1
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Pada auskultasi didapatkan bunyi pernapasan bronkovesikuler, dan bunyi tambahan rhonki
minimal di mediobasal paru.
Riwayat Pengobatan:
Riwayat pengobatan : Pasien 1 hari yang lalu dibawa di puskesmas dan diberikan
paracetamol sirup.
Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat kejang demam saat usia 1 tahun .
Riwayat Keluarga:
Riwayat penyakit yang sama pada keluarga (+).
Riwayat Pekerjaan/Kebiasaan: -
Lain-lain:
Riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap..
Daftar Pustaka:
1. Pusponegoro H, Widodo DP, Ismael S. Konsensus penatalaksanaan kejang demam.
(Online), (http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Kejang-Demam-Neurology-
2012.pdf, diakses 10 Desember 2017). Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2006.h.1-13.
2. Marudur PT, Herini ES, Satria CD. Predictive factors for recurrent febrile seizures in
children. (Online), (http://www.paediatricaindonesiana.org/?q=a&a= 1074 &d=1, diakses
10 Desember 2017). Paediatrica Indonesiana. 2012; 52(6): 317-8.
3. Soetomenggolo TS, Ismael S. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 1999. h.244-251.
4. British Columbia Medical Association. The Clinical Practice Guidelines of febrile
seizures. (Online), (http://www.bcguidelines.ca/pdf/febrile.pdf, diakses 10 Desember
2017). Guidelines & protocolsadvisory committee. 2010.h.2-4
Hasil Pembelajaran:
1. Menegakkan diagnosis kejang demam
2. Memberikan penanganan primer pada pasien dengan diagnosis kejang demam
3. Mekanisme terjadinya gejala yang ditemukan pada kejang demam
4. Melakukan rujukan ke dokter spesialis anak untuk penanganan pasien lebih lanjut.
2
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Klinis
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berusia 6 bulan - 5 tahun. Kejang
disertai demam pada bayi < 1 bulan tidak termasuk kejang demam. Jika anak berusia <
6 bulan atau > 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
seperti infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam. Anak yang
pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang saat demam, tidak termasuk
dalam kejang demam.
3
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Demam
(Kenaikan suhu tubuh 1 ͦ C)
4
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Perubahan Keseimbangan
( Membran Sel Neuron )
KEJANG
(Gambar 1. Mekanisme terjadinya kejang demam)
James G. Heida memberikan pernyataan bahwa patofisiologi mengenai kejang
demam masih belum jelas. Namun beberapa teori lain juga menyatakan bahwa interleukin-
1β memainkan peran yang sangat penting dalam pathogenesis kejang demam. Interleukin-
1β memiliki sifat proepileptogenic.
Penelitian yang dilakukan Celine Dube dkk menganalisis hubungan interleukin-1β
sebagai sitokin pro inflamasi dengan terjadinya kejang demam. Pada kondisi demam akan
menyebabkan sintesis interleukin-1β, kemudian interleukin-1β akan berikatan dengan
reseptor IL-1RI pada neuron hippocampus dan region lainnya yang akan memicu
terjadinya kejang. Kejang demam juga berkontribusi pada mekanisme limbic (lobus
temporal) untuk menjadi epilepsy di kemudian hari.
Diagnosis
Anamanesis
- Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang.
- Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jan, interval, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala
infeksi saluran napas akut/ISPA, ISK, OMA, dll)
- Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam, dan epilepsi dalam
keluarga.
- Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya gangguan elektrolit, sesak
yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan
hipoglikemia).
Pemeriksaan fisik
- Kesadran : apakah terdapat penurunan kesadaran, suhu tubuh : apakah
terdapat demam.
- Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, bruzinski I dan II, kernique,
laseque.
- Pemeriksaan nervus kranial.
- Tanda peningkatan tekanan intrakranal: ubun-ubun membonjol, papil
edema.
- Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll.
- Pemeriksaan neurologi: tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab demam
5
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
atau kejang
Penatalaksanaan
Pada tatalaksana kejang demam ada 3 hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Pengobatan fase akut
2. Mencari dan mengobati penyebab
3. Pengobatan profilaksis terhadap berulangnya kejang demam
Pengobatan medikamentosa saat kejang dapat dilihat pada tatalaksana penghentian
kejang. Saat ini lebih diutamakan pengobatan profilaksis intermitten pada saat demam
berupa :
1. Antipiretik
Tujuan utama pengobatan kejang demam adalah mencegah demam meningkat,
paracetamol diberikan dengan dosis 10-15mg/kgbb/kali. Dapat diberikan 4 kali dan
tidak lebih 5 kali atau ibuprofen 5-10mg/KgBB/kali. Dapat diberikan 3-4 kali
sehari.
2. Anti kejang
Diazepam oral diberikan 0,3mg/kgBB/kali tiap 8jam saat demam atau diazepam
rektal 0,5 mg/kgBB setiap 8jam pada suhu >38,5oC. Efek samping dari diazepam
oral adalah letargi mengantuk atau ataksia.
3. Pemberian obat rumatan dengan indikasi
a. Kejang > 15 menit
b. Ada kelainan neurologic nyata sebelum atau sesusah kejang, misalnya
hemiparese, paresis Todd, serebral palsi, retardasi mental, hidrosefalus.
c. Kejang fokal
d. Dipertimbangkan apabila
Kejang berulang 2kali atau lebih dalam 24jam
Kejang terjadi pada bayi <12bulan
Kejang lebih atau sama dengan 4 kali dalam setahun
Jenis obat rumatan yang diberikan fenobarbital 4-5mg/kgBB/kali, asam
valproate 15-40mg/KgBB dalam 2-3kali pemberian. Penobatan diberikan
selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama
1-2 bulan.
4. Vaksinasi
Tidak ada kontraindikasi pada anak kejang demam. Dianjurkan diazepam oral dan
parasetamol saat imunisasi DPT ataupun MMR selama 3 hari
6
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Tatalaksana kejang demam dan kejang secara umum yaitu tampak pada bagan
berikut ini :
Kejang (+)
Diazepam rectal 0,5 mg/kgBB
(Evaluasi 5 menit)
Kejang (+)
Diazepam IV
Kecepatan 0,5-1 mg/menit (3-5menit)
(Dapat terjadi depresi pernapasan)
(Evaluasi 5 menit)
Kejang (+)
Fenitoin bolus IV 10-20 mg/kgBB/kali
Kecepatan 1 mg/kgBB/menit
(Evaluasi 5 menit)
Kejang (+)
Transfer ke ICU/PICU
7
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
4. Plan
Diagnosis: Kejang Demam Sederhana
Terapi:
Anjuran opname
O2 1-2 lpm
IVFD D5% 24 tpm
Paracetamol 100mg/8jam/drips IV
Diazepam 10 mg per rektal
Cefotaxime 400mg/12jam/IV
Gentamisin 25mg/12jam/IV
Luminal 20mg/12jam/oral
Ambroxol sirup 2.5ml/8jam/oral
Konsultasi: Perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak.
Rujukan: Pada kasus ini, perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak untuk
penanganan pasien lebih lanjut.
Kontrol: Pantau tingkat kesadaran dan tanda vital.
Prognosis: dubia et bonam.
Peserta, Pendamping,