Anda di halaman 1dari 29

Visi dan Misi Ruang Rawat Inap Anak

Visi
Menjadi ruang pelayanan perawatan anak dan remaja yang prima, unggul, mandiri, dan
terpercaya dalam rangka membuat pasien cepat sembuh dan kembali ke keluarga dan masyarakat

Misi
a. Memberikan pelayanan asuhan keperawatan anak remaja secara komprehensif sesuai
standar yang ditetapkan kepada individu, keluarga, masyarakat
b.Melaksanakan kegiatan promosi, pencegahan, penanggulangan masalahan gangguan jiwa
pada anak remaja
c.Melaksanakan standar asuhan keperawatan sebagai wujud pengendalian dan peningkatan
kualitas pelayanan secara terus menerus dan berkesinambungan
d.Memelihara hubungan kerja yang efektif diantara tenaga keperawatan dan semua tim
kesehatan melalui manajemen keperawatan
e.Menerapan etika keperawatan dalam melaksanakan tugas
Uraian Tugas Kepala Perawat Ruang Inap Anak
A. TANGGUNG JAWAB
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang rawat inap bertanggung jawab
kepada kepala Ruangan / Kepala Instalasi terhadap hal – hal sebagai berikut :
1. Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai standar.
2. Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan /
kegiatan lain yang dilakukan

B. WEWENANG
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat pelaksana diruang rawat inap mempunyai
wewenang sebagai berikut :
1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan.
2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien / keluarga pasien sesuai kemampuan
dan batas kewenangannya.

C. URAIAN TUGAS
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya, menerima pasien baru sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
2. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan sesuai
batas kewenangannya.
4. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.
5. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya, antara lain :
a. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakitnya.
6. Melatih / membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
7. Melakukan tindakan darurat kepada pasien ( antara lain panas tinggi, kolaps,
pendarahan, keracunan, henti nafas dan henti jantung ), sesuai Protap yang berlaku.
Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang
rawat inap / dokter jaga.
8. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
9. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut, sesuai batas kemampuannya.
10. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan upaya
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
11. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas.
12. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang Rawat Inap.
13. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, antara lain
melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/ persetujuan atasan.
14. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan
benar sesuai Standar Asuhan Keperawatan.
15. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
tertulis, pada saat penggantian dinas.
16. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a. Program diet.
b. Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
c. Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas atau institusi kesehatan
ini.
d. Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan
pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi.
17. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan, seperti :
a. Rollstel.
b. Tongkat penyangga.
c. Protesa.
18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah misalnya :
a. Merawat luka.
b. Melatih anggota gerak.
19. Menyiapkan pasien yang akan pulang, meliputi :
Menyediakan formulir untuk penyelesain administratif , seperti :
a. Surat ijin pulang.
b. Surat keterangan istirahat sakit.
c. Petunjuk diet.
d. Resep obat untuk dirumah, jika diperlukan.
e. Surat rujukan atau pemeriksaan ulang.
f. dan lain-lain.
Persyaratan jabatan Perawat Ruang Inap Anak
Pendidikan : Pendidikan minimal D III keperawatan
Kursus/ pelatihan : Pelatihan unit terkait
Pengalaman kerja : -
Kondisi Fisik : Sehat Jasmani dan rohani
Lain-lain :
1. Memiliki STR yang berlaku
2. IPK min 3.00
3. Dapat bekerjasama dalam tim
4. Mempunyai akhlak yang baik, dedikasi dan loyalitas yang tinggi, tegas dan mampu
mengorganisasikan bawahannya
5. Memiliki kemampuan managerial/ kepemimpunan, berwibawa
6. Memahami konsep standard pelayanan keperawatan
7. Mempunyi kondite/ penilaian kinerja kategori baik
8. Bersedia mengembangkan ilmu keperawatan
9. Telah melewati seleksi kenaikan jenjang karir
10. Merumuskan rencana keperawatan dengan focus pada upaya stimulasi tumbuh
kembang
DISAHKAN OLEH
RAWAT INAP KEPALA RSIA RUFAIDAH
INDRAMAYU
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN PEMASANGAN INFUS

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : - Iman Nurpakas
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan
PENGERTIAN cairan tubuh
Memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan
lanjut
- Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang infus.
TUJUAN

- Ada instruksi dokter


KEBIJAKAN - Ada perawat pelaksana
- Ada satu set peralatan pemasangan infus lengkap
PERALATAN :
URAIAN PROSEDUR 1.Infuse set 2. Kasa
3.Cairan NS, D 5%, RL 4. Sarung tangan
5.Venvlon no 22, 20 6. Verban
7.Kapas alcohol dalam 8. spalk
tempatnya
9. Plester 10. Perlak dan pengalas
11. Gunting 12. Pembendung
PENATALAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan
pasien setuju diberikan persetujuan tindakan medik.
3. perawat memakai sarung tangan
4. Perlak dan pengalas dipasang.
5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
6. Cairan digantungkan pada standar
7. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu
ditusukkan slang infus, kemudian alirkan sampai udara keluar.
8. Menentukan vena yang akan ditusuk.
9. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d 10
cm.
10. Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah
ditentukan.
11. Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas,
penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan.
12. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit
dengan plester kemudian mengatur tetesan.
13. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
14. Gunakan spalk bila perlu.
15. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
16. Memperhatikan reaksi pasien.
17. Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan.
18. Alat-alat dibereskan.
19. Perawat cuci tangan.
UGD, KABER
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KEPALA RSIA RUFAIDAH
INDRAMAYU INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN PEMBERIAN INJEKSI
INTRA MUSKULER
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif : Iman Nurpakas
Halaman : 1
Injeksi intramuskuler adalah suntikan kedalam otot
PENGERTIAN

Sebagai acuan tindakan suntikan kedalam otot


TUJUAN

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter


KEBIJAKAN
Penatalaksanaan
URAIAN PROSEDUR A. INDIKASI :
1. Pada psien yang memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
B. PERSIAPAN :
1. Disp. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Aquabidest steril
5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. bak instrumen
C. PELAKSANAAN :
1. Inform concern
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit
sesuai dengan kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan
arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan
masase.
12. Pasien dirapikan
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat
mengenai saraf.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU PEMBERIAN SUNTIKAN
DINAS KESEHATAN SUBCUTAN
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memasukkan obat kedalam jaringan kulit dengan memakai jarum
PENGERTIAN suntik
1. Mendapatkan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, mis. BCG
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intracutan
TUJUAN

1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil


KEBIJAKAN 2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
Persiapan alat :
URAIAN PROSEDUR 1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan

Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien/keluarga
pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan/ disinfektan lokasi
suntikan.
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 15O-20O
8. Memasukkan obat berlahan-lahan sampai terjadi gelembung
putih dalam kulit kemudian jarum dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperlukan :


1. Daerah suntikan jangan dimasage
2. Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATE INDRAMAYU
PEMBERIAN SUNTIKAN
DINAS KESEHATAN
INTRAVENA
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum
PENGERTIAN suntik agar mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat

Sebagai acuan untuk melakukan tindakan suntikan intravena


TUJUAN

Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum


KEBIJAKAN suntik dilakukan dengan berpedoman pada protap
PERSIAPAN :
URAIAN PROSEDUR 1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Obat suntik (siap pakai)
4. Kapas desinfektan
5. Alas/perlak
6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting

PROSEDUR :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau
perlu diplester/band aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah pemberian
suntikan
2. Lokasi penusukan :
- Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)
- Tungkai (vena saphenous)
- Kepala (vena frontalis temporalis) khusus anak

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEMBERIAN SUNTIKAN


INDRAMAYU INTRACUTAN
DINAS KESEHATAN
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan : Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik
PENGERTIAN untuk
Memberikan pengobatan
Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan intracutan
TUJUAN (pemberian insulin)

Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik


KEBIJAKAN steril dengan berpedoman pada protap
Persiapan :
URAIAN PROSEDUR 1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10. Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah
suntikan
11. Merapikan pasien dan alat
12. Mendokumentasikan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Tempat penyuntikan :
1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu
2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul
3. Daerah perut, sekitar pusat
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOP
INDRAMAYU MEMASANG NGT (NASO GASTRIL TUBE)
DINAS KESEHATAN ATAU PENDUGA LAMBUNG
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memasukkan NGT (Penduga lambung) melalui hidung ke dalam
PENGERTIAN lambung.
1. Memberi makanan dan obat-obatan.
2. Membilas/mengumbah lambung
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasang NGT
TUJUAN 1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan.
-1 Perawat yang terampil
KEBIJAKAN -2 Tersedia alat-alat lengkap
Persiapan alat :
URAIAN PROSEDUR
1. NGT 9. STETOSCOPE
2. PLESTER 10. SPUIT 10 CC
3. GUNTING 11. AQUADES DALAM KOM
4. BENGKOK 12. CORONG
5. SARUNG TANGAN 13. SPATEL
6. AQUA JELLY 14. KASA
7. PERLAK + PENGALAS 15. OBAT- OBATAN/ MAKANAN
8. ALAT TULIS YANG AKAN DIMASUKAN

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang
lebih kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus
xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan aquaJelly sepajang 15 cm dari ujung
NGT
9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien
dianjurkan untuk menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah
pasien dengan spatel) masukan NGT sampai pada batas yang
sudah ditentukan sambil perhatikan keadaan umum pasien.
10. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru)
dengan 3 cara:
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan
bercampur isis lambung berarti sudah masuk kelambung,
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom
bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan
dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk
mendengarkan gelembung udara di lambung
11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat),
kemudian memasukan obat-obatan/makanan
12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan
dilepas.
14. Mendokumentasikan

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. NGT / Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap 7 hari sekali)
UGD
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU SOP
DINAS KESEHATAN PEMBERIAN OBAT PER INJEKSI
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan : Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Tatacara pemberian obat per injeksi
PENGERTIAN Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC.

Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi.


TUJUAN

1. Ada petugas ruangan yang terampil.


KEBIJAKAN 2. Tersedia alat injeksi yang cukup.
3. Tersedia obat-obatan yang diperlukan
PERSIAPAN ALAT :
URAIAN PROSEDUR 1. Bak spuit 6. Pembendung/stuing
2. Spuit sesuai dengan kebutuhan 7. Bengkok
3. Obat suntik (siap pakai) 8. Bad side/plester
4. Kapas desinfektan 9. Buku injeksi
5. Alas/perlak 10. Gunting
PENATALAKSANAAN
1. Membaca daftar obat klien.
2. Perawat cuci tangan.
3. Mengambil spuit.
4. Melarutkan lebih dahulu obat yang perlu dilarutkan
(mempersiapkn obat ).
5. Membaca kembali daftar obat, kemudian melakukan
desinfektan dengan kapas alkohol :
- Leher botol/ ampul sebelum digergaji
- Karet penutup flakon ( botol obat )
6. Spuit diisi obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan
7. Mengatur posisi klien.
8. Permukaan kulit yang disuntik didesinfektan dengan alkohol.
9. Menenangkan kulit
10. Memasukan jarum tegak lurus (25 -90O) pada permukaan
kulit.
11. Menarik menghisap spuit sedikit (IM, SC), bila tidak ada darah,
obat dimasukkan perlahan-1ahan sedangkan IV kalau ada
darah harus dimasukan secara perlahan.
12. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut, bekas tusukan
jarum ditekan dengan kapas alkohol.
13. cuci tangan kemudian catat pada buku injeksi dan mencatat di
status
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU SOP
DINAS KESEHATAN PEMBERIAN OBAT PER ORAL
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan : Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memberikan pengobatan melalui mulut, guna mendapatkan hasil
PENGERTIAN yang optimal

Sebagai acuan pemberian obat secara per oral


TUJUAN

Tersedianya obat-obatan yang diperlukan pasien


KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
URAIAN PROSEDUR 1. Obat sesuai kebutuhan (puyer, tablet, kapsul,)
2. Sendok Dari pasien
3. Gelas dengan air minum dari pasien
4. Lap bersih/tisu dari pasien

PENATALAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien
2. Menyiapkan obat
3. Perawat cuci tangan
4. Memeriksa kembali obat yang telah disiapkan dan dicocokkan
dengan nama pasien dan ruangannya
5. Memberikan langsung obat kepada pasien dan ditunggu
sampai obat tersebut betul-betul ditelan habis oleh pasien
6. Observasi respon pasien
7. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
8. Perawat cuci tangan

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU SOP
DINAS KESEHATAN MEMINDAHKAN PASIEN DARI
KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat tidur.
PENGERTIAN Membatasi atau menghindari pergerakan pasien sesuai keadaan
fisik atau diagnosanya.
Sebagai acuan dalam melakukan pemindahan pasien dari kursi
TUJUAN roda ke tempat tidur

Pasien dalam keadaan keterbatasan pergerakan dan harus


KEBIJAKAN didampingi perawat serta melibatkan keluarga pasien dalam
proses pemindahan
PERSIAPAN ALAT :
URAIAN PROSEDUR -1 Tempat tidur sudah disiapkan.
-2 Dua atau satu orang perawat.
PENATALAKSANAANr :
-3 Memberi tahu pasien.
-4 Mengunci kursi roda.
-5 Melipat/menyampingkan kaki kursi rida agar kaki pasien tidak
terhalang waktu berdiri.
-6 Perawat berdiri didepan pasien , jika diperlukan keluarga
dilibatkan dalam proses pemindahan pasien dari kursi roda ke
tempat tidur
-7 Kedua tangan perawat memegang pinggang pasien dan kedua
tangan pasien memegang bahu perawat
-8 Membantu pasien berdiri dan keluar dari kursi roda.
-9 Memagang pinggang pasien dengan tangan kanan dan tangan
kiri pasien memeluk bahu perawat.
-10 Mendudukkan pasien ditempat tidur.
-11 Menahan punggung pasien dengan satu tangan dan tangan
yang lain membantu mengangkat kedua kaki pasien diletakkan
diatas tempat tidur, lalu dibaringkan.
-12 Merapikan pasien.
-13 Mengembalikan kursi roda ketempat semula.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
-14 Sebelum dan sesudah melakukan, perawat harus mencuci
tangan.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SOP
INDRAMAYU MENGHITUNG JUMLAH NADI
DINAS KESEHATAN DAN PERNAFASAN
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit
PENGERTIAN Untuk mengetahui volume, rytme, jumlah nadi, pernafasan per
menit.
Sebagai acuan untuk penghitungan jumlah nadi dan
TUJUAN pernafasan

Tersedia jam tangan dengan petunjuk detik dan timer


KEBIJAKAN
PERSIAPAN ALAT :
URAIAN PROSEDUR 1. Jam tangan
2. Timer
PENATALAKSANAAN NADI :
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, bila
memungkinkan (mengatur posisi tangan),
3. mencari denyut pada pergelangan tangan (arteri radilais)
sambil melihat jam.
4. Menghitung denyut nadi, dapat dilakukan pada arteri radialis,
menutup selama 1 menit.
5. Observasi volume, nadi, rytme dan irama nadi.
6. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

PENATALAKSANAAN MENGHITUNG RESPIRASI :


1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang, kecuali pasien
sesak nafas bisa didudukkan
3. Tekan tombol timer.
4. Menghitung respirasi selama 1 menit.
5. Menghitung selama 1 menit nadi.
7. Mencatat hasil observasi kedalam catatan perawat.
8. Perawat cuci tangan.

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU SOP
DINAS KESEHATAN PENATALAKSANAAN LUKA ROBEK
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dennga cepat
PENGERTIAN dan tepat

Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam


TUJUAN Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial

1. Perawat yang terampil


KEBIJAKAN 2. Alat-alat yang lengkap
PERSIAPAN ALAT STERIL :
URAIAN PROSEDUR HEACHTING SET :
1. Pinset anatomi 8. Kapas
2. Pinset chirurge 9. Benang – cargut - silk
3. Gunting 10 Jarum
4. Naald foulder 11. Hand scoe
5. Bengkok 12. Spuit 3 cc
6. Kom kecil 13 Klem anatomi
7. Kassa
BAKI/POLEY BERISI ALAT NON STERIL :
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine, alkohol,
savlon)
5. Obat luka sesuai kebutuhan
6. Tempat sampah
7. lidokain injeksi sebagai anasthesi
8. NaCl
PELAKSANAAN :
1. Memberitahu pasien dan keluarga + inform concern
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai hand scoen)
4. Perawat membersihkan luka denga NaCl
5. mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan betadin
6. menganastesi luka dengan lidokain, kemudian lakukan
heacting
7. Menutup luka dengan cara dibalut/diplester
9. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
10. Klien dirapikan
11. Alat dibereskan dan dibersihkan
12. Perawat cuci tangan
UGD, Poliklinik
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATE INDRAMAYU


DINAS KESEHATAN MENGUKUR TEKANAN DARAH

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Tatacara mengukur tekanan darah dengan menggunakan
PENGERTIAN Tensimeter
Untuk mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
Sebagai acuan untuk pengukuran tekanan darah.
TUJUAN

-1 Ada petugas yang terampil


KEBIJAKAN -2 Tersedia alat tensimeter
persiapan alat :
URAIAN PROSEDUR 1. stestoskop
2. tensi meter lengkap
3. buku catatan
4. alat tulis

penatalaksanaan :
1. Memberi tahu pasien.
2. Lengan baju dibuka atau digulung.
3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada disisi luar tangan.
4. Pompa tensimeter dipasang.
5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskope ditempatkan
pada daerah tersebut.
6. Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka,
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik.
7. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan sambil memperhatikan
turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama dan
terakhir.
8. Hasil dicatat.

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN PEMERIKSAAN FISIK

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian
PENGERTIAN tertentu yang dianggap perlu

Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik


TUJUAN

KEBIJAKAN
BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA :
URAIAN PROSEDUR
1. Rambut 2. Extermitas /atas/ bawah
3. Kepala 4. Genetalia
5. Muka 6. Telinga
7. Mata 8. Leher
9. Hidung 10. Dada
11. Mulut 12. Perut / abdomen

Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif


pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa

CARA PEMERIKSAAN :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar (Auskultasi)

PERSIAPAN :
- Alat :
Lampu baterey Stetoskop
Spatel lidah Bengkok
Sarung tangan dan vaselin Kom berisi larutan desinfektan
Refleks hammer Tensi meter
Termometer Catatan medik
Buku catatan perawat Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan

- Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

PELAKSANAAN :
- Gorden dan sampiran dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan
daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali.
- Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan
pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain
bawah dipasang kembali.
- Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan
menggunakan refleks hammer.
- Tekanan darah diukur bila perlu.
- Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
- Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat
semula.
RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN PENGGANTIAN SPREY PASIEN

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Menciptakan rasa nyaman dalam usaha untuk mencegah adanya
PENGERTIAN nosokomial dengan pergantian sprey dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan menggantian sprey.
TUJUAN 1. Sprey diganti secara rutin setiap 3 hari.
2. Memberikan pelayanan Prima.
Dibawah tanggungjawab dan pengawasan Ka. Ruang masing-
KEBIJAKAN masing.
Persiapan alat :
URAIAN PROSEDUR 1. sprey yang siap pakai (sarung bantal, selimut dan perlak)
2. kebah (pembersih debu)
3. keranjang linen kotor

Penatalaksanaan :
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan
2. Perawat cuci tangan
3. Selimut pasien diletakkan dikursi
4. Pasien dimiringkan
5. Sprei digulung sampai dibawah punggung bersama perlak.
6. Bersihkan bila ada kotoran diatas kasur
7. Pasang sprey bersama perlak
8. Pasien dimiringkan ke lain sisi dan ambil gulungan srey/
perlak yang kotor
9. Tarik sprey yang bersih dan dirapikan
10. Pasien di kembalikan pada posisi semula
11. Sarung bantal/ guling juga diganti dan bereskan tempat
kotor dibawa kebelakang
12. Perawat cuci tangan.

Bagian Cucian
UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DINAS KESEHATAN PENGATURAN OPERAN JAGA

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Pengaturan operasi jaga adalah tata cara serah terima jaga.
PENGERTIAN

Protap ini disusun sebagai acuan dalam :


TUJUAN
 Menjaga kestabilan pelayanan yang berhubungan dengan
kolabirasi dengan medis
 Meningkatkan komunikasi antar perawat, perawat dengan
penderita dan keluarga.

KEBIJAKAN  Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000


 Petugas shift selanjutnya datang langsung ambil buku laporan
URAIAN PROSEDUR
harian, petugas jaga sebelumnya memberikan waktunya
untuk keliling timbang terima penderita : mengenai advis
dokter dan tindakan selanjutnya ke penderita.
 Sebagian dari petugas, ada yang operan alat-alat dan yang
lain perlu dioperkan di ruang jaga.

Bagian keperawatan
UNIT TERKAIT

RAWAT INAP
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU
DISAHKAN OLEH
DINAS KESEHATAN
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PENERIMAAN PASIEN BARU

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : - Iman Nurpakas
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Menerima pasien RSIA untuk dirawat sesuai yang berlaku
PENGERTIAN dirawat inap

- Sebagai acuan dalam protap perwatan dasar langsung


TUJUAN

a. Ada Petugas.
KEBIJAKAN b. Ruang Penerimaan Pasien.
c. Ruang Tindakan.
Persiapan :
URAIAN PROSEDUR - Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Lihat kondisi pasien (bisa berdiri, duduk atau
berbaring)
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese
dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata
tertib yang berlaku di Puskesmas serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan
medik dan catatan perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang
segera dilakukan.

UGD
UNIT TERKAIT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN


INDRAMAYU RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
DINAS KESEHATAN KEPALA RSIA RUFAIDAH
PERAWATAN DASAR LANGSUNG
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif
Halaman : 1 Iman Nurpakas
D. Menerima pasien baru
PENGERTIAN - Menerima pasien yang baru masuk RSIA untuk dirawat
sesuai yang berlaku.
E. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau
hanya bagiantertentu yang dianggap perlu
- Sebagai acuan dalam protab perwatan dasar langsung
TUJUAN

a. Ada Petugas.
KEBIJAKAN d. Ruang Penermaam Pasien.
e. Ruang Tindakan.
a. Menerima pasien
URAIAN PROSEDUR baru
Persiapan :
- Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.
- Bila pasien dapat berdiri, atau berat badan sebelum
penderita dibaringkan.
- Selanjutnya lakukan pengkajian data melalui anamnese
dan pemeriksaan fisik.
- Laporan pasien pada penanggung jawab ruangan.
- Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata
tertib yang berlaku di RSIA serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang ada.
- Mencatat data dari hasil pengkajian pada catatan
medik dan catatan perawatan pasien.
- Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang
segera dilakukan.
b. Pemeriksaan fisik
Bagian tubuh yang diperiksa :
- Kulit - Telinga
- Rambut - Tenggorok
- Kuku - Leher
- Muka - Dada
- Mata - Tulang belakang
- Hidung - Abdomen
- Mulut - Anggota gerak

Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala


objektif pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
Cara pemeriksaan :
- Melihat (inspeksi) - Meraba (palpasi)
- Mengetuk (perkusi - Mendengar

Persiapan :
- Alat :
- Lampu baterey
- Slatel lidah
- Sarung tangan dan vaselin
- Refleks hammer
- Termometer
- Stetoskom
- Bengkok
- Kom berisi larutan desinfektan
- Tensi meter
- Buku catatan perawat
- Catatan medik
- Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan

- Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

Pelaksanaan :
- Gorden dan sampiran dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah
kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan
pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang
kembali.
- Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian
dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah
selesai pakain bawah dipasang kembali.
- Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai
pasien dengan menggunakan refleks hammer.
- Tekanan darah diukur bila perlu.
- Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan.
- Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke
tempat semula.

RAWAT JALAN, UGD, KABER, PUSTU/POLINDES


UNIT TERKAIT
RAWAT INAP
DISAHKAN OLEH
KEPALA RSIA RUFAIDAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
INDRAMAYU SOP
DINAS KESEHATAN PASIEN KELUAR RAWAT INAP
Nomor Standar Operasional Prosedur :
Tanggal Pembuatan :
Iman Nurpakas
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1
Pasien kelauar adalah :
PENGERTIAN 1. Pulang sembuh (selesai pengobatan)
2. Pulang paksa (pasien / keluarga pasien meminta pulang
walau belumk sembuh)
3. Dirujuk ke RS
4. Meninggal
Sebagai pedoman dalam proses pasien keluar dari rawat inap RSIA
TUJUAN dan adminstrasi pasien keluara rawat inap

Administrasi yang berkaitan dengan jenis pembayaran pasien,


KEBIJAKAN dilakukan sesuai pedoman yang berlaku dan harus dicukupi
sebelum pasien pulang
1. Pasien yang dinyatakan pulang atau keluar rawat inap oleh
URAIAN PROSEDUR dokter, pihak keluarga dapat mengurus penyelesaian
administrasi di bagian loket rawat inap pada jam kerja.
2. Perawat mengembalikan status pasien ke petugas loket
rawat inap dan bila pasien masih dinfus, maka perawat5
melepaskan infuse set dahulu
3. Petugas loket mebuat perincian pembayaran sesuai tariff
dan mebuatkan surat control untuk pasien
4. Apabila pasien pulang paksa maka keluarga
menandatangani pernyaataan pulang paksa dengan disertai
alasan yang ditulis oleh keluarga pasien pada ststus rawat
inap. Perawat memberikan stempel pulang paksa pada
status rawat inap.
5. Pasien yang masih mendapatkan obata maka perawat
menyerahkan obat tersebut kepada pasien / keluarga
pasien untuk diteruskan dirumah, sebelumnya diberikan
konseling mengenai aturan penggunaan obat selama
dirumah.
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Pasien keluar dengan jaminan pemeliharaan kesehatan
seperti askes PNS / social, Askeskin / SKTM diperbolehkan
pulang jika sudah melengkapi administrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Loket rawat inap
UNIT TERKAIT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN RAWAT INAP


DISAHKAN OLEH
INDRAMAYU
KEPALA RSIA RUFAIDAH
DINAS KESEHATAN
PERAWATAN LUKA BAKAR

Nomor Standar Operasional Prosedur :


Tanggal Pembuatan :
Tanggal Revisi : -
RSIA RUFAIDAH INDRAMAYU Tanggal Efektif :
Halaman : 1 Iman Nurpakas

Kriteria Diagnosis
PENGERTIAN Kerusakan kulit akibat trauma panas, listrik, kimia dan radiasi

Sebagai acuan tatalaksana penderita luka bakar


TUJUAN

Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter spesialis bedah


KEBIJAKAN
Penatalaksanaan di IRD
URAIAN PROSEDUR Pertolongan pertama pada penderita luka bakar:
1. Bebaskan penderita dari kontak dengan penyebab luka
bakar dengan melepaskan semua baju dan barang yang
melekat di tubuh.
2. Pemeriksaan ABC (Airway, Breathing, Circulation)

Airway (Jalan napas)


Bebaskan dari gangguan jalan napas atas (oedema jalan napas atas)

Breathing (pernapasan)
1. Periksa adanya gangguan pernapasan akibat trauma
inhalasi.
2. Bila perlu pemakaian endotracheal inkubasi atau
tracheostomi.
Circulation
1. Bila penderita dalam keadaan shock: ditanggulangi dengan
pemberian cairan infus (RL), grojok. Bila perlu perlu pasang
lebih dari satu tempat infus.
2. Setelah shock teratasi, berikan cairan dengan Rumus Bexter
(RL) 4 cc/Kg.BB/luas /luka bakar)
PERAWATAN LUKA PADA LUKA BAKAR
1. Dilakukan debridement luka
2. Dimandikan atau dibersihkan dengan desinfektan ringan
3. Bulla dipecah bila keruh atau besar (>= 5 cm)
4. Setelah bersih luka diolesi dengan salep SSD (Silver Sulfat
Diazine) (Perawatan secara terbuka).
5. Penderita dibawa keruangan dengan dialasi dan
dikerudungi kain yang serba steril.
6. Obat lain : analgetika/sedativa, kalau perlu pemberian anti
biotika spektrum luas sebagai profilaksis.
UGD
UNIT TERKAIT
A. KEBUTUHAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSIA RUFAIDAH
Ruang inap anak memiliki 6 ruangan, 5 ruangan untuk kelas II dan II, dan 1 ruangan untuk
kelas I
Ruangan untuk kelas II dan III memiliki 4 bed, jika ditotal 5 ruangan x 4 bed = 20 bed
Ruangan untuk kelas I memiliki 2 bed
Jika di total di ruangan rawat inap memiliki 22 bed

Cara menentukan jumlah tenaga keperawatan menggunakan rumus Douglas


Ruang rawat inap anak rufaidah memiliki 22 pasien dengan klasifikasi sebagai berikut : 4
orang pasien dengan klasifikasi minimal, 15 orang pasien dengan klasifikasi parsial, dan 3
orang pasie dengan klasifikasi total, Jumlah perawat yag dibutuhkan di ruangan adalah

Jumlah perawat dinas pagi


4 x 0,17 = 0,68
15 x 0,27 = 4,05 5,81
3 x 0,36 = 1,08
Jumlah perawat dinas siang
4 x 0,14 = 0,56
15 x 0,15 = 2,25 3,71
3 x 0,30 = 0,9
Jumlah perawat dinas malam
4 x 0,07 = 0,28
15 x 0,10 = 1,5 2,38
3 x 0,20 = 0,6

Total perawat yang dibutuhkan dalam 1 hari = 11,9 perawat

B. KEBUTUHAN DOKTER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSIA RUFAIDAH


Dokter yang dibutuhkan adalah dokter spesialis anak dengan jumlah 5 dokter, dengan
penentuan shift :
Dinas pagi : 1 dokter
Dinas siang : 1 dokter
Dinas sore 1 dokter
Dinas malam : 1 dokter
Lepas malam : 1 dokter

Anda mungkin juga menyukai