Anda di halaman 1dari 19

KONSEP RAVENUE DAN EXPENSE

Oleh :

RAKA VALENDY 01031381720106

WULANDARI 01031381821055

SATRIA DWI ADHARI 01031381821056

MUHAMMAD FAHMIL 01031381821063

ANGGI ANGGRAENI PUTRI 01031381821077

TIARA MITA 01031381821086

ADAM ADHI BRATA 01031381621210

RM ILHAM ARSYAD 01031381621148

RANDI KURNIAWAN 01031381621151

JOKO OTOMO PUTRA 01031381621206

AHMAD ZUFAR GHOZY 01031381821089

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

S1 ALIH PROGRAM AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTRA ISI …………………………………………………………………. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……………………………………………......... 3

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………..………. 5

1.3. Tujuan Penulisan…………………………………….………… 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

2.2.

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemahaman terhadap konsep pendapatan dan beban memerlukan analisis


yang hati-hati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan laporan
laba rugi perusahaan. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan
pendapatan dan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen
pendapatan dan beban. Karekteristik suatu komponen laporan laba rugi dapat
dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan
pendapatan dan beban.
Santoso (2007: 90) menyatakan pendapatan adalah arus masuk atau
penambahan aktiva atau penyelesaian suatu kewajiban atau kombinasi dari
keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau
aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi inti
(major/central operation) yang berkelanjutan (regular) dari suatu perusahaan.
Harahap (2005: 226) menyatakan bahwa mendefinisikan beban sebagai
arus keluar aktiva penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi
keduanya atau selama periode yang disebabkan oleh pengiriman barang,
pembuatan barang atau pembuatan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang
merupakan kegiatan utama perusahaan.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan pendapatan
dan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan
benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang
pendapatan dan beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi.
Sebagian besar transaksi pendapatan dan beban menimbulkan beberapa
masalah dalam pengakuannya. Hal ini karena dalam banyak kasus, transaksi
tersebut adalah dimulai dan selesai pada waktu yang sama. Namun tidak semua
transaksi sesederhana itu.
Pengakuan pendapatan dan beban merupakan aktivitas yang paling berisiko
dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar akuntansi yang digunakan, baik
IFRS maupun GAAP, risiko atau kesalahan dan ketidakakuratan dalam pelaporan
pendapatan dan beban jumlahnya sangat besar.
Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan.
Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi
semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan
dan beban, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan
penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat
memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang.
1.2. Rumusan Masalah

2
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis
dapat merumuskan masalah sebagai:
1. Apa yang dimaksud pendapatan?
2. Apa yang dimaksud beban?
3. Bagaimana pengukuran pada pendapatan dan beban ?
4. Bagaimana pengungkapan pada pendapatan dan beban ?
5. Bagaimana penyajian pada pendapatan dan beban ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dijelaskan di
atas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pendapatan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan beban.
3. Untuk mengetahui pengukuran pada pendapatan dan beban.
4. Untuk mengetahui pengungkapan pada pendapatan dan beban.
5. Untuk mengetahui penyajian pada pendapatan dan beban.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendapatan

3
2.1.1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan/pertambahan laba yang berasal dari
kegiatan utama perusahaan. Biasanya dinyatakan dalam satuan moneter.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai
maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir
periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut
menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap
konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan
hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang
dikonsumsi.
2. Menurut ilmu akuntansi
Ada beberapa pandangan diantaranya:
a) Paton, pendapatan merupakan produk dari suatu
perusahaan.
b) Committee on Accounting Concept and Standart of
the American Accounting Association, Pendapatan
adalah pernyataan moneter dari keseluruhan produk
dan jasa yang ditransfer oleh suatu perusahaan
kepada pelanggannya selama periode tertentu.
c) FASB No.6, Pendapatan adalah arus kas masuk
/penambahan lainnya pada aktiva suatu satuan usaha
atau penyelesaian kewajiban (kombinasi dari
keduanya ) dari pengiriman atau produksi barang,
pemberian jasa, atau kegiatan lain yang bukan

4
d) merupakan kegiatan utama. Definisi lebih sempit
menurut FASB, Pendapatan dihasilkan dari kegiatan
utama.
e) APB statement No.4, Pendapatan adalah kenaikan
bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam
kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan
PABU yang dihasilkan dari jenis-jenis kegiatan
yang mencari laba dari suatu perusahaan yang dapat
merubah ekuitas pemilik.
f) PSAK 23,Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.

2.1.2. Karakteristik Pendapatan


Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.
Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan:
1. Sumber pendapatan
Tambahan jumlah rupiah aktiva Perusahaan dapat berasal dari
transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan merupakan
barang dagangan (seperti: aktiva tetap, surat berharga, ataupun
penjualan anak/cabang Perusahaan), hadiah, sumbangan/temuan,
revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.Penjualan
Produk Perusahaan à Sumber utama Pendapatan.
2. Produk dan kegiatan utama Perusahaan
Produk yang dihasilkan perusahaan dapat berupa barang/jasa.Produk
perusahaan diartikan meliputi seluruh barang/ jasa yang
disediakan/diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah
rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk
tersebut dihasilkan.
3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali
kuantitas terjual.Laba/rugi terjadi setelah pendapatan dan biaya
dibandingkan.Setelah biaya yang dibebankan dibandingkan dengan
pendapatan, maka akan tampak pendapatan netto.
IAS 18 berisikan tata cara akuntansi untuk pengakuan
pendapatan perusahaan. Dalam IAS 18, pendapatan akan diakui

5
apabila terdapat kemungkinan manfaat ekonomis masa depan akan
mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal
(reliable).
Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan sebagai peningkatan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam
bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income)
meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda
seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti
dan sewa.
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan
akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan
peristiwa ekonomi tertentu. Permasalahan utama dalam akuntansi
untuk pendapatan adalah menentukan saat pengakuan pendapatan.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa
depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur
dengan andal. Pernyataan ini mengidentifikasikan keadaan yang
memenuhi kriteria tersebut agar pendapatan dapat diakui.
Pernyataan ini juga memberikan pedoman praktis dalam penerapan
kriteria tersebut.
Pernyataan ini tidak mengatur tentang pendapatan yang timbul dari:
 Perjanjian sewa
 Dividen yang timbul dari investasi yang diperlakukan dengan
metode ekuitas
 Kontrak asuransi
 Perubahan nilai wajar dari asset dan liabilitas keuangan atau
pelepasannya
 Perubahan nilai aset lancar lain
 Ekstrasi hasil tambang
Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri.
Dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi
mencakup jumlah yang ditagih untuk kepentingan principal dan
tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih
atas nama principal bukan merupakan pendapatan, sebaliknya,
pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima.

6
2.1.3. Pengukuran Pendapatan

a) Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima


atau dapat diterima.
b) Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli
atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh
perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat
volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
c) Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara
kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas
yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai
wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau dapat diterima.
Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas
bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari
pembeli dengan tingkat bunga dibawah pasar sebagai
imbalan dari penjualan barang. Jika perjanjian tersebut secara
efektif merupakan transaksi keuangan, maka nilai wajar
imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh
penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat
bunga tersirat (imputed). Tingkat bunga tersirat yang
digunakan adalah yang paling mudah ditentukan antara:
 tingkat bunga yang berlaku bagi instrumen yang
serupa dari suatu penerbit (issuer) dengan penilaian
kredit (credit rating) yang sama; atau
 suatu tingkat bunga untuk mengurangi (discount) nilai
nominal instrumen tersebut ke harga jual tunai pada
saat ini dari barang atau jasa.
d) Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang
atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran
tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan
komoditas seperti minyak atau susu di mana penyalur
menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk
memenuhi permintaan dengan dasar tepat waktu dalam suatu
lokasi. Jika barang dijual dan jasa diberikan untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa,
pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang

7
mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada
nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan
dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.

1.2.4. Pengungkapan Pendapatan

Entitas mengungkapkan:
a) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan
pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk
menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang
diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang
berasal dari:
 Penjulan barang
 Penjualan jasa
 Bunga
 Royalti
 Dividen
c) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau
jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari
pendapatan.

2.2. Beban
2.2.1. Pengertian Beban

Harahap (2005: 226) menyatakan bahwa mendefinisikan beban


sebagai arus keluar aktiva penggunaan aktiva atau munculnya
kewajiban atau kombinasi keduanya atau selama periode yang
disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang atau pembuatan
jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama
perusahaan. Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah
habis masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Beban
itu sendiri terjadi karena dua sebab, pertama yang berasal dari cost yang
sudah expired (melampaui masanya) dan yang kedua karena
penggunaan maksudnya beban itu hadir kalau kita sudah melakukan
pemakaian tertentu atau utilitas. Menurut IAI dalam bukunya Standar
Akuntansi Keuangan (2007:19), mendefinisikan beban atau expenses
adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak
menyangkut pembagian kepada penanam modal. Sebagaimana sudah

8
kita ketahui bahwa cost itu mempunyai pengertian bahwa kita
mempunyai sumber daya perusahaan yang terbatas dan untuk
mendapatkannya diperlukan sejumlah pengorbanan atau pengeluaran
tertentu. Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar,
pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat (Cartery usry,
2006:29). Sebagai contoh pembelian bahan baku secara tunai, karena
aktiva bersih tidak terpengaruh tidak ada beban yang diakui. Sumber
daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku.
Bahan baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi
beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang
sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan
sebagai beban dilaporan Laba Rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi
tidak semua biaya adalah beban. Contoh : aktiva adalah biaya, tetapi
bukan (belum menjadi) beban.

2.2.2. Karakteristik Beban


Ada tiga karakteristik beban dalam akuntansi :
1. Penurunan Aktiva
Beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan
pengurangan atau penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar
manfaat ekonomi. Dalam hal ini, pemakaian aktiva mengakibatkan
timbulnya beban karena telah habis untuk pengiriman barang atau
diberikan perusahaan sehingga tidak merasakan lagi manfaat
ekonomi aktiva tersebut. Pemakaian bahan baku yang barangnya
belum terjual belum lagi bisa dikatakan beban tetapi biaya, apabila
sudah terjual baru dapat dikatakan beban karena pemakaian aktiva
yang digunakan untuk segala keperluan barang tersebut.
2. Operasi utama yang berkesinambungan
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar
terjadi maka harus berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan
yang continue. Kegiatan utama perusahaan adalah yang berkaitan
dengan proses produksi dan pengiriman barang. Sebagaimana
berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan
operasi yang merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi
(operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing).
Sedangkan beban adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
3. Kenaikan kewajiban
Definisi FASB yang menyatakan beban sebagai kewajiban
cukup tepat karena secara konseptual semua hal yang dikeluarkan

9
untuk kepentingan proses produksi dan pengiriman perusahaan
secara terus-menerus dinyatakan sebagai beban. Kewajiban terdapat
suatu keadaan perusahaan telah memanfaatkan barang dan jasa
namun sebelumnya tidak mengakuinya sebagai aset atau belum
mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai
pihak lain. Hal tersebut menimbulkan keharusan perusahaan untuk
membayar ataumelakukan pengorbanan ekonomik di masa datang
sehingga timbulkewajiban.Misalnya jasa pengiriman barang yang
belum dibayar oleh perusahaan namun jasa pengirimannya telah
dinikmati perusahaan danmenimbulkan pendapatan. Dengan
demikian beban (untuk pengiriman) harustimbul dengan kenaikan
kewajiban.

2.2.3 Jenis-jenis Beban


Menurut Soemarso (2013:226) beban dapat dikelompokkan menjadi
beban penjualan (selling expenses), beban administrasi dan umum
(general and administrative expenses) dan beban lain-lain (other
expense).
1. Beban penjualan (Selling expenses) Beban penjualan adalah semua
beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan
memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan dan
pengangkutan barang-barang yang dijual. Contoh : beban iklan dan
promosi
2. Beban administrasi dan umum (General and administrative
expenses) Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh:
beban gaji dan upah, beban LAT, beban pemeliharaan, dll 3. Beban
lain-lain (Other Expense) Beban-beban yang tidak dapat
dihubungkan secara langsung dan pasti dengan kegiatan utama
perusahaan (perdagangan) dikelompokkan kedalam beban lain-lain
(other expenses) atau beban non-usaha (non operating expenses).
Beban bunga merupakan salah satu contoh dari beban ini, kadang-
kadang karena beban bunga timbul sebagai akibat dari kegiatan
perusahaan untuk memperoleh dana (pembelanjaan), maka disebut
beban pembelanjaan (financing expenses). Contoh lain: kerugian
dari penjualan aktiva tetap dalam laporan laba rugi, pendapatan dan
beban lain-lain kadang-kadang digabung. Jenis-jenis beban
dapat diklasifikasikan juga berdasarkan jenis perusahaan yang
bersangkutan, seperti perusahaan jasa, dagang dan manufaktur.
Tetapi secara keseluruhan jenis beban pada setiap perusahaan itu

10
sama, hanya terdapat beberapa jenis beban yang yang tidak ada pada
perusahaan lain.
A. Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa jenis beban hanya satu
yaitu beban usaha, tetapi beban usaha ini terbagi pada
beberapa jenis juga, yaitu sebagai berikut:
a) Beban gaji : beban yang berasal dari pemakaian jasa
karyawan atau buruh yang diperkerjakan dalam perusahaan.
Beban ini diakui dalam laporan laba rugi karena terjadi
penurunan aktiva akibat pembayaran gaji pada karyawan.
Selanjutnya dicatat sebesar kas yang keluar atau yang
dibayarkan pada karyawan yang bersangkutan.
Contoh :Membayar gaji karyawan selama bulan Maret sebesar Rp
10.000.000,00 Merupakan pengeluaran perusahaan atau beban
yang dicatat dilaporan laba rugi dengan saldo normal di debet,
jurnal: Beban Gaji Rp 10.000.000,00
Kas Rp 10.000.000,00
b) Beban Sewa : beban yang timbul karena terjadi sewa atau
pemakaian sesuatu yang bersifat sewa.
c) Beban perlengkapan : beban yang timbul karena pemakaian
perlengkapan atau bahan pembantu dalam operasional
perusahaan.
d) Beban bunga (interest expenses) : beban yang timbul karena
peminjaman uang pada Bank yang dikenai bunga.
e) Beban serba-serbi (miscellaneous expenses): beban yang
terdiri dari bermacam-macam transaksi yang jumlahya kecil,
tidak sering terjadi dan tidak tertampung dalam salah satu
akun beban yang ada dalam bagian akun.
Beberapa jenis beban ini pengakuan, penyajian
maupun pengukuran pada dasarnya sama yaitu beban
diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat
ekonomi masa datang yang berkaitan dengan penurunan
aktiva ataukenaikan kewajiban telahterjadi dan dapat diukur
dengan andal.

B. Perusahaan dagang

Pada perusahaan dagang karena terjadi penjualan maka


terdapat beban yang berhubungan dengan penjualan atau
kegiatan utama perusahaan :

11
a) Beban penjualan (selling expenses) : beban yang
terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual
dan memasarkan barang.

b) Beban administrasi dan umum : beban yang


terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan dan beban yang
bersifat umum yang tidak dapat diidentifikasikan ke
dalam kegiatan spesifik seperti produksi atau
penjualan.

c) Beban lain-lain (other expenses) : beban yang tidak


berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan.

C. Perusahaan Manufaktur

Pada umumya beban pada perusahaan manufaktur sama


dengan perusahaan lainnya.
a) Biaya Pokok Penjualan (Cost of Good Solds), Biaya
Pokok Penjualan merupakan biaya perolehan dari
pos-pos persediaan (harga pembelian atau biaya
pabrikasi) yang dijual untuk menghasilkan
pendapatan penjualan. Biaya pokok barang yang
tersedia untuk dijual (Cost Of Good Available for
Sale) adalah persediaan awal ditambah pembelian
(biaya pokok barang yang diproduksi). Biaya
pokok penjualan ditentukan dengan mengurangkan
persediaan akhir dari biaya pokok barang yang
tersedia untuk dijual.
b) Beban Operasi (Operating Expenses)
Beban operasi adalah beban berkala dan lazim
yang dikeluarkan perusahaan dalam upayanya
memperoleh pendapatan. Beban- beban ini
biasanya diklasifikasikan berdasarkan kategori-
kategori fungsional. Klasifikasi yang lazim dipakai
adalah dengan memisahkan beban penjualan (selling
expenses) dari beban umum dan administratif (general
administrative expenses).Contoh beban operasi
adalah beban iklan, beban pemeliharaan, beban
penyusutan, beban gaji, dan lain - lain.

12
c) Beban Lain-lain (Other Expense)
Beban lain-lain pada pokoknya mengandung
beban-beban yang dikeluarkan dari aktivitas-
aktivitas yang bukan merupakan kegiatan
pokok perusahaan sehingga nilai rupiah dari
aktivitas ini biasanya terhitung kecil.
Ada jenis-jenis beban lain yang mendukung kegiatan operasional perusahaan
seperti :
1. Beban Akrual (accrued expense)
Beban yang masih harus dibayar (beban-beban tertentu mungkin telah
terjadi) tetapi pembayarannya belum dilakukan sampai pada periode
berikutnya. Pada akhir periode akuntansi perlu untuk menentukan dan
mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun belum dibayarkan.
2. Beban kredit macet (bad debt expense)
Beban yang timbul atas tindakan tertagihnya piutang usaha. Contoh :
beban piutang ragu-ragu (doubhtful account expense), beban piutang yang tidak
dapat ditagih.
3. Beban Operasional
Beban yang terdiri atas beban penjualan dan beban umum
administrasi. Keseluruhan beban yang terlibat dalam aktivitas operasional
perusahaan. Dalam laporan laba/rugi, labaoperasi dihitung dengan
mengurangkan pendapatan dengan beban operasional.
4. Beban Penyusutan
Pengakuan atas penggunaan manfaat potensial dari suatu aktiva.
Beban yang timbul karena pemakaian aktiva berwujud.
5. Beban yang ditangguhkan
Dapat juga dikatakan beban dibayar dimuka atau pengeluaran yang
telah dibayarkan tapi belum dirasakan manfaat ekonomisnya.
6. Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses)
Disebut juga dengan accrued liabilitiesyaitu biaya - biaya yang sudah
merupakan beban walaupun utang yang bersangkutan belum saatnya
merupakankewajiban.

13
2.2.4 Pengakuan Beban
Menurut IAI dalam bukunya “Standar Akuntansi Keuangan”, (2007:23)
pengakuan beban adalah sebagai berikut :
”Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya
yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Kalau manfaat ekonomi
diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan
penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui
dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis.
Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan bebanyang berkaitan dengan
penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merk dagang. Prosedural
lokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang
menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan”.
Dalam pernyataan di atas beban merupakan arus keluar atas penggunaan
lain dari harta selama periode dari penyerahan atas produksi barang atau kegiatan-
kegiatan lain yang merupakan operasi utama perusahaan. Beban diakui dalam
laporan laba rugi berdasarkan hal - hal sebagai berikut :
 Adanya penurunan aktiva tetap yang digunakan oleh perusahaan misalnya
aktiva tetap.
 Adanya proses produksi untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.
 Adanya kewajiban perusahaan terhadap karyawan misalnya pembayaran
gaji dan upah.
 Adanya kewajiban perusahaan tanpa diiringi dengan perolehan aktiva,
misalnya garansi produk dan pembayaran bunga pinjaman. Dengan
demikian dapat disimpulkan beban yang berkaitan dengan proses
memperoleh pendapatan, harus diakui pada saat pendapatan tersebut
diperoleh, sedangkan beban yang berkaitan secara langsung dengan proses
dan untuk memperoleh pendapatan harus diakui pada saat beban tersebut
dimanfaatkan.

2.2.5 Pengukuran Beban


Dalam mengukur beban dalam satu periode akuntansi, dibutuhkan
berbagai keputusan atau pertimbangan untuk menentukan bagaimana beban
tersebut akan dialokasikan pada periode - periode selanjutnya yang menunjukkan
adanya pendapatan. Dalam hal tersebut, terdapat berbagai standar akuntansi
yangdapat digunakan sebagai acuan atau pedoman.
Misalnya, IAS 16/AASB 116 yang menyatakan bahwa nilai-nilai aset yang dapat
di depresiasi dapat diukur dengan beberapa cara setelah pengakuannya (seperti
model biaya perolehan atau model penilaian) dan beberapa pilihan alternatif untuk
depresiasi (seperti metode garislurus, nilai menurun dan jumlah unit).Sejalan
dengan penilaian aktiva, beban dapat diukur atas dasar jumlahrupiah yang

14
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu,pengukuran beban
dapat didasarkan pada:
1. Kos Historis
Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperoleh aktiva. Pengukuran beban atas dasar kos historis
dapat digunakan untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan, dansebagainya.
2. Kos Pengganti / Kos Masukan Terkini (Replacement Cost / Curent Input
Cost)
Kos masukkan terkini menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang
harus dikorbankan sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang
sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya, penilaian untuk persediaan.
3. Setara Kas (Cash Equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaannormal.
Meskipun pada prakteknya metode pengukuran yang masih banyakdigunakan
adalah historical cost, namun dengan mulai diadopsinya IFRS diindonesia, maka
pengukuran yang sesuai standar adalah dengan menggunakan metodefair value.
Dengan demikian, untuk pencatatan beban sebagai akibat dari depresiasi
(penyusutan), nilai yang dicantumkan dalam beban adalah nilai selisih antara nilai
wajar dengan nilai buku (apabila nilai wajar lebih kecil dari nilai bukunya).
Salah satu cara untuk mengukur beban adalah dengan mengalokasikan
beban -beban tersebut ke periode - periode dimana beban tersebut dinikmati. Hal
ini biasanya disebut dengan matching concept, Konsep tersebut memperlakukan
kos dengan mengalokasikan kos yang sudah kadaluarsa (beban) ke periode-
periode dimana beban tersebut terjadi. Namun, pengalokasian tersebut hanya
bersifatestimasi. Dalam akuntansi, pencocokan antara beban dan pendapatan
merupakan fungsi utama, namun hal tersebut tetap saja sulit untuk dilakukan
karena berhubungan dengan penilaian akuntan tersebut. Akuntan harus
mengidentifikasi mana aset yang telah digunakan (kadaluarsa) dan jumlah yang
harus ditulissebagai tandingan pendapatan pada periode tersebut.

2.2.6 Penyajian Beban


Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua langkah :
1. Single Step (langkah tunggal)
Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi
seluruh beban yang ada pada periode laporan.

15
2. Multi Step (langkah ganda)
Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan usaha
dan pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban dikelompokkan menjadi beban
usaha dan di luar usaha. Penyajian dengan langkah ganda akan dapat dilihat laba
yang diperoleh dari usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.
Laporan laba rugi hendaklah memuat beberapa hal:
a) Menuliskan nama perusahaan
b) Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini, laporan laba rugi
c) Menyajikan periode laporan
d) Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban terkecil, kecuali
beban lain -lain ditulis paling bawah

16
17
Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas. Buku 1. Salemba
Empat. Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafir. 2005. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Penerbit Rajawali Pers.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai