Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

LOG RADIOAKTIF
(Gamma Ray Log, Neutron Log, Dan Formation
Density Log)

4.1. TUJUAN ANALISIS


4.1.1. Gamma Ray Log
Gamma Ray Log mempunyai fungsi antara lain:
1. Untuk membedakan lapisan shale dan non-shale pada sumur open hole
atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.
2. Sebagai pengganti Spontaneous Potential Log untuk maksud-maksud
pendeteksian lapisan permeabel, karena untuk formasi yang tidak terlalu
 Rw 
resistif   hasil Spontaneous Potential Log tidak telalu akurat.
 Rmf 
3. Untuk korelasi batuan.
4. Untuk mendeteksi mineral-mineral radioaktif.
5. Untuk menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water
plugging).
4.1.2. Neutron Log
Fungsi Neutron Log:
1. Untuk menentukan porositas (Ø) total.
2. Untuk mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Formation Density Log).
3. Untuk penentuan korelasi batuan.
4.1.3. Density Log
Density Log berfungsi:
1. Untuk mengukur Ø batuan.
2. Untuk mengidentifikasi mineral batuan.
3. Untuk mengevaluasi shallysand dan litologi yang kompak.
4. Untuk mendeteksi adanya gas (GOC).
4.2. DASAR TEORI
4.2.1. Gamma Ray Log
Prinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh
ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan
gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde.
Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang
bersangkutan.
Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat
radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang
bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali
lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif
atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang
terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.
Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat
digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi.
Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian
produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data logging.

Gambar 4.1.
Gamma Ray Log Curve
(http://coalgeology.com)
Jenis detector yang sering digunakan pada rangkaian Gamma Ray Log:
1. Ionization Chamber
Prinsip kerja Ionization Chamber:
a) Didalam tabung terdapat gas bertekanan tinggi. Sinar radioaktif
kemudian menumbuk steel case, tetapi hanya sinar gamma yang dapat
masuk.
b) Karena bertumbukan dengan gas bertekanan tinggi, maka energi dari
sinar gamma akan mengecil, sehingga menimbulkan tambahan elektron
1000 kali lebih banyak dari awal ionisasi.
c) Karena elektron bermuatan negatif dan kawat bermuatan positif, maka
elektron akan ditarik kearah kawat dan menimbulkan arus listrik.
d) Arus listrik kemudian direkam oleh recorder dan menimbulkan garis
pada kertas chart.
2. Geiger Muller Counter
Prinsip kerja Geiger Muller Counter:
Pada prinsipnya memiliki kesamaan dengan Ionization Chamber, tetapi alat
ini memiliki perbedaan dalam beberapa hal, yaitu:
a) Tekanan gas telah diperkecil.
b) Tegangan kawat diperbesar, sehingga akumulasi elektron dikawat lebih
cepat sehingga proses ionisasi lebih cepat.
c) Pada Ionization Chamber, kekuatan ionisasi hanya tergantung pada sinar
gamma.
d) Pada tipe ini, dengan tegangan kawat yang tinggi akan menstimulasi
sinar gamma untuk berdisintegrasi, sehingga ionisasi akan lebih cepat.
3. Scintillation Counter
Komponen utamanya adalah crystal dan photo multifier tube.
o Sifat batuan yang diukur:
 Yang diukur adalah intensitas radioaktif alamiah yang dikandung oleh
batuan formasi.
 Intensitas radioaktif, yaitu sinar Alpha   , sinar Beta   dan sinar

Gamma   .
 Sinar Alpha   dan sinar Beta  memiliki daya tembus yang lemah
sehingga sinar ini terabsorpsi oleh batuan, akibatnya intensitas
radioaktif tidak tertangkap oleh alat.
 Sedangkan sinar Gamma   memiliki daya tembus yang paling besar
(kuat) sehingga dapat terdeteksi oleh alat.
 Besar kecilnya intensitas radioaktif alamiah tergantung dari jenis
batuannya, sehingga dari besar kecilnya intensitas yang tertangkap
oleh alat dapat diketahui jenis batuannya (lithologinya).
o Nama-nama alat yang menjadi bagian dari Gamma Ray Log:
 Recorder.
 Hoist.
 Paper Drive Transmission.
 Electrical Cable.
 Amplifier Section.
 Gamma Ray Detector Section.
o Prosentase Vclay:
 100% = shale
 15–99% = shandy shale
 5–15% = shally shale
 0–5% = clean shale
Gambar 4.2.
Gamma Ray Log Tool
(http:// www.cbgcorp.com)

4.2.2. Neutron Log


Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari
neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang
ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek
sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi logging, neutron
meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat akan
berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua
inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling
dominan adalah atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu
hidrogen. Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut
akan menyebar didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap
dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan
silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma.
Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.
Bila kerapatan didalam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air,
minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan
diperlambat pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya
sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi
dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas.
Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi
maka porositasnya rendah.

Gambar 4.3.
Gamma Ray API Units, Neutron / Density Log Curve
(http:// www.cbgcorp.com)

Faktor yang berpengaruh terhadap kurva Neutron Log, antara lain:


 Pada lapisan shale.
Porositas efektif lapisan shale maka hasil pencatatan Neutron Log
akan menunjukkan porositas yang besar karena shale mengandung
ion H  yang besar, sehingga harga porositas perlu dikoreksi.
 Formasi gas.
Jumlah atom H  per unit volume dalam gas lebih kecil dibandingkan
dengan porositas pada formasi yang mengandung minyak dan air.
 Kekompakan batuan.
Batuan kompak mempunyai porositas mendekati 10% akan
berpengaruh menurunkan harga ØN hingga harga minimum
(mendekati 0%), sehingga kekompakan batuan yang bervariasi akan
memperkecil harga ØN.
 Kandungan air asin dan air tawar.
Kandungan air asin dan air tawar dalam batuan akan memperbesar
ØN ke harga mendekati porositas riil.
 Kandungan minyak.
Karena prosentase air sedikit dalam batuan yang didominasi minyak,
maka ØN batuan akan turun.

Gambar 4.4.
Neutron Log Tool
(http:// www.ge-energy.com)
4.2.3. Density Log
Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma
dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada
saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan
elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan
kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan
kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas
sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari
densitas batuan formasi.
Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan akan
menunjukkan besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan densitas tinggi
akan menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada detektor. Densitas
elektron merupakan hal yang penting disini, hal ini disebabkan yang diukur
adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per cm3. Densitas elektron akan
berhubungan dengan densitas batuan sebenarnya, ρb yang besarnya tergantung
pada densitas matrik, porositas dan densitas fluida yang mengisi pori-porinya.
Kondisi penggunaan untuk density log adalah pada formasi dengan densitas
rendah dimana tidak ada pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat
digunakan pada lubang bor yang sudah di casing. Kurva Density Log hanya
terpengaruh sedikit oleh salinitas maupun ukuran lubang bor.
Kondisi optimum dari density log adalah pada formasi unconsolidated
sand dengan porositas 20 % - 40 %. Kondisi optimum ini akan diperoleh
dengan baik apabila operasi penurunan peralatan kedalam lubang bor dilakukan
secara perlahan agar alat tetap menempel pada dinding bor, sehingga pada
rangkaian tersebut biasanya dilengkapi dengan spring.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kurva Density Log, antara lain :
 Batuan sangat kompak
Batuan sangat kompak porositasnya mendekati harga nol, sehingga per satuan
volume (cc) seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri dari matriks batuan.
Dengan demikian batuan mempunyai densitas paling besar, dimana Ø = 0, dan ini
disebut dengan densitas matriks (ρma) .
 Batuan permeabel dengan kandungan air asin
Air asin mempunyai densitas lebih rendah dibanding batuan yang seluruhnya
terdiri dari matriks.
 Batuan permeabel dengan kandungan minyak
Batuan yang mengandung minyak, maka densitasnya lebih rendah daripada
berisi air asin, sebab densitas air asin lebih besar daripada minyak.
 Batuan permeabel mengandung gas
Batuan yang mengandung gas, densitasnya lebih rendah lagi dibanding
dengan yang berisi minyak.
 Batubara (coal)
Batubara mempunyai densitas yang paling rendah diantara semua jenis
batuan.

Gambar 4.5.
Gamma Ray,Density Porosity, Neutron Porosity Curve
(http:// www.ge-energy.com)
Gambar 4.6.
Density Log Tool
(http:// www.cbgcorp.com)

Gambar 4.7.
Kurva Gamma Ray Log, Neutron Log and Density Log
(Penilaian Formasi “Interpretasi Log Untuk Shaly Sand” – Pertamina)
4.3. ANALISIS
4.3.1. Data
Kedalaman analisa :
 Tebal lapisan yang dianalisa = 2310 ft
 Interval = 10 ft
Data radioaktif :

 ma (limestone) = 2.65 gr


cc

 f (Oil) = 0.85
gr
cc

 clay = 2.6
gr
cc
Data log tambahan :
 Bit size = 12.25 ”
 △tma(sandstone) = 55.5 µsec/ft
 △tf(OBM) = 250 µsec/ft
 Bed thickness = 1 ft

4.3.2. Prosedur Perhitungan


Gamma Ray Log
 Menentukan tebal lapisan yang dianalisa, yaitu 2310 ft dengan interval
kedalaman 10 ft.
 Menentukan besarnya Grmax
 Membaca besarnya GRmax dan GRmin dari slip Log Gamma Ray.
 Membaca besarnya defleksi kurva GRlog sebagai GRread untuk setiap
interval kedalaman yang dianalisa.
 Menentukan besarnya volume clay dengan persamaan :
GR read  GR min
Vclay 
GR max  GR min
Neutron Log
 Menetukan ketebelan lapisan yang dianalisa, yaitu 2310 ft dengan
interval 10.
 Dari ketebalan yang dianalisa, menentukan besarnya defleksi kurva
neutron log (Nlog).
 Menentukan ρma = 2.65 gr/cc untuk sandstone dan ρf = 0.85 gr/cc untuk
Oil.
 Menentukan besarnya harga  Nclay.
 Menentukan besarnya porositas neutron dengan persamaan :
N = (1.02  Nlog) + 0.00425
 Menentukan besarnya Ncorr dengan persamaan :
Ncorr = N – (Vclay x  Nclay)

Density Log
 Pada ketebalan dan interval ketebalamn yang sama, menentukan b dari
defleksi kurva density log untuk interval kedalaman.
 Menentukan ma = 2.65 untuk sandstone, f = 0.85 gr/cc untuk Oil.
 Menentukan FDL persamaan :
ρ ma  ρ b
 FD 
ρ ma  ρ f

 Menentukan  FDclay, dengan clay = 2.4 gr/cc (berdasarkan kurva


Density log) dengan persamaan :
ρ ma  ρ clay
 FDclay  ; untuk clay = 2.4 gr/cc
ρ ma  ρ f
 Menentukan harga  FDLcorr dengan persamaan :
 FDLcorr = FDL – (Vclay x  FDclay)
 Menentukan porositas rata - rata dari Neutron Log dan Density Log
2  φ Ncorr   7  φ FDcorr 
dengan persamaan : *=
9
4.3.3. Perhitungan
Gamma Ray
 Lapisan yang dianalisa = 2310 ft
 GRmax = 160 (dari grafik) @2620 ft
 GRmin = 52 (dari grafik) @890 ft
 GRread (3210 ft) = 140
GRread  GRmin
 Vclay =
GRmax  GRmin

140  52
=
160  52
= 0.814
Neutron Log
 Φ N log = 0,42 (dari grafik)
 Φ N clay = 0.40 (dari grafik)
 ΦN = (1.02 Φ N log) + 0.00425
= (1.02  0,42) + 0.00425
= 0.4327
 Φ N corr = Φ N – (Vclay  Φ N clay) @2620 ft (GRmax),
= 0.4327 – (0.814  0.40) Nclay=0.40

= 0.1103
Density Log
ρ ma  ρ b
 Φ FDL = @3210 ft,
ρ ma  ρ f
ρ b =2,38 gr/cc
2.65  2.38
=
2.65  0.85
= 0.15
ρ ma  ρ clay @2620 ft (GRmax),
 Φ FDclay =
ρ ma  ρ f ρ clay =2,4 gr/cc

2.65  2.4
=
2.65  0.86
= 0.138
 Φ FDL corr = Φ FDL – (Vclay  Φ Dclay)
= 0.15 – (0.814  0.138)
= 0.037668
2  φ Ncorr   7  φ FDcorr 
 Φ =
9
2  0.110306  7  0.037668
=
9
= 0.05380

Ket : Perhitungan di atas hanya pada kedalaman 3210 ft, perhitungan dilakukan
per kedalaman dengan interval 10 ft.

Tabel IV-1.
Tabulasi Perhitungan Radioaktif Log
4.3.4. Analisis Data
4.4. PEMBAHASAN
Radioactive Log adalah suatu jenis logging yang menggunakan sinar-sinar
radioaktif yang dapat menembus formasi serta memberikan pembacaan dalam
bentuk kurva-kurva pada slip log. Gamma Ray Log termasuk log radioaktif yaitu
log yang mencatat radioaktivitas alamiah yang dipancarkan oleh peluruhan unsur
Uranium U 238 , Thorium Th 232  dan Potassium K 40  yang terkandung dari
formasi. Hal ini berguna untuk membedakan lapisan shale dan non-shale pada
sumur open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak,
Sebagai pengganti Spontaneous Potential Log untuk maksud-maksud
pendeteksian lapisan permeabel, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif
 Rw 
  hasil Spontaneous Potential Log tidak telalu akurat, korelasi batuan,
 Rmf 
mendeteksi mineral-mineral radioaktif.
Neutron Log merupakan jenis alat pengukur porositas (porosity tool) yang
termasuk dalam log radioaktif karena menggunakan neutron yang ditembakan ke
formasi terus-menerus. Neutron-neutron ini akan bertabrakan dengan atom-atom dari
material formasi, dan mengakibatkan neutron akan kehilangan sebagian energinya.
Karena massa atom hidrogen hampir sama dengan neutron, kehilangan energi
terbesar akan terjadi bila keduanya bertabrakan. Kehilangan energi terbesar adalah
fungsi (pengaruh) dari konsentrasi hidrogen dalam formasi. Karena hidrogen dalam
formasi berada di pori-pori yang terisi fluida, kehilangan energi akan berhubungan
dengan porositas formasi. Neutron Log berfungsi untuk menentukan porositas (Ø)
total batuan, mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Density Log), penentuan korelasi batuan.
Density Log menunjukkan besarnya densitas (bulk density) dari batuan yang
ditembus lubang bor dengan cara memancarkan sinar gamma yang kuat ke formasi.
Sinar gamma akan bertabrakan dengan elektron, kemudian dipantulkan kembali dan
terekam dalam log. Banyaknya energi yang hilang akibat tumbukan dengan elektron
dalam formasi menunjukkan densitas elektron dalam batuan. Density Log dilakukan
untuk mengukur Ø total batuan, mengidentifikasi mineral batuan, mengevaluasi
shally sand dan litologi yang kompak.
Untuk tiap - tiap kedalaman, mula - mula ditentukan GRmax dan GRmin dari
slip log Gamma Ray, Harga GRmax dan GRmin ini adalah sama untuk tiap
kedalaman. Harga GRmax sebesar 160 @2620 ft dan GRmin sebesar 52 @890 ft.
GRmax dibaca dari defleksi kurva GR yang paling kanan sedangkan GRmin dibaca
dari defleksi kurva yang paling kiri. Setelah itu untuk tiap - tiap kedalaman dibaca
nilai GR lognya untuk hasil GRread yang akan dimasukkan dalam rumus
menetukan Vclay pada Gamma Ray Log. Misalkan pada depth 3210 ft nilai
GRnya sebesar 140. Nilai - nilai dari GRmax , GRmin, dan GR log nantinya
digunakan untuk menentukan nilai volume clay.
Pada neutron log mula - mula membaca nilai porositas neutron untuk tiap -
tiap kedalaman contoh pada kedalaman 3210 ft ΦNlog sebesar 0.42 . Lalu, untuk
porositas dari clay dibaca dari defleksi kuva neutron yang paling besar yaitu
@2620 ft ΦNclay sebesar 0.40 . Nilai dari porositas clay ini adalah sama untuk
setiap kedalaman. Dari harga porositas Neutron dari grafik log dapat dihitung
harga porositas neutron lapisan tersebut. Karena pada lapisan tersebut terdapat
clay, maka harga porositas neutron tersebut harus dikoreksi terhadap clay.
Untuk density log mula - mula ditentukan nilai densitas bulk dari batuan
untuk masing - masing kedalaman. Dengan densitas matriks sebesar 2,65 gr/cc
untuk formasi sandstone dan densitas fluida sebesar 0.85 gr/cc untuk Oil based
mud dan densitas clay sebesar 2,4 gr/cc maka dapat dihitung ΦFDL dan ϕFDClay.
Akibat adanya clay maka porositas dari density log tersebut harus dikoreksi
terhadap clay seperti pada neutron log. Perhitungan porositas neutron koreksi dan
porositas neutron density koreksi dilakukan sampai kedalaman yang terakhir
sehingga dapat ditentukan nilai porositas rata - ratanya.
Pada kedalaman 2310 ft berdasarkan prosentase VClay, menunjukkan
bahwa kedalaman tersebut diisi oleh batuan dengan jenis shandy shale (81,4%).
Sedangkan porositas kedalaman 3210 ft adalah 0,1103 (11,03 %) sehingga
tergolong porositas yang cukup (10 – 15 %).
(paragraf isinya tentang analisa jenis clay dan jenis porositas kedalaman
2270-2390 ft namun karena tiap individu belum mengirimkan hasil perhitugan
jadi belum diisi mb, juga data tabulasi dan analisa data belum diisi.)
Defleksi kurva density log menunjukan besarnya densitas batuan (  b ),
semakin besar defleksi kearah positif menunjukan semakin besar densitasnya
sedangkan semakin besar defleksi kearah negatif semakin kecil densitasnya.
Densitas besar menunjukan porositas kecil sedangkan densitas kecil menunjukan
porositas besar, karena porositas berhubungan langsung dengan densitas.
Biasanya indikasi suatu zona mengandung hidrokarbon dapat dilihat secara cepat
dengan adanya perpotongan antara kurva density log dan neutron log atau biasa
disebut dengan crossover.
Aplikasi lapangan dari gamma ray log adalah untuk membedakan lapisan
shale dan non-shale, mendeteksian lapisan permeabel, korelasi batuan, mendeteksi
mineral-mineral radioaktif.
Aplikasi lapangan dari neutron log adalah untuk menentukan porositas (Ø)
total batuan, mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Density Log), penentuan korelasi batuan.
Aplikasi lapangan dari density log adalah untuk mengukur Ø batuan,
mengidentifikasi mineral batuan, mengevaluasi shally sand dan litologi yang
kompak.
4.5. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kedalaman 2310 ft merupakan lapisan sandy shale (15 - 99%).
2. Porositas pada kedalaman 2310 ft mempunyai porositas sebesar 0,1103
(11,03 %) yang tergolong sebagai porositas yang cukup (10 – 15 %).
3. Pada kedalaman 2270 – 2390 ft merupakan lapisan ( )
4. Porositas pada kedalaman 2270 – 2390 ft mempunyai porositas rata –
rata sebesar ( ) yang tergolong sebagai porositas yang ().
5. Gamma Ray Log merupakan alat logging untuk mengukur intensitas
radioaktif pada batuan.
6. Neutron Log pada dasarnya digunakan untuk menentukan porositas total
batuan tanpa memandang apakah pori - pori terisi oleh hidrokarbon atau
air formasi.
7. Formation Density Log adalah alat logging yang memiliki prinsip kerja
memancarkan sinar radioaktif dan menerimanya kembali, berbeda
dengan Gamma Ray Log yang memiliki prinsip kerja menyerap sinar
radioaktif yang besar berasal dari batuan formasi.
8. Kesalahan praktikum ini bisa dikarenakan kesalahan dalam perhitungan,
kesalahan pembacaan grafik log, kesalahan alat hitung, maupun
kesalahan dari praktikan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai