Anda di halaman 1dari 13

UPAYA DIPLOMASI PRESIDEN DALAM TUGAS KENEGARAAN

Oleh Joko S. Dwi Raharjo

Bertolak dari politik luar negeri yang di anut oleh Indonesia yaitu bebas-
aktif. Politik luar negeri yang bebas aktif mengandung dua unsur pokok. Pertama,
"bebas" biasanya diartikan tidak terlibat dalam aliansi militer atau pakta
pertahanan dengan kekuatan-kekuatan luar yang merupakan ciri Perang Dingin.
Dalam arti lebih luas Politik Luar Negeri yang bebas menunjukkan tingkat
nasionalisme yang tinggi, yang menolak keterlibatan atau ketergantungan
terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Kedua, kata
"aktif" menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia tidaklah pasif dan hanya
mengambil sikap netral dalam menghadapi permasalahan-permasalahan
international. Muqadimah UUD 45 secara jelas menuntut Indonesia untuk
menentang segala bentuk penjajahan dan ikut memajukan perdamaian dunia.
Pedoman pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dewasa ini
adalah Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) yang antara lain menegaskan arah politik luar negeri Indonesia
yang bebas-aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional dengan menitik-
beratkan pada solidaritas antara negara berkembang, mendukung kemerdekaan
bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan
kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Di
samping itu, dengan telah disyahkannya Undang-Undang No. 37 tahun 1999
tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999 maka Pemerintah
Indonesia dalam melaksanakan politik luar negeri selalu merujuk pada ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang tersebut.
Politik luar negeri merupakan strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu
negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik
luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan
proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Berdasarkan
uraian pengertian politik luar negeri dapat diketahui tujuan politik luar negeri
adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat
gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa

1
depan yang diinginkan. Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan
kebijaksanaan dan keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang
didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor
internasional sebagai faktor eksternal.
Kebijakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan
bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang
ekonomi, politik, sosial, dan militer serta dalam tingkatan yang lebih rendah juga
mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-
negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk
memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama
multilateral internasional. Kebijakan luar negeri dirancang untuk membantu
melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan
kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari
kerjasama secara damai dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi.
Kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep yang menjelaskan hubungan
suatu negara dengan kejadian dan situasi di luar negaranya, yaitu:
1. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of
orientation).
Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi
para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang
menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut.
Orientasi ini terdiri dari sikap, persepsi, dan nilai-nilai yang dijabarkan dari
pengalaman sejarah, dan keadaan startegis yang menentukan posisi negara
dalam politik internasional. Karena itu politik luar negeri yang dipandang
sebagai sekumpulan orientasi mengacu pada prinsip-prinsip dan tendensi
umum yang mendasari tindakan negara di dalam dunia internasional, mislanya
UUD’45 dan Pancasila yang dimiliki oleh Indonesia.

2. Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk


bertindak (as a set of commitments to and plan for action).
Ini merupakan kebijakan luar negeri berupa rencana dan komitment konkrit
yang dikembangkan oleh para pembuat keputusan untuk membina dan
mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan

2
orientasi kebijakan luar negeri. Rencana tindakan ini termasuk tujuan yang
spesisfik serta alat atau cara untuk mencapainya yang dianggap cukup
memadai untuk menjawab peluang dan tantangan dari luar negeri.
Rencana tindakan politik luar negeri ini akan memberikan pedoman kepada:
1. Tindakan yang ditujukan pada situasi yang berlangsung lama.
2. Tindakan yang ditujukan pada negara-negara tertentu.
3. Tindakan yang ditujukan pada isu-isu khusus.
4. Tindakan yang ditujukan pada berbagai sasaran lainnya.
5. Politik luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of
behavior).

Ini merupakan kebijakan luar negeri berada dalam tingkat yang lebih empiris,
yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat
keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan
eksternal. Langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum
yang dianut serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang
lebih spesifik.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya kebijakan luar negeri


menurut Alex Mintz (2010):
1. Diversionary Tactics adalah kebijakan luar negeri yang dilakukan
apabila terjadi perselisihan dalam sebuah negara, dan untuk
mempertahankan posisi pemimpin dalam negara dengan mengalihkan
isu tersebut terhadap isu yang muncul dari ancaman luar.
2. Economic Interests and Foreign Policy Decision adalah kebijakan
ekpansi sebuah negara yang sering dipandang untuk mengejar
kepentingan ekonomi mereka. Motivasi imperialistik menjadi faktor
utama untuk kebijakan luar negerinya
3. The Role of Public Opinion adalah opini publik yang dapat menekan,
memaksa, dan mempengaruhi pemimpin dalam negara demokrasi
untuk menerapkan keinginannya dalam kebijakan luar negeri. Mereka
juga dimungkinkan menjadi pengaruh utama dalam penggunaan dan
penghentian kekuatan militer negara dalam krisis

3
4. Electoral Cycles merupakan banyak bukti menggambarkan pemilu
berperan penting dalam menganalisa pembuatan kebijakan oleh
pemimpin. Jangka waktu dalam pemilu digunakan untuk
mempertahankan politik dan melawan rivalnya. Pemimpin yang ingin
bertahan dalam politik tergantung pada konstituennya untuk menyetujui
kebijakan yang mereka inginkan agar mereka senang. Sehingga, dapat
dimungkinkan kesempatan terpilih kembali pemimpin
tersebut jika baru satu periode di Negara demokrasi sangat besar
dalam pemilu selanjutnya.

Pergantian Presiden dari Presiden sebelumnya yakni Susilo Bambang


Yudhoyono-Boediono yang menganut kebijakan luar negeriThousand Friends
Zero Enemy , berbeda dengan Presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla yang
menganut kebijakan luar negeri Poros Maritim Dunia. Jokowi ingin menjadikan
Indonesia yang berkuasa di sektor maritim karena Indonesia memiliki bentang
lautan lebih luas dari daratan dan juga Indonesia dengan kondisi geografis
dan geopolitik sangat strategis. Kenapa strategis? Jika kita lihat dipeta,
Indonesia diapit oleh dua benua dan dua samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik, Indonesia juga memiliki kekayaan alam laut yang melimpah
dan juga Indonesia memiliki banyak selat seperti Selat Malaka, Selat
Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Keempat selat tersebut
merupakan jalur pelayaran Internasional. Apakah bisa Indonesia menjadi
poros maritim dunia? Pertanyaan itu akan terjawab setelah kita mengetahui
konsep dari poros maritim.

Konsep poros maritim memiliki 5 pilar, diantaranya:


1. Membangun kembali budaya maritim Indonesia, dimana Indonesia sadar
akan identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya jika Indonesia
bisa mengelola dengan baik di bidang maritim.
2. Menjaga dan mengelola sumber daya laut, berfokus pada kedaulatan
pangan laut, melalui pengembangan industri perikanan, dengan
menempatkan nelayan sebagai pilar utama.

4
Kekayaan alam laut begitu menjanjikan di bidang ekonomi jika dikelola
dengan baik dan bisa mensejahterakan kehidupan rakyat yang bergantung
pada laut.
3. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritime,
dimana Presiden Jokowi merancang pembangunan tol laut, dimana
pembangunan dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang letaknya
strategis. Mengingat Indonesia dalam fase “pembentukan MEA” yang
artinya jalur perdagangan antar Asia akan terbuka bebas di Indonesia
tanpa dikenakan bea cukai. Dengan adanya tol laut akan
mempermudahkan jalur perdagangan antar Asia melalui laut.
Pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim akan berjalan
seharusnya jika tidak ada pihak dari dalam yang memainkan anggaran atau
jumlah uang untuk membangun infrastruktur di laut. Karena problematika di
Indonesia sendiri segala sesuatu yang berbau anggaran perbaikan dan
pembangunan infrastruktur selalu ada saja yang memonopoli.
4. Diplomasi maritime, dimana Pemerintah mengajak semua mitra-mitra
Indonesia untuk bekerjasama di bidang kelautan ini baik dalam maupun
luar negeri. Bekerjasama dalam menyelesaikan masalah pencurian ikan,
pelanggaran kedaulatan, perompakan, pencemaran laut dan sengketa
wilayah.
5. Membangun kekuatan pertahanan maritime, Dengan dinyatakannya
Indonesia sebagai poros maritim dunia oleh presiden Jokowi, maka
pertahanan terhadap maritim harus diperkuat dengan ditambahnya polisi
laut, tentara angkatan laut di setiap perbatasan negara, selat-selat yang
ada di Indonesia agar Indonesia jauh dari ancaman pihak luar.

Berdasarkan pilar poros maritime tersebut . maka kebijakan luar negeri


Presiden Jokowi mengemban misi:
1. Mengedepankan identitas sebagai negara kepulauan dalam pelaksanaan
diplomasi dan membangun kerjasama internasional.
2. Meningkatkan peran global melalui diplomasi middle power yang
menempatkan Indonesia

5
3. sebagai kekuatan regional dan kekuatan global secara selektif dengan
memberikan prioritas kepada permasalahan yang secara langsung
berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
4. Memperluas mandala keterlibatan regional di Indo - Pasifik.
5. Merumuskan dan melaksanakan politik luar negeri yang melibatkan peran,
aspirasi dan keterlibatan masyarakat.

Kebijakan luar negeri Indonesia sebagai poros maritim dunia diyakini untuk
meningkatkan wibawa Indonesia di mata dunia. Dalam kata lain presiden Jokowi
menginginkan Indonesia menjadi Negara yang bisa bersaing atau menonjol di
bidang ekonomi melalui kemaritiman. Karena Menurut Geoffrey Till (2009),
terdapat hubungan yang kuat antara ekonomi dan pertahanan maritim. Ketika
membangun ekonomi maritim, maka akan ada niat untuk mengamankan laut, atau
dengan kata lain memperkuat pertahanan maritim demi kelancaran ekonomi
maritim itu sendiri.
Arah kebijakan luar negeri presiden Jokowi dalam mengedepankan
diplomasi ekonomi dan pilar ekonomi yang menjadi salah satu prioritas diplomasi
luar negeri Indonesia. Diplomasi ekonomi ini bertujuan untuk menopang
kemandirian ekonomi nasional. Pergeseran kebijakan yang lebih ditujukan kepada
diplomasi ekonomi tersebut, bukan berarti arah dan kebijakan politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif yang selama ini telah dijalankan ditinggalkan. Namun
diplomasi ekonomi menjadi salah satu prioritas dalam hal mendukung ketahanan
ekonomi Indonesia yang akan bersaing dengan negara lainnya.
Arah dan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang tetap
melaksanakan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif tentu akan
memberikan arah dan tujuan yang tetap konsisten dalam upaya menjaga
perdamaian dan kestabilan politik dengan tetap menjalin kerja sama dengan
negara-negara yang mau bekerja sama dengan Indonesia. Arah dan kebijakan
politik luar negeri Indonesia yang berorientasi kepada perdamaian regional dan
internasional telah dibuktikan dengan aktifnya Indonesia untuk menggalang dan
mengajak berbagai pihak untuk melakukan perdamaian serta mengajak pihak-
pihak yang bersengketa untuk melakukan dialog melalui meja perundingan secara
bersama-sama.

6
Dalam menterjemahkan arah kebijakan luar negeri presiden Jokowi, maka
kementrian luar negeri untuk mengawal terwujudnya wibawa diplomasi guna
memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat
menjabarkan dalam visi dan misi kementrian luar negeri :
1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim
dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional.
2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana
hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku
kepentingan nasional.
3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang
mumpuni.

Untuk mewujudkan itu, maka ada delapan strategi kebijakan menteri luar
negeri dalam mengemban misi tersebut (Renstra 2014- 2019) :
1. Penguatan Diplomasi Maritim dalam rangka menjaga kedaulatan
Indonesia, Diplomasi maritim dan perbatasan adalah negosiasi atau
perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih mengenai kerja
sama kemaritiman dan penetapan serta penanganan permasalahan
perbatasan laut dan darat
2. Penguatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Kepemimpinan adalah nilai
kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia
international terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai
pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. Kepemimpinan dapat
diperlihatkan di antaranya melalui peran sebagai inisiator, mediator dan
fasilitator
3. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power
di dunia internasional,
4. Penguatan diplomasi ekonomi dengan pemanfaatan alat politik
internasional untuk mencapai tujuan tujuan ekonomi melalui berbagai kerja
sama seperti pembangunan (termasuk kesehatan, pendidikan dan
pertanian), energi, lingkungan hidup, keuangan, dan pangan.

7
5. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta
pemberdayaan diaspora, Pelayanan diarahkan pada tindakan, bantuan,
persiapan, dan pengurusan dokumen dan perizinan dalam hal
kekonsuleran, keimigrasian, ketenagakerjaan, pendidikan dan
perhubungan, dan lain-lain. Sedangkan Perlindungan diarahkan pada
pertolongan, pembelaan, pendampingan, dan penyediaan bantuan hukum
dan sosial dari Perwakilan RI di luar negeri bagi WNI dan BHI yang terkena
kasus di luar negeri.
6. Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan,
7. Peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel serta
kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri yang berbasis teknologi
informasi,
8. Perwujudan kebijakan luar negeri yang berkualitas melalui penguatan
peraturan perundangan nasional yang terkait dengan penyelenggaraan
diplomasi

Indonesia memiliki tantangan dalam melaksanakan diplomasi seperti


tantangan dalam diplomasi pertahanan. Saat ini Indonesia menghadapi berbagai
tantangan terhadap sektor keamanan dan pertahanan yang merupakan akibat
dari perubahan dinamika interaksi antar negara di kawasan. Kenyataanya masih
terdapat permasalahan klasik Indonesia dengan negara tetangga di Asia
Tenggara seperti permasalahan perbatasan dengan Malaysia dan masalah
reklamasi Singapura. Di tahun 2016 terdapat dua isu dan dinamika di kawasan
Asia yang berpotensi menjadi tantangan bagi diplomasi pertahanan Indonesia:

Kebangkitan Tiongkok
Presiden Jokowi nampaknya sedang mendekati Tiongkok agar Tiongkok mau
berinvestasi yang besar akan ditanamkan di Indonesia demi mendukung program
dan kebijakan ekonomi Jokowi. Strategi kebangkitan Tiongkok untuk tetap
mempertahankan persoalan Laut China Selatan diselesaikan secara bilateral
dengan masing-masing negara yang bersengketa. Dimana sengketa Laut China
Selatan juga melibatkan negara-negara yang ada di ASEAN. Itu akan menyulitkan

8
Tiongkok menghadapi kekuatan 10 negara di ASEAN dan juga Tiongkok akan
kehilangan partner-partner strategis di Asia Tenggara seperti Indonesia.
Tuntutan negara-negara anggota agar ASEAN lebih berperan dalam kasus
Laut China Selatan secara tidak langsung menjadi ujian bagi ASEAN sebagai
sebuah organisasi regional yang ingin mengintegrasikan diri lebih dalam menjadi
satu identitas, sesuai dengan mottonya “One Vision, One Identity, One
Community”. Hal ini dapat dilakukan dengan inisiatif mediasi, latihan gabungan
atau patrol bersama dan pengimplementasian code of conduct penyelesaian
sengketa Laut China Selatan melalui jalan damai. ASEAN dapat dijadikan jalur
untuk melakukan upaya dialog tersebut.
Peran TNI dapat bermain di sini sebagai salah satu instrument diplomasi
pertahanan. Kerjasama pertahanan seperti joint exercise dan joint patrol antar
angkatan bersenjata di kawasan Laut China Selatan akan dapat meningkatkan
rasa saling percaya antar negara, atau lebih sering disebut sebagai confidence
building measures.

Rebalancing Policy
Rebalancing policy merupakan respon Amerika Serikat terhadap
kebangkitan Tiongkok di Asia Pasifik. Kehadiran AS ini juga menjadi tantangan
bagi Indonesia maupun negara-negara di kawasan. Potensi konflik akibat
munculnya AS dengan gaya “rivalitas” terhadap Tiongkok menjadi semakin lebar
dan akan mempersulit penyelesaian sengketa Laut Tiongkok Selatan. Lebih
jauh, posisi Indonesia lebih rentan lagi, karena menjadi negara yang diapit oleh
aliansi strategis AS, yaitu Australia dan Filipina.

Politik bebas aktif Indonesia agaknya diuji kemampuannya dalam kasus ini.
Indonesia dalam hal kekuatan militer, sangat rentan akibat tidak adanya aliansi
strategis yang dapat menjadi buffer Indonesia. Besar kemungkinan Indonesia
hanya akan menjadi penonton yang terkena imbas negative dari kekacauan di
kawasan. Dalam konteks diplomasi pertahanan, Indonesia sesungguhnya bisa
melakukan upaya penangkalan melalui gesture yang dapat ditunjukkan melalui
‘politik anggaran’. Artinya, peningkatan anggara pertahanan akan memberikan
sinyal kepada negara-negara di kawasan, termasuk Tiongkok dan AS bahwa

9
Indonesia serius dalam merespon dinamika kawasan. Kemudian, di sisi lain,
Indonesia dapat melakukan upaya diplomasi dengan menggagas kerjasama-
kerjasama pertahanan yang saling menguntungkan.

Dengan adanya politik poros maritime dunia, maka pemerintah Presiden


Jokowi telah memulai genderang untuk berani menghadapi gangguan-gangguan
terhadap pertahanan kemaritiman di wilayah perbatasan lautan.
Antisipasi terhadap kondisi perekonomian, kebudayaan, pertahanan serta
kemaritiman Indonesia maka pemerintah Jokowi melakukan kunjungan
diplomasi ke berbagai Negara dengan satu paket dengan menawarkan
kerjasama dan investasi di Indonesia sekaligus melakukan pendekatan untuk
kerjasama dalam revitalisasi dan pengembangan perangkat pertahanan. Hal ini
dilakukan dikarenakan dana APBN yang disediakan kurang mencukupi.
Beberapa kunjungan diplomasi yang dilakukan dan menghasilkan
beberapa kesepakatan antara lain :

1. Kunjungan ke Tiongkok (China)


Pada kesempatan kunjungan kenegaraan Jokowi ke Tiongkok, kedua
negara sepakat untuk mengumumkan pernyataan bersama tentang hubungan
strategis dan komprehensif kedua negara ke arah yang saling
menguntungkan. Sementara Presiden Jokowi mengatakan dalam konteks
hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok, kedua pihak akan melakukan kerja
sama pemberantasan korupsi, meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
rakyat kedua negara.
"Tiongkok merupakan teman dekat Indonesia, sahabat Indonesia, mitra
strategis yang komprehensif yang saling melengkapi satu dengan yang lain,"
katanya.
Pada kesempatan itu ada delapan MoU yang ditandatangani yakni nota
kesepahaman kerja sama ekonomi antara Kemenko Perekonomian RI dan
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional RRT, Nota kesepahaman kerja
sama Proyek Pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung antara
Kementerian BUMN dan Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional RRT,

10
dan Nota Kesepahaman kerja sama maritim dan SAR antara Basarnas dan
Kementerian Transportasi RRT.
Selain itu, kerja sama antara Protokol Persetujuan antara Pemerintah RRT
dan RI dalam pencegahan pengenaan pajak ganda kedua negara,
Kerangka Kerja Sama Antariksa 2015-2020 antara Lapan dan Lembaga
Antariksa RRT, dan nota kesepahaman kerja sama saling dukung antara
Kementerian BUMN dan Bank Pembangunan China Pembangunan.

2. Kunjungan ke Rusia
Kunjungan presiden Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia. dari Rabu 18 Mei hingga Jumat 20 Mei 2016.
Jokowi dengan ditemani para menteri, di antaranya Menteri BUMN Rini
Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri
Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko
Perekonomian Darmin Nasution, dan lainnya menggunakan kesempatan tersebut
untuk bertemu banyak tokoh penting di Rusia, mulai dari CEO
perusahaan Rusia hingga Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan
penggalangan kerjasama dan investasi di Indonesia.
Pada hari pertama, Jokowi melakukan kunjungan bilateral ke Presiden Putin di
istana musim panas presiden, Bocharov Ruchei. Presiden RI yang pernah masuk
ke tempat ini adalah presiden pertama, Soekarno, dengan hasil pertemuannya,
ada 5 nota kesepahaman yang sepakat dijalankan kedua Negara antara lain:
1. Pemerintah Republik Indonesia bekerja sama di bidang pertahanan dengan
Federasi Rusia
2. Nota Kesepahaman antara Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengenai arsip
3. Program antara Departemen Kebudayaan Rusia serta Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang kerja sama
budaya periode 2016-2018
4. Pernyataan bersama antara Badan Federal untuk Perikanan Rusia dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada saling
pengertian dan kerja sama di bidang pencegahan illegal fishing dan
regulasi penangkapan ikan

11
5. Nota kerja sama di bidang kearsipan antara Badan Nasional
Arsip Rusia dan Badan Arsip Republik Indonesia

Sementara hari kedua, Jokowi bertemu dengan beberapa pebisnis


asal Rusia. Hasilnya beberapa perusahan siap menanamkan investasinya di
Indonesia. Perusahaan tersebut antara lain Russian Railways membangun rel
kereta di Kalimantan. Selain itu, ada juga investasi di bidang tambang seperti
yang dilakukan oleh Rusal dan Blackspace. Keduanya sekarang ini sudah
menggarap tambang di Indonesia.
Salah satu penjajakan kerja sama yang akan dilakukan adalah Rusal
bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan
Aluminium (Inalum). Salah satu kesepakatan yang terjadi di hari terakhir
adalah Raksasa migas Rusia, Rosneft, akan membangun kilang di Tuban,
Jawa Timur, senilai US$ 13 miliar (Rp 176 triliun).

3. Kunjungan ke Korea Selatan


Dalam kunjungannya Presiden Jokowi ke Korea Selatan pada 16-18 Mei
2016 menghasilkan komitmen untuk di berbagai bidang. Adapun dua kerja
sama yang akan diprioritaskan adalah akselerasi industrialisasi dan
pengembangan industri kreatif. Komitmen kerja sama antara pemerintah
Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan tersebut dituangkan dalam
penandatanganan tujuh ota kesepahaman di bidang maritim, industri kreatif,
olahraga, geospasial, kawasan ekonomi khusus, restorasi lahan gambut, dan
pemberantasan korupsi.
Menurut Retno Marsudi sebagai menteri luar negeri, kunjungan ke Korsel
juga menghasilkan kesepakatan bisnis dengan para pengusaha. "Deal yang
dihasilkan sekitar 18 miliar dolar AS”

Demikian analisa terhadap usaha Presiden Jokowi dalam melakukan diplomasi


politik luar negeri dalam rangka perbaikan ekonomi dan pertahanan Negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Leifer, Michael. 1989. Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta, PT. Gramedia.

2. James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kenneth W. Thompson. 1976. World Politics:


An Introduction.

3. Till, G. 2009. Sea Power: A Guide for the Twenty-First Century. New York,
Routledge.

4. Mintz, Alex. Karl Derouen. 2010. Understanding Foreign Policy Making:


Decision Making. New York: Cambridge University Press.

5. Rencana Strategi Kementerian Luar Negeri Indonesia 2014-2019

6. http://setkab.go.id/presiden-putin-hubungan-indonesia-rusia-sangat-dekat-dan-
lama/

7. http://berita.suaramerdeka.com/inilah-tiga-poin-penting-hubungan-ri-rusia/

8. http://international.sindonews.com/read/1109844/41/indonesia-rusia-sepakat-
kerjasama-di-lima-bidang-1463651786

9. http://www.kompasiana.com/sigitnurpratama/perkembangan-politik-luar-negeri-
indonesia_550e45878133118b2cbc6304

10. http://economy.okezone.com/read/2015/02/26/320/1111119/kebijakan-salah-
menteri-susi-di-mata-nelayan

11. https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo

13

Anda mungkin juga menyukai