Diplomasi Indonesia Di Tahun 2016 Menurut Kebijakan Luar Negeri
Diplomasi Indonesia Di Tahun 2016 Menurut Kebijakan Luar Negeri
Bertolak dari politik luar negeri yang di anut oleh Indonesia yaitu bebas-
aktif. Politik luar negeri yang bebas aktif mengandung dua unsur pokok. Pertama,
"bebas" biasanya diartikan tidak terlibat dalam aliansi militer atau pakta
pertahanan dengan kekuatan-kekuatan luar yang merupakan ciri Perang Dingin.
Dalam arti lebih luas Politik Luar Negeri yang bebas menunjukkan tingkat
nasionalisme yang tinggi, yang menolak keterlibatan atau ketergantungan
terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Kedua, kata
"aktif" menunjukkan bahwa politik luar negeri Indonesia tidaklah pasif dan hanya
mengambil sikap netral dalam menghadapi permasalahan-permasalahan
international. Muqadimah UUD 45 secara jelas menuntut Indonesia untuk
menentang segala bentuk penjajahan dan ikut memajukan perdamaian dunia.
Pedoman pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia dewasa ini
adalah Ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara (GBHN) yang antara lain menegaskan arah politik luar negeri Indonesia
yang bebas-aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional dengan menitik-
beratkan pada solidaritas antara negara berkembang, mendukung kemerdekaan
bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan
kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Di
samping itu, dengan telah disyahkannya Undang-Undang No. 37 tahun 1999
tentang Hubungan Luar Negeri tanggal 14 September 1999 maka Pemerintah
Indonesia dalam melaksanakan politik luar negeri selalu merujuk pada ketentuan-
ketentuan dalam Undang-Undang tersebut.
Politik luar negeri merupakan strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu
negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti luas, politik
luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan
proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Berdasarkan
uraian pengertian politik luar negeri dapat diketahui tujuan politik luar negeri
adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat
gambaran mengenai keadaan negara dimasa mendatang serta kondisi masa
1
depan yang diinginkan. Pelaksanaan politik luar negeri diawali oleh penetapan
kebijaksanaan dan keputusan dengan mempertimbangkan hal-hal yang
didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai faktor internal serta faktor-faktor
internasional sebagai faktor eksternal.
Kebijakan luar negeri adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan
bagaimana suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang
ekonomi, politik, sosial, dan militer serta dalam tingkatan yang lebih rendah juga
mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-
negara. Interaksi tersebut dievaluasi dan dimonitor dalam usaha untuk
memaksimalkan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kerjasama
multilateral internasional. Kebijakan luar negeri dirancang untuk membantu
melindungi kepentingan nasional, keamanan nasional, tujuan ideologis, dan
kemakmuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terjadi sebagai hasil dari
kerjasama secara damai dengan bangsa lain, atau melalui eksploitasi.
Kebijakan luar negeri memiliki tiga konsep yang menjelaskan hubungan
suatu negara dengan kejadian dan situasi di luar negaranya, yaitu:
1. Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi (as a cluster of
orientation).
Politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan pedoman bagi
para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang
menuntut pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut.
Orientasi ini terdiri dari sikap, persepsi, dan nilai-nilai yang dijabarkan dari
pengalaman sejarah, dan keadaan startegis yang menentukan posisi negara
dalam politik internasional. Karena itu politik luar negeri yang dipandang
sebagai sekumpulan orientasi mengacu pada prinsip-prinsip dan tendensi
umum yang mendasari tindakan negara di dalam dunia internasional, mislanya
UUD’45 dan Pancasila yang dimiliki oleh Indonesia.
2
orientasi kebijakan luar negeri. Rencana tindakan ini termasuk tujuan yang
spesisfik serta alat atau cara untuk mencapainya yang dianggap cukup
memadai untuk menjawab peluang dan tantangan dari luar negeri.
Rencana tindakan politik luar negeri ini akan memberikan pedoman kepada:
1. Tindakan yang ditujukan pada situasi yang berlangsung lama.
2. Tindakan yang ditujukan pada negara-negara tertentu.
3. Tindakan yang ditujukan pada isu-isu khusus.
4. Tindakan yang ditujukan pada berbagai sasaran lainnya.
5. Politik luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of
behavior).
Ini merupakan kebijakan luar negeri berada dalam tingkat yang lebih empiris,
yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat
keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan
eksternal. Langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum
yang dianut serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang
lebih spesifik.
3
4. Electoral Cycles merupakan banyak bukti menggambarkan pemilu
berperan penting dalam menganalisa pembuatan kebijakan oleh
pemimpin. Jangka waktu dalam pemilu digunakan untuk
mempertahankan politik dan melawan rivalnya. Pemimpin yang ingin
bertahan dalam politik tergantung pada konstituennya untuk menyetujui
kebijakan yang mereka inginkan agar mereka senang. Sehingga, dapat
dimungkinkan kesempatan terpilih kembali pemimpin
tersebut jika baru satu periode di Negara demokrasi sangat besar
dalam pemilu selanjutnya.
4
Kekayaan alam laut begitu menjanjikan di bidang ekonomi jika dikelola
dengan baik dan bisa mensejahterakan kehidupan rakyat yang bergantung
pada laut.
3. Memprioritaskan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritime,
dimana Presiden Jokowi merancang pembangunan tol laut, dimana
pembangunan dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang letaknya
strategis. Mengingat Indonesia dalam fase “pembentukan MEA” yang
artinya jalur perdagangan antar Asia akan terbuka bebas di Indonesia
tanpa dikenakan bea cukai. Dengan adanya tol laut akan
mempermudahkan jalur perdagangan antar Asia melalui laut.
Pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim akan berjalan
seharusnya jika tidak ada pihak dari dalam yang memainkan anggaran atau
jumlah uang untuk membangun infrastruktur di laut. Karena problematika di
Indonesia sendiri segala sesuatu yang berbau anggaran perbaikan dan
pembangunan infrastruktur selalu ada saja yang memonopoli.
4. Diplomasi maritime, dimana Pemerintah mengajak semua mitra-mitra
Indonesia untuk bekerjasama di bidang kelautan ini baik dalam maupun
luar negeri. Bekerjasama dalam menyelesaikan masalah pencurian ikan,
pelanggaran kedaulatan, perompakan, pencemaran laut dan sengketa
wilayah.
5. Membangun kekuatan pertahanan maritime, Dengan dinyatakannya
Indonesia sebagai poros maritim dunia oleh presiden Jokowi, maka
pertahanan terhadap maritim harus diperkuat dengan ditambahnya polisi
laut, tentara angkatan laut di setiap perbatasan negara, selat-selat yang
ada di Indonesia agar Indonesia jauh dari ancaman pihak luar.
5
3. sebagai kekuatan regional dan kekuatan global secara selektif dengan
memberikan prioritas kepada permasalahan yang secara langsung
berkaitan dengan kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
4. Memperluas mandala keterlibatan regional di Indo - Pasifik.
5. Merumuskan dan melaksanakan politik luar negeri yang melibatkan peran,
aspirasi dan keterlibatan masyarakat.
Kebijakan luar negeri Indonesia sebagai poros maritim dunia diyakini untuk
meningkatkan wibawa Indonesia di mata dunia. Dalam kata lain presiden Jokowi
menginginkan Indonesia menjadi Negara yang bisa bersaing atau menonjol di
bidang ekonomi melalui kemaritiman. Karena Menurut Geoffrey Till (2009),
terdapat hubungan yang kuat antara ekonomi dan pertahanan maritim. Ketika
membangun ekonomi maritim, maka akan ada niat untuk mengamankan laut, atau
dengan kata lain memperkuat pertahanan maritim demi kelancaran ekonomi
maritim itu sendiri.
Arah kebijakan luar negeri presiden Jokowi dalam mengedepankan
diplomasi ekonomi dan pilar ekonomi yang menjadi salah satu prioritas diplomasi
luar negeri Indonesia. Diplomasi ekonomi ini bertujuan untuk menopang
kemandirian ekonomi nasional. Pergeseran kebijakan yang lebih ditujukan kepada
diplomasi ekonomi tersebut, bukan berarti arah dan kebijakan politik luar negeri
Indonesia yang bebas aktif yang selama ini telah dijalankan ditinggalkan. Namun
diplomasi ekonomi menjadi salah satu prioritas dalam hal mendukung ketahanan
ekonomi Indonesia yang akan bersaing dengan negara lainnya.
Arah dan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang tetap
melaksanakan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif tentu akan
memberikan arah dan tujuan yang tetap konsisten dalam upaya menjaga
perdamaian dan kestabilan politik dengan tetap menjalin kerja sama dengan
negara-negara yang mau bekerja sama dengan Indonesia. Arah dan kebijakan
politik luar negeri Indonesia yang berorientasi kepada perdamaian regional dan
internasional telah dibuktikan dengan aktifnya Indonesia untuk menggalang dan
mengajak berbagai pihak untuk melakukan perdamaian serta mengajak pihak-
pihak yang bersengketa untuk melakukan dialog melalui meja perundingan secara
bersama-sama.
6
Dalam menterjemahkan arah kebijakan luar negeri presiden Jokowi, maka
kementrian luar negeri untuk mengawal terwujudnya wibawa diplomasi guna
memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat
menjabarkan dalam visi dan misi kementrian luar negeri :
1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim
dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional.
2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana
hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku
kepentingan nasional.
3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang
mumpuni.
Untuk mewujudkan itu, maka ada delapan strategi kebijakan menteri luar
negeri dalam mengemban misi tersebut (Renstra 2014- 2019) :
1. Penguatan Diplomasi Maritim dalam rangka menjaga kedaulatan
Indonesia, Diplomasi maritim dan perbatasan adalah negosiasi atau
perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih mengenai kerja
sama kemaritiman dan penetapan serta penanganan permasalahan
perbatasan laut dan darat
2. Penguatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Kepemimpinan adalah nilai
kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia
international terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai
pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. Kepemimpinan dapat
diperlihatkan di antaranya melalui peran sebagai inisiator, mediator dan
fasilitator
3. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power
di dunia internasional,
4. Penguatan diplomasi ekonomi dengan pemanfaatan alat politik
internasional untuk mencapai tujuan tujuan ekonomi melalui berbagai kerja
sama seperti pembangunan (termasuk kesehatan, pendidikan dan
pertanian), energi, lingkungan hidup, keuangan, dan pangan.
7
5. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta
pemberdayaan diaspora, Pelayanan diarahkan pada tindakan, bantuan,
persiapan, dan pengurusan dokumen dan perizinan dalam hal
kekonsuleran, keimigrasian, ketenagakerjaan, pendidikan dan
perhubungan, dan lain-lain. Sedangkan Perlindungan diarahkan pada
pertolongan, pembelaan, pendampingan, dan penyediaan bantuan hukum
dan sosial dari Perwakilan RI di luar negeri bagi WNI dan BHI yang terkena
kasus di luar negeri.
6. Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan,
7. Peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel serta
kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri yang berbasis teknologi
informasi,
8. Perwujudan kebijakan luar negeri yang berkualitas melalui penguatan
peraturan perundangan nasional yang terkait dengan penyelenggaraan
diplomasi
Kebangkitan Tiongkok
Presiden Jokowi nampaknya sedang mendekati Tiongkok agar Tiongkok mau
berinvestasi yang besar akan ditanamkan di Indonesia demi mendukung program
dan kebijakan ekonomi Jokowi. Strategi kebangkitan Tiongkok untuk tetap
mempertahankan persoalan Laut China Selatan diselesaikan secara bilateral
dengan masing-masing negara yang bersengketa. Dimana sengketa Laut China
Selatan juga melibatkan negara-negara yang ada di ASEAN. Itu akan menyulitkan
8
Tiongkok menghadapi kekuatan 10 negara di ASEAN dan juga Tiongkok akan
kehilangan partner-partner strategis di Asia Tenggara seperti Indonesia.
Tuntutan negara-negara anggota agar ASEAN lebih berperan dalam kasus
Laut China Selatan secara tidak langsung menjadi ujian bagi ASEAN sebagai
sebuah organisasi regional yang ingin mengintegrasikan diri lebih dalam menjadi
satu identitas, sesuai dengan mottonya “One Vision, One Identity, One
Community”. Hal ini dapat dilakukan dengan inisiatif mediasi, latihan gabungan
atau patrol bersama dan pengimplementasian code of conduct penyelesaian
sengketa Laut China Selatan melalui jalan damai. ASEAN dapat dijadikan jalur
untuk melakukan upaya dialog tersebut.
Peran TNI dapat bermain di sini sebagai salah satu instrument diplomasi
pertahanan. Kerjasama pertahanan seperti joint exercise dan joint patrol antar
angkatan bersenjata di kawasan Laut China Selatan akan dapat meningkatkan
rasa saling percaya antar negara, atau lebih sering disebut sebagai confidence
building measures.
Rebalancing Policy
Rebalancing policy merupakan respon Amerika Serikat terhadap
kebangkitan Tiongkok di Asia Pasifik. Kehadiran AS ini juga menjadi tantangan
bagi Indonesia maupun negara-negara di kawasan. Potensi konflik akibat
munculnya AS dengan gaya “rivalitas” terhadap Tiongkok menjadi semakin lebar
dan akan mempersulit penyelesaian sengketa Laut Tiongkok Selatan. Lebih
jauh, posisi Indonesia lebih rentan lagi, karena menjadi negara yang diapit oleh
aliansi strategis AS, yaitu Australia dan Filipina.
Politik bebas aktif Indonesia agaknya diuji kemampuannya dalam kasus ini.
Indonesia dalam hal kekuatan militer, sangat rentan akibat tidak adanya aliansi
strategis yang dapat menjadi buffer Indonesia. Besar kemungkinan Indonesia
hanya akan menjadi penonton yang terkena imbas negative dari kekacauan di
kawasan. Dalam konteks diplomasi pertahanan, Indonesia sesungguhnya bisa
melakukan upaya penangkalan melalui gesture yang dapat ditunjukkan melalui
‘politik anggaran’. Artinya, peningkatan anggara pertahanan akan memberikan
sinyal kepada negara-negara di kawasan, termasuk Tiongkok dan AS bahwa
9
Indonesia serius dalam merespon dinamika kawasan. Kemudian, di sisi lain,
Indonesia dapat melakukan upaya diplomasi dengan menggagas kerjasama-
kerjasama pertahanan yang saling menguntungkan.
10
dan Nota Kesepahaman kerja sama maritim dan SAR antara Basarnas dan
Kementerian Transportasi RRT.
Selain itu, kerja sama antara Protokol Persetujuan antara Pemerintah RRT
dan RI dalam pencegahan pengenaan pajak ganda kedua negara,
Kerangka Kerja Sama Antariksa 2015-2020 antara Lapan dan Lembaga
Antariksa RRT, dan nota kesepahaman kerja sama saling dukung antara
Kementerian BUMN dan Bank Pembangunan China Pembangunan.
2. Kunjungan ke Rusia
Kunjungan presiden Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia. dari Rabu 18 Mei hingga Jumat 20 Mei 2016.
Jokowi dengan ditemani para menteri, di antaranya Menteri BUMN Rini
Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri
Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko
Perekonomian Darmin Nasution, dan lainnya menggunakan kesempatan tersebut
untuk bertemu banyak tokoh penting di Rusia, mulai dari CEO
perusahaan Rusia hingga Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan
penggalangan kerjasama dan investasi di Indonesia.
Pada hari pertama, Jokowi melakukan kunjungan bilateral ke Presiden Putin di
istana musim panas presiden, Bocharov Ruchei. Presiden RI yang pernah masuk
ke tempat ini adalah presiden pertama, Soekarno, dengan hasil pertemuannya,
ada 5 nota kesepahaman yang sepakat dijalankan kedua Negara antara lain:
1. Pemerintah Republik Indonesia bekerja sama di bidang pertahanan dengan
Federasi Rusia
2. Nota Kesepahaman antara Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengenai arsip
3. Program antara Departemen Kebudayaan Rusia serta Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang kerja sama
budaya periode 2016-2018
4. Pernyataan bersama antara Badan Federal untuk Perikanan Rusia dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada saling
pengertian dan kerja sama di bidang pencegahan illegal fishing dan
regulasi penangkapan ikan
11
5. Nota kerja sama di bidang kearsipan antara Badan Nasional
Arsip Rusia dan Badan Arsip Republik Indonesia
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Leifer, Michael. 1989. Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta, PT. Gramedia.
3. Till, G. 2009. Sea Power: A Guide for the Twenty-First Century. New York,
Routledge.
6. http://setkab.go.id/presiden-putin-hubungan-indonesia-rusia-sangat-dekat-dan-
lama/
7. http://berita.suaramerdeka.com/inilah-tiga-poin-penting-hubungan-ri-rusia/
8. http://international.sindonews.com/read/1109844/41/indonesia-rusia-sepakat-
kerjasama-di-lima-bidang-1463651786
9. http://www.kompasiana.com/sigitnurpratama/perkembangan-politik-luar-negeri-
indonesia_550e45878133118b2cbc6304
10. http://economy.okezone.com/read/2015/02/26/320/1111119/kebijakan-salah-
menteri-susi-di-mata-nelayan
11. https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo
13