Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

“RONDE KEPERAWATAN”

Disusun Oleh :

1. DWI KUAT ARISKA 1811040044

2. HILDA FEBRIANTI R 1811040045

3. NUR AINI HADI P.R 1811040116

4. TRESNO SUNJAYA 1811040101

5. DYAN ASIH R 1811040023

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ronde Keperawatan, didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi
antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien, menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. Kozier et al. (2004)
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan., ronde
keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf
yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah
dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam
kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem
untuk menangani masalah medis. Chambliss (1996).
Penelitian Zainuddin Saleh pada juli 2012 menunjukkan hasil bahwa ada
pengaruh yang bermakna ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Sjahranie Samarinda.
Kesimpulanya adalah ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan atau
aktifitas operan pekerjaan dari seorang pekerja perawat yang sudah bekerja pada
jam yang terlebih dahulu dengan di serahkan kepada perawat pekerja yang
selanjutnya jadi dengan demikian di harapkan suatu tujuan proses pekerjaan bisa
tercapai sesuai maksimal.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas
& melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan
atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh
anggota tim.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN RONDE KEPERAWATAN

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan., ronde


keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf
yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah
dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam
kerangka kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem
untuk menangani masalah medis. Chambliss (1996).
Ronde Keperawatan,Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi
antara perawat dengan perawat, perawat dengan pasien. menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi
pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan
pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien. Kozier et al. (2004)
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya
atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan
untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas
& melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan
atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh
anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
B. KARAKTERISTIK RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. TUJUAN RONDE KEPERAWATAN


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu:
tujuan bagi perawat dan tujuan bagi pasien.
Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010) adalah:
1) Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2) Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format
studi kasus
4) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis
5) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
6) Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan
bagi pasien, yaitu:
1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari
2) Untuk mengamati pekerjaan staf
3) Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan
kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
kepada pasien
8) Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

D. MANFAAT RONDE KEPERAWATAN


Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat,
diantaranya:
a) Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan
adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan.
selain itu menurut Wolak et al. (2008) dengan adanya ronede keperawatan
akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya
keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan
secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008)
peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan
tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan
berkembang secara profisonal.
b) Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan
yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011)
melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi
oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk
menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
c) Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan
mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan
yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa
perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara
nyata dilapangan (Clement, 2011).
d) Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan
perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak
mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde
keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu
mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
e) Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian
Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima
kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009)
dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada
pasien yang dirawat.

E. TIPE-TIPE RONDE KEPERAWATAN


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde
yaitu matrons’ rounds, nurse management rounds, patient comfort rounds dan
teaching nurse.
a. Matron nurse menurutClose dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai
jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa
standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan
dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurutClose dan Castledine (2005) ronde
ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan
yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat
dan head nurse.
c. Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
d. Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien.
e. Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-
nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde
yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat,
sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,
perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

F. TAHAPAN RONDE KEPERAWATAN


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),
orientation (orientasi).
2) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
3) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
1) Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2) Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3) Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
 Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
 Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

G. HAL YANG DIPERSIAPKAN DALAM RONDE KEPERAWATAN


Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan
persiapan sebagai berikut:
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka).
b. Menentukan tim ronde keperawatan.
c. Mencari sumber atau literatur.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?

H. KOMPONEN TERLIBAT DALAM RONDE KEPERAWATAN


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah
perawat primer dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan lainnya.
a) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
1.Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2.Menjelaskan masalah keperawata utama.
3.Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4.Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5.Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
 Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa
untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
1.Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2.Menjelaskan masalah keperawatan utama
3.Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4.Menjelaskan tindakan selanjtunya
5.Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

 Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler


1.Memberikan justifikasi
2.Memberikan reinforcement
3.Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
4.Mengarahkan dan koreksi
5.Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
 Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
 Pasien dengan kasus baru atau langka.
DAFTAR PUSTAKA
Kinchay, A. (2012, September).www.scribd.com. Retrieved Oktober 17, 2013,
from http://www.scribd.com/doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
Nursalam dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika
RatnaSitorus, 2005, Model PraktekKeperawatanProfesional di RumahSakit.
Jakarta:EGC
Sitorus R. &Yulia. 2005. Modelpraktekkeperawatanprofesional di
RumahSakitPanduanImplementasi. Jakarta: EGC
Zainuddin Saleh, 2012 pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap rsud rsud abdul wahab sjahranie
samarinda

Anda mungkin juga menyukai