Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Natural

Vol. 12, No. 2, 2012

ANTIFUNGAL ACTIVITY OF ESSENTIAL OILS SOME


PLANTS IN ACEH PROVINCE AGAINST Candida albican
Binawati Ginting

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam 23111


Banda Aceh, Indonesia

Abstract. It has been tested antifungal essential oils from the leaves of Wedelia biflora, leaves of Citrus hystrix Dc,
leaves of Ocimum basilicum L., and flower Caesalpinia pulcherima L. at concentrations of 10, 5 and 1% against C.
albicans. using the Kirby-Bower. The antifungal activity of essential oils the leaves of Citrus hystrix Dc with a
concentration of 10%, 5% and 1% respectively show the average of the inhibition zone by 24.5 mm, 23 mm and 10 mm.
Essential oils leaves of Ocimum basilicum L at concentrations of 10%, 5% and 1% respectively had average inhibition
zone of 11.5 mm, 10.5 mm and 6 mm. leaves of Ocimum basilicum L., and flower Caesalpinia pulcherima L showed no
inhibition of the C. albicans

Keywords: Wedelia biflora., Citrus hystrix C.D., Ocimum basilicum L, Caesalpinia pulcherrima L., volatile oil,
Candida albicans

I. PENDAHULUAN seperti minyak cendana, minyak kayu putih dan


minyak cengkeh. Tumbuhan seruni laut, jeruk
Tumbuhan memiliki peranan penting dalam purut, selasih dan kembang merak juga telah
kehidupan manusia, selain sebagai sumber bahan sering digunakan oleh masyarakat untuk
makanan, sandang, bahan bakar juga bahan-bahan pengobatan penyakit tertentu secara tradisional.
industri. Berbagai bahan kimia yang terdapat Tumbuh-tumbuhan tersebut juga diduga
dalam tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk mengandung minyak atsiri karena memiliki aroma
obat-obatan, insektisida, dan kosmetika. Bahan- yang khas. Seruni laut (Wedelia biflora) sering
bahan kimia tersebut bagi tumbuhan itu sendiri digunakan sebagai obat untuk mengobati sakit
berfungsi sebagai media interaksi antara sesama gigi, keputihan, obat luka dan untuk meredakan
tumbuhan maupun dengan makhluk hidup lain di demam. Jeruk purut (Citrus hystrix) berkhasiat
sekitarnya serta untuk mempertahankan diri dari sebagai penyegar, menghilangkan kulit bersisik
berbagai pengaruh luar. Pengaruh lingkungan baik dan di daerah pedesaan sering digunakan pada
biotik maupun abiotik mendorong tumbuhan kulit kepala untuk menghilangkan ketombe.
untuk memproduksi senyawa alelokimia Selasih (Ocimum basilicum) berkhasiat
(alelopati) untuk mempertahankan kehidupannya. melancarkan peredaran darah, mengobati
Senyawa alelokimia tersebut merupakan senyawa sariawan dan TBC. Kembang merak (Caesalpinia
metabolit sekunder yang banyak terdapat pada pulcherrima) juga memiliki khasiat mengobati
minyak atsiri [1]. sariawan, menghilangkan rasa mual dan
mengobati batuk serta penyakit asma [2].
Pengobatan berbagai jenis penyakit dengan Keputihan, sariawan dan ketombe merupakan
menggunakan minyak atsiri disebabkan dalam beberapa penyakit yang disebabkan oleh infeksi
minyak atsiri terkandung campuran bahan-bahan jamur.
hayati yang terbentuk dari unsur karbon, oksigen
dan hidrogen, seperti aldehid, alkohol, keton, Salah satu jamur yang cukup dikenal dalam
ester, dan terpenoid. Secara umu terpenoid mikrobiologi adalah Candida albicans yang
minyak atsiri dikelompokkan menjadi dua merupakan penyebab infeksi oleh jamur yang
golongan, yaitu monoterpenoid dan paling signifikan. Candida albicans adalah sejenis
sesquiterpenoid yang merupakan isoterpenoid C10 jamur yang normal berada dalam rongga mulut,
dan C15 yang memiliki titik didih berkisar antara saluran pencernaan dan vagina. Dalam kondisi
150o C sampai 300o C pada tekanan 760 mmHg menurunnya kekebalan tubuh atau faktor lainnya
[1]. jamur ini dapat menyebabkan kandidasis yang
sering terjadi dirongga mulut dan menyumbang
Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri angka kematian diatas 25%. Oleh karena itu
umumnya memiliki aroma khas. Beberapa berbagai penelitian mencari senyawa bioaktif
diantaranya telah dikenal luas sebagai obat-obatan untuk melawan jamur C. albicans terus dilakukan
dan dikembangkan.

18
Antifungal activities some essential oil plant in aceh province against Candida albicans
(Binawati Ginting)
_____________________________________________________________________________________________________________

media sampai mengeras. Kemudian masukkan


suspensi jamur C. albicans dengan metoda sprider
II. METODOLOGI yang telah bandingkan dengan standar Mc Farland
0,5. Dimasukkan cakram yang telah diberi larutan
Peralatan yang digunakan meliputi perangkat uji beserta cakram kontrol dan diinkubasi pada
distilasi uap, erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri, suhu 37 oC selama 24 jam.
timbangan, corong pisah, neraca elektronik,
autoklaf, inkubator, seperangkat peralatan Untuk satu set percobaan diletakkan cakram berisi
spektrometer massa dan beberapa alat gelas yang larutan uji dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10%,
biasa digunakan di laboratorium kimia organik kontrol positif (nistatin 100 μg) dan kontrol
dan biokimia. Kawat ose, autoklaf, blank disc, negatif (air) pada daerah yang berbeda dalam
kapas, dan inkubator. Data GC-MS diukur dengan media tumbuh jamur. Diamati pertumbuhan jamur
alat Shimadzu GC-MS QP2000A spektrometer 70 untuk setiap area setelah 24 jam. Bila zona
eV. hambat belum tampak, dibiarkan selama 24 jam
lagi, kemudian diamati kembali apakah ada zona
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini hambatan atau tidak, daerah hambatan yang
adalah: dietil eter, reagen Liberman-Bourchard terjadi diukur dengan penggaris dalam satuan
(asam asetat glasial-H2SO4(P)), reagen Mayer milimeter (mm).
(kalium tetra iodo merkurat), reagen Dragendorf
(Bi(NO3)3) dan reagen Wagner (I2 dalam KI), n-
heksana, metanol. Bahan yang digunakan untuk III. HASIL DAN PEMBAHASAN
uji antifungal adalah barium klorida dihidrat,
asam sulfat, etanol, Sabouraud Dextrose Agar Uji fitokimia
(SDA), dan cakram nistatin. Sampel tumbuhan dianalisis secara fitokimia
untuk menentukan kandungan metabolit sekunder
yang terdapat dalam tumbuhan tersebut, adapun
Material Tumbuhan dan Bioindikator uji yang dilakukan adalah uji terpenoid, steroid,
Sampel daun seruni laut, daun jeruk purut, daun fenol dan saponin. Hasil uji fitokimia terhadap
selasih dan kembang merak diambil di daerah keempat sampel tersebut ditunjukkan pada Tabel
Kecamatan Lhoknga, Kab Aceh Besar. Sampel 1.
dideterminasi di Jurusan Biologi, FMIPA,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Jamur C. Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia
albicans diperoleh dari Badan Pengawasan Obat
dan Makananan (BPOM), Banda Aceh. No Tumbuhan T St F Sa
1. Daun Seruni laut + - + +
Pemisahan minyak atsiri dari sampel tanaman
2. Daun Jeruk purut + + - +
Sebelum dikeringanginkan, sampel segar
dilakukan uji fitokimia. Pengujian tersebut 3. Daun Selasih + - + +
meliputi uji terpenoid, steroid, fenol dan saponin. 4. Bunga Kembang Merak + - + -

Bagian sampel segar tanaman yang ingin Keterangan: T = terpenoid, St= steroid, F = fenol, Sa =
saponin
dipisahkan minyak atsirinya, di kering anginkan
selama 24 jam, kemudian dirajang halus dan
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa
ditimbang, kemudian didestilasi. Minyak yang
masih bercampur dengan air yang diperoleh semua sampel mengandung senyawa terpenoid,
ditampung dalam corong pisah. Minyak yang saponin (kecuali bunga Kembang Merak), fenol
diperoleh dibagi menjadi dua bagian untuk uji (kecuali daun jeruk purut) namun senyawa steroid
aktivitas antifungal dan GC-MS. hanya terdapat pada daun jeruk purut. Minyak
atsiri biasanya merupakan golongan terpenoid,
sebagian besar merupakan monoterpen atau
Uji Hayati sesquiterpen yang mempunyai titik didih 150 o C
Pengujian dilakukan dengan metoda difusi agar sampai 300o C pada tekanan 760 mmHg.
menggunakan cakram. Media yang digunakan
adalah Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Destilasi Minyak Atsiri
Sebanyak 6,5 g SDA, dilarutkan dalam 100 mL Destilasi minyak atsiri dilakukan dengan
aquades dan disterilisasi dalam autoklaf pada suhu menggunakan metode penyulingan uap air. Tabel
121 0C selama 15 menit. Tiap cawan petri diisi 2 berikut ini menunjukkan hasil destilasi minyak
dengan media sebanyak 20 mL, dan ditunggu atsiri.

19
Antifungal activities some essential oil plant in aceh province against Candida albicans
(Binawati Ginting)
_____________________________________________________________________________________________________________

Tabel 2. Hasil Destilasi Minyak Atsiri


Uji Antifungal
Jumlah Jumlah Hasil
No Sampel Sampel Minyak Uji antifungal minyak atsiri keempat tumbuhan
(%) sampel dilakukan dengan metode Kirby-Bower
(g) Atsiri (g)
1 Daun 1.100 1,7 0.10
menggunakan cakram. Mikroorganisme yang
Seruni Laut digunakan adalah C. albicans. Suspensi jamur C.
2 Daun Jeruk 700 2,0 0.28 albicans dibuat dengan aquades, digunakan
Purut
larutan standar Mc Farlan 0,5 sebagai
3 Daun 525 1,7 0.31
Selasih pembanding agar diperoleh kekeruhan yang sama.
Kembang Larutan Mc Farlan biasa digunakan dalam
4 2.120 1,5 0,07 mikrobiologi sebagai acuan untuk menentukan
Merak
kekeruhan atau jumlah jamur dalam suatu
Berdasarkan Tabel 2 minyak atsiri yang lebih suspensi jamur.
banyak berturut-turut diperoleh dari sampel daun
selasih, daun jeruk purut, daun seruni laut dan Suspensi yang sudah dibuat diinokulasi dalam
bunga kembang merak. media SDA. Diameter daya hambat yang
diperoleh digunakan sebagai parameter dalam
Minyak atsiri dari tumbuhan yang berbeda mengukur besarnya aktivitas sampel dalam
kuantitas juga berbeda, bahkan tumbuhan sama menghambat pertumbuhan C. albicans
juga dapat menghasilkan minyak atsiri yang dibandingkan dengan kontrol positif yaitu nistatin.
berbeda kualitas dan kuantitasnya. Selain cara
Minyak atsiri yang akan diuji dibuat dalam tiga
pengolahan dan alat destilasi yang digunakan,
variasi konsentrasi yaitu konsentrasi 10%, 5% dan
lokasi pengambilan sampel dan lamanya proses 1% menggunakan pelarut air dan masing-masing
destilasi juga sangat mempengaruhi rendemen diuji dua kali pengulangan (duplo). Tabel 4
hasil destilasi minyak atsiri yang diperoleh [4]. menunjukkan rata-rata diameter daya hambat
masing-masing sampel.
Karakterisasi Minyak Atsiri
Karakterisasi minyak atsiri dilakukan untuk Tabel 4. Rata-rata diameter daya hambat minyak
menentukan sifat-sifat fisik berupa bau, warna atsiri terhadap C. albicans (mm)
dan indek biasnya. Hasil penentuan sifat fisik
minyak atsiri ini dapat dilihat pada Tabel 3 No Sampel K(+) K(-) 10% 5% 1%
berikut ini. Seruni -
1 21.5 - - -
Laut
Tabel 3. Sifat Fisik Minyak Atsiri Jeruk -
2 21.0 24,5 23,0 10,0
Purut
Minyak Indek 3 Selasih 15.5 - 11,5 10,5 6,0
No Atsiri Warna Bau Bias
Daun Bau khas Kembang -
Bening 4 23.0 - - -
1 Seruni tumbuhan 1,94 Merak
Laut Jernih aslinya
Daun Bau khas Keterangan: K(+) = Kontrol positif; K(-) = Kontrol
2 Jeruk Kuning tumbuhan 1,50 negatif
Purut Jernih aslinya
3 Daun Bening Berbau pedas 2,27 Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa
Selasih Jernih seperti mint minyak atsiri daun jeruk perut menunjukkan rata-
Kuning Bau menyen- rata diameter daya hambat yang paling kuat pada
4 Kembang agak gat seperti ta- 1,45
Merak keruh naman aslinya konsentrasi 10%, 5% dan 1% berturut-turut 24,5
mm, 23 mm dan 10 mm. Hal ini menunjukkan
Sifat fisik dan aroma minyak atsiri pada bahwaminyak atsiri daun jeruk purut pada
tumbuhan memiliki keanekaragaman, bahkan satu konsentrasi 10% dan 5% mempunyai aktivitas
jenis tumbuhan yang sama bila ditanam di tempat antifungal yang lebih kuat dibandingkan dengan
yang berlainan bisa menghasilkan minyak atsiri kontrol positifnya.
dengan kualitas yang berbeda [3], hal ini dapat
dipengaruhi oleh faktor iklim, keadaan tanah, Minyak atsiri daun selasih pada konsentrasi 10%,
sinar matahari dan cara pengolahannya [4]. 5% dan 1% berturut-turut menunjukkan rata-rata
Namun pada umumnya minyak atsiri memiliki daya hambat sebesar 11,5 mm, 10,5 mm dan 6
ciri-ciri fisik berwarna kuning atau bening yang mm, sedangkan untuk seruni laut dan kembang
jernih, berbau khas tumbuhan asalnya dan indeks merak tidak mempunyai daya hambat terhadap
bias berkisar antara 1,3 sampai 1,7 [1]. jamur C. albicans.

20
Antifungal activities some essential oil plant in aceh province against Candida albicans
(Binawati Ginting)
_____________________________________________________________________________________________________________

Suatu zat aktif dapat menghambat pertumbuhan n-7-ol


mikroorganisme dengan cara merusak struktur
dinding sel, menghambat kerja enzim, meng- 4 6,33
Karyofilena
5,18 90
hambat fungsi membran sel, dan atau meng- oksida
hambat sintesis protein dan asam nukleat. 1,2,4-trimetoksi-
5 6,40 5-(1-propenil)- 8,02 99
benzena
Tumbuhan seruni laut banyak dimanfaatkan oleh (Z)-1,2,4- 16,78 99
masyarakat sebagai obat keputihan, batu karang, 6 6,80 trimetoksi-5-(1-
propenil
bisul dan untuk meredakan demam, Sedangkan
kembang merak digunakan oleh masyarakat untuk
mengobati gangguan pernafasan seperti asma,
Daun Jeruk Purut
radang tenggorokan, sariawan dan batuk.
Berdasarkan spektrum GC-MS minyak atsiri daun
jeruk purut terdapat 19 senyawa yang mirip
Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan
dengan database dengan tiga komponen utama
tidak aktifnya suatu sampel minyak atsiri yang
(Tabel 6)
terbukti berkhasiat secara tradisional terhadap
bioindikator yang di uji yaitu: Tabel 6. Kandungan utama minyak atsiri Daun
- Zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan Jeruk Purut hasil analisis dengan GC-MS
mikroorganime tidak terdapat dalam atsirinya Waktu
Nama
Kandungan Kualitas
tetapi terdapat dalam esktrak atau kandungan No retensi senyawa kemirip
senyawa
(menit) (%) an (%)
alami tumbuhan tersebut.
- Kondisi penyulingan menyebabkan mutu 1 3,99 Estragol 13,03 98
minyak atsiri yang dihasilkan tidak sama 2-(2-hidroksi-
baiknya dengan minyak alamiahnya [4]. 2-propil)-5-
2 5,19 12,97 90
metilsikloheks
anol
p-mentana-
Analisis GC-MS 3 3,37 3,8-diol, cis- 13,05 35
Empat sampel yang dianalisis dengan Gas 1,3, trans 1,4
Chromatography-Mass Spectra (GC-MS) menun-
jukkan bahwa beberapa sampel mempunyai Salah satu senyawa dengan persentase kemiripan
kemiripan senyawa dengan persentase kemiripan terbesar dalam minyak atsiri jeruk purut adalah
hingga 99% dengan data bases. estragol. Bentuk pola fragmentasi estragol
ditunjukkan dalam Gambar 1.
CH2
CH2

Daun Seruni Laut


Spektrum GC-MS minyak atsiri daun seruni laut
O -CH3
menunjukkan 18 komponen senyawa dengan CH3
O

tujuh komponen utama (Tabel 5). Salah satu


senyawa (Z)-1,2,4-trimetoksi-5-(1-propenil deng- -C2H3

an persentase kandungan adalah 16,78 dan


kualitas kemiripan sebesar 99 persen dan
kandungan ini adalah ciri-ciri minyak atsiri daun
seruni laut. O

Gambar 1. Pola Pragmentasi Estragol


Tabel 5. Kandungan utama minyak atsiri Daun
Seruni Laut hasil analisis dengan GC-MS
Daun Selasih
Waktu Kandungan Kualitas Sepktrum GC-MS daun selasih mengandung 25
No retensi Nama senyawa senyawa kemiripa senyawa dengan lima komponen utama (Tabel 7)
(menit) (%) n (%)
1H-siklopenta Tabel 7. Kandungan utama minyak atsiri Daun
1 5,61 [1,3]siklopropa 9,34 42 Selasih Laut hasil analisis dengan GC-
[1,2] benzena MS
Naftalena-
1,2,3,5,6,8a-
7,83 Waktu Kandung-an Kualitas
2 5,78 heksahidro-4,7- 95
dimetil-1,1-(1- No retensi Nama senyawa senyawa kemirip
metiletil)- (menit) (%) an (%)
1H-
3 6,29 10,65 97 1 3,48 Estragol 18,50 98
sikloprop[e]azule

21
Antifungal activities some essential oil plant in aceh province against Candida albicans
(Binawati Ginting)
_____________________________________________________________________________________________________________

2 4,19
4-metoksi
7,37 95 KESIMPULAN
benzaldehida
2,4,6- 1. Hasil destilasi minyak atsiri yang lebih banyak
sikloheptatrien- berturut-turut diperoleh dari sampel daun
3 6,22 19,63 38
1-on, 2-hidro-4-
(1-metiletil)-
selasih, daun jeruk purut, daun seruni laut dan
2-hidroksi-2-(4-
kembang merak, dengan persentase rendemen
metoksifenil)- hasil berturut-turut adalah 0,31%; 0,28%;
4 6,37 11,94 64 0,10 % dan 0,07% dari sampel segarnya.
N-metil
asetamida
Bisiklo[4,4,0]de 2. Hasil uji antifungal minyak atsiri daun jeruk
k-1-ene, 2-
5 6,68
isopropil-5-
5,21 91 purut dengan konsentrasi 10%, 5% dan 1%
metil-9-metilen masing-masing menunjukkan daya hambat
rata-rata sebesar 24,5 mm, 23,0 mm dan 10,0
Berdasarkan Tabel 7 terdapat lima senyawa utama mm. Minyak atsiri daun selasih pada
dengan persentase kandungan lebih 5%. konsentrasi 10%, %5 dan 1% masing-masing
Komponen senyawa utama dalam sampel tersebut menunjukkan daya hambat sebesar 11,5 mm,
adalah 2,4,6-sikloheptatrien-1-on, 2-hidro-4-(1- 10,5 mm dan 6,0 mm. Daun seruni laut dan
metiletil), namun mempunyai kualitas kemiripan kembang merak belum menunjukkan adanya
dengan data base hanya 38%. Estragol juga daya hambat terhadap C. albicans.
menunjukkan komponen mayor dalam sampel
dengan kualitas kemiripan dengan data base
adalah 98%. Senyawa ini merupakan ciri-ciri UCAPAN TERIMAKASIH
kandungan senyawa dalam minyak atsiri
disamping kandungan lainnya, misalnya kubena Ucapan terimakasih kepada Bapak Dr. Nurdin
dan patchouli alkohol. Saidi, M.Si dan Fajrina, S.Si serta semua pihak
yang telah membantu penelitian ini.
Kembang Merak
Analisis GC-MS minyak atsiri bunga merak
memperlihatkan 42 komponen senyawa. Hanya DAFTAR PUSTAKA
tiga senyawa yang mempunyai persentase
kandungan senyawa di atas 5% (Tabel 8), selain 1. S. Ketaren, 1985, Pengantar Minyak Atsiri.
itu hampir semuanya dalam jumlah minor. Balai Pustaka, Jakarta.

Tabel 8. Kandungan utama minyak atsiri 2. S. Haryanto. 2009. Ensiklopedia Tanaman


kembang merak hasil analisis dengan Obat Indonesia. Palmall, Jogjakarta.
GC-MS
Waktu Kandungan Kualitas 3. I. Ismail, S. Lemriss, Z. Ben Aoun, L.
Nama
No retensi
senyawa
senyawa kemiripan Mhadhebi, A. Dellai, Y. Kacem, P. Boiron
(menit) (%) (%) dan A. Bouraoui, 2008, Antifungal activity of
Karyofilena aqueous and methanolic extracts from the
1 6.36 5,83 96
oksida
Mediterranean sea cucumber, Holothuria
2 6,72 Kopaena 5,66 97 polii, Journal de Mycologie Médicale, 18 (1):
3 6,80 Kadinol 5,77 99
23-26

4. E. Guenther, 1987, Minyak Atsiri. Jilid I.


Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai