Bab 1 Dan Bab 2 Paliatif
Bab 1 Dan Bab 2 Paliatif
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3. Hendanya petugas responsif atas rasa cemas serta sedih dari penderita dan
berusaha untuk meringankannya
4. Tunjkkan kepekaan kita serta coa paham keterbatsan dan kekurangan fisik
yang menyertai penderita sakit berat
B. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengetahui peran perawat dalam mengatasi nyeri pada pasien
paliatif
C. TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui Definisi Nyeri ?
2. Untuk mengetahui Penyebab Rasa Nyeri ?
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Nyeri ?
4. Untuk mengetahui Upaya Mengatasi Nyeri ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
8. Hendanya petugas responsif atas rasa cemas serta sedih dari penderita dan
berusaha untuk meringankannya
9. Tunjkkan kepekaan kita serta coa paham keterbatsan dan kekurangan fisik
yang menyertai penderita sakit berat
10. Usahakan penderita seagai manusia utuh dan perlakukan sesuai prinsip
tersebut. Jangan perlakukan ia sebagai anak anak, apalagi sebagai
penghuni tempat tidur yang menghabiskan dana
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan bersifat individual karena respon individu terhadap sensai myeri
beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Hal tersebut
menjadi dasar bagi perawat dalm mengatasi nyeri pada klin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nyeri yan disebabkan oleh faktor
fisik berkaitan dengan terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini
terletak dan tersebar pada lapisan kuli dan pada jaringan jaringan tertentu yang
terletak lebih dalam.
Nyeri yang disebabkan oleh psikologis merupakn nyeri yang dirasakan bukan
karena penyebab organik, melainkan akbat trauma psikologis dan pengaruhnya
terhadap fisik. Kasus ini dapat dijumpai pada kasus yan termasuk kategori
psikosomatik. Nyeri karena faktor ini disebut pula psychigenic pain.
3. Klasifikasi Nyeri
2) Deep pin, yaitu nyeri yng terasa pada permukaan tubuh yang leih dalam
atau pada organ organ tuuh visceral.
4) Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem
saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain lain
b. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu waktu lalu menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalm
waktu yang lama.
3) Paroximal pain, yaitu nyeri yang dirasakn berorientasi tinggi dan kuat
sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap kurang lebih 10 -15 menit, lalu
menhilang kemudian timul lagi.
1) Nyeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dari
berakhir kurang dari 6 bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.
Rasa nyeri mungkin sebagai akiat dari luka, seperti luka operasi, ataupun
pada suatu penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.
2) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan. Nyeri kronis
ini polanya bergam dan berlangsung berbulan bulan bahkan bertahun tahun.
Ragam pola tersebut ada nyeri timbul dengan periode yng diselingi interal
bebas dari nyeri lalu timbul kembali lagi nyeri, dan begitu seterusnya. Ada
pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus menerus
terasa makin lama makin meningkat intensitasnya walaupun telah diberikan
pengobatan. Misalnya, pada nyeri karena neoplasma.
Nyeri terasa tajam seperti ditusuk, Nyeri terasa tumpul seperti ngilu,
disayat, dicubit dan lain lain linu, dan lain lain
Metode dan teknik yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mengatasi nyeri antra
lain sebagai berikut :
a. Distraksi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik distraksi yang
dapat dilakukan diantaranya adalah :
3) Mendengarkan musik
b) Dengan suara yang lembut, mintakan klien untuk memikirkan hal hal
yang menyenangkan atau pengalaman yang membantu penggunaan
semua indera
b. Teknik relaksasi
Teknik ini didasarkan pada keyakinan bahwa tubuh berespons pada ansietas
yang meransang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakinya. Teknik relaksasi
dapat menurunkan ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan
kepala ditopang dalm posisi berbaring atau duduk d kursi. Hal utam yang
dibutuhkan dalam pelaksanan relaksasi adalah klien dengan posisi nyaman, klien
dengan fikiran yang bersifat istirahat, dan lingkungan yang tenang.