Rsud Remunerasi
Rsud Remunerasi
BUPATI BULUNGAN,
2
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Republik Indonesia Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
25, Tambahan Lembaran Re publik Indonesia Nomor
4614);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah dirubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Daerah;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan (Berita Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 26);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan (Berita Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 26);
19. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 11 Tahun
2010 tentang Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum
Daerah pada Rumah Sakit Daerah dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo (Berita Daerah Kabupaten Bulungan Tahun
2010 Nomor 22);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 12 Tahun
2010 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan dan
Akuntansi Badan Layanan Daerah Rumah Sakit Umum
Daerah dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten
Bulungan (Berita Daerah Kabupaten Bulungan Tahun
2010 Nomor 23);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 13 Tahun
2010 tentang Jenjang Nilai Pengadaan Barang dan Jasa
pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Daerah
dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan
(Berita Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2010 Nomor
24);
22. Peraturan Bupati Bulungan Nomor 18 Tahun 2012
tentang Tarif Pelayanan Kesehatan pada Bada Layanan
Umum Rumah Sakit Daerah dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo;
3
Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
631/Menkes/SK/IV/2005 Tentang Pedoman Peraturan
Internal Staf Medis (Medical Staf Laws) di Rumah Sakit
Daerah;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
772/Menkes/SK/VI/2005 Tentang Pedoman Internal
Rumah Sakit Daerah (Hospital By Laws);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati Bulungan
Nomor 1260/HK-XII/445/2010 Tentang Pembagian
Remunerasi Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum
Daerah pada Rumah Sakit Daerah dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan Tahun 2018,
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Pencairan Pembagian Remunerasi Jasa Pelayanan Badan
Layanan Umum Daerah pada Rumah SAKIT Daerah
dr.H.Soemarno Sosroatmodjo sehubungan dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud Diktum KESATU
dibebankan pada DPA BLUD Rumah Sakit;
KETIGA : Dalam Melaksanakan Pembagian Remunerasi
sebagaimana dimaksud Diktum KESATU harus
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan dan bertanggungjawab kepada Bupati
Bulungan;
KEEMPAT : Segala biaya yang dikeluarkan akibat ditetapkannya
Keputusan ini di bebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja DPA BLUD Rumah Sakit Kabupaten
Bulungan Tahun Anggaran 2018 dengan Kode Rekening
1.02.02.16.12.5.2.1.07.01
KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
BUPATI BULUNGAN,
SUDJATI
4
LAMPIRAN
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI
BULUNGAN
NOMOR :
TENTANG PEMBAGIAN REMUNERASI JASA
PELAYANAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH PADA RUMAH SAKIT DAERAH
dr.H.SOEMARNO SOSROATMODJO
I. DISTRIBUSI INSENTIF :
5
e. Proporsi jasa pemeriksaan diagnostik antara dokter dan perawat
Proporsi jasa dokter dalam pemeriksaan diagnostik adalah 80% dari
proporsi insentif langsung, 20 % adalah jasa keperawataan dan tenaga
setara.
f. Jasa operasi/Pembedahan
Proporsi Jasa dokter Bedah adalah 75 % dari proporsi insentif
langsung, dan jasa perawat adalah 25 % dari jasa tindakan
pembedahan yang tercantum dalam tarif RS
g. Jasa Anestesi pada operasi/Pembedahan
Proporsi Jasa dokter Anestesi adalah 72,5 % dari proporsi insentif
langsung, dan jasa perawat anestesi adalah 27,5 % dari jasa tindakan
pembedahan yang tercantum dalam tarif RS
h. Dokter spesialis pendamping operasi
Dokter Spesialis pendamping dalam operasi mendapat jasa yang
besarannya ditentukan dalam tarif rumah sakit, sesuai jasa
visite/konsultasi, kecuali ada tindakan.
6
3. Seluruh karyawan dapat menerima insentif tidak langsung sesuai
dengan besaran total score individu karyawan yang bersangkutan
dengan rumus INSENTIF = (Score individu = Total Score RS X Total
Dana Pos Remunerasi.
4. Insentif tidak langsung dikaitkan dengan system akuntabilitas kinerja
karyawan.
V. INDEXING :
1. Indexing adalah cara atau perangkat untuk menentukan besaran
score individu karyawan sesuai dengan beban kerjanya.
2. Indexing berdasarkan :
a. Basic Index atau index dasar untuk penghargaan sebagai insentif
dasar bagi seluruh karyawan yang standartnya diadopsi dari gaji
pokok karyawan yang bersangkutan dengan ketentuan setiap Rp.
100.000; gaji pokok sama dengan 1 (satu) nilai index, karyawan
honor rumah sakit gaji pokoknya disetarakan dengan gaji terendah
PNS sesuai dengan pendidikannya.
b. Kualifikasi/capacity index adalah untuk memberikan
penghargaan nilai kualifikasi/ capacity berdasarkan pendidikan
karyawan atau ketrampilan yang bersertifikat dengan ketentuan
sebagai berikut :
SD =1
SMP/MTS =2
SMA/SMU =3
D1 =4
D3 =5
D4 =6
S1 =7
S2/ Dokter Umum/Dokter Gigi/Apoteker/NERS =8
Dokter Spesialis =9
S3 / SubSpesialis Konsulen = 10
7
Tingkat pendidikan atau ketrampilan yang tidak sesuai dengan posisi
kerja karyawan tidak diakui dalam sistem ini.
Misal : Seorang Sarjana keperawatan bekerja sebagai Kepala Tata
Usaha maka kesarjanaannya tidak berlaku.
Kursus / Pelatihan bersertifikat (minimal 16 jam) sesuai dengan posisi
kerja karyawan, diberi penghargaan dengan tambahan nilai 0,2 dan
hanya berlaku 3 (tiga ) tahun atau sesuai dengan masa berlaku
sertifikat.
c. Risk Index adalah nilai untuk resiko yang di terima karyawan
akibat pekerjaannya. Nilai resiko terbagi menjadi 4 grade yaitu :
Resiko grade I dengan nilai index 1 adalah kemungkinan terjadi
resiko kerja yang bersifat fisik apabila karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP).
Resiko grade II dengan nilai index 2 adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat kimiawi apabila karyawan
yang bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP).
Resiko grade III dengan nilai index 4 adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat radiasi apabila karyawan yang
bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP).
Resiko grade IV dengan nilai index 6 adalah kemungkinan
terjadi resiko kerja yang bersifat infeksius walaupun karyawan
yang bersangkutan bekerja sesuai protap dan proker (SOP).
Masing-masing bagian mempunyai pengelompokan / daftar dari
jenis pekerjaannya sesuai dengan gradenya.
d. Emergency index adalah penilaian terhadap emergency yang harus
di segerakan.
Terdiri dari 4 (Empat) grade yaitu grade I dengan nilai 1, grade II
dengan nilai index 2 dan grade III dengan nilai index 4 dan grade IV
dengan nilai index 6.
Misalnya : Seorang karyawan yang bekerja di suatu bagian yang
berkaitan langsung dengan pasien yang selama bulan berjalan di
panggil di luar jam dinas
- Lebih dari 8x : grade IV
- Minimal 8x : grade III
- Minimal 5x : grade II
- Minimal 2x : grade I
e. Position Index adalah untuk menilai beban jabatannya yang
disandang karyawan yang bersangkutan. Dengan ketentuan
kelompok jabatan sebagai berikut :
No Kelompok Jabatan Index
1 Tidak memiliki Jabatan 1
2 Kepala Ruangan, Kepala Sub Bagian, Kepala 2
Sub.Bagian,Ka.Sub.Bid, Koordinator, Ketua
panitia
3 Kepala Instalasi, Kepala Bidang, Kepala 4
Bagian, Kepala Departemen, Kepala SMF,
Ketua-ketua Sub Komite
4 Ketua Komite Medik, ketua Komite 6
Keperawatan, Ketua SPI
5 Direktur 8
8
f. Performance Index atau mengukur hasil / pencapaian kerja dari
karyawan.
Kinerja dikaitkan dengan system akuntabilitas kinerja (sistem
manajemen kinerja /PMS). Nilai index kinerja adalah dua kali
Emergency index.
Penilaian Kinerja berdasarkan :
Penilaian pejabat di rumah sakit adalah terhadap pencapaian target
/ standar yang telah ditentukan dalam rencana kerja individu.
g. Setelah di lakukan indexing maka dilakukan Rating yaitu :
1. Basic Index = Rate 1
2. Kualifikasi Index = Rate 2
3. Risk Index = Rate 3
4. Emergency Index = Rate 3
5. Position Index = Rate 3
6. Performance Index = Rate 4
h. Score adalah nilai individu yang merupakan pengkalian dari index
terhadap rating atau bobot (rating).
i. Total score individu adalah penjumlahan dari score basic,
kualifikasi/ capacity, Risk, Emergency, Position dan Performance
index.
j. Total score individu seluruh karyawan di jumlahkan menjadi total
score RS.
9
4. Emergency Index
a. Grade I 1
b. Grade II 2
3
c. Grade III 4
d. Grade IV 6
5. Position Index
a. Tidak Memiliki Jabatan 1
b. Kepala Ruangan, Kasubid, 2
3
Kasubag,Kepala Seksi, Ketua
Panitia
c. Kepala Instalasi,Kabag,Kabid 4
d. Ketua Komite Medik, Ketua SPI 6
e. Direktur 8
6 Performance Index
- Pejabat berdasarkan capaian 2x 4
indicator, standart dan target Emergency
dalam Business Plan atau SAP Index
- Tenaga teknis berdasarkan
penilaian kinerja sesuai Sistem
Manajemen Kerja
BUPATI BULUNGAN,
SUDJATI
5. Dr.Suryatan,Sp.S.M.Sc Direktur
10
NO NAMA JABATAN PARAF
1. Ingkong Ala,SE, M.Si Wakil Bupati
5. Dr.Suryatan,Sp.S.M.Sc Direktur
11