Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di banyak negara yang sedang berkembang, penyakit tidak menular

(PTM) seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan

penyakit menular dan malnutrisi sebagai penyebab kematian dan disabilitas.

Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa

proporsi penyebab kematian tertinggi adalah PTM, yaitu penyakit

kardiovaskuler 31,9% termasuk hipertensi 6,8% dan stroke 15,4% (Riskesdas,

2018)

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat

ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di

antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut

tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. (Rahajeng, 2012)

Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan

atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Kuswardhani, 2013) . Hipertensi

dikelompokkan menjadi dua, yaitu Hipertensi esensial atau idiopatik, dan

hipertensi sekunder. Hipertensi essensial merupakan 95% dari semua kasus

hipertensi dan masih dicari etiologinya. Beberapa faktor dikemukakan relevan

terhadap mekanisme penyebab hipertensi, yaitu Genetik, Jenis kelamin, Usia,

Natrium, Obesitas, Perokok, Aktivitas Fisik, dan Stress. Hipertensi sekunder

sekitar 5% telah diketahui penyebabnya dan dapat dikelompokkan menjadi:


penyakit parenkim ginjal 3%, penyakit renovaskuler 1%, Endokrin 1% (Gray,

2005).

Olahraga yang teratur berkaitan dengan penurunan penyakit jantung

koroner sebesar 20-40% (Gray, 2005). Melakukan aktivitas fisik yang cukup

merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dikategorikan dalam

pengobatan farmakologis bagi penderita hipertensi. Aktivitas fisik yang cukup

dapat membantu menguatkan jantung. Jantung yang lebih kuat tentu dapat

memompa lebih banyak darah dengan hanya sedikit usaha. Semakin ringan

kerja jantung, maka semakin sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri

sehingga tekanan darah akan menurun. Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi

penderita hipertensi adalah aktivitas yang sedang dilakukan selama 30-60

menit setiap hari. Kalori yang terbakae sedikitnya 150 kalori per hari. Salah

satu yang bisa dilirik adalah aerobic.suatu aktifitas baik itu kegiatan sehari-

hari ataupun olahraga, karena aerobic dapat meningkatkan kemampuan kerja

jantung, paru-paru dan otot-otot ( Marliani dan tantan, 2012).

Berdasarkan hasil survei Dinkes Propinsi Jawa Timur pada tahun 2013

Hipertensi merupakan penyakit terbanyak peringkat ke-2 di puskesmas

Gedangan dengan angka 17,39 %, pada tahun 2010 turun ke peringkat 3

dengan angka 12,41%, pada tahun 2016 naik lagi ke peringkat 2 dengan angka

13,78% (Dinkes Jatim, 2016). Hipertensi di Kabupaten sidoarjo pada

golongan umur pra lansia (45-59 tahun) menempati urutan kedua dengan 141

kasus dari seluruh pralansia di Desa Gedangan. Desa Gedangan merupakan

daerah dengan jumlah pralansia sebanyak 3.057 jiwa. Sedangkan pada


kelompok umur 45-59 tahun berdasarkan data desa Gedangan termasuk

kelompok usia produktif.

Oleh karena itu dari uraian latar belakang diatas dan juga masih kurangnya

penelitian tentang aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pralansia di daerah

penulis, penulis ingin meneliti tentang Hipertensi yang berjudul “Hubungan aktivitas

fisik dengan kejadian hipertensi pada pra lansia di Desa Gedangan Kabupaten

Sidoarjo Tahun 2019.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang

dikemukakan adalah adakah hubungan antara aktivitas fisik dengan

kejadian hipertensi pada pra lansia di Desa Gedangan Kecamatan

Gedangan, Sidoarjo, tahun 2019 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

hipertensi pada pra lansia di Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, tahun

2019.

2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi aktivitas fisik pada pra lansia di Desa Gedangan,

Kecamatan Gedangan.
2. Mengidentifikasi kejadian hipertensi pada pra lansia di Desa Gedangan,

Kecamatan Gedangan.

3. Menganalisis hubungan aktivitas fisik pada pra lansia dan kejadian

hipertensi pada pra lansa di Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

a. Masyarakat bisa mengerti tentang apa saja yang menjadi penyebab

hipertensi sehingga dapat mencegahnya.

b. Masyarakat bisa mengetahui hubungan kegiatan fisik dengan

angka kejadian hipertensi.

2. Bagi Puskesmas Kecamatan Gedangan

Sebagai masukan untuk penyusunan kebijakan dan program

pembangunan kesehatan atau merumuskan program baru.

3. Bagi Institusi Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya

Sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

Ilmu Kedokteran Komunitas.

4. Bagi peneliti

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman lapangan, serta

sebagai kewajiban dalam menyelesaikan tugas Ilmu Kedokteran

Komunitas.

Anda mungkin juga menyukai