FISIKA DASAR II
TIM PENYUSUN :
1. MASTHURA, M.Si
2. NUR AZIZAH, M.Pd
3. NAZARUDDIN, M.Pd
PRODI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN 2017
Visi
“Masyarakat pembelajaran berdasarkan nilai – nilai keislaman (Islamic Learning
Society) ”
Misi
“Melaksanakan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang unggul dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni dengan dilandasi nilai – nilai keislaman”
Visi
“Menjadi pusat Islamic Learning Society yang unggul dalam pendidikan dan inovasi
di bidang sains dan teknologi di Indonesia tahun 2030”
Misi
1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang sains dan teknologi
yang mutakhir secara integrative berdasarkan nilai – nilai keislaman
2. Mengembangkan sains dan teknologi secara integrative berdasarkan nilai –
nilai keislaman
3. Melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang sains dan teknologi
bagi kemajuan masyarakat
4. Mengembangkan jejaring kerjasama akademik dan kelembagaan dalam
rangka penyelenggaraan dan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi di
bidang sains dan teknologi
Visi
“Menjadi Pusat Islamic Learning Society secara yang unggul di bidang pendidikan
dan pengajaran serta pengembangan ilmu fisika di Indonesia tahun 2030.”
Misi
Misi Program Studi Fisika FASINTEK UINSU adalah:
1. Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dalam bidang ilmu fisika
berdasarkan nilai – nilai keislaman.
2. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian ilmiah dalam bidang ilmu fisika.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullohi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Penuntun Praktikum Fisika Dasar untuk
mahasiswa/i Program Studi Eksakta Universitas Sumatera Utara ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penuntun praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
praktikum Fisika Dasar yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Fisika
disetiap program studi. Penuntun ini mengalami perubahan isi dari penuntun
sebelumnya dan perubahan ini dilakukan untuk tujuan mempertegas apa yang
hendak dicapai mahasiswa/i melalui setiap percobaan.
Pada penulisan laporan (journal) mahasiswa tidak harus mengikuti apa yang
tercantum pada penuntun ini, tetapi bergantung pada kenyataan yang dijumpai
dalam melakukan praktikum.
Akhirnya, ucapan terima kasih kepada rekan - rekan yang telah memberikan
masukan dalam penyusunan penuntun ini.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I : Pengenalan Praktikum 3
Bab II : Pelaksanaan Praktikum 7
PERCOBAAN :
M-1 : KARAKTERISTIK ELEMEN LISTRIK 10
BAB I
PENGENALAN PRAKTIKUM
1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
Tujuan dari Panduan Praktikum Fisika adalah :
Menunjang perkuliahan, maksudnya merupakan demonstrasi gejala –
gejala dan prinsip – prinsip yang diajarkan di dalam perkuliahan
Mendidik mahasiswa menjadi seorang peneliti yang baik
Memberikan pedoman bagi semua aturan tentang pelaksanaan praktikum
matakuliah fisika dasar
Kepala Laboratorium
Laboratorium dipimpin oleh kepala laboratorium yang harus memahami
pengelolaan laboratorium dengan baik, tugas kepala laboratorium, antara lain :
1. Merencanakan, mengadakan alat dan melaksanakan perbaikan fasilitas alat
dan bahan untuk kegiatan praktikum sesuai usulan dari laboran
2. Mempertimbangkan atau menyetujui usulan – usulan yang diberikan staf
laboratorium, laboran dan para asisten demi kemajuan laboratorium
Administrasi Laboratorium
Tugas dari administrasi laboratorium, yaitu :
1. Bertanggung jawab dan melakukan koordinasi pada kegiatan administrasi
praktikum
2. Melaksanakan kegiatan pendaftaran peserta praktikum
3. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pencatatan keuangan praktikum
4. Menyiapkan pelaksanaan responsi praktikum
5. Memberikan layanan administrasi dalam hal mahasiswa
Asisten Laboratorium
Merupakan pengelola kegiatan laboratorium. Dimana asisten pada saat
praktikum harus:
1. Menunjang pemahaman konsep
2. Mengembangkan keterampilan dasar laboratorium
3. Mengarahkan pada cara berlaboratorium yang baik
4. Mengarahkan pada keselamatan bekerja di laboratorium
5. Praktikum mengarahkan pada penanganan limbah yang efisien
2. Ukuran
Per-praktikan diperlukan luas laboratorium kurang lebih 2,5 m2
Jumlah siswa dalam laboratorium maksimal 40 orang
Tinggi langit-langit minimal 4 m
3. Fasilitas
Alat dan bahan
Ruang penyimpanan/lemari alat dan bahan
Ruang persiapan(praktikum)
Ruang khusus (ruang asam, ruang gelap, ruang steril, ruang timbang,
dll)
Gudang
Sumber air
Sumber gas
4. Keamanan
Ventilasi + blower
Unit pengelolaan limbah
Bak cuci dan saluran yang aman
Pintu keluar/masuk yang cukup luas
Alat pemadam api
Alat pelindung diri
Alat listrik yang aman
Detektor asap, shower
Kotak P3K
Peralatan keamanan khusus
6. Kegiatan
Kegiatan utama dari sebuah laboratorium adalah praktikum, dimana
konsep dari sebuah praktikum untuk membuktikan teori yang diajarkan
pada perkuliahan. Ada berbagai kegiatan praktikum yang dapat dilakukan,
salah satunya:
a. Waktu pelaksanaan praktikum
Praktikum waktu pendek artinya dalam satu kali per jam praktikum
dapat selesai.
Praktikum waktu panjang artinya dapat sampai beberapa hari atau
sampai beberapa minggu.
Percobaan/pengambilan data
Salah satu kegiatan utama pada saat pada saat praktikum adalah
pengambilan data. Data diambil harus sesuai dengan pengujian
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
I. TUJUAN
- Menyelidiki karakteristik I – V dari beberapa elemen listrik seperti lampu
pijar, dan resistor,
- Mengenal bahan – bahan yang memenuhi dan tidak memenuhi hukum
Ohm.
II. TEORI
III. PERALATAN
1. Sumber tegangan AC/DC
2. Ammeter AC/DC, Voltmeter AC/DC
3. Elemen listri, terdiri dari ;
- Lampu pijar 12 V;8 watt
- Resistor
4. Hambatan variabel
5. Saklar
A. Lampu pijar
1. Susunlah untai seperti gambar 1.a. Gunakan lampu pijar sebagai
elemennya (x) (saklar harus tetap dibuka sebelum untai di-chek oleh
Asisten). Hubungkan arus dengan menutup saklar, geserlah
hambatan variabel agar beda potensial minimum.
2. Dengan mengatur hambatan variabel ini buatlah variasi beda
potensial dari 1,2,3… 10 volt, potensial maksimum lampu pijar
jangan dilampaui. Catatlah besar arus untuk setiap variasi beda
potensial tersebut.
3. Ulangilah percobaan diatas dengan megganti untai seperti gambar
1.b. Perhatikan batas ukur dan alat-alat ukur yang dipakai.
B. Resistor
V. DATA PERCOBAAN
1 2
3
2
.
3
.
.
.
. 10
10
1. Buatlah grafik V – I untuk tiap elemen yang digunakan dan carilah slope
garis terbaiknya yang kemudian menjadi Rp
M – 2 PENGENALAN OSILOSKOP
I. TUJUAN EKSPERIMEN
Keterangan :
1. Pemanas / filamen
2. Katoda
3. Kisi pengatur
4. Anoda pemusat
5. Anoda pemercepat
6. Pelat untuk simpangan horisontal
7. Anoda untuk simpangan vertikal
8. Lapisan logam
9. Berkas sinar elektron
10. Layar fluorosensi
TR.1 Jelaskan bagaimana prinsip kerja dari tabung sinar katoda sampai bisa
terbentuk pola gelombang pada layar osiloskop!
TR.2 Tulis dan lukiskan persamaan gelombang sinus yang merambat dalam
arah sumbu-x positif dan jelaskan masing-masing symbol yang dipakai!
TR.3 Jelaskan arti istilah-istilah berikut :
a. amplitudo gelombang
b. frekuensi gelombang
c. periode gelombang
d. fasa dan beda fasa
e. Tegangan puncak ke puncak (Vpp)
sehingga
III. PERALATAN
1. layar display
2. tombol ON-OFF
3. pengatur intensitas
4. pengatur focus
5. Sumber tegangan 2 Vp-p
6. Pemilih kecepatan horisontal
7. Penggeser gambar arah horizontal
8. Input Chanel-1
9. Pengatur nilai skala vertical Chanel-1
10. Penggeser arah gambar vertical Chanel-1
11. Input Channel-2
12. Pengatur nilai skala vertical Chanel-2
13. Penggeser gambar vertical Chanel-2
14. Pemilih channel dan modus kerja osiloskop
B. Mengkalibrasi osiloskop
1. Periksa tegangan pada osiloskop sehingga sesuai dengan
tegangan jaringan listrik PLN
M - 3 JEMBATAN WHEATSTONE
I. TUJUAN
1. Menentukan hambatan beberapa elemen komponen listrik dengan metode
nol.
2. Menentukan panjang suatu bahan konduktor dengan metode nol.
3. Mempelajari / membandingkan pemakaian keuntungan metode nol dengan
alat ukur analog pada alat – alat ammeter dan volt meter.
II. TEORI
Jembatan Wheatstone merupakan metode yang luas dipakai dalam
penentuan hambatan dengan teliti. Jika hambatan ditentukan dari besar arus
dan tegangan, maka terdapat dua sumber ralat dalam hasil R, yakni dari volt
meter dan ammeter dan pada umumnya meteran listrik yang teliti agak mahal
harganya. Tetapi metode jembatan Wheatstone merupakan metode nol
dimana meteran ( dalam hal ini galvanometer ) hanya berperan sebagai “
petunjuk nol “( null detector ). Ini berarti kepekaan ( sensitivity ) meter
yang penting, tetapi skalanya tidak perlu dipakai.
Dimana VCB dan VDB diukur dari titik B. Karena IG = 0, maka arus IB yang
mengaliri RB = arus yang melalui RX dan I1 melalui R1 dan juga R2. Karena
g.g.1 G yang sama dikerjakan pada kawat AB dan juga hambatan seri RB dan
RX maka jelas bahwa :
VAC=VAD………………………………….......………………... (2)
IB
RB Rx B
A
G
R1 R2
I1 D
IB Rx = I1 R2 ……………………………………………………. (3)
IB Rx = I1 R2 …………………………………………………… (4)
Sehingga :
RX R
2 ………………………………………….......................... (5)
RB R1
I bb
Rx = RB ( L2 – L1 ) ……………………………………………………. (6)
Untuk mendapatkan hasil yang teliti hendaknya tidak terjadi L1 dan L2 yang
kecil, karena mengakibatkan ralat relatif besar.
III. PERALATAN
1. Power Supply Apparatus
2. Bangku hambatan Rb atau beberapa hambatan standard.
3. Galvanometer untuk melihat apakah tegangan Vc = Vd
4. kabel penghubung
5. Dua tahanan yang akan ditentukan besarnya RX(1) dan RX(2)
6. Hambatan berbentuk kawat pada mistar dengan penghubung-penghubung
arus
Laboratorium Fisika FSAINTEK UIN - SU Hal 25
Modul Fisika Dasar III
7. Mikrometer skrup
8. Meteran
4. Putuskan hubungan dengan sumber arus. Ubahlah letak RB dan RX(1) (RB
sekarang terletak pada tempat RX(1) semula dan sebaliknya ).
5. Ulangi langkah ( 2 ) sampai dengan ( 3 ) untuk kedudukan ini.
6. Ulangi percobaan untuk hambatan lain, RX1.
7. Ulangi percobaan untuk RX(1) dan RX(2) dalam keadaan seri.
8. Ulangi percobaan untuk RX(1) dan RX(2) dalam keadaan paralel.
9. Tentukanlah hambatan kawat yang disediakan. Ukurlah diameter serta
panjangnya.
V. DATA PERCOBAAN
VI. ANALISA
1.Hitunglah nilai hambatan (Rb) di lihat dari jarak.
2.Carilah panjang kawat
3.Hitunglah penyimpangan (deviasi) hasil pengukuran resistor
4.Hitunglah ketelitian alat ukur dan ralat ukur
I. TUJUAN EKSPERIMEN
Untuk menyelidiki medan magnet akibat arus melalui penghantar lurus yang
panjang dengan memakai magnetometer. Efek jarak dari penghantar dan
besar arus akan ditunjukkan.
μo.I
B= …………………………………………………… (1)
2. .R
Arah B diberi dengan I x R yang mana selalu tegak lurus pada R dan pada I,
seperti ditunjukkan pada gambar 4, sesuai dengan hukum tangan kanan.
satu sama lain. Jika diketahui kuat dari satu medan magnet, maka medan
magnet kedua dapat dihitung. Umumnya komponen horizontal medan magnet
bumi digunakan sebagai komponen yang konstan dan diketahui dari gambar
5 yang ditunjukkan sebagai Bo, sehingga :
B = B0 tg …..………………………………………………….. (2)
o I
B= cos θ ………………………………………........ (3)
2R
Dengan : = tg –1 ( 2R/L )
L = panjang kawat
III. PERALATAN
Plat kayu
1. Kawat lurus perlu diletakkan tepat kearah utara – selatan diatas meja
dengan memakai balok kayu sebagai ganjalan. Arah utara dapat dilihat dari
magnetometer.
Perhatikan : Semua bahan magnetik, termasuk pipa air dan meter listrik
harus jauh dari magnetometer ( > ½ meter ) supaya tidak mempengaruhi
hasilnya. Letakkan megnetometer tepat dibawah pertengahan kawat.
diperiksa oleh Asisten, aturlah arus supaya maksimum (> 3,4 A). Arus
harus konstan selama pengamatan, jika perlu distel dengan tahanan geser.
3. Dalam percobaan ini diamati efek jarak R pada B lebih mudah mengukur
jarak kawat ke bangku X, lalu jarak h (dari bangku kebatang magnet
magnetometer) dapat dikurangi, lihat gambar 6 dimana : R = X –h.
Ukurlah h, aturlah balok – balok kayu supaya R + 12 cm. Cheking bahwa
penunjukan magnetometer tanpa arus adalah nol. Hindarilah efek peralatan
dengan mengamati skala dari posisi tegak lurus.
4. Catatlah tinggi X, dan penyimpangan jarum magnetometer pada kedua
ujungnya 1, 2, lalu balikkanlah arah arus dengan saklar pembalik dan
amatilah penyimpangan 3, 4. Jika misalnya penunjukan 3500, tulislah
= 100 , untuk penyimpangan.
5. Ulangi (4) diatas, dengan jarak R semakin kecil ( kurangi 1 – 2 cm ) setiap
pengamatan.
6. Selidikilah efek arus dengan membuat R beberapa cm yang tetap selama
pengukuran selanjutnya. Catatlah 1, 2, 3, 4, untuk beberapa nilai I
hingga arus maksimum.
V. DATA PERCOBAAN
X R=X–h 1 2 3 4 cotg
Maka :
2B0
cotg = ..................................................... (5)
0I
2B0
R .......................................... (6)
0I
I. TUJUAN EKSPERIMEN
1. Menentukan jarak fokus yang dihasilkan oleh beberapa lensa
2. Menentukan sifat – sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa
besar bayangan
m .................................... (1)
besar obyek
Akan tetapi dalam banyak aplikasi alat optik, dipakai pembesaran sudut, M.
seandainya bayangan 1 cm jatuh pada jarak dari mata, sudutnya menjadi a' =
0,004 radian. Sehingga pembesaran sudut sistem ini adalah 4x. rumus dasar
adalah :
1.00'
a tg 1
f
1.00'
sedangkan sudut obyek sendiri, dari jarak 25 cm, adalah tg 1
25
Dalam banyak aplikasi lensa, ukuran bayangan / benda jauh lebih kecil dari
f.s dan sebagainya. Sehingga berlakulah pendekatan tg = a = a (radian).
Karena itu pembesaran sudut menjadi :
25
M ................................................... (3)
f
TEROPONG BINTANG
Teropong bintang sederhana terdiri dua lensa, satu dengan f besar, yang
disebut objektif dan satu dengan f kecil sebagai lensa mata atau okuler.
Kedua lensa terletak pada jarak diantaranya sama dengan jumlah fo, fe,
dengan fo = jarak fokus obyektif
Karena obyek jauh bayangan yang dibentuk lensa obyektif jatuh pada titik
fokus F. lensa mata akan memperbesar bayangan ini. Jika bayangan tersebut
jatuh tepat pada titik fokus, maka bayangan yang dibentuk lensa mata
terdapat pada jarak yang tak terhingga. Benda membentuk sudut α
sedangkan bayangan terakhir membentuk sudut α'. Dari geometri sederhana,
pembesaran sudut total menjadi.
fo
M ............................................................. (4)
fe
Dibelakang lensa mata ditempatkan pada cincin mata yang fungsinya adalah
membatasi bidang pandang, hingga hanya sinar melalui objektif yang akan
dilihat oleh pengamat. Semua sinar melalui objektif akan melalui daerah yang
disebut "tingkap luar" dan sebenarnya tingkap keluar merupakan bayangan
dari obyektif yang dibentuk lensa mata. Karena itu, dengan persamaan lensa
dapat diturunkan posisi tingkap luar, yakni pada jarak d dari lensa mata,
dimana :
1 1 1
d fe fe fo
sehingga :
fe ( fe fo )
d ................................................ (5)
fo
Jika diameter lensa obyektif adalah a , maka diameter tingkap keluar diberi
dengan :
a fe
D ......................................................... (6)
fo
pada alat optik praktis, D harus lebih kecil dari 6 mm, jika dipakai pada
malam hari, supaya semua sinar dapat memasuki biji mata. Pada siang hari
biji mata lebih kecil lagi, sehingga dapat dibuat lebih kecil. Perhatikan bahwa
pembesaran M dapat ditentukan dengan mengukur a dan D karena pers. (3)
dan (5).
a
M .......................................................... (7)
D
Perlu dicatat bahwa dalam praktek cincin mata tidak selalu dipakai, dan
diameternya boleh melebihi D.
MIKROSKOP
Mikroskop sederhana dapat dibuat dengan dua lensa, seperti gambar 3.
Jarak lensa kedua fokus biasanya agak kecil. Bayangan yang dibentuk lensa
objektif jatuh pada posisi Y, dengan pembesaran lintang mo, jika pembesar
sudut lensa adalah Mc maka pembesaran sudut total diberi dengan
M = mo . Mc........................................................................................... (8)
Pada umumnya mo besar sekali karena obyek diletakkan hampir pada titik
fokus objektif. Pembesaran linear mo diberi dengan :
x'
mo ...................................................... (9)
fo
dimana X' = jarak dari titik fokus pada lensa objektif hingga dari bayangan
yang sama. Karena pembesaran sudut lensa diberi dengan :
25
Me
fe
25x '
M ................................................ (10)
f o .f e
III. PERALATAN
1. Bangku optik.
2. Jepitan lensa
3. Cincin terdiri dari :
a. 1 buah fokus pendek ( 5 cm)
b. 2 buah fokus sedang ( 10 cm)
c. 1 buah fokus panjang ( 30 cm)
4. kertas milimeter
5. lampu pijar
6. Power Supply AC/DC
V. DATA PERCOBAAN
B. Percobaan Lensa
No Lensa Jarak Jarak Tinggi
benda Bayangan Bayangan
1 10
2 15
3 20
4 25
5 30
| |
M - 6 PERCOBAAN MELDE
I. TUJUAN
- Menentukan kecepatan rambat gelombang pada suatu medium berbentuk
tali / kawat
- Menyelidiki hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan
dan massa persatuan panjang tali.
F
v= ……………………………………………………. (1)
Dalam metode ini panjang gelombang dapat ditentukan dari pola simpul
gelombang stasioner. Jika frekwensi pengantar diketahui, v dapat dihitung
dan hasilnya dibandingkan dengan persamaan ( 1 ).
PENGGETAR
SIMPUL
KUMPARAN
KATROL
BEBAN
III. PERALATAN
1. Sumber getar elektromagnet
2. Tali / kawat atau benang
3. Katrol, Stroboskop (jika ada)
4. Beberapa anak timbangan
5. Mikrometer skrup, mistar
V. DATA PERCOBAAN
Massa Beban
F = m.g (m)
(kg)
0,03
0,04
.
.
dst
VI. ANALISA
M - 7 RANGKAIAN RL DAN RC
I. TUJUAN
II TEORI
A. Reaktansi Induktif
Sebuah kumparan yang dialiri arus bolak – balik (AC) akan mempunyai
reaktansi induktif yang sebanding dengan frekuensi arus bolak – balik tersebut.
XL = 2πfL .........................................................(1)
dengan :
f = frekuensi (Hz)
L = Induktansi kumparan (Henry)
R1 L(R)
V1 V2
V3
R1 . I = AB .......................................(2)
R . I = BD .......................................(3)
.......................................(4)
CD = XL . I = 2 π f L I .......................................(5)
. .................................................(6)
B. Reaktansi Kapasitif
Sebuah kapasitor yang dialiri arus AC, sama sekali jauh berbeda
keadaannya jika dialiri arus DC. Kapasitor yang dialiri arus AC mempunyai
reaktansi yang berbanding terbalik dengan frekuensi arus AC.
XC = 1 / ω.C
= 1 / 2πf.C ......................................(7)
V = R . I = LM .................................................(8)
r . I = MO ...........................................................(9)
.R
...............................................(10)
Faktor hilang:
Secara praktis setiap kondensator akan memancarkan sedikit daya listrik, bila
arus bolak – balik melaluinya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jelas bila kita
hubungkan suatu tahanan kecil dengan kondensator tersebut secara seri.
( ) √ .............(11)
√ ( )
III. PERALATAN
IV. PROSEDUR
A. Reaktansi Induktif
B. Reaktansi Kapasitif
V. DATA
R = ............. Ohm
C = ............. Farad
L = ............. Henry
a. Rangkaiala RL
b. Rangkaian RC
2. Menghitung reaktansi induktif dari pers. (6) dan reaktansi kapasitif dari
pers. (10).
M – 8 SPEKTROMETER PRISMA
I. TUJUAN
II. TEORI
A. Pengenalan spektrometer
Susunan spektrometer dan komponen – komponen ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
C L B
P
Gambar 1. Spektrometer
Fungsi dan prinsip kerja dari masing – masing komponen itu adalah :
1. Kolimator
Pada dasarnya kolimator adalah sebuah tabung yang dilengkapi
dengan lensa akhromatik di satu ujungnya (yang menghadap ke
prisma) dan pada ujung lainnya terdapat sebuah celah sempit.
Kolimator ini dipasang pada tiang tetap yang dieratkan pada dasar
spektrometer (tidak dapat diputar). Lebar celah dapat diatur dengan
menggunakan sekrup pengatur.
2. Teleskop
Pada dasarnya teleskop terdiri dari sebuah tabung dengan
susunan lensa di dalamnya. Teleskop yang digunakan terdiri dari lensa
objektif (yang menghadap meja spekrometer) dan lensa okuler. Lensa
okuler terdiri dari dua buah lensa. Posisi lensa okuler terhadap lensa
lensa objektif dapat diatur. Untuk menentukan posisi celah denga
tepat, digunakan benang silang sebagai acuan. Posisi lensa okuler
terhadap benang silang dapat diatur dengan menggeser kedudukan
okuler.
Teleskop ini dapat digerakkan dalam arah horizontal terhadap
sumbu spektrometer, dan dapat dieratkan pada sembarang tempat.
Bila sudah dieratkan pada suatu kedudukan, pengaturan yang lebih
tepat dapat dilakukan dengan menggunakan sekrup pengatur (benang
silang tepat berimpit dengan celah).
Posisi teleskop dapat dibaca pada dua nonius yang letaknya
berlawanan. Nonius ini berputar bersama teleskop dan mengitari
lempeng skala.
3. Meja spektrometer
D = i1 + r2 - B
Keterangan :
D = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada prisma
r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma
B = sudut pembias prisma
D = i1 + r2 – β = 2i –β
Atau
i= (Dm + β)
(
=
Atau
dengan :
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma
n2 = indeks bias prisma
B = sudut pembias prisma
Dm = sudut deviasi minimum prisma
III. PERALATAN
1. Spektrometer, terdiri dari :
a. Kolimator
b. Teleskop
c. Meja prisma
d. Prisma
e. Sekrup
2. Lampu Na
3. Luv
4. Induktor Rumkorf
5. Statif
4. Setelah itu prisma diletakkan di meja prisma dengan sisi yang kasar
menghadap teropong.
5. Digeser teropong kearah kiri sampai terlihat cahaya berwarna kuning
berhimpit dengan sumbu-y. Lalu dihitung skalanya dan dicatat sebagai
θ kiri.
V. DATA PERCOBAAN
θ Standart = ................
θ Kiri = ................
θ Kanan = ................
Merah 620
Kuning 589
Hijau 518
Hijau-biru 460
Biru 460
ΔP = [ ]
( ( ))
n (warna) = [ ]
( )
DAFTAR PUSTAKA
Bambang M.E.J., dkk, Fisika Dasar, Penerbit Andi Yoyakarta, 2008.
D.L. Tobing, Fisika Dasar 1, Penerbit PT Gramedia Pustaska Utama Jakarta, 1996.
Halliday, David, dan Robert Resnick (diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan Erein
Sucipto). Fisika Jilid I, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga Jakarta, 1987.
Inany F., Fisika dasar I mekanika dan panas, Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, 1993
J.F. Gabriel, Fisika Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1996.
Sears, F.W dan M.W. Zemansky (diterjemahkan oleh Soedarjana dan Amir Achmad).
Fisika untuk universitas 1. Bandung : Penerbit ITB, 1984.
Sumartono P., Fisika untuk Ilmu-illmu Hayati, penerbit Gajah Mada University Press
Jogjakarta, 1994.