34.
B. PENGOLAHAN EMAS
Proses pengolahan emas dari bijihnya umumnya dikenal dua cara yaitu :
1. Cara kimia
Cara kimia terbagi menjadi 5 bagian utama yaitu pengecilan
ukuran, pinggilingan, amalgamasi, sianidasi dan pemurnian. Namun untuk emas yang
diperoleh dengan cara pendulangan umumnya langsung masuk pada tahap sianidasi
kemudian dimurnikan.
2. Cara mekanik.
Cara ini dilakukan tanpa bahan kimia. Hal ini disebabkan emas yang diperoleh telah
dalam keadaan murni dengan butiran yang besar. Misalnya dengan sedikit pemanasan
pada suhu rendah untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang berupa akar-akar kayu
atau cukup dicuci menggunakan aquades untuk membersihkan pasir atau tanah-tanah
yang masih menempel pada emas.
Cara memisahkan Emas Murni dari pertambangan (ekstraksi), ada dua jenis :
1. Amalgamasi
Amalganasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan membentuk
amalgam (au – hg). Amalgam masih merupakan proses ekstraksi emas yang paling
sederhana dan murah, akan tetapi proses efektif untuk bijih emas yang berkadar tinggi
dan mempunyai ukuran butir kasar (> 74 mikron) dan dalam membentuk emas murni
yang bebas (free native gold). Proses amalgamasi merupakan proses kimia fisika,
apabila amalgamnya dipanaskan, maka akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air
raksa dan bullion emas. Amalgam dapat terurai dengan pemanasan di dalam sebuah
retort, air raksanya akan menguap dan dapat diperoleh kembali dari kondensasi uap air
raksa tersebut. Sementara au-ag tetap tertinggal di dalam retort sebagai logam
2. Proses Sianidasi
terdiri dari dua tahap penting, yaitu proses pelarutan dan proses pemisahan emas dari
larutannya. Pelarut yang biasa digunakan dalam proses cyanidasi adalahNaCN, KCN,
Ca(CN)2, atau campuran ketiganya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah nacn,
karena mampu melarutkan emas lebih baik dari pelarut lainnya.
39
43
A. SIFAT-SIFAT TEMBAGA
1. Sifat Fisika
Tembaga memiliki warna kuning kemerah-merahan.
Unsur ini sangat mudah dibentuk, lunak, sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis, kawat.
Bersifat sebagai konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran
elektron.
Tembaga bersifat keras bila tidak murni.
Memiliki titik leleh pada 1084,62 °C, sedangkan titik didih pada 2562 °C.
Rapat massa am-lo.tLf : 8,9 gr/cm3
Titik lebur : 1070-1093°C (tergantung kadar kemurniannya).
Isotop tembaga 63Cu 69.15% Cu stabil dengan 34 neutron
Isotop tembaga 65
Cu 30.85% Cu stabil dengan 36 neutron
2. Sifat Kimia
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi.
Pada udara yang lembab, permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa,
Cu(OH)2CO3.
52
B. KEGUNAAN
1. Logam tembaga
a. Tembaga banyak digunakan pada: Kabel-kabel listrik, pipa ledeng, industri
perakftan. dan kumparan dinamo.
b. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan,
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.
Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji
dan galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak
digunakan sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu
banyak dijadikan sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seni patung.
c. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu
mengndung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya.
d. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
e. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol
menjadi metanal.
2. Senyawa tembaga
a. Tembaga (II) Oksida (CuO), sebagai insektisida, bahan baterai, bahan penyepuh
dan bahan pewarna hitam untuk keramik, bahan gelas, porselen dan rayon
b. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan
memberikan warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif
dalam radiator
c. Tembaga (II) Klorida (CuCl2), sebagai pewarna keramik dan gelas, pabrik tinta,
untuk menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minya, dan
fotografi serta pengawet kayu dan katalis.
d. Cu(OH)2 yang larut dalam larutan NH4OH membentuk ion kompleks cupri
tetramin (dikenal sebagai larutan schweitser), digunakan untuk melarutkan
selulosa pada pembuatan rayon (sutera buatan).
e. Basa tembaga karbonat, tembaga asetat dan tembaga oksoklorida juga banyak
digunakan sebagai insektisida.Tembaga karbonat basa yang berwarna hijau
digunakan sebagai bahan atap, talang dan perunggu.
f. Tembaga asetat basa, karbonat, klorida, hidroksida dan tembaga sulfat
digunakan sebagai pestisida.CuSO4 digunakan untuk baterai dan penyepuhan,
pembuatan garam tembaga yang lain, perminyakan, karet dan industri
baja.Digunakan sebagai kimia organik untuk oksidasi. Misalnya oksidasi fenol
dengan Cu2+, amina, hawgenasi, reaksi kopling.
f. Tembaga Tembaga (II) sulfat, CuSO4.5H2O, Senyawa ini berwarna biru dan
biasanya dikenal sebagai terusi atau blue vitriol yang digunakan untuk
membunuh jamur (sebagai fungisida). Terusi ini dapat dipakai untuk:
membunuh jamur pada air dalam kolam renang merendam benih sebul ditabur
sehingga benih terhindar dari jamur dan hama lain elektrolit pada pemurnian
tembaga, juga pada penyepuhan suatu logam dengan tembaga campuran CuSO4
dan Ca(OH)2 akan membentuk bubur bourdeaux. Bubur bourdeaux mematikan
serangga / hama tanaman.
54.