Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan ke :

1. Kondisi Klien
a. Data Subjektif :
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang karena belum bisa
menikah lagi.
b. Data Objektif :
Klien tidak berani melakukan kontak mata.
Klien banyak menunduk dan terlihat malu.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah.

3. Tujuan
a. Tujuan Umum (TUM)
Klien memiliki konsep diriyang positif.
b. Tujuan Khusus (TUK)
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan.
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.

4. Intervensi
1. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masig dpat digunakan.
3. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien.
4. Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih.
5. Be4rikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
6. Anjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orintasi
“Selamat pagi, bagaimana keadaan bapak hari ini? Bapak terlihat segar.”
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
bapak lakukan ditumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih.”
“Dimana kita akan duduk? Bgaimana kalau diruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 20 menit?”
b. Fase Kerja
“Bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya? Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana
dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring dan seterusnya. Wah, bagus
sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki.”
“Bapak, dari kelima kegiatan ini yang masih dapat dilakukan dirumah sakit?
(misal ada tiga yang masih dapat dilakukan). Bagus sekali, ada tiga kegiatan yang
masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.”
“Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa bapak kerjakan
dirumah sakit ini. Baik, yang nomor satu, merapikan tempat tidur? Klau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur bapak. Mari kita lihat
tempat tidur bapak. Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah, kalu kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan bantal dan
selimutnya dul. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari atas, ya bagus! Sekarang sebelah
kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang, ambil bantal,
rapikan dan letakkan disebelah atas. Mari kita lipat selimut! Bagus!
“Bpak sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakan dengan sebelum dirapikan! Bagus!”
“Coba bapak lakukan dan jangan lupa member tanda dikertas daftar kegiatan, tulis
M (mandiri) kalau bapak melakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) kalau bapak
lakukan dengan bantuan dan tulis T (tidak) kalau bapak tidak melakukannya.”
c. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur? Ya, bpak ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit ini. Salah satunya merapikan tempat tidur, yang sudah bapak praktikan
dengan baik sekali. Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga dirumah setelah
pulang. Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Bapak mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi jam berapa? Lalu habis
istirahat, jam 4 sore.”
“Besok pagi kita latihan kemampuan yang kedua. Bpak masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya bagus,
cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan memcuci piring besok jam 8 pagi didapur
ruangan ini sehabis makan pagi. Sampai jumpa.”

Anda mungkin juga menyukai