Tugas Biologi 1
Tugas Biologi 1
NIM : 030791967
PRODI : Biologi
Darwin menjelaskan bahwa evolusi makhluk hidup terjadi melalui mutasi dan seleksi
alam. Setiap makhluk hidup bersaing dalam lingkungannya untuk tetap hidup dan
melestarikan populasinya. Di sisi lain, teori tersebut menunjukan bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya, yang saya nilai menjadi sisi imajinatif
yang ditawarkan oleh Darwin sendiri. Darwin pula menyimpulkan bahwa manusia
modern berevolusi dari sejenis makhluk hidup mirip kera, yang dijelaskan berawal
dari species Pilopithecus yang berevolusi hingga menjadi Homo Sapiens. Teori ini
memberi perspektif imajinatif terhadap asal-usul manusia. Pula menyimpulkan bahwa
manusia dan kera berhubungan sebagai suatu keturunan yang sama dari satu spesies.
Tetapi, teori evolusi manusia Darwin menurut saya kurang sesuai dengan pemahaman
agama yang jelas menyebutkan bahwa manusia adalah satu spesies utuh dari awal
penciptaannya. Tidak mungkin ada hubungan kekerabatan yang terjalin antara dua
spesies; manusia dan kera.
Meski begitu, keanekaragaman hayati bisa saja terbentuk karena hasil adaptasi
terhadap lingkungannya. Perbedaan antar ras manusia mungkin terjadi sebagai bentuk
adaptasi manusia terhadap lingkungannya. Seperti perbedaan warna kulit, postur
tubuh, dan hal lainnya bisa terbentuk dari adaptasi tersebut.
Mengenai teori yang dipaparkan Harun Yahya. Harun Yahya menjelaskan bahwa
setiap makhluk hidup telah didesain sedemikian rupa oleh Sang Desainer, yaitu Sang
Pencipta. Setiap jenis makhluk yang telah diciptakan tidak bisa berubah, tidak
berkerabat satu sama lain, dan diturunkan dari leluhur yang sama. Jelas menyanggah
teori Darwin mengenai seleksi alam yang dapat menimbulkan suatu spesies baru.
Manusia hanya berasal dari satu keturunan yaitu Adam dan Hawa. Bukan berasal dari
kera. Dan makhluk-makhluk mirip kera lainnya. Hal ini ditunjukkan melalui
perbedaan struktur tulang dan otot dari berbagai temuan yang dijelaskan Harun
Yahya. Meskipun teorinya bersifat kreasionis.
2) Jelaskan mekanisme penggunaan energy utama dan alternative pada tubuh
manusia saat puasa ?
Berikut ini serentetan hal yang terjadi di dalam tubuh Kita saat kita berpuasa:
Saat puasa, tubuh menghasilkan energi dari banyak sumber, yaitu dari cadangan lemak,
karbohidrat dan gula. Ketika kita berpuasa, bisa dikatakan bahwa tubuh kita kurang
mendapatkan asupan makanan, termasuk sumber karbohidrat seperti nasi. Saat tubuh
tidak memiliki sumber energi utama, maka tubuh akan memecah sumber energi
cadangan yang tersimpan dalam sel-sel lemak. Jadi, lemak yang tersimpan dalam tubuh
kita akan dipecah saat kita menjalani ibadah puasa.
Melihat mekanisme yang seperti itu, semestinya puasa justru akan membantu kita untuk
bisa menurunkan berat badan dan menghilangkan tumpukan lemak di tubuh
Saat puasa, aliran darah yang menuju ke saluran pencernaan menjadi berkurang, karena
tidak ada makanan untuk dicerna, sehingga aliran darah dialihkan ke area lain. Aliran darah
yang menuju tempat-tempat lain itu menjadi lebih banyak dibandingkan biasanya, sehingga
ada kemungkinan kolesterol yang ada di jaringan internal akan lebih banyak terbuang dari
tubuh, karena terbawa oleh aliran darah.
Dengan begitu, melalui puasa kadar kolesterol dalam tubuh kita akan berkurang. Tidak
hanya kolesterol, senyawa-senyawa lain yang merugikan tubuh juga bisa terangkut oleh
aliran darah dan terbuang dari tubuh. Alhasil, puasa membuat tubuh kita menjadi lebih
sehat.
Berdasarkan dua hal yang telah diuraikan di atas, yaitu lemak banyak dipecah sebagai
sumber energi dan aliran darah tidak hanya terkonsentrasi ke saluran pencernaan tetapi
juga ke daerah lain, maka bisa kita lihat bahwa keduanya bersinergi menghasilkan
keluaran tubuh yang lebih sehat.
Saat seseorang menjalankan puasa, ginjalnya menjalani proses dialisis yang lebih banyak.
Oleh karena itu, ginjal lebih bisa menjalankan fungsinya untuk menjaga keseimbangan
kadar garam di dalam tubuh.
Bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, tentunya kadar garam yang seimbang
dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah, sehingga puasa menjadi sangat
bermanfaat bagi kesehatan mereka yang menderita hipertensi (darah tinggi).
Saat Kamu menjalankan ibadah puasa, sumber energi utama bagi tubuh Kamu bukan lagi
glukosa, melainkan glikogen dan lemak.
Saat glikogen di hati telah habis digunakan sebagai sumber energi dan tidak ada asupan
makanan dari luar, maka selanjutnya lemak yang terdapat dalam jaringan lemak akan
digunakan sebagai sumber energi. Pemecahan lemak merupakan usaha tubuh untuk
mendapatkan glukosa yang disebut dengan glukoneogenesis.
Selain itu, juga akan dihasilkan keton yang merupakan produk dari metabolisme lemak.
Keton kemudian dilepaskan ke aliran darah dan diambil oleh otak dan organ-organ lain
untuk digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi.
Bagi otak manusia, keton merupakan sumber energi yang lebih disukai ketimbang
glukosa. Penggunaan keton sebagai sumber energi pada otak akan mendatangkan manfaat
yang luar biasa bagi tubuh manusia, seperti mengurangi dan/atau menghilangkan radikal
bebas yang berbahaya bagi sel-sel otak, meningkatkan fungsi-fungsi otak, seperti memori
dan kognitif, mencegah terjadinya penyakit neurodegenerasi (seperti demensia),
mencegah terjadinya stroke pada pembuluh darah di otak, membuat sel-sel otak lebih
muda, dan lain sebagainya.
3) Jelaskan tentang kanker dihubungkan dengan genetika (dalam penjelasan boleh
menggunakan contoh beberapa atau salah satu jenis kanker)
Mayoritas penderita kanker tidak memiliki sejarah keluarga. hanya sekitar 10 dari
100 pasien yang telah mewarisi gen yang sudah termutasi. Dengan demikian
seseorang yang terlahir dengan mewarisi gen yang telah termutasi, resiko individu
tersebut menderita kanker lebih tinggi daripada individu yang tidak mewarisi mutasi
genetik sejak lahir. Contohnya, seorang wanita yang mewarisi gen yang bermasalah
seperti mutasi gen BRCA (utk kanker payudara), MLH1/MSH2 (utk kanker
kolorektal), dan CHEK2 (double kanker payudara dan kolorektal), maka resiko dia
mendapatkan kanker ketika dia mencapai umur 70 tahun bisa naik sekitar 40-80%.
maka memang betul genetik tidak akan bisa menvonis tapi tapi dia bisa menghitung
kemungkinan.
Ketika diagnosa kanker telah ditegakkan, seperti kanker payudara dan kanker
kolorektal, maka dokter akan juga memperhatikan faktor umur. Apabila umur
pasien dibawah 40 tahun, maka dokter akan mewaspadai dan bertanya lebih lanjut
apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga yang juga menderita kanker.
Gabungan informasi antara umur dan sejarah keluarga biasanya menjadi indikasi
untuk pemeriksaan genetik dari darah. Apabila mutasi genetik ditemukan di darah
pasien, maka ada kemungkinan bahwa mutasi genetik tersebut akan atau sudah
diwariskan ke anak keturunannya.
Menurut para peneliti, belum ada faktor non-genetik yang dapat meningkatkan
resiko kanker pada anak ketika orang tua diagnosis terkena kanker. Oleh karenanya
resiko kanker besar kemungkinannya ditentukan oleh faktor genetik.