Anda di halaman 1dari 8

BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

No. ID dan Nama Peserta: dr. Muhammad Ichsan Prasetya


No. ID dan Nama Wahana: RS Tk. II Pelamonia Makassar
Topik: Kejang Demam
Tanggal (Kasus): 1 Desember 2017
Nama Pasien: An. AH No. RM: 62 02 92
Tanggal Presentasi: 8 Juni 2018 Pendamping: dr. A. Asniwati A. Malkab
Tempat Presentasi: RS Tk. II Pelamonia Makassar
Objek Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun 4 bulan datang ke IGD RS Tk. II Pelamonia dibawah oleh
orangtuanya dengan keluhan kejang-kejang disertai demam. Kejang seluruh tubuh, tangan
dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas. Kejang dialami sejak 5 menit sebelum masuk
rumah sakit. Riwayat kejang sebelum ke rumah sakit tidak ada. Sebelumnya pasien demam
tinggi 1 hari yang lalu disertai batuk berlendir. Riwayat penyakit sebelumnya kejang demam
saat usia 1 tahun. Riwayat kejang demam dalam keluarga ada. Mual dan Muntah tidak ada.
Buang air kecil lancar. Buang air besar encer 1 kali saat di rumah sakit.
Pada Pemeriksaan fisis didapatkan GCS 15, Suhu: 42 derajat celcius, HR: 112 x/menit, RR:
40x/menit. Pada pemeriksaan tenggorokan didapatkan tonsil : T1-T1, faring yang hiperemis.
Pada auskultasi didapatkan bunyi pernapasan bronkovesikuler, dan bunyi tambahan rhonki
minimal di mediobasal paru.
Tujuan: Menegakkan diagnosis kasus gawat darurat dan memberikan pertolongan pertama
sesuai kompetensi serta melakukan rujukan yang tepat
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan e-mail Pos
Membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: An. AH No. Registrasi: 62 02 92


Nama Klinik: RS Tk. II Pelamonia Makassar
Data Utama Untuk Bahan Diskusi:
Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun 4 bulan datang ke IGD RS Tk. II Pelamonia dibawah oleh
orangtuanya dengan keluhan kejang-kejang disertai demam. Kejang seluruh tubuh, tangan
dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas. Kejang dialami sejak 5 menit sebelum masuk
rumah sakit. Riwayat kejang sebelum ke rumah sakit tidak ada. Sebelumnya pasien demam
tinggi 1 hari yang lalu disertai batuk berlendir. Riwayat penyakit sebelumnya kejang demam
saat usia 1 tahun. Riwayat kejang demam dalam keluarga ada. Mual dan Muntah tidak ada.
Buang air kecil lancar. Buang air besar encer 1 kali saat di rumah sakit.
Pada Pemeriksaan fisis didapatkan GCS 15, Suhu: 42 derajat celcius, HR: 112 x/menit, RR:
40x/menit. Pada pemeriksaan tenggorokan didapatkan tonsil : T1-T1, faring yang hiperemis.

1
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

Pada auskultasi didapatkan bunyi pernapasan bronkovesikuler, dan bunyi tambahan rhonki
minimal di mediobasal paru.
Riwayat Pengobatan:
Riwayat pengobatan : Pasien 1 hari yang lalu dibawa di puskesmas dan diberikan
paracetamol sirup.
Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat kejang demam saat usia 1 tahun .
Riwayat Keluarga:
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (+).
Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan: -
Lain-lain:
Riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap..
Daftar Pustaka:
1. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
(Online), (http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Kejang-Demam-Neurology-
2012.pdf, diakses 10 Desember 2017). Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2006.h.1-13.
2. Marudur PT, Herini ES, Satria CD. Predictive factors for recurrent febrile seizures in
children. (Online), (http://www.paediatricaindonesiana.org/?q=a&a= 1074 &d=1, diakses
10 Desember 2017). Paediatrica Indonesiana. 2012; 52(6): 317-8.
3. Soetomenggolo TS, Ismael S. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 1999. h.244-251.
4. British Columbia Medical Association. The Clinical Practice Guidelines of febrile
seizures. (Online), (http://www.bcguidelines.ca/pdf/febrile.pdf, diakses 10 Desember
2017). Guidelines & protocolsadvisory committee. 2010.h.2-4

Hasil Pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis kejang demam
2. Memberikan penanganan primer pada pasien dengan diagnosis kejang demam
3. Mekanisme terjadinya gejala yang ditemukan pada kejang demam
4. Melakukan rujukan ke dokter spesialis anak untuk penanganan pasien lebih lanjut.

2
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif
Pasien anak laki-laki usia 2 tahun 4 bulan datang ke IGD RS Tk. II Pelamonia dibawah
oleh orangtuanya dengan keluhan kejang-kejang disertai demam. Kejang seluruh tubuh,
tangan dan kaki pasien kaku, mata melirik ke atas. Kejang dialami sejak 5 menit
sebelum masuk rumah sakit. Riwayat kejang sebelum ke rumah sakit tidak ada.
Sebelumnya pasien demam tinggi 1 hari yang lalu disertai batuk berlendir. Riwayat
penyakit sebelumnya kejang demam saat usia 1 tahun. Riwayat kejang demam dalam
keluarga ada. Mual dan Muntah tidak ada. Buang air kecil lancar. Buang air besar encer
1 kali saat di rumah sakit.
2. Objektif
Pemeriksaan Fisis
 SP: SS/GC/CM
 GCS 15 (E4M6V5) BB= 10 kg
 HR : 112 x/menit, P = 40 x/menit, S = 420C
 Pemeriksaan regional:
 Kepala: dalam batas normal
 Leher: faring hiperemis (+)
 Thorax: Rh +/+
 Jantung: dalam batas normal
 Abdomen: dalam batas normal
 Ekstremitas: dalam batas normal
 Genitalia: tidak dilakukan pemeriksaan
 Pemeriksaan fisis neurologis dalam batas normal.
3. Assessment
Kejang demam merupakan penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.
Menurut buku Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang disusun oleh Konsil
kedokteran Indonesia, Kejang demam merupakan masalah neurologi pediatric yang
berada pada kompetensi 4A. Sehingga para lulusan dokter diharapkan dapat membuat
diagnosis dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas terhadap kejang demam.
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Menurut
consensus statment on febrile seizures kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi
dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam
tetapi tidak terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu.

Klinis
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Kejang
disertai demam pada bayi < 1 bulan tidak termasuk kejang demam. Jika anak berusia <
6 bulan atau > 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Anak yang
pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat demam, tidak termasuk
dalam kejang demam.

3
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

Kejang demam dibagi atas 2 jenis:


1. Kejang demam sederhana (simple febrile seizure); yaitu :
Kejang demam yang berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya akan
berhenti sendiri. Kejang berupa kejang umum tonik atau klonik, tanpa gerakan fokal.
Kejang demam tidak berulang dalam 24 jam. Kejang jenis ini merupakan 80% dari
seluruh kejang demam
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure); yaitu :
Kejang dengan salah satu ciri berikut :
a. Kejang lama > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial
c. Berulang atau lebih dari satu kali dalam 24 jam
Patogenesis
Patofisiologi kejang demam secara pasti belum diketahui, diperkirakan bahwa pada
keadaan demam terjadi peningkatan reaksi kimia tubuh. Dengan demikian reaksi-reaksi oksidasi terjadi
lebih cepat dan akibatnya oksigenakan lebih cepat habis, terjadilah keadaan hipoksia.
Transport aktif yang memerlukan ATP terganggu, sehingga Na intrasel dan K ekstrasel
meningkat yang akan menyebabkan potensial membran cenderung turun atau kepekaan sel
saraf meningkat.
Saat kejang demam akan timbul kenaikan konsumsi energi di otak, jantung, otot,
dan terjadi gangguan pusat pengatur suhu. Demam akan menyebabkan kejang bertambah
lama, sehingga kerusakan otak makin bertambah. Pada kejang yang lama akan terjadi
perubahan sistemik berupa hipotensi arterial, hiperpireksia sekunder akibat aktifitas
motorik dan hiperglikemia. Semua hal ini akan mengakibatkan iskemi neuron karena
kegagalan metabolisme di otak.9 Demam dapat menimbulkan kejang melalui mekanisme
sebagai berikut :
 Demam dapat menurunkan nilai ambang kejang pada sel-sel yang belum
matang/immature.
 Timbul dehidrasi sehingga terjadi gangguan elektrolit yang menyebabkan gangguan
permiabilitas membran sel.
 Metabolisme basal meningkat, sehingga terjadi timbunan asam laktat dan CO2 yang
akan merusak neuron.
 Demam meningkatkan Cerebral Blood Flow (CBF) serta meningkatkan kebutuhan
oksigen dan glukosa, sehingga menyebabkan gangguan aliran ion-ion keluar masuk sel.

Demam
(Kenaikan suhu tubuh 1 ͦ C)

Metabolisme basal Kebutuhan O2


Meningkat meningkat
( 10 % – 15 % ) ( ± 20% )

4
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

Perubahan Keseimbangan
( Membran Sel Neuron )

Difusi melalui membrane


( Ion K+ --------- Ion Na+ )

Lepas Muatan Listrik

KEJANG
(Gambar 1. Mekanisme terjadinya kejang demam)
James G. Heida memberikan pernyataan bahwa patofisiologi mengenai kejang
demam masih belum jelas. Namun beberapa teori lain juga menyatakan bahwa interleukin-
1β memainkan peran yang sangat penting dalam pathogenesis kejang demam. Interleukin-
1β memiliki sifat proepileptogenic.
Penelitian yang dilakukan Celine Dube dkk menganalisis hubungan interleukin-1β
sebagai sitokin pro inflamasi dengan terjadinya kejang demam. Pada kondisi demam akan
menyebabkan sintesis interleukin-1β, kemudian interleukin-1β akan berikatan dengan
reseptor IL-1RI pada neuron hippocampus dan region lainnya yang akan memicu
terjadinya kejang. Kejang demam juga berkontribusi pada mekanisme limbic (lobus
temporal) untuk menjadi epilepsy di kemudian hari.
Diagnosis
 Anamanesis
- Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang.
- Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jan, interval, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala
infeksi saluran napas akut/ISPA, ISK, OMA, dll)
- Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam, dan epilepsi dalam
keluarga.
- Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya gangguan elektrolit, sesak
yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan
hipoglikemia).
 Pemeriksaan fisik
- Kesadran : apakah terdapat penurunan kesadaran, suhu tubuh : apakah
terdapat demam.
- Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, bruzinski I dan II, kernique,
laseque.
- Pemeriksaan nervus kranial.
- Tanda peningkatan tekanan intrakranal: ubun-ubun membonjol, papil
edema.
- Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll.
- Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab demam

5
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

atau kejang
Penatalaksanaan
Pada tatalaksana kejang demam ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Pengobatan fase akut
2. Mencari dan mengobati penyebab
3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
Pengobatan medikamentosa saat kejang dapat dilihat pada tatalaksana penghentian
kejang. Saat ini lebih diutamakan pengobatan profilaksis intermitten pada saat demam
berupa :
1. Antipiretik
Tujuan utama pengobatan kejang demam adalah mencegah demam meningkat,
paracetamol diberikan dengan dosis 10-15mg/kgbb/kali. Dapat diberikan 4 kali dan
tidak lebih 5 kali atau ibuprofen 5-10mg/KgBB/kali. Dapat diberikan 3-4 kali
sehari.
2. Anti kejang
Diazepam oral diberikan 0,3mg/kgBB/kali tiap 8jam saat demam atau diazepam
rektal 0,5 mg/kgBB setiap 8jam pada suhu >38,5oC. Efek samping dari diazepam
oral adalah letargi mengantuk atau ataksia.
3. Pemberian obat rumatan dengan indikasi
a. Kejang > 15 menit
b. Ada kelainan neurologic nyata sebelum atau sesusah kejang, misalnya
hemiparese, paresis Todd, serebral palsi, retardasi mental, hidrosefalus.
c. Kejang fokal
d. Dipertimbangkan apabila
 Kejang berulang 2kali atau lebih dalam 24jam
 Kejang terjadi pada bayi <12bulan
 Kejang lebih atau sama dengan 4 kali dalam setahun
Jenis obat rumatan yang diberikan fenobarbital 4-5mg/kgBB/kali, asam
valproate 15-40mg/KgBB dalam 2-3kali pemberian. Penobatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama
1-2 bulan.
4. Vaksinasi
Tidak ada kontraindikasi pada anak kejang demam. Dianjurkan diazepam oral dan
parasetamol saat imunisasi DPT ataupun MMR selama 3 hari

6
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

Tatalaksana kejang demam dan kejang secara umum yaitu tampak pada bagan
berikut ini :

Kejang (+)
Diazepam rectal 0,5 mg/kgBB
(Evaluasi 5 menit)

Kejang (+)/dirumah sakit/IV line (-)


Diazepam rektal
(Evaluasi 5 menit)

Kejang (+)
Diazepam IV
Kecepatan 0,5-1 mg/menit (3-5menit)
(Dapat terjadi depresi pernapasan)
(Evaluasi 5 menit)

Kejang (+)
Fenitoin bolus IV 10-20 mg/kgBB/kali
Kecepatan 1 mg/kgBB/menit
(Evaluasi 5 menit)

Kejang (+)
Transfer ke ICU/PICU

7
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN

4. Plan
Diagnosis: Kejang Demam Sederhana
Terapi:
 Anjuran opname
 O2 1-2 lpm
 IVFD D5% 24 tpm
 Paracetamol 100mg/8jam/drips IV
 Diazepam 10 mg per rektal
 Cefotaxime 400mg/12jam/IV
 Gentamisin 25mg/12jam/IV
 Luminal 20mg/12jam/oral
 Ambroxol sirup 2.5ml/8jam/oral
Konsultasi: Perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak.
Rujukan: Pada kasus ini, perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak untuk
penanganan pasien lebih lanjut.
Kontrol: Pantau tingkat kesadaran dan tanda vital.
Prognosis: dubia et bonam.

Makassar, 8 Juni 2018

Peserta, Pendamping,

dr. Muhammad Ichsan Prasetya dr. Asniwati A. Malkab

Anda mungkin juga menyukai