Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR FARMAKOTERAPI

PERCOBAAN 3

PEPTIC ULCER

Disusun oleh:

Kelompok A (3)

1. Charisatun Nawafila (170105010)

2. Devi Amalia (170105011)

3. Erni Lovianasari (170105022)

4. Ervina Setyaningrum (170105023)

5. Fadhila Nurkharimah (170105024)

Hari/Tgl Praktikum : Kamis, 2 Mei 2018

Asisten : Peppy Octaviani DM, MSc., Apt., MH.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2019
A. KASUS

Ny.An usia 45 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan muntah dan berak hitam. Sakit

sendi lutut dan bahu sudah berlangsung lama. Begitu juga dengan nyeri ulu hatinya sudah

dirasakan lama. Merasakan kembung dan kalau makan cepat kenyang. Sering minum

NSAID yang dibelinya untuk mengobati nyeri sendinya.

Terapi yang didapat Antasida syr 3x1, ranitidine 2x1, domperidon 3x1.

Buatlah asuhan kefarmasian yang tepat dengan metode SOAP untuk pasien tersebut !

B. DASAR TEORI

1. Pengertian Peptic Ulcer

Penyakit Peptic Ulcer (Tukak) merupakan pembentukan ulkus pada salura

pencernaan bagian atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan pepsin. Tukak

berbeda dari erosi mukosa superfisial dalam yang membuat luka lebih dalam pada

mukosa muskularis. Tiga bentuk umum dari tukak adalah ulcer yang disebabkan oleh

Helicobacter pylori, obat antiinflamasi non steroid (NSAID) dan kerusakan mukosa

yang berhubungan dengan stress (Ulcer Stress) (ISO Farmakologi Buku 1).

Tukak peptic merupakan keadaan kontinuitas mukosa lambung terputus dan

meluas sampai dibawah epitel.Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai kebawah

epitel disebut erosi, walaupun sering kali dianggap juga sebagai tukak (Misalnya tukak

karena stress) (Wilson dan lindseth, 2005).


2. Algoritma terapi Peptic Ulcer
3. Patofisiologi Peptic Ulcer

 Pathogenesis dari Tukak Duodenal (TD) dan Tukak Lambung (TL) merupakan

factor refleksi darikombinasi ketidaknormalan patofisiologi dan lingkungan serta

factor genetic,

 Kebanyakan tukak terjadi disebabkan oleh asam dan pepsin dari H.Pylori

NSAID atau kemungkinan factor lain yang menganggu pertahanan mukosa

normal dan mekanisme penyembuhan. Tingkat minimal dari sekresi asam

lambung adalah penting untuk pembentukan tukak. Basal dan sekresi asam pada

malam hari biasanya dapat memperparah pasien dengan penyakit TD.

 Kebanyakan pasien dengan penyakit TD dan TL tidak mengkonsumsi NSAID

untuk pengobatan infeksi H.Pylori dan gastritis antral dapat menyebabkan

penyakit ulcer dengan merusak pertahanan mukosa melalui kolaborasi racun dan

enzim, dengan mengubah imunitas dan dengan meningkatkan pengaruh antar

gastrin yang dapat meningkatkan sekresi asam.

 NSAID kronis (termasuk Aspirin) digunakan untuk penyakit yang berhubungan

dengan erosi Hemorraggic gastric, TD dan TL. NSAID dapat menyebbkan luka

pada gastroduodenal melalui 2 cara, yaitu :

1. Secara langsung atau iritasi topical dari jaringan epitel dan

2. Dengan menghambat system dari sintesis endogenous mukosa saluran

pencernaan prostatglandin

 Hubungan antara kortikosteroid dan tukak sendiri memiliki kontroversi.

Bagaimana pun yang menerima terapi Glucocortikoid dan NSAID secara

bersama-sama dapat meningkatkan resiko pada TL.


 Merokok dapat meningkatkan resiko tukak dan besar resikonya adalah sebanyak

rokok yang dihisap setiap harinya.merokok dapat menganggu proses

penyembuhan penyakit ulcer dan kemungkinan penyakit tersebut dapat kambuh

kembali.

 Walaupun observasi klinik menyarankan agar pasien penyakit tukak

menghindari stress namun saran tersebut gagal dijalankan (ISO Farmakologi

Buku 1 ).

3. Manifestasi klinik

 Kebanyakan pasien dengan penyakit TD mengalami kesakitan pada malam hari

sehingga membangunkan mereka dari tidur, itu terjadi antara jam 12 malam dan

jam 3 malam.

 Kesakitan berlangsung selama 1 hingga 3 jam setelah makan dan kebiasaannya

rasa sakit akan berkurang dengan makan. Antasida dapat cepat meringankan

meringankan rasa sakit pada kebanyakan pasien tukak.

 Pasien dengan ulkus sering mendapatkan sindrom dispeptik sepeti rasa panas

dalam perut dan perut kembung. Mual, muntah, anoreksia dan turun berat badan.

 Beberapa penyakit yang ditimbulkan adalah dari pasien ke pasien dan beberapa

dari penyakit pasien tersebut adalah penyakit musiman biasanya terjadi pada semu

dan dan hujan.

 Komplikasi dari penyakit ulcer disebabkan oleh H.pylori dan NSAID termasuk

pendarahan saluran cerna atas, perforasi kedalam peritoneal. Penetrasi kedalam

bagian dalam tubuh seperti pancreas dan hati (ISO Farmakologi Buku 1).
4. Etiologi Peptic Ulcer

Etiologi yang pasti belum diketahui. Ada 2 pendapat yang ekstrim, apakah

penyakit ini adalah suatu kelainan setempat atau merupakan kegiatan dari suatu

kelainan sistemik, dimana tukak hanya merupakan tanda atau gejala (Simadibrata,

2009).

Tukak peptic terjadi karena pengeluaran asam-pepsin oleh H.pylori, NSAID atau

factor-faktor lain yang menyebabkan keseimbangan pertahanan mukosa lambung.

Lokasi tukak menghubungkan dengan jumlah factor-faktor etiologi. Tukak dapat

terjadi di perut bagian manapun seperti bagian distal, antrum dan duodenum (Berardy

dan Lynda, 2005).

A. PENATALAKSANAAN KASUS

1. SUBJECTIVE

a. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Ny.An

Umur : 45 tahun

Berat Badan :-

Tinggi Badan :-

Alamat :-

Pekerjaan :-

b. RIWAYAT PASIEN:

1) Riwayat penyakit

- Nyeri ulu hati

- Nyeri sendi
- Kembung

2) Riwayat pengobatan

- NSAID

- Antasida sirup 3x1

- Ranitidin 2x1

- Domperidon 3x1

2. OBJECTIVE

A. HASIL PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

TANDA-TANDA VITAL NILAI NORMAL INTERPRETASI

- - -

- - -

- - -

- - -

B. HASIL LAB ORATORIUM

PARAMETER NILAI NORMAL INTERPRETASI

- - -

- - -
- - -

C. DATA PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENDUKUNG SPESIFIK

3. ASSESMENT

A. PROFIL PENGGUNAAN OBAT

NO JENIS OBAT Regimen Dosis Rute

Nama Dagang/generic

1. Antasida sirup 3 X 1 tablet PO

2. Ranitidine 2 X 1 tablet PO

3. Domperidone 3 X 1 tablet PO

4. NSAID PO

B. MASALAH KLINIK & DRUG RELATED PROBLEM

1. Untreated indication, improper drug selection & medication use without indication

Indikasi Pada Pasien Dan Pemilihan Obat

Masalah Drug-realated Resep Kesesuai Rekomendasi Monitoring

klinik pada problems dokter an obat dan alasan

pasien (DRPs) (literature

(DRPs) &Reference study)

study
Peptic ulcer sesuai Antasida -

menetralkan

asam lambung,

menonaktifkan

pepsin dan

mengikat garam

empedu.

Antasida yang

mengandung

alumunium juga

menekan

H.pylory dan

meningkatkan

mukosa

(Dipiro).

Ranitidine

berperan dalam

menggurangi

factor agresif

dengan cara

menghambat

histamin pada

reseptor H2 sel
parietal

sehingga tidak

merangsang

mengeluarkan

asam lambung

(Wardaniyati,

2016)

Sukralfat

berfungsi untuk

membasmi

bakteri H.

pylori dan lebih

efektif untuk

penyembuhan

tukak SNAID

dan H. pylori (

DIPIRO, 2014)

Muntah - Domperid sesuai Obat ini -

on diggunakan

pada muntah

akibat

dyspepsia

fungsional
(wijayanti

2012)

Nyeri sendi - celexocib sesuai Obat yang -

digunakan

untuk

menghilangkan

gejala dan

tanda-tanda

osteoartitis dan

atritis

reumatroid pada

pasien dewasa

(basicpharmacol

ogy)

2. Subtherapeutic dosage & overdosage

Analisis Kesesuaian Dosis

Nama obat Dosis dari Dosis pemberian Rekomendasi / saran

literature

Antasida sirup 4X1 3x1 -

(randonuwu,2014)

Ranitidin 150 mg 2 x 1 (DIH 2x1 -

2017)
Sukralfat 4 x 2 sendok takar -
obat (ISO volum 47,
2013/2014)
Domperidone 3 x sehari (jurnal 3x1 -

media farmasi

volum 11 No.2.sep

2014:197-207)

Celexocib 400 mg 2 x 1 - -

(Gazette, 2018)

3. Failure To Receive Medication

Obat yang gagal diterima pasien

Nama obat Dosis Indikasi Rekomendasi/

literature

- - - -

- - - -

4. Adverse drug reactions

Nama obat Efek samping Efek samping yang Rekomendasi/ saran

potensial timbul

NSAID Mengiritasi lambung Nyeri uluh hati, Diganti dengan

(amrulloh,2016) kembung, cepat celexocib karena

kenyang. celexocib tidak

meningkatkan risiko
tukak lambung. (FEN,

ad.al 2008)

- - - -

5. Drug interactions

Obat A Obat B Efek terapi Mekanisme Interaksi Manajemen

interaksi

Farmakokinetik Farmakodinamik

- - - - - -

- - - - - -

4. PLAN

A. MONITORING HASIL TERAPI OBAT

INDIKASI NAMA OBAT DOSIS PARAMETER EVALUASI

PADA MONITORING DIPEROLEH

PASIEN (DATA LAB,

DATA KLINIK)

Peptic ulcer Ranitidine 2x1

perhari

Antasida 4x1

(Randonuw

u, 2014)
Sukralfat 4x2

sendok

takar obat

(ISO volum

47,

2013/2014)

Mual dan Domperidone 3x1

muntah perhari.

(Jurnal

media

Farmasi,

2014)

Nyeri sendi Celexocib 400mg 2x1

(Gazette,

2018)

5. TERAPI NON FARMAKOLOGI

 Peptic ulcer : mengurangi stress, merokok, penggunaan NSAID(termasuk aspirin),

memnghindari makanan pedas, kafein, alcohol yang menyebabkan dispesia atau

memperburuk gejala magh. (DIPIRO,2014)

 Mual dan muntah :

- Hindari makanan yang berbau, berminyak, dan berlemak, pedas,

terlalu manis, panas.


- Makan dan minum sedikit tapi sering

- Tidur selama periode mual yang hebat dan menjaga kebersihan

mulut serta berolahraga (Sudoyo, 2006)

 Nyeri sendi : kompres air hangat, massage punggung, latihan atau aktifitas fisik

dan distraksi (muliyawa, 2017)

Pembahasan

Peptic ulcer adalah Penyakit Peptic Ulcer (Tukak) merupakan pembentukan ulkus

pada salura pencernaan bagian atas yang diakibatkan oleh pembentukan asam dan

pepsin. Tukak berbeda dari erosi mukosa superfisial dalam yang membuat luka lebih

dalam pada mukosa muskularis. Tiga bentuk umum dari tukak adalah ulcer yang

disebabkan oleh Helicobacter pylori, obat antiinflamasi non steroid (NSAID) dan

kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stress (Ulcer Stress) (ISO Farmakologi

Buku 1).

Kami mendapat kasus peptic ulcer dengan obat Ranitidine 2x1, Antasida syr 3x1,

domperidon 3x1 dan nyeri sendi lutut dan bahu yang sudah berlangsung lama. Menurut

kasus tersebut kami merekomendasikan :

1. Disarankan tetap menggunakan Antasida, Ranitidine dan sukralfat untuk

Peptic Ulcer

Antasida tetap diberikan karena antasida berfungsi menetralkan asam

lambung, mengaktifkan pepsin dan mengikat garam empedu. Antasida

yang mengandung aluminium yang menekan H.pylori dan meningkatkan

mukosa (Dipiro,2014)
Ranitidine tetap digunakan karena ranitidine berperan dalam mengurangi

faktor agresif dengan cara menghambat histamin pada reseptor H2 sel

parietal sehingga sel parietal tidak terangsang mengeluarkan asam

lambung (Wardaniati, 2016) kombinasi kedua obat ini dapat mengurangi

keluhan dari pasien diantaranya muntah, merasa kembung, nyeri ulu hati

dan cepat kenyang.

Sukralfat berfungsi untuk membasmi bakteri H.pylori dan lebih efektif

untuk penyembuhan tukak NSAID dan H.pylori , sehingga keluhan berak

hitam pada pasien disebabkan karena bakteri H.pylori dan tukak karena

NSAID dapat tertangani (Dipiro, 2014).

2. Disarankan menggunakan Celexocib untuk nyeri sendi pada pasien

Celexocib merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan gejala

dan tanda-tanda osteoartitis dan artitis reumatoid pada pasien dewasa

(Basic Pharmacology). Menurut jurnal yang kami temukan celexocib tidak

menaikkan resiko pada peptic ulcer.

3. Penggunaan domperidone disarankan untuk tetap digunakan untuk mengatasi

efek samping dari celexocib berupa mual

Domperidone mrupakan golongan prokinetik, obat ini digunakan pada

muntah akibat dispepsia fungsional. Dispepsia fungsional adalah

gangguan struktur pada lambung dan mengatasi efek samping dari

celexocib (wijayanti, 2012).


Kesimpulan

Penyakit peptic ulcer ditandai dengan adanya nyeri pada ulu hati,

kembung, dan cepat kenyang dapat diobati dengan menggunakan antasida sebagai

penetral asam lambung dan ranitidin sebagai penghambat pengeluaran asam

lambung, sedangkan untuk sukralfat digunakan untuk membasmi bakteri

Helicobacter phillory sekaligus melapisi mukosa lambung sehingga lambung

tidak mengalami tukak dan tidak terjadi berak yang hitam. Domperidone

digunakan untuk menanggulangi efek samping berupa mual muntah dari

celexocib yang akan digunakan untuk nyeri pada sendi pasien dan dapat pula

digunakan untuk menanggulangi keluhan muntah pada pasien karena peptic ulcer.

Untuk keluhan nyeri sendi pada pasien digunakan obat celexocib dimana

celexocib tidak beresiko menaikkan efek dari peptic ulcer.


DAFTAR PUSTAKA

Basic Pharmacology & Drug Notes Edisi 2019

Berardy, R., & Lynda, S., 2005, Peptic Ulcer Disease, dalam Dipiro, J.T. et al., Pharmacotherapy

a Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 629–648, McGraw-Hill, Medical Publishing

Division by The McGraw-Hill Companies.

DIPIRO . 2014

Drug interaction handbook. 2017

Gazette Edisi Oktober 2018

Randonuwu, dkk. 2014. Kajian Penatalaksanaan terapi pada pasien gastritis di instalasi rawat

inap RSUP Prof DR.R.D Kandou Manado Tahun 2013. Pharmacon Jurnal Ilmiah

Farmasi-UNSRAT Vol. 3 No. 3

Simadibrata M., 2009. Dyspepsia and Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) Is There Any

correlation?. Original Article. Acta Med Indones-Indones JIntern Med. Volume 4. Number 4.

P.223.

Sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta Pusat.

Sukandar, Elin dkk. 2013. ISO Farmakoterapi Buku 1. Jakarta Barat: ISFI Penerbitan

Wardaniati,Isna. 2016. Gambaran Terapi Kombinasi Ranitidin Dengan Sukralfat Dan Ranitidin

Dengan Antasida Dalam Pengobatan Gastritis Di SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Ahmad Muchtar Bukit Tinggi. Jurnal Farmasi HIGEA.Vol 8 No 1 2016
Wijayanti,Agusti, 2014. Pola Peresepan Antiemetika Pada Penderita Dispepsia Pasien Dewasa

Dan Lansia Rawat Inap Di PKU Muhamaddiyah Yogyakarta Periode Januari-Juni Tahun

2012.Media Farmasi, Vol 11No2 September 2914:197-207

Wilson, L.M dan Lindseth,G.M,2005, Pathophysiologi: Konsep Klinis Prosesproses Penyakit,

Volome 1 Edisi 6, Silvia Anderson dan Lorain Carty Wilson ( Editor), diterjemahkan oleh Peter

Anugrah ,EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai