal 22
17
kehidupan.17 Asas ini sangat penting bagi kita, karena langkah pertama kita dalam
proses pembelajaran adalah memasuki dunia siswa. Jika telah masuk dalam dunia
siswa maka akan lebih mudah untuk kita menerapkan berbagai metode
usaha, dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan. 18 Prinsip-prinsip
ulangi dan rayakan yang tercermin dalam istilah TANDUR, sebagai berikut:
1. Tumbuhkan
17
Miftahul A’la, Qunatum . . . , hal 27
18
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hal 160-162
18
interaksi dengan siswa. Jika sudah demikian, maka siswa akan merasakan enjoy
2. Alami
3. Namai
Dalam tahap memberi nama, harus disediakan kata kunci, konsep, model,
rumus, strategi: yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi siswa. Setelah siswa
melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu, ajak mereka untuk
menulis di kertas, memberikan nama apa saja yang telah mereka peroleh, apakah
4. Demonstrasi
tahu. Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, memberi kesempatan kepada
mengingat 90% jika siswa itu mendengar, melihat, dan melakukannya. Melalui
pengalaman belajar siswa akan mengerti dan mengetahui bahwa dia memiliki
5. Ulangi
“Aku tahu bahwa aku tahu ini! Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan
6. Rayakan
seseorang yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan
baik.19
1. Membuat siswa merasa nyaman dan gembira dalam belajar, karena model
ini menuntut setiap siswa untuk selalu aktif dalm proses belajar.
seorang guru.
ekonomis.
19
Miftahul A’la, Quantum Teaching, (Jogjakarta: DIVA Pres, 2012), hal 34-40
20
akan terjadi dalam situasi dan kondisi belajar kurang kondusif sehingga
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya “mengerti benar”. Dalam
pengetian yang lebih luas pemahaman dapat diartikan dengan mengerti benar
memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Sedangkan
memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat,
efesien, dan tepat. Oleh karena itu, pemahaman konsep dijadikan salah satu dari tiga
20
Muhammad Isnaini, “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan
Langkah-Langkah Tandur Terhadap Keterampilan Proses Belajar Siswa Materi Sel Kelas XI di
SMA Muhammadiyah 1 Palembang”. Jurnal Bioilmi, Vol. 2, No. 1, Januari 2016, hal 19
21
Mona Zevika, dkk, “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VIII
SMP NEGERI 2 PADANG Panjang Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pait Share
Disertai Peta Pikiran”. Jurnal Pendidikan Matematika, Part2, Vol. 1, No. 1, 2012
21
pemahaman konsep yang baik turut mempengaruhi daya berpikir siswa terhadap
masih dikategori yang rendah tentunya ini akan menjadi penghambat dalam
akan mudah mengingat, menggunakan, dan menyusun kembali suatu konsep yang
konsep matematika yang baik sangat diperlukan bagi siswa agar siswa tidak
22
Ivan Sadag Regi, Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Siswa Kelas VIII
SMP NEGERI 1 Lubuklinggau, 2017, Email: vnrgi05@gmail.com
23
Siti Mawaddah, Ratih Maryanti, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
SMP dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)”,
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, April 2016, hal 77
22
abstrak dan objek dasar yang dipelajari siswa serta mengaitkan notasi dan simbol
berikut:
yaitu:
24
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hal 216
23
berikut:
25
Sri Wardani, Paket Fasilitas Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika, (Yogyakarta:
PPPPTK Matematika, 2008), hal 10
26
Sri Wiji Lestari, Penerapan Model Pembelajaran M-Apos dalam Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Kalkulus II, (Jakarta: 2013), hal 35
24
memungkinkan siswa untuk tahu manfaat dari materi yang dipelajari bagi
konsep yang dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu
bekerja sama dengan siswa lain, dan berani untuk mengemukakan pendapat.
Dengan demikian, siswa menjadi lebih tertantang untuk belajar dan berusaha
jelaslah bahwa model Quantum Teaching menekankan agar siswa selalu aktif
siswa.
Teaching dalam proses pembelajaran dapat melatih siswa untuk memahami suatu
konsep dan membuka pikiran mereka tentang hal nyata yang mereka temui dalam
27
Angga Murizal, dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran
Quantum Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, 2012, hal 20
28
Kawit Sugandika, dkk, Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Pemahaman
Konsep IPA Siswa Kelas IV Di Gugus VII Kecamatan Buleleng,
29
Angga Murizal,dkk, “Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran Quantum
Teaching”. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, 2012, hal 20
25
merupakan salah satu pokok bahasan yang diajarkan pada kelas VII Semester Ganjil
yaitu setelah materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Adapun
4.7 Menyelesaikan nasalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya
berbalik nilai
Adapun alokasi waktu untuk kompetensi dasar 3.7, 3.8, 4.7 dan 4.8 adalah
10 JP. Namun, pada penelitian ini penulis hanya mengambil kompetensi dasar 3.7
menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda) dan 4.7
menyelesaikan nasalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama
dan berbeda).
matematika, demikian juga dalam kehidupan sehari-hari kita pun tidak lepas dari
26
liter bensin dengan jarak yang ditempuh sebuah kendaraan dan lain sebagainya.
a. Perbandingan Senilai
besaran nilainya semakin besar maka nilai besaran yang lain akan semakin besar
∶ = ∶ atau × = ×
Contoh:
Apabila harga 15 buah buku adalah Rp45.000, berapakah harga 10 buah buku?
satu besaran nilainya semakin besar maka nilai besaran yang lain akan semakin
terbalik atau proporsi berbalik nilai. Secara umum perbandingan berbalik nilai
ditulis:
∶ = ∶ atau × = × .
Contoh:
27
Pak sapto membagikan buku kepada 40 anak dan masing-masing mendapat 5 buah
buku. Apabila buku itu dibagikan kepada 25 anak, berapa banyak buku yang
mendapatkan hasil yang satu lebih tinggi, lebih cepat atau lebih dari yang lain.
Contoh:
kemampuan bekerja setiap orang sama dan agar pembangunan gedung selesai tepat
I. Penelitian Relevan
penulis dalam melakukan proses penelitian. Berikut penelitian yang relevan yang
Ethika Palembang” di mana pengaruh tersebut dapat dilihat dari hasil data tes
30
Sukino, Wilson Simangunsong, Matematika Untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga,
2007), hal 170 - 192
28
rata-rata kelas eksperimen 61,32 dan nilai rata-rata kelas kontrol 50,59.
Negeri 5 Lubuk Alung” diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 47,46 dan
nilai rata-rata kelas kontrol 20. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh pada
kontrol.
J. Kerangka pikir
pokok, atau masalah yang ada dalam penelitian berdasarkan teori yang ada.32 Salah
31
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal 140-143
32
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal 128
29
dan dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga dapat mendorong
sebagai alternatif yang dapat membantu guru merancang pembelajaran yang efektif
dan efisien pada materi Perbandingan. Pembelajaran yang efektif dan efisien
c
Pembelajaran yang hanya berfokus pada buku paket dan guru hanya
menjelaskan materi apa yang ada pada buku paket akan membuat siswa
merasa bosan dan jenuh selama proses pembelajaran. Kemudian siswa hanya
akan menjadi penghafal rumus matematika tanpa memahami makna dari
rumus tersebut.
penelitian, karena merupakan titik tolak untuk menyusun landasan teori dalam
penelitian. “postulat atau anggapan dasar adalah isi pernyataan umum yang tidak
lengkap, disini hipotesis berperan sebagai jawaban sementara yang perlu dibuktikan
secara teoritis dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara teknik hipotesis
melalui data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik hipotesis
33
E. Zainal Arifi, Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), hal
53.
34
Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 67-
68.
32
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Setiap penelitian rancangan yang baik agar hasilnya sesuai dengan yang
suatu model penelitian yang tepat karena sangat berpengaruh terhadap valid
tidaknya hasil penelitian. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan
pada subjek selidiki.36 Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah jenis
Quasi Eksperimen adalah salah satu metode yang tepat untuk menyelidiki
akibat.37 Adapun jenis desain penelitian ini adalah control group pretest-posttest
desain. Rancangan penelitian ini ada dua kelompok objek yaitu, kelompok
35
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 59
36
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal 207.
37
Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal 407
33
34
Keterangan:
= Pre Test
diteliti. Populasi juga merupakan keseluruhan atau totalitas objek psikologis yang
dibatasi oleh kriteria tertentu.38 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII MTsN 2 PIDIE yang terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC,
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(mewakili). Sampel dalam penelitian adalah memilih dua kelas dari lima kelas
secara acak, karena sampel ini diambil dengan menggunakan teknik Simple
Random Sampling, karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan
38
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal 154-120
35
bila anggota populasi dianggap homogen.39 Oleh karena itu sampel dalam
penelitian ini terambil kelas sebagai kelas ekperimen dan kelas sebagai
kelas kontrol.
ini adalah soal tes. Soal tes yang digunakan berbentuk essay yang dibuat
soal tes awal dan tes akhir. Soal tes awal digunakan sebelum pembelajaran
39
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal 177
40
Toha, Anggoro, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal 52
36
penelitian ini adalah tes. Tes adalah rangkaian pernyataan atau alat lain yang
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.42 Pada penelitian ini
1. Tes Awal
Tes awal merupakan tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan
perlakuan, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa
akan diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian ini. Soal yang
diberikan pada tes awal merupakan soal materi perbandingan yang sederhana dalam
2. Tes Akhir
41
Siti Mawaddah dan ratih Maryanti, “Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
SMP dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)”.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 1, April 2016, hal 79-80
42
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hal 185
38
Tes akhir merupakan tes yang diberikan kepada siswa setelah diberikan
diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel dari penelitian ini, soal yang
diberikan pada tes akhir merupakan soal materi perbandingan lanjut dalam bentuk
yang paling penting dalam suatu penelitian. Karena pada tahap ini hasil penelitian
matematis siswa merupakan data ordinal, maka terlebih dahulu data tersebut
Successive Interval) baik secara manual maupun dengan bantuan Microsoft Excel.
Adapun data yang diolah untuk penelitian ini adalah data hasil pre-test dan hasil
post-test yang didapat dari kedua kelas. Selanjutnya data tersebut diuji dengan
menggunakan uji-t pada taraf signifikan = 0,05. Adapun teknik analisis data
Presentase skor rata-rata =
100%
39
dikelompokkan menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat
kurang dengan menggunakan skala lima menurut Suherman dan Kusumah yaitu
berikut:
b) Menghitung proporsi
berurutan.
d) Menghitung nilai Z
43
Irwan, dkk, “Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Turunan Melalui
Pembelajaran Teknik Probing”, Vol. 1, 2012. Diakses pada tanggal 15 februari 2016
40
nilai Z akan diperoleh dari tabel distribusi Z atau tabel distribusi normal
baku.
1 1
= (− )
√2 2
Keterangan:
berikut:
−
=
−
Keterangan:
= Nilai densitas batas bawah
= Nilai densitas batas atas
= Area batas atas
= Area batas bawah
g) Menghitung penskala
dengan 1.
y = SV + | SV min |
41
keterangan:
tersebut diuji dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan = 0,05. Adapun
yaitu:
P=
4) Memilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil
sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari terkecil
tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditetapkan.
telah dihitung.45
44
Rostina Sundayana, Statistik Penelitian Pendidikan, (Garot: STKIP Garut Press), hal
233-237
45
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hal 47-48
42
Data yang telah disusun dalam daftar frekuensi, nilai rata-rata ( ̅ ) dihitung
∑
̅=
∑
Keterangan:
̅ = skor rata-rata siswa
= frekuensi kelas interval data
= nilai tengah46
(c) Varian ( )
∑ − (∑ )
=
− 1
Keterangan:
n = jumlah siswa
= nilai frekuensi rata-rata
= nilai tengah
= simpangan baku47
( − )
=
46
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 67
47
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 95
43
Keterangan:
= distribusi chi-kuadrat
= hasil pengamatan
= hasil yang diharapkan48
( )( ).
penelitian ini mempunyai varians yang homogen atau tidak. Perumusan hipotesis
F=
Keterangan:
= varian dari sampel pertama
= varian dari sampel kedua49
( − 1) pada = 0,05.
48
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 273
49
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 249
44
kontrol
kontrol
∑
= dengan, =
√
1 (∑ )
= −
− 1
Keterangan:
= rata-rata selisih pre-test dan post-test kelas eksperimen
= selisih pre-test dan post-test kelas eksperimen
= jumlah sampel
= standar deviasi dari 50
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t dengan taraf
signifikan = 0,05. Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
50
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 242
45
Pengujian Hipotesis I
SMP/MTs.
SMP/MTs.
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan diambil dari hasil tes awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji adalah
sebagai berikut:
Uji yang digunakan adalah uji-t dua pihak dengan taraf signifikan =
< ( )
dalam hal lain ditolak. Derajat kebebasan untuk daftar
b) Pengujian Hipotesis II
pembelajaran konvensional diambil dari hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t sampel independen dengan rumus
sebagai berikut:
̅ − ̅
=
1 1
+
Dengan s =
Keterangan:
̅ = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
̅ = Nilai rata-rata kelompok kontrol
= Jumlah siswa kelompok eksperimen
= Jumlah siswa kelompok kontrol
= Simpangan baku gabungan
= Nilai yang dihitung
= Simpangan baku kelompok eksperimen
51
Sudjana, Metoda Statistika ..., hal 238-239
47
Pengujian Hipotesis II
Untuk uji yang digunakan adalah uji pihak kanan, menurut sudjana kriteria
pengujian yang berlaku adalah “Tolak jika > dalam hal lainnya
52
Sudjana, Metoda Statistika ...., hal 239
53
Sudjana, Metoda Statistika ...., hal 243
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pidie.
Jumlah siswa/i MTsN 2 Pidie adalah 335 siswa, terdiri dari 146 laki-laki
dan 209 perempuan, untuk lebih jelasnya mengenai keadaan siswa dapat dilihat
Penelitian ini diadakan pada MTsN 2 Pidie, mulai tanggal Oktober 8 2018
48
49
berjumlah 22 siswa dan jumlah siswa yang terdapat pada kelas kontrol berjumlah
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1. Senin, 8 Oktober 2018 2 x 40 menit Pretest dan mengajar materi
perbandingan senilai kelas
Kontrol
2. Selasa, 9 Oktober 3 x 40 menit Pretest dan mengajar materi
2018 perbandingan senilai kelas
Eksperimen
3. Kamis, 11 Oktober 3 x 40 menit Mengajar materi perbandingan
2018 berbalik nilai kelas Kontrol
4. Kamis, 11 Oktober 2 x 40 menit Mengajar materi perbandingan
2018 berbalik nilai kelas Eksperimen
5. Senin, 15 Oktober 2 x 40 menit Mengajar materi perbandingan
2018 berbalik nilai bertingkat kelas
Kontrol
6. Selasa, 16 Oktober 3 x 40 menit Mengajar materi perbandingan
2018 berbalik nilai bertingkat kelas
Eksperimen
7. Kamis, 18 Oktober 3 x 40 menit Post test kelas Kontrol
2018
8. Kamis, 18 Oktober 2 x 40 menit Post test kelas Eksperimen
2018
Sumber: Jadwal Penelitian
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data tes awal dan tes
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
Data ordinal di tabel 4.4 akan kita ubah menjadi data yang berskala interval
berikut:
frekuensi sebanyak 44, skala ordinal 1 mempunyai frekuensi sebanyak 32, skala
0,5 = 0,1742. Letakkan di kiri karena nilai PK = 0,3258 adalah lebih kecil dari
0.5. Selanjutnya lihat tabel z yang mempunyai luas 0,1742. Ternyata nilai tersebut
53
terletak diantara nilai z , = 0,1736 dan z , = 0,1772. Oleh karena itu, nilai z
untuk daerah dengan proporsi 0,3258 diperoleh dengan cara interpolasi sebagai
berikut:
= 0,1736 + 0,1772
= 0,3508
, , ,
= ,
= ,
= 0,4519
terdefinisi.
= (− )
√
0,4519 = (− (0,4519) )
( )
54
= ( − 0,1021 )
= ,
0,9029
0,4311 = 0,3601
−
=
−
Keterangan:
= Nilai densitas batas bawah
= Nilai densitas batas atas
= Area batas atas
= Area batas bawah
Untuk mencari nilai densitas, ditentukan batas bawah dikurangi batas atas
sedangkan untuk nilai area batas atas dikurangi dengan batas bawah. Untuk
nilai batas bawah untuk densitas pertama adalah 0 (lebih kesil dari
0,3333).
0,7576 0,3126
1 0
Sumber: Nilai Proporsi Komulatif dan Densitas (F(z))
, ,
= ,
= ,
= − 1,1053
, , ,
= , ,
= ,
= − 0,1357
, , ,
= , ,
= ,
= 0,3101
, , ,
= , ,
= ,
= 0,5702
, ,
= ,
= ,
= 1,2896
Ubah nilai SV terkecil (nilai negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan 1.
= − 1,1053
− 1,1053 + = 1
= 1 + 1,1053
= 2,1053
Jadi, SV min = 2,1053
y = SV + | SV min |
56
= − 1,1053 + 2,1053 = 1
Hasil akhir skala ordinal yang diubah mejadi skala interval dapat dilihat
interval menggunakan MSI juga dapat diubah menggunakan prosedur dalam excel,
angka skor jawaban siswa sesuai dengan skor yang ada pada kolom scale, ini artinya
skor bernilai 0 diganti menjadi 1,0000, skor bernilai 1 menjadi 1,97, skor bernilai 2
menjadi 2,42, skor 3 menjadi 2,68 dan skor 4 menjadi 3,40 Sehingga, data ordinal
matematis di tabel 4.11 akan kita ubah menjadi data yang berskala interval sehingga
menghasilkan nilai interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah
interval menggunakan MSI juga dapat diubah menggunakan prosedur dalam excel,
angka skor jawaban siswa sesuai dengan skor yang ada pada kolom scale, ini artinya
skor bernilai 0 diganti menjadi 1,0000, skor bernilai 1 menjadi 2,11, skor bernilai 2
menjadi 2,86, skor 3 menjadi 3,35 dan skor 4 menjadi 3,97. Sehingga, data ordinal
2 AS 69 AH 55
3 DA 66 AZZ 50
4 FK 48 DO 59
5 LA 43 EM 55
6 MS 57 FB 55
7 MIA 53 II 48
8 MUA 42 KA 60
9 MUH 58 MA 52
10 MUR 54 MAU 63
11 MUT 62 MI 57
12 NS 54 MF 38
13 NF 56 MS 61
14 NM 68 MH 52
15 RA 54 NA 55
16 RH 64 NIA 63
17 RO 53 NU 61
18 SD 81 RAN 50
19 SR 59 RNS 38
20 SM 53 SRL 55
21 SYR 54 SU 60
22 TKH 56
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Data yang diolah adalah skor total dari data kondisi awal (pretest)
Diketahui n = 22
= 1 + 3.3 log 22
= 1 + 3.3 1.3424
= 1 + 4.4299
= 5,4299
∑
̅= ∑
= = 57,5
∑ − (∑ )
=
( − 1)
22(74241,5) − 1265
=
22(22 − 1)
1633313 − 1600225
=
22(21)
33088
=
462
= 71,62
61
= 8,46
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
Keterangan:
̅
Zscore =
, ,
=
,
− 16
= 8,46
= − 1,89
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Zscore dalam lampiran
= ℎ ×
= 0,1442 22
= 3,1724
Adapun nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
−
=
1 − 0,5962
+
0,5962
= 2,0613
terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Data yang diolah adalah skor total dari data kondisi awal (pretest)
sebagai berikut:
Diketahui n = 21
= 1 + 3.3 log 21
= 1 + 3.3 1.3222
= 1 + 4,3633
= 5,3633
∑ ,
̅= ∑
= = 52,5
∑ − (∑ )
=
( − 1)
21(59545,25) − 1102,5
=
21(21 − 1)
1250450,25 − 1215506,25
=
21(20)
34944
=
420
= 83,2
= 9,12
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
Keterangan:
̅
Zscore =
, ,
=
,
− 28
= 9,12
= − 3,07
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Zscore dalam lampiran
= ℎ ×
= 0,0132 21
= 0,2772
Adapun nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
66
−
=
8 − 4,9686
+
4,9686
= 7,4973
terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
(c) Uji Homogenitas Varians Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
penelitian ini mempunyai variansi yang sama. sehingga generalisasi dari hasil
penelitian yang sama atau berbeda. Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikan
α = 0.05 yaitu:
kontrol
67
kontrol
untuk hasil pretest kelas kontrol, yaitu = 83,2 dengan sampel 21 siswa.
Fhit=
,
Fhit = ,
Fhit= 1,16
Selanjutnya menghitung Ftabel
= − 1 = 22 − 1 = 21
= − 1 = 21 − 1 = 20
terima H0 dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan varians antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini.
68
matematis tabel 4.21 akan kita ubah menjadi data yang berskala interval sehingga
menghasilkan nilai interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah
interval menggunakan MSI juga dapat diubah menggunakan prosedur dalam excel,
angka skor jawaban siswa sesuai dengan skor yang ada pada kolom scale, ini artinya
skor bernilai 0 diganti menjadi 1,0000, skor bernilai 1 menjadi 1,72, skor bernilai 2
menjadi 2,09 , skor 3 menjadi 2,69 dan skor 4 menjadi 3,80 . Sehingga, data ordinal
matematis tabel 4.24 akan kita ubah menjadi data yang berskala interval sehingga
menghasilkan nilai interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah
interval menggunakan MSI juga dapat diubah menggunakan prosedur dalam excel,
angka skor jawaban siswa sesuai dengan skor yang ada pada kolom scale, ini artinya
skor bernilai 0 diganti menjadi 1,0000, skor bernilai 1 menjadi 1,71, skor bernilai 2
menjadi 2,04, skor 3 menjadi 2,57 dan skor 4 menjadi 3,56. Sehingga, data ordinal
Data yang diolah adalah skor total dari data kondisi awal (pretest)
= 1 + 3.3 log 22
= 1 + 3.3 1.3424
= 1 + 4.4299
= 5.4299
∑
̅= ∑
= = 71,05
∑ − (∑ )
=
( − 1)
22(113789,5) − 1563
=
22(22 − 1)
2503369 − 2442969
=
22(21)
60400
=
462
= 130,74
= 11,43
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
Keterangan:
̅
Zscore =
, 71,05
=
11,43
= − 2,59
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Zscore dalam lampiran
= ℎ ×
= 0,0388 × 22
= 0,8536
Adapun nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
76
−
=
4 − 3,1834
+
3,1834
= 3,9970
terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Data yang diolah adalah skor total dari data kondisi awal (pretest)
Diketahui n = 21
= 1 + 3.3 log 21
= 1 + 3.3 1.3222
= 1 + 4,3633
= 5,3633
∑ ,
̅= ∑
= = 62,79
∑ − (∑ )
=
( − 1)
21(94493,25) − 1378,5
=
21(21 − 1)
1818794,25 − 1738442,25
=
21(20)
78
80352
=
420
= 191,31
= 13,83
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kelas
dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
Keterangan:
̅
Zscore =
, 62,79
=
13,83
= − 2,05
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Zscore dalam lampiran
= ℎ ×
= 0,1008 × 21
= 2,1168
Adapun nilai chi-kuadrat hitung adalah sebagai berikut:
−
=
1 − 1,3734
+
1,3734
= 5,1551
terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
(c) Uji Homogenitas Varians Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
penelitian ini mempunyai variansi yang sama. sehingga generalisasi dari hasil
penelitian yang sama atau berbeda. Hipotesis yang akan diuji pada taraf signifikan
α = 0.05 yaitu:
kontrol
kontrol
untuk hasil posttest kelas kontrol, yaitu = 191,31 dengan sampel 21 siswa.
Fhit=
,
Fhit = ,
Fhit= 1,46
Selanjutnya menghitung Ftabel
= − 1 = 22 − 1 = 21
= − 1 = 21 − 1 = 20
81
terima H0 dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan varians antara kelas
Statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t dengan taraf
signifikan = 0,05. Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
Pengujian Hipotesis I
SMP/MTs.
SMP/MTs.
Dari data di atas maka dapat di lakukan uji-t yaitu dengan cara sebagai berikut:
∑
= = = 13,82
(∑ )
= ∑ −
( )
= 6622 −
= 6622 −
= 6622 − 4200,73
= (2421,27)
83
,
=
= 115,30
= 10,74
=
√
,
= ,
√
,
= ,
,
,
=
,
= 6,03
Dengan kriteria pengujian taraf = 0,05 dengan = − 1 = 22 −
= ( ∝)
= ( . )
= ( . )
= 1,72
6,03 > 1,72 maka terima dan dapat disimpulkan bahwa penerapan model
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan diambil dari hasil tes awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rumusan hipotesis yang akan diuji adalah
sebagai berikut:
Uji yang digunakan adalah uji-t dua pihak dengan taraf signifikan =
< ( )
dalam hal lain ditolak. Derajat kebebasan untuk daftar
− 1 + ( − 1)
=
+ − 2
22 − 1 71,62 + 21 − 1 83,2
=
22 + 21 − 2
21 71,62 + 20 83,2
=
41
1575,64 + 1664
=
41
3239,64
=
41
= 79,02
= 8,89
−
=
1 1
+
57,5 − 52,5
=
1 1
8,89 22 + 21
5
=
8,89√0,09
5
=
8,89(0,3)
5
=
2,67
= 1,87
Dengan taraf signifikan = 0.05 dan derajat kebebasan dk = 46. dari tabel
− 2.02 < 1,87 < 2,02. maka sesuai dengan kriteria pengujian diterima. Dengan
2) Pengujian Hipotesis II
pembelajaran konvensional diambil dari hasil tes akhir kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t sampel independen. Adapun
rumusan hipotesis dengan taraf signifikan = 0,05 hipotesis yang akan diuji
adalah:
Pengujian Hipotesis II
Uji yang digunakan adalah uji pihak kanan dengan taraf signifikan =
− 1 + ( − 1)
=
+ − 2
22 − 1 130,74 + 21 − 1 191,31
=
22 + 21 − 2
21 130,74 + 20 191,31
=
41
2745,54 + 3826,2
=
41
6571,74
=
41
= 160,29
= 12,66
−
=
1 1
+
71,05 − 62,79
=
1 1
12,66 22 + 21
8,26
=
12,66√0.09
8,26
=
12,66(0.3)
88
8,26
=
3,798
= 2,17
= ( ∝)
= ( . )
= ( . )
= 1,68
2,17 > 1,68 maka terima dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman
B. Pembahasan
dilihat dari hasil pretest yang diberikan sebelum dilakukan pembelajaran dan
posttest yang diberikan pada akhir pertemuan. Tes yang diberikan berbentuk essay
yang berjumlah 4 soal dimana setiap soal mempunyai bobot skor yang berbeda,
89
siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara keseluruhan termaksuk dalam
kategori rendah. Namun setelah kedua kelas diberikan perlakuan sebagaimana yang
matematis siswa. Hal ini dapat dilihat pada skor kemampuan pemahaman konsep
nilai rata-rata pretest adalah ( ̅ = 57,5), terlihat bahwa nilai rata-rata posttest lebih
baik dari nilai rata-rata pretest. Sesuai dengan hipotesis yang telah disebutkan pada
rancangan penelitian dan perolehan data yang telah dianalisis maka diperoleh niai t
6,03 > 1,72, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Quantum Teaching lebih
90
dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata
kedua kelas yaitu nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah ̅ = 71,05 dan
nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah ̅ = 62,79. Berdasarkan hasil tersebut
terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rata-rata
kelas kontrol. Sesuai dengan hipotesis yang telah disebutkan pada rancangan
penelitian dan perolehan data yang telah dianalisis maka diperoleh niai t yaitu
= 2,17 dan = 1,68. Hasil ini berakibat > yaitu 2,17 >
matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran Quantum Teaching lebih
Ethika Palembang” di mana pengaruh tersebut dapat dilihat dari hasil data tes
91
rata-rata kelas eksperimen 61,32 dan nilai rata-rata kelas kontrol 50,59.
pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Lubuk Alung”
diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 47,46 dan nilai rata-rata kelas kontrol
matematis siswa.
dari hasil penelitian untuk kelas eksperimen 61,32, kelas kontrol 50,59, kemudian
nilai rata-rata kelas eksperimen 47,46 dan kelas kontrol 20. Sedangkan nilai rata-
rata yang diperoleh dari hasil penelitian penulis adalah kelas eksperimen 71,05 dan
kelas kontrol adalah 62,79. Terlihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
penelitian penulis dan beberapa penelitian di atas tidak jauh berbeda. Sehingga
dalam pembelajaran.
92
penelitian yang dilakukan oleh Ratih Septia Ningrum yang berjudul “pengaruh
penerapan model Quantum Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata posttest kelas
Sehingga, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan
Metro Barat.
siswa dalam belajar, membuat siswa senang dari awal hingga akhir pembelajaran,
dengan keadaan yang menyenangkan tidak membuat siswa bosan dan terbebani
untuk belajar), Alami (ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat
93
dimengerti semua siswa), Namai (tuntun siswa untuk dapat menemukan konsep
paham akan materi yang telah dipelajarai), Ulangi (Tumbuhkan rasa “aku tahu
bahwa aku tahu ini” pada siswa dengan cara meminta siswa membuat
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan:
B. Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang
94
95
adanya pengawasan lebih dari guru pada saat belajar secara berkelompok agar
4. Disarankan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian yang sama pada
DAFTAR PUSTAKA
A’la , Miftahul. (2012). Qunatum Teaching. Jogjakarta: DIVA Press (cetakan III).
As’ari, Abdur Rahman, dkk. (2017). Buku Guru Matematika. Jakarta: Kementerian
Pendidikan Kebudayaan.
Djadir, dkk. (2017). Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Mata Pelajaran/Paket
Keahlian Matematika Bangun Datar. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sukino, Wilson Simangunsong. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas VII. Jakarta:
Erlangga.
98
Uno, Hamzah B dan Satria Koni. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Data Ordinal Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Data Ordinal Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Data Ordinal Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol
Data Ordinal Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol
Data Interval Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Kode Skor Soal
No Kelompok Perlakuan Total %
Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4
1 AIR Eksperimen Pretest 3,4 2,42 2,97 2,97 12 58%
2 AS Eksperimen Pretest 3,4 3,4 3,68 3,68 14 69%
3 DA Eksperimen Pretest 3,4 3,4 3,68 2,97 13 66%
4 FK Eksperimen Pretest 2,42 2,42 2 2,97 10 48%
5 LA Eksperimen Pretest 2,42 2,42 2 2 9 43%
6 MS Eksperimen Pretest 2,68 2,97 2,97 2,97 12 57%
7 MIA Eksperimen Pretest 2,42 2,42 2,97 2,97 11 53%
8 MUA Eksperimen Pretest 2,68 1 2,97 2 9 42%
9 MUH Eksperimen Pretest 3,4 2,42 2,97 2,97 12 58%
10 MUR Eksperimen Pretest 2,68 2,42 2,97 2,97 11 54%
11 MUT Eksperimen Pretest 3,4 3,4 2,97 2,97 13 62%
12 NS Eksperimen Pretest 2,68 3,4 2 2,97 11 54%
13 NF Eksperimen Pretest 2,68 2,42 2,97 3,42 11 56%
14 NM Eksperimen Pretest 2,68 3,4 3,42 4,4 14 68%
15 RA Eksperimen Pretest 2,68 2,42 2,97 2,97 11 54%
16 RH Eksperimen Pretest 2,68 2,97 2,97 4,4 13 64%
17 RO Eksperimen Pretest 2,42 2,42 2,97 2,97 11 53%
18 SD Eksperimen Pretest 3,4 3,4 5,37 4,4 17 81%
19 SR Eksperimen Pretest 3,4 2,68 2,97 2,97 12 59%
20 SM Eksperimen Pretest 2,42 3,4 2 2,97 11 53%
21 SYR Eksperimen Pretest 2,42 2,68 2,97 2,97 11 54%
22 TKH Eksperimen Pretest 2,68 2,42 2,97 3,42 11 56%
104
Data Interval Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Data Interval Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol
Data Interval Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol
Kode Skor Soal
No Kelompok Perlakuan Total %
Siswa Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4
1 AZ Kontrol Posttest 2,04 8,17 8,7 3 22 62%
2 AH Kontrol Posttest 3,56 8,7 9,69 9,69 32 89%
3 AZZ Kontrol Posttest 2,04 9,69 9,69 8,7 30 85%
4 DO Kontrol Posttest 2,57 8,7 9,69 3,71 25 69%
5 EM Kontrol Posttest 2,57 8,7 8,7 3,71 24 67%
6 FB Kontrol Posttest 2,57 6,85 9,69 6,14 25 71%
7 II Kontrol Posttest 1,71 5,28 8,17 4,04 19 54%
8 KA Kontrol Posttest 1,71 8,17 5,08 3 18 50%
9 MA Kontrol Posttest 1,71 8,7 10,68 4,04 25 71%
10 MAU Kontrol Posttest 2,04 8,17 8,7 5,79 25 69%
11 MI Kontrol Posttest 1,71 10,68 9,69 4,04 26 73%
12 MF Kontrol Posttest 1,71 8,7 9,69 5,79 26 73%
13 MS Kontrol Posttest 1 7,84 8,17 5,08 22 62%
14 MH Kontrol Posttest 2,57 9,69 7,84 4,57 25 69%
15 NA Kontrol Posttest 2,04 5,79 5,79 4,42 18 51%
16 NIA Kontrol Posttest 2,57 10,68 9,69 8,7 32 89%
17 NU Kontrol Posttest 1,71 7,84 3,71 3 16 46%
18 RAN Kontrol Posttest 1,71 8,17 5,08 4,04 19 53%
19 RNS Kontrol Posttest 1,71 4,75 4,75 3,71 15 42%
20 SRL Kontrol Posttest 2,57 5,79 4,75 3,71 17 47%
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar, Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
2. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, 2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab
percaya diri, dan dalam menyelesaikan tugas atau
ketertarikan pada masalah yang diberikan guru.
matematika serta memiliki
rasa percaya pada daya dan
kegunaan matematika
yang berbentuk melalui
pengalaman belajar.
3. 3.7 Menjelaskan rasio dua 3.7.1 Menyebutkan contoh perbandingan
besaran (satuannya sama senilai
dan berbeda) 3.7.2 Menemukan konsep perbandingan
senilai
3.7.3 Menyebutkan contoh perbandingan
berbalik nilai
3.7.4 Menemukan konsep perbandingan
berbalik nilai
3.7.5 Menentukan perbandingan berbalik
nilai bertingkat
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Quantum Teaching dalam pembelajaran perbandingan (senilai dan berbalik nilai)
ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam mengamati, menanya,
mengkomunikasikan antar konsep dan tertarik terhadap konsep yang dipelajarinya
serta percaya diri dalam menyelesaikan tugasnya, dengan siswa dapat:
Pertemuan 1
1. Menyebutkan contoh perbandingan senilai
2. Menemukan konsep perbandingan senilai
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai
Pertemuan 2
1. Menyebutkan contoh perbandingan berbalik nilai
2. Menemukan konsep perbandingan berbalik nilai
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
Pertemuan 3
1. Menentukan perbandingan berbalik nilai bertingkat
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
bertingkat
D. Materi Pembelajaran
Perbandingan (terlampir)
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Quantum Teaching
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan pemberian tugas
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
2. Sumber Belajar :
a. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1 (Cetakan ke- 2, Edisi
Revisi 2014).
144
2 kg strawberi 5 kg strawberi
Rp50.000 Rp125.000
Apakah contoh di atas merupakan
perbandingan senilai?
Kegiatan Mencoba Alami 25
Inti Siswa dibagi dalam beberapa kelompok menit
yang terdiri dari 3-4 siswa
Guru membagi LKPD 1 kepada masing-
masing kelompok
Secara berkelompok siswa menyelesaikan
LKPD 1 untuk menemukan konsep
menghitung perbandingan senilai
Menalar
Siswa berdiskusi membahas masalah yang
ada di LKPD 1
Menanya
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
atau mempertanyakan dan menjawab
pertanyaan tentang hal-hal yang terkait
dengan ketentuan tugas kelompok yang
harus dilakukan
Siswa merumuskan konsep yang baru Namai 5 menit
mereka temukan. Yaitu, konsep untuk
menghitung perbandingan senilai
146
Mengkomunikasikan Demonstrasi 15
Beberapa kelompok mewakili perwakilan menit
untuk mempresentasikan hasil kerjanya
Kelompok lain diberikan kesempatan
untuk menanggapi atau menanyakan hasil
kelompok tampil
Guru menjelaskan bagaimana
menggunakan rumus perbandingan senilai
Siswa diminta untuk mengerjakan soal quis Ulangi 10
tentang materi perbandingan senilai menit
Pertemuan 2
Tahapan
Alokasi
Tahap Kegiatan guru dan siswa Quantum
waktu
Teaching
Pendahuluan Pembelajaran diawali dengan salam dari 7 menit
guru dan dilanjutkan dengan do’a
147
Menalar
Siswa berdiskusi membahas masalah yang
ada di LKPD 2
Menanya
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
atau mempertanyakan dan menjawab
pertanyaan tentang hal-hal yang terkait
dengan ketentuan tugas kelompok yang
harus dilakukan
Siswa merumuskan konsep yang baru Namai 5 menit
mereka temukan. Yaitu, konsep untuk
menghitung perbandingan berbalik nilai
Mengkomunikasikan Demonstrasi 15
Beberapa kelompok mewakili perwakilan menit
untuk mempresentasikan hasil kerjanya
Kelompok lain diberikan kesempatan
untuk menanggapi atau menanyakan hasil
kelompok tampil
Guru menjelaskan bagaimana
menggunakan rumus perbandingan
berbalik nilai
Pertemuan 3
Tahapan
Alokasi
Tahap Kegiatan guru dan siswa Quantum
waktu
Teaching
Pendahuluan Pembelajaran diawali dengan salam dari 7 menit
guru dan dilanjutkan dengan do’a
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi
Guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai materi sebelumnya yaitu materi
perbandingan berbalik nilai
Guru menyampaikan tujuan mempelajari
materi perbandingan berbalik nilai
bertingkat
Mengamati Tumbuhkan 8 menit
Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan menjelaskan tentang manfaat
materi yang akan dipelajari dan
mengaitkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Dengan memperlihatkan beberapa
gambar sederhana dan menanyakan
beberapa pertanyaan, contohnya :
150
Mengkomunikasikan Demonstrasi 15
Beberapa kelompok mewakili perwakilan menit
untuk mempresentasikan hasil kerjanya
Kelompok lain diberikan kesempatan
untuk menanggapi atau menanyakan hasil
kelompok tampil
Guru menjelaskan bagaimana
menggunakan rumus perbandingan
berbalik nilai bertingkat
Siswa diminta untuk mengerjakan soal quis Ulangi 10
tentang materi perbandingan berbalik nilai menit
bertingkat
Guru memberikan hadiah atau pujian Rayakan 5 menit
berupa tepuk tangan/yel-yel kepada
kelompok yang mengerjakan soal quis
dengan tepat dan benar
Penutup Guru bersam-sama dengan siswa 5 menit
menyimpulkan materi yang telah mereka
pelajari
Pembelajaran ditutup dan di akhiri salam
oleh guru
152
H. Penilaian
1. Teknik penilaian : tes
2. Bentuk instrumen : tes tertulis/uraian (terlampir)
Mengetahui,
Guru Matematika Peneliti
Devi Desriati
NIP. NIM. 140205074
Lampiran 13 153
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri dalamberinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar, Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator
1. 1.1 Menghargai dan menghayati 1.1.1 Berdoa sebelum memulai
ajaran agama yang dianutnya. pembelajaran.
154
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
langsung dalam pembelajaran perbandingan (senilai dan berbalik nilai) diharapkan
siswa terlibat aktif dalam mengamati, menanya, mengkomunikasikan antar konsep
dan tertarik terhadap konsep yang dipelajarinya serta percaya diri dalam
menyelesaikan tugasnya, dengan tujuan siswa dapat:
Pertemuan 1
1. Menyebutkan contoh perbandingan senilai
2. Menemukan konsep perbandingan senilai
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai
Pertemuan 2
1. Menyebutkan contoh perbandingan berbalik nilai
2. Menemukan konsep perbandingan berbalik nilai
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
Pertemuan 3
1. Menentukan perbandingan berbalik nilai bertingkat
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan berbalik nilai
bertingkat
D. Materi Pembelajaran
Perbandingan (Terlampir)
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Pembelajaran Langsung.
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas.
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Buku paket
2. Sumber Pembelajaran :
a. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Semester 1 (Cetakan ke- 2,
Edisi Revisi 2014).
156
Apersepsi
Mengamati
Motivasi
Pertemuan 2
Alokasi
Tahap Deskripsi Kegiatan
Waktu
2 kg strawberi 5 kg strawberi
Rp50.000 Rp125.000
Apakah contoh di atas merupakan perbandingan
berbalik nilai?
159
Menalar
Siswa diminta mengerjakan soal latihan
Mencoba
Dengan bimbingan guru, siswa berusaha
menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru
Mengkomunikasikan
Beberapa siswa diminta maju kedepan untuk
menyelesaikan soal latihan di papan tulis
Guru mengoreksi jawaban yang dituliskan oleh
siswa dan memberikan informasi yang tepat
jika jawaban dari siswa kurang tepat
Penutup Guru bersam-sama dengan siswa 5 menit
menyimpulkan materi yang telah mereka
pelajari
Guru diberikan tugas (PR) untuk dikerjakan di
rumah sebagai pengulangan
Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari selanjutnya, yaitu materi
perbandingan berbalik nilai bertingkat
Pembelajaran ditutup dan di akhiri salam oleh
guru.
160
Pertemuan 3
Alokasi
Tahap Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Pembelajaran diawali dengan salam dari guru 10 menit
dan dilanjutkan dengan do’a
Memeriksa kehadiran siswa
Apersepsi
Guru bertanya jawab dengan siswa untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa
Guru menyampaikan tujuan mempelajari materi
perbandingan bebalik nilai bertingkat
Mengamati
Motivasi
Guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan menjelaskan pentingnya membaca buku
teks, dan menjelaskan tentang manfaat materi
yang akan dipelajari dan mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan memperlihatkan
beberapa gambar sederhana dan menanyakan
beberapa pertanyaan, contohnya :
1. Apa yang kalian ketahui tentang perbandingan
bertingkat?
2. Buatlah contoh perbandingan berbalik nilai
bertingkat yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari ?
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang perbandingan 65 menit
bertingkat
161
Menanya
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang materi yang belum dimengerti
Menalar
Guru memberikan beberapa soal mengenai
perbandingan berbalik nilai bertingkat untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam
memahami materi perbandingan berbalik nilai
bertingkat
Mencoba
Siswa berusaha menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru
Mengkomunikasikan
Siswa diminta untuk mengumpulkan jawaban
dari soal-soal yang telah berikan
Beberapa siswa diminta maju kedepan untuk
menyelesaikan soal di papan tulis
Guru mengoreksi jawaban yang dituliskan oleh
siswa dan memberikan informasi yang tepat
jika jawaban dari siswa kurang tepat
Penutup Siswa diberikan tugas (PR) untuk dikerjakan di 5 menit
rumah sebagai pengulangan
Pembelajaran ditutup dan di akhiri salam oleh
guru.
162
H. Penilaian
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk instrumen : tes tertulis/uraian (terlampir)
Mengetahui,
Guru Matematika Peneliti
Devi Desriati
NIP. NIM. 140205074
Lampiran 14 163
(LKPD) 1
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Perbandingan Senilai
Tujuan Pembelajaran:
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
164
Menemukan Konsep
Perhatikan gambar
berikut ini! BERAPA BUTIR TELUR
(Gambar 1) (Gambar 2)
Banyak Ayam Telur
1 ...........
.............. ....?....
........ = .........
........ =
....?... = 12
Berbanding
lurus
165
Buatlah contoh masalah tentang perbandingan senilai dari banyak jeruk dan harganya!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
166
soal
Penyelesaian:
Baju Harga
Ali membeli 12
baju dengan harga …........ 336.000
Rp336.000,00. Bila
........... …................
Budi akan membeli
18 baju yang sama Dik:
dengan baju yang
dibeli Ali, maka
Budi harus
Dit:
membayar
sebesar............
Rp504.000,00.
Lampiran 15 167
(LKPD) 1
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Perbandingan Senilai
Tujuan Pembelajaran:
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
168
Menemukan Konsep
Perhatikan gambar
berikut ini!
(Gambar 1) (Gambar 2
Banyak Ayam Telur
1 3
4
1 = 12
=
= 12
Berbanding
lurus
Buatlah contoh masalah tentang perbandingan senilai dari banyak jeruk dan harganya!
Miftah membeli 2 kilo jeruk dengan harga Rp30.000,00. Jika Susi akan membeli 5
kilo jeruk yang sama dengan jeruk Miftah, maka Susi harus membayar sebesar
Rp75.000,00.
170
soal
Penyelesaian:
Baju Harga
Ali membeli 12
baju dengan harga 12 336.000
Rp336.000,00. Bila
Budi akan membeli 18 x
336.000 18
12
6.048.000
504.000
12
(LKPD) 2
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Perbandingan Berbalik Nilai
Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan contoh perbandingan berbalik nilai
2. Siswa dapat memahami konsep perbandingan berbalik nilai dengan tepat
dan benar
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
berbalik nilai
Petunjuk !
1. Mulailah dengan membaca Basmallah!
2. Tulis nama kelompok dan anggota kelompok pada kolom di bawah ini!
3. Bacalah dengan teliti soal di bawah ini!
4. Diskusikan dan jawablah soal tersebut dengan mengikuti setiap langkah-
langkah penyelesainnya!
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
172
Menemukan Konsep
Perhatikan gambar
berikut ini!
.............. ...........
55 ....?....
Pertukaran
Tempat
?
....... ........ = ......... 110
........ = .........
........ =
………..
....?... = 9
173
Pertukaran
Tempat
Berbanding
Terbalik
............................................................................................................................
............................................................................................................................
174
Buatlah contoh perbandingan berbalik nilai dari waktu kerja dan banyak pekerja!
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................
Soal
Penyelesaian:
Pekerja Waktu (Hari)
6 ...........
dapat diselesaikan
dalam waktu 20
Dik:
hari oleh 6 orang.
Berapa lama
diselesaikan
apabila dikerjakan
oleh 10 orang?
(LKPD) 2
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Perbandingan Berbalik Nilai
Tujuan Pembelajaran:
5. Siswa dapat menyebutkan contoh perbandingan berbalik nilai
6. Siswa dapat memahami konsep perbandingan berbalik nilai dengan tepat dan
benar
7. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
berbalik nilai
Petunjuk !
8. Mulailah dengan membaca Basmallah!
9. Tulis nama kelompok dan anggota kelompok pada kolom di bawah ini!
10. Bacalah dengan teliti soal di bawah ini!
11. Diskusikan dan jawablah soal tersebut dengan mengikuti setiap langkah-
langkah penyelesainnya!
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
176
Menemukan Konsep
Perhatikan gambar
berikut ini!
45 110
55 x
Pertukaran
Tempat
55 = 45 110
55 = 4950
=
= 9
177
Pertukaran
Tempat
Berbanding
Terbalik
Buatlah contoh perbandingan berbalik nilai dari waktu kerja dan banyak pekerja!
Sebuah rumah dapat diselesaikan dalam waktu 40 hari oleh 6 pekerja. Apabila
rumah tersebut harus selesai dalam waktu 30 hari, maka pekerja yang dibutuhkan
sebanyak 8 pekerja.
soal
Penyelesaian:
Sebuah pekerjaan 6 20
dapat diselesaikan 10 x
apabila dikerjakan 20 6
10
oleh 10 orang?
120
10
12
Jadi, pekerjaan itu dapat selesai dalam 12 hari jika
dikerjakan 10 orang
179
Lampiran 18
Tujuan Pembelajaran:
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
180
Soal 1
Soal 2
Penyelesaian:
Pekerja Waktu
Suatu pekerjaan
............ 50
dapat diselesaikan
dalam waktu 50 14 ............
hari oleh 14
............ 28
pekerja.karena
Dik:
suatu hal, setelah
bekerja 10 hari
pekerjaan terhenti
selama 12 hari.
Agar pekerjaan
dapat diselesaikan Dit:
tepat pada
waktunya, maka
diperlukan
tambahan pekerja
sebanyak ............
orang.
Tujuan Pembelajaran:
Kelompok :
Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
183
Soal 1
Soal 2
Penyelesaian:
Pekerja Waktu
Suatu pekerjaan 14 50
dapat diselesaikan 14 40
dalam waktu 50
14 + n 28
hari oleh 14
Dik:
pekerja.karena
= 14
suatu hal, setelah
50 ; 40 ; 28
bekerja 10 hari
Dit:
pekerjaan terhenti
=?
selama 12 hari.
Agar pekerjaan
dapat diselesaikan
tepat pada
14 40
waktunya, maka 14
28
diperlukan 560
14
tambahan pekerja 28
sebanyak ............ 14 20
orang. 14 14 20 14
6
Jadi, agar pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya, maka diperlukan tambahan pekerja
sebanyak 6 orang.
185
Lampiran 20
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
Lampiran 21 196
PRE-TEST
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Petunjuk !
1. Mulailah dengan membaca Basmalah
2. Tulislah nama dan no.induk pada lembaran jawaban
3. Bacalah dengan teliti soal dibawah ini!
4. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang menurut anda paling mudah
5. Jawablah soal dengan benar dan dilarang mencontek
Soal:
a. ............. c. .............
b. ............. d. .............
a.
b.
3. Banyak siswa laki-laki SMP di suatu sekolah adalah 16 orang. Jika banyak
perbandingan:
d. , , ,
2
A
4
b.
4 20 2
4 40
4 40
10
198
POST-TEST
Sekolah : MTsN 2 PIDIE
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Matematika
Petunjuk !
6. Mulailah dengan membaca Basmalah
7. Tulislah nama dan no.induk pada lembaran jawaban
8. Bacalah dengan teliti soal dibawah ini!
9. Kerjakanlah terlebih dahulu soal yang menurut anda paling mudah
10. Jawablah soal dengan benar dan dilarang mencontek
Soal:
1. Di sebuah peternak ada 30 ekor ayam dan 2 karung jagung. Peternak ingin
2. Jika pak Agus mengendarai mobil yang dapat menghabiskan 60 liter bensin
untuk 480 km, berapakah jarak yang ditempuh jika mobil telah menghabiskan
buah buku. Apabila buku itu dibagikan kepada 25 anak, berapa banyak buku
Jika kemampuan bekerja setiap orang sama dan agar pekerjaan tersebut selesai
ayam dan 2 karung jagung. Pak Ahmad membeli 3 ekor ayam dengan harga
Peternak ingin menjual Rp150.000,00. Apabila pak Irwan akan membeli 5 ekor
beberapa ayamnya dengan ayam yang sama dengan ayam yang dibeli pak Ahmad,
harga Rp50.000,00 per ekor. maka pak Irwan harus membayar sebesar
perbandingan berbalik nilai jagung. Jika ia menjual 10 ekor ayam, maka persediaan
dari masalah di atas makanan yang harus ada adalah sebanyak 3 karung
jagung. (Indikator : B)
21600
= = 360
60
Jadi, untuk 45 liter bensin, mobil dapat menempuh 360
km.
Pak Sapto membagikan buku
pekerja.setelah dikerjakan 30 24 + m 36
Dik:
hari, pekerjaan dihentikan = = 24
= 72 ; = 42 ; = 36
selama 6 hari. Jika kemampuan Dit:
24 − 24 + = 28 − 24
= 4
Lampiran 30
Dokumentasi Penelitian
Devi Desriati
NIM. 140205074