Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah maupun di luar sekolah. Belajar
merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek,
yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Dari segi
guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang suatu hal. Proses belajar
tersebut dapat diamati secara tidak langsung. Jadi yang dimaksud proses belajar tersebut
merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru.
Pengetahuan baru yang siswa peroleh dari proses belajar. Belajar tersebut dapat terjadi dimana
saja dan kapan saja, baik itu sejak dini dalam keluarga dan di sekolah. Proses belajar atau
pembelajaran di sekolah terjadi interaksi antara guru dan siswa. Guru memegang peranan yang
penting, antara lain guru berperan sebagai sumber belajar (teacher centered). Peran guru sebagai
sumber belajar dalam menyampaikan materi pelajaran diduga kurang inovatif. Oleh karena itu,
hal tersebut bisa mengakibatkan pembelajaran yang konvensional.
Upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang konvensional, dapat
menggunakan model-model pem belajaran yang inovatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Inggris
Sub Tema Introduce My Self (offline) kata “inovasif” yang bersifat memperkenalkan sesuatu
yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru). Jadi, pembelajaran inovatif merupakan
pembelajaran yang menggunakan metode atau model baru yang ditemukan sendiri atau dari
sumber-sumber lain yang diterapkan sedemikian rupa agar tercipta pembelajaran yang kondusif
dan berpusat pada siswa. Diharapkan melalui pembelajaran inovatif ini dapat meningkatkan
kualitas siswa.
Kualitas siswa yang dihasilkan menunjukkan berhasil tidaknya proses pembelajaran.
Keberhasilan proses pembelajaran siswa dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar terbagi
menjadi tiga aspek yaitu, kognitif, afektif dan psikom otor. Ada dua faktor yang menyebabkan
hasil belajar yaitu, faktor intern (dari diri sendiri) dan faktor ekstern (dari luar atau lingkungan).
Permasalahan yang ada di kelas VII.2 SMP Poris Indah yaitu hasil belajar bahasa Inggris Sub
Tema Introduce My Self yang rendah khususnya dalam keterampilan menulis yaitu materi
meringkas isi buku dengan memperhatikan beberapa ejaan. Hasil belajar bahasa Inggris Sub
Tema Introduce My Self yang rendah dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang terdapat nilai <
68 karena nilai 68 merupakan batas tuntas utau KKM . Dari 28 siswa diketahui hanya 13 siswa
yang memperoleh nilai > 70, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 70 atau belum tuntas
sejumlah 15 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa yang mencapai KKM adalah 43,48%,
sedangkan yang belum dapat mencapai KKM adalah 56,52%.
Dilihat dari jumlah persentase siswa yang belum tuntas di atas, peneliti menduga masalah
tersebut dikarenakan dari faktor kognitif siswa, lingkungan belajar siswa berupa dorongan atau

1
motivasi orang tua kepada anak, atau mungkin cara mengajar guru yang konvensional, dan
kurangnya interaksi antar individu dalam kelompok belajar.
Adapun dugaan masalah yang lainnya seperti pandangan siswa terhadap mata pelajaran
Bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self yang mudah atau menyepelekan karena bahasa
Inggris Sub Tema Introduce My Self merupakan bahasa pengantar sehari-hari untuk perkenalan.
Oleh karena itu, agar hasil belajar bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self dapat meningkat,
maka seorang guru dituntut menguasai dan menerapkan beberapa model pembelajaran yang ada
sehingga pem belajarannya dapat bervariasi dan berpusat pada siswa.
Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think
Talk Write. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat dinilai mampu
meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self karena model
pembelajaran tersebut menekankan dalam tiga tahapan penting, antara lain tahap berpikir, tahap
berbicara, dan tahap menulis yang cocok digunakan pada keterampilan menulis.
Berdasarkan dugaan masalah yang telah dijabarkan pada paragraf-paragraf sebelumnya,
peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan model pembelajaran Think
Talk Write untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self di kelas
VII. 2 SMP Poris Indah semester ganjil tahun ajaran 2017/2018”. Penelitian ini diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran Think Talk Write siswa kelas
VII.2 SMP Poris Indah pada mata pelajaran bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang dapat teridentifikasi dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
a. Penyampaian materi masih menggunakan metode konvensional (ceramah).
b. Masih kurangnya interaksi guru dengan siswa, dan juga interaksi antar siswa dalam kelom pok
pembelajaran.
c. Faktor kognitif siswa dalam kegiatan pem belajaran.
d. Faktor lingkungan belajar siswa.
Dengan adanya temuan masalah tersebut, mengakibatkan siswa didalam belajar mata
pelajaran bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self kurang memahami materi yang
disampaikan oleh guru sehingga hasil belajarnya kurang baik.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka batasan masalah yang akan diteliti yaitu:
a. Nilai mata pelajaran bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self yang rendah pada kelas VII .
2 SMP Poris Indah
b. Penerapan model pem belajaran kooperatif tipe Think Talk Write untuk meningkatkan hasil
belajar bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self khususnya tentang meringkas isi buku
dengan memperhatikan beberapa ejaan di SMP Poris Indah semester ganjil tahun ajaran
2017/2018.

2
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang m asalah dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut “Apakah melalui penerapan model pembelajaran Think Talk Write, hasil
belajar bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self di SMP Poris Indah dapat ditingkatkan?”

1.5 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris Sub
Tema Introduce My Self di SMP Poris Indah semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan membawa manfaat secara teoretis dan praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoretis
Untuk memperkaya pengetahuan guru dalam menggunakan model pembelajaran Think Talk
Write.
b. Manfaat Praktis
1) Guru dapat mengetahui solusi untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris Sub Tema
Introduce My Self m elalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write.
2) Guru bisa menerapkan model pem belajaran kooperatif tipe Think Talk Write dengan baik
dalam pembelajaran bahasa Inggris Sub Tema Introduce My Self.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

3
2.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori ini dipaparkan beberapa teori dari para ahli mengenai pengertian
belajar dan hasil belajar beserta faktor-faktor penyebabnya. Adapun hal lain yang dipaparkan
seperti mata pelajaran, model pembelajaran, serta kerangka pikir.
2.1.1 Hakikat Belajar
Dalam dunia pendidikan, kegiatan belajar itu penting karena yang menentukan berhasil
tidaknya tujuan pendidikan tergantung dari bagaimana proses belajar yang melibatkan objek
pendidikan. Objek pendidikan disini adalah siswa. Belajar itu penting untuk menyiapkan diri
menjadi manusia yang berpendidikan dan kompeten sehingga dengan belajar siswa kelak siap
menghadapi perkembangan zaman yang sem akin pesat.
Belajar menurut Gagne dalam Suprijono (2012 : 2) adalah “perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan
diperoleh langsung dari proses pertum buhan secara alamiah”. Belajar menurut Gagne
merupakan suatu perubahan kemampuan seseorang melalui proses aktivitas dan kemampuan
tersebut bukan didapatkan secara langsung dari proses pertum buhan atau bertam bahnya um ur
seseorang.
Sejalan dengan itu, menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:9)
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya
menjadi lebih baik. Belajar dilakukan untuk mendapatkan perubahan kemampuan yang dimiliki
seseorang. Menurut Slameto (20 10:2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari ketiga pendapat
menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh
perubahan kemampuan pada diri seseorang, yang menjadi lebih baik melalui interaksi dengan
lingkungannya dan perubahan itu bukan didapatkan secara langsung dari proses pertumbuhan.

2.1.2 Hasil Belajar


Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi dan keterampilan. Menurut Gagne dalam Suprijono (2012 : 5), hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif yaitu kecapakan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan
dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

4
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan ekstenalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-
nilai sebagai standar perilaku.
Hasil belajar menurut (B loom, dkk.) dalam Dimyati dan Mujiono (2009 : 26) mencakup
tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut, dikenal sebagai
taksonomi bloom dengan kebaikan yang terletak pada rincinya jenis perilaku yang terkait dengan
kemampuan internal dan kata-kata kerja operasionalnya. Adapun ketiga ranah tersebut sebagai
berikut:
a. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku-perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan
penentuan sikap, organisasi, dan pembenntukan pola hidup.
c. Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan komplek, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemam puan-kem am puan kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan,
atau perhatian pada lingkungan sekitar semakin bertam bah.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan kemam puan atau hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses
belajar yang berupa perubahan tingkah laku. Kemampuan atau hasil yang diperleh berupa
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar juga tidak hanya bergantung pada lingkungan dan
kondisi belajar, tapi juga dari kemampuan awal pra-belajar. Hasil belajar ini dapat diukur untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan dan pembelajaran tersebut tercapai. Hasil belajar
biasanya dinyatakan dengan nilai. Maka dari itu, hasil belajar merupakan hasil penilaian yang
diperoleh siswa dari proses pembelajaran yang berupa angka untuk mengetahui sejauhmana
siswa tersebut paham terhadap materi yang telah disampaikan.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2010:54) digolongkan
menjadi dua, yaitu:
a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern
dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
1) Faktor Jasmaniah, terdiri atas: faktor kesehatan, cacat tubuh.
2) Faktor Psikologis, terdiri atas: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kesiapan.
3) Faktor Kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
b. Faktor Ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh
terhadap belajar, dikelompokkan menjadi tiga faktor, antara lain:

1) Faktor Keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

5
2) Faktor Sekolah, seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dan
siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
dan bentuk kehidupan masyarakat.
4) Faktor Metode, meliputi: metode mengajar dan metode bel ajar.

2.1.4 Pembelajaran Bahasa Inggris


Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono dalam Hamdani (2011:47) adalah sebagai
berikut :
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistem atis.
b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik perhatian dan menantang siswa.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangakan bagi siswa.
f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun
psikologi.
g. Pembelajaran menekankan keaktifan siswa.
h. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan disengaja.

Pembelajaran mempunyai tujuan, yaitu membantu siswa memperolah berbagai


pengalaman dan dari pengalaman itu, tingkah laku siswa bertambah dan berkembang, baik
kuantitas maupun kualitasnya. Tingkah laku tersebut antara lain: pengetahuan, keterampilan, dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa
dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan menganalisis dan imajinasi
yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menum buhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Permendiknas
No.22 tahun 2006).

Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

6
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan m aupun tulis
b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa persatuan dan bahasa
internasional
c. Memahami bahasa Inggris dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan
d. Menggunakan bahasa Inggris untuk meningkatkan kemam puan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
f. Menghargai dan membanggakan sastra sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia.

Dalam pelajaran bahasa Inggris ada empat keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan
Writing, Speaking, dan Listening. Tiga keterampilan berbahasa dijelaskan sebagai berikut:
a. Keterampilan Listening
Keterampilan Listening adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menyimak bukan hanya kegiatan yang sekedar mengumpulkan dan menyimpan pesan, tetapi
juga mengklasifikasi, membandingkan, dan menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal
yang dim iliki sebelumnya.
b. Keterampilan Speaking
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus
sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan
kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap manusia merupakan persyaratan alamiah
yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam bunyi artikulasi, tekanan, nada,
kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk
berbicara secara wajar, jujur, benar dan bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah
psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.

Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal berikut:


1) Kemudahan berbicara;
2) Kejelasan;
3) Bertanggung jawab;
4) Membentuk pendengaran yang kritis;
5) Membentuk kebiasaan.
c. Keterampilan Reading
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Membaca juga merupakan kegiatan
untuk mendapatkan makna dari apa yang ada dalam teks. Maka dari itu, seorang pembaca perlu
menguasai bahasa yang digunakan. Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan
cara mempelajarinya di sekolah.

d. Keterampilan Writing

7
Menulis merupakan keterempilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkom unikasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap m uka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, siswa harus memperhatikan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otom atis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. (Tarigan, 2008 :3)
Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit diantara ketiga
keterampilan berbahasa yang lainnya. Menulis bukan hanya kegiatan menyalin kata-kata dan
kalimat-kalimat melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu
bentuk tulisan yang teratur. Berbeda halnya dengan berbicara, menulis sulit untuk dilakukan
secara spontan karena harus memperhatikan kaidah penggunaan tata bahasa dan secara
semestinya. Jadi dalam menulis, unsur kebahasaan dan tata bahasa merupakan aspek penting
yang perlu dicermati, disamping isi yang diungkapkan.
Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris ini diharapkan:
a. Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan
minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil
intelektual bangsa sendiri;
b. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik
dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
c. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan
sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
d. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan
daan kesastraan di sekolah;
e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai
dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan
kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

2.1.5 Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk-bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari em pat sampai enam orang dengan kelompok yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif menurut Nurulhayati dalam Rusman (2012:203) adalah “strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil yang saling
berinteraksi”. Pembelajaran kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan siswa lainnya. Model
pembelajaran ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu siswa belajar untuk diri sendiri dan
belajar bersama/saling membantu dalam kelompok kecilnya untuk belajar.

Kooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok.
Model pembelajaran kelompok adalah “rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
8
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan” Sanjaya dalam Rusman (2012:203).
Menurut Hamdani (2011:30) model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekarja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif menurut pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan
sebagai pembelajaran yang mengutamakan kerjasama antar siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Diharapkan dengan penggunaan pembelajaran kooperatif ini merubah peran guru
yang dulunya belajar berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa dengan
kelompok-kelompok kecil. Jadi guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya,
melainkan membantu dan menfasilitasi siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri melalui
kerja kelompok.
Beberapa ciri pembelajaran kooperatif menurut Hamdani (2011:31), sebagai berikut:
a. Setiap anggota memiliki peran
b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya
d. Guru membantu mengembangkan keteram pilan-keteram pilan interpersonal kelompok
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dengan pembelajaran kooperatif terjadi interaksi secara langsung antar siswa dalam
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memungkinkan setiap siswa memiliki peran dalam
kelompoknya sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap kerja kelompok. Download
ptk bahasa inggris smp Dengan adanya pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa maka
peran guru disini sebagai fasilitator.

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (Berpikir Berbicara Menulis)
Model pem belajaran kooperatif tipe Think Talk Write m erupakan model pembelajaran
yang dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Model ini didasarkan pada tiga tahapan melalui
berpikir, berbicara, dan menulis. Pelaksanaan model Think Talk Write dimulai dari keterlibatan
siswa dalam berpikir secara individu setelah proses membaca ataupun menyimak, selanjutnya
berbicara dan membagi ide dengan teman sekelompoknya sebelum menulis. Pembelajaran ini
akan lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok ini
siswa diminta membaca ataupun menyimak, membuat catatan kecil, menjelaskan, dan membagi
ide bersama teman kelompok, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Ada tiga tahap yang dilakukan dalam model pembelajaran Think Talk Write, yaitu
sebagai berikut:
a. Tahap Think (Berpikir)
9
Tahap ini dilakukan pada siswa bahwa berpikir itu dim ulai dengan proses membaca maupun
menyimak terlebih dulu kemudian siswa dapat mengungkapkan ide atau penyelesaian masalah
secara tertulis dengan membuat semacam catatan kecil. Proses berpikir pada tahap ini akan
terlihat ketika siswa membaca masalah atau lembar kerja yang diberikan guru kemudian siswa
menuliskan apa yang diketahuinya atau penyelesaian masalahnya.
b. Tahap Talk (Berbicara atau Berdiskusi)
Pada tahap ini siswa melakukan diskusi atau bertukar pendapat dalam kelompok kecil.
Ketika siswa dapat menyampaikan ide atau pendapatnya dalam kegiatan diskusi, berarti siswa
sudah mampu mengungkapkan idenya secara lisan (Talk). Tahap ini juga memberikan
kesempatan bagi siswa agar lebih terampil berbicara dan membangun komunikasi yang baik
antar siswa.
c. Tahap Write (Menulis)
Pada tahap ini merupakan tahap dimana siswa menuliskan hasil diskusi kelompok kecil
dan hasil dari catatan kecil masing-masing siswa.
Kemungkinan apa yang siswa tulis dalam tahap ini berbeda dengan apa yang siswa tuliskan pada
cacatan individual (tahap think ). Hal ini terjadi karena setelah siswa melakukan diskusi dalam
kelompok kecil, ia akan memperoleh ide yang baru untuk menyelesaikan masalah yang telah
diberikan.
Langkah-langkah umum pembelajaran Think Talk Write adalah sebagai berikut:
a. Guru membagi lembar kerja siswa yang memuat permasalahan dan petunjuk pengerjaannya.
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan kecil dari hasil bacaan secara individual (think),
untuk dibawa ke forum diskusi.
c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk membahas isi catatan
(talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
d. Siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman dalam bentuk
tulisan (write).
2.2 Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal pembelajaran di kelas 5 diduga masih tergolong konvensional, dimana
peran guru dalam pembelajaran sangat kuat, kurangnya interaksi antara guru dengan siswa dan
interaksi antara siswa dengan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar bahasa
Inggris. Adapun hal lain seperti pikiran-pikiran yang ada dalam diri siswa bahwa bahasa Inggris
sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan sepele, mungkin hal ini
dikarenakan bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar kita sehari-hari. Tapi dilihat dari hasil
ulangan bahasa Inggris ada 15 siswa dari 28 siswa yang nilainya di bawah KKM. Maka untuk
meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Talk Write.

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sebagai alternatif bagi guru dalam mengajar siswa dengan variasi
diskusi kelompok yang berciri khas, guru menyediakan atau m em berikan siswa permasalahan
kemudian siswa berpikir sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat catatan

10
kecil sebelum sharing dalam kelompok dan kemudian menuliskannya. Cara ini menjamin
keterlibatan semua siswa dalam pembelajaran dan berdampak baik untuk meningkatkan
hubungan atau kom unikasi antar individual dalam kelompok.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write diharapkan terjadi perubahan
sikap dan kemampuan siswa terutama dalam menulis yang terlihat dari hasil belajar bahasa
Inggris.
2.3 Hipotesis Tindakan
Dari kerangka berpikir yang telah dikemukakan dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut: diduga penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris khususnya tentang meringkas isi buku dengan
memperhatikan penggunaan ejaan di SMP Poris Indah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2017/2018.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

11
Dalam setting dan karakteristik subjek penelitian ini dipaparkan mengenai tempat
dilaksanakannya penelitian, waktu yang digunakan untuk penelitian, dan karakteistik dari subjek
penelitian tersebut.
3.1.1 Setting Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian ini di SMP Poris Indah pada siswa kelas VII.2. Peneliti
menggunakan waktu penelitian pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 mulai dari bulan
Juli sampai November
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.2 SMP Poris Indah. Jumlah siswa kelas VII
adalah 28 siswa, terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki. Semua siswa tersebut
tergolong normal tidak ada siswa yang mengalami gangguan ABK. Namun demikian, walaupun
semua anak dibilang normal atau mampu menerima pelajaran dengan baik, tetapi ada salah satu
siswa yang bandel, sulit diatur oleh guru sehingga siswa tersebut sering mendapat nilai yang
rendah karena selalu tidak memperhatikan pelajaran. Pekerjaan orang tua siswa sebagian besar
berprofesi sebagai petani dan sebagian kecil penambang pasir sehingga orang tua siswa kurang
memperhatikan anaknya dalam belajar. Hal ini dikarenakan latar belakang pendidikan orang tua
yang rendah.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini
bersifat kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SMP Poris Indah. Tahapan awal peneliti menyiapkan
materi, menyusun RPP, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengajar,
kemudian guru kelas yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk observer dapat
dilakukan oleh guru yang lain yang setara jabatannya.
Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model
kemmis dan Mc Taggart. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga
tercapai tujuan yang diharapkan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki.
Desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat tahapan rencana
tindakan, antara lain:
a. Perencanaan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,
meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan
dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada
obeservasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rencana tindakan ini mencakup semua
langkah tindakan secara rinci pada tahap ini segala keperluan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi
pembelajaran, model yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan instrumen
observasi disesuaikan dengan rencana.

12
b. Tindakan(acting) dan observasi yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan
dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses
kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah
disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh diharapkan
dapat meningkatkan kerjasama peneliti dengan subjek penelitian (siswa) sehingga dapat
memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi dalam pembelajaran dikelas.
c. Hasil observasi(observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan terhadap siswa. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung
terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk
mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang
sedang berlangsung.
d. Refleksi (reflecting) yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarhan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama
guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Kegiatan refleksi ini, guru akan
dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu
diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji,
dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode,
model, alat peraga maupun evaluasi.

3.3 Rencana Tindakan


3.3.1 Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), meliputi :
a) Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan penelitian
b) Mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam indikator
c) Indikator kemudian dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran
d) Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
e) Menetapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembelajaran sesuai dengan materi
2) Membuat evaluasi
3) Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi


Pada pelaksanaan tindakan siklus I akan dilaksanakan 3 kali pertemuan. Masing-masing
pertemuan akan dilaksanakan tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup/akhir
sebagai berikut :
13
Pertemuan pertama
 Pendahuluan/Kegiatan Awal
Guru :
o Orientasi
• Guru masuk ke kelas langsung menyapa dan menggunakan bahasa Inggris agar English
Environment dapat langsung tercipta
• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
o Apersepsi
• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
• Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
o Motivasi
• Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung
o Pemberian Acuan;
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Contoh ptk
bahasa inggris smp doc
• Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
 Kegiatan Inti
Peserta didik secara mandiri :
Observing
o Guru memperkenalkan kepada siswa materi perkenalan kepada siswa dengan memperkenalkan
identitas dari guru
o Peserta didik menirukan ucapan guru dan menyalin contoh-contoh teks tersebut
Questioning
o Siswa menanyakan kepada guru hal-hal yang lebih jauh yang ingin diketahui dari identitas diri
yang disebutkan

Eksperimenting
o Membuat daftar identitas diri berdasarkan contoh yang diberikan
Associating
o Siswa menganalisis gambar yang diberikan dalam buku halaman 10 tentang Edo dan
menjawab beberapa pertanyaan
14
Networking
o Siswa melaporkan hasil pekerjaan yang sudah diselesaikan berdasarkan identitas diri masing-
masing
 Penutup
Peserta didik :
o Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
o Mengagendakan pekerjaan rumah.
o Mengagendakan materi yang harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah.
Guru :
o Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai
mengerjakan soal dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
portofolio.
o Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
Pertemuan kedua
 Pendahuluan/Kegiatan Awal
Guru :
o Orientasi
• Guru masuk ke kelas langsung menyapa dan menggunakan bahasa Inggris agar English
Environment dapat langsung tercipta
• Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
• Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
o Apersepsi
• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan
• Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
o Motivasi
• Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari.
Apabila materi ini dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

o Pemberian Acuan;
• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
• Memberitahukan tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada
pertemuan yang berlangsung
• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran.
15
 Kegiatan Inti
Peserta didik secara mandiri :
Observing
o Guru memperkenalkan materi ajar tentang warna dan makanan favorit dengan menanyakan
warna kegemaran dan juga makanan kegemaran
Questioning
o Siswa menanyakan warna favorit guru dan nama-nama warna yang jarang disebutkan dalam
bahasa inggris
Eksperimenting
o Siswa mencari 3 orang di dalam kelas untuk mengetahui makanan favorit dan warna kesukaan
Associating
o Memberikan gambar-gambar yang berkaitan dengan makanan disertai warna-warna yang
menarik, kemudian siswa diberikan pertanyaan “what is your favorite food” atau “what kind of
food do you like”
Networking
o Siswa kembali melaporkan nama temannya beserta warna dan makanan kesukaan mereka
Catatan:
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan)
 Penutup
Peserta didik :
o Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
o Guru memberikan tugas di rumah dengan mencari 3 orang yang ditanyakan apa warna
kesukaan dan makanan favorit mereka.
o Mengagendakan materi yang harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam
sekolah atau dirumah. Download ptk bahasa inggris smp
Guru :
o Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa. Peserta didik yang selesai
mengerjakan soal dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
portofolio.

a) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik
Pertemuan ketiga
Digunakan untuk tes formatif siklus 1
c. Tahap Hasil Observasi
Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi terhadap:
1) Kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas
16
3) Kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
4) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
5) Hasil belajar peserta didik dalam evaluasi pembelajaran
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini semua data yang terkumpul dianalisis. Hasil analisis akan digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melihat keberhasilan maupun kekurangan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Untuk mengetahui
perubahan atas tindakan yang telah diberikan, diadakan perbandingan antara hasil belajar bahasa
Inggris setelah diberi tindakan dengan hasil belajar bahasa Inggris pada tindakan sebelumnya.
Dari hasil tersebut, diadakan tindak lanjut apabila tindakan yang telah dilakukan tidak
menghasilkan perubahan yang dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Kelebihan akan
tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada tindakan berikutnya yang
didiskusikan dengan guru kelas VII.

3.3.2. Siklus 2
Siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan pada siklus
2 merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus 1.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap bentuk
penilaian. Kesalahan dalam pengumpulan data akan sangat berpengaruh terhadap hasil
penelitian. Maka data yang diharapkan dalam setiap penelitian adalah data yang benar dan dapat
dipercaya.
Sesuai dengan pendekatan tindakan kelas dan sumber data maka teknik pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi:
a. Tes
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan siswa
dalam mengerjakan dan mencari kalimat atau ide pokok dalam bacaan. Tes digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

b. Observasi
Untuk mengatahui perkembangan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer
bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas siswa
dan kegiatan mengajar guru dalam proses pembelajaran.
c. Dokumentasi

17
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan sebagai
data awal penelitian yang berupa jumlah siswa, daftar nama siswa, dan daftar nilai siswa kelas
VII SMP Poris Indah
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan hasil belajar
bahasa Inggris adalah:
a. Tes
Tes diberikan kepada siswa setelah mempelajari bahasa Inggris sub tema introduce my self. Tes
yang diberikan berbentuk pilihan ganda.
b. Lembar Observasi atau Pengamatan
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru dan kegiatan siswa saat
proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran. dalam lembar observasi guru dan
siswa, hal yang diamati pada intinya adalah kemampuan siswa dalam memahami materi yang
disampaikan guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

3.5 Indikator Keberhasilan


Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dinyatakan dapat berhasil
apabila dapat meningkatkan skor kriteria hasil belajar siswa sebanyak 90% dari jumlah
keseluruhan siswa kelas VII dengan mencapai nilai 70.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi A ksara.
Dimyati dan M udjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdanni.
2011. Strategi Belajar Mengajar. B andung: Pustak a Setia.
18
Iskandarwassid & Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosdakarya.
M ulyati, Y eti. 2007. Keterampilan BerBahasa Inggris SD. Jakarta: U niversitas Tebuka.
Priyanto, D uw i. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Y ogyakarta: M ediaKom.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja G rafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N an a. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : CV.ALFABETA.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Tarigan, H enry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa.
Anggi, Nuraeni. 2012. “Pengaruh penerapan model cooperatif learning tipe Think Talk Write
(TTW) terhadap pemahaman konsep pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Bandung dalam mata
pelajaran ekonomi”.
Istiqomah , Annas Nur . 2009. “Pembelajaran matematika dengan strategi Think Talk Write
(TTW) dalam upaya meningkatkan peran aktif dan prestasi belajar siswa kelas VIII SM P Negeri
2 Bambanglipuro Bantul”.
Permen No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Krizi.wordpress.com.2011.“PTK model kemmis dan Mc Taggart”.
http://krizi.wordpress.com/2011/09/12/ptk-penelitian-tindakan-kelas-model-kemmis-dan-mc-
taggrat/.
Lipurtriyoso.wordpress.com. 2012. “Skripsi Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Matematika dengan Strategi Think Talk Write”.http://lipurtriyoso. wordpress.
com/2012/06/05/contoh-skripsi-meningkatan-aktivitas-dan-hasil-belajar-matematika-dengan-
strategi-th ink-talk-write-smp-muhammadiyah-1-metro-tahun-pelajaran-2010/2011/.

19

Anda mungkin juga menyukai