Anda di halaman 1dari 22

77

8. TEKANAN TANAH AKTIF DAN PASIF

8.1. TEKANAN TANAH PADA SUATU DINDING VERTIKAL

Kasus ini terjadi pada :


 Konstruksi dinding penahan tanah
 Konstruksi pangkal jembatan
 Dermaga, dan lain-lain.

Pada air :

Tekanan hidrostatik :
Pv h
Pv = Ph = h . γw
Ph Ph

Pv

Pada tanah :

σv σv = h . γ
h σh = k.h. γ

σh

Pada suatu dinding penahan tanah :

Ea
Ep
78

Ada 3 kemungkinan :
1. dari kanan bekerja tekanan tanah aktif Ea.
 bersifat tanah mendorong dinding
 Ea bekerja jika dinding bergerak menjauhi tanah (bergeser ke kiri)
2. dari kiri bekerja tekanan tanah pasif Ep.
 bersifat tanah melawan dorongan dinding
 Ep bekerja jika dinding bergerak menuju tanah (bergeser ke kanan)
3. Jika dinding dalam keadaan diam maka bekerja tekanan tanah diam Eo.
Ketiga macam tekanan ini besarnya tidak sama.
Faktor yang mempengaruhi besarnya Ep dan Ea :
1. Berat volume tanah
2. Sudut gesek intern (  )
3. Sudut gesek antara dinding & tanah (  1 )
4. Kohesi tanah (c)
5. Kemiringan dinding dan muka tanah
Dipandang keadaan paling sederhana :
- muka tanah horisontal
- dinding vertikal
- tanah non kohesif (mempunyai  , tetapi c = 0 )
- dianggap dinding licin ( 1 = 0 )

8.1.1. Tekanan Tanah Aktif


Dipandang lebar 1 m  bidang gambar.
B C

H W




A R 
Yang diketahui: 

- tinggi dinding =Hm


- sudut gesek intern = o
- berat volume tanah =  t/m3
79

Dicari :
- gaya = Ea
- koefisien tekanan tanah aktif = Ka
- sudut longsor kritis =  kritis

Anggapan :
1. Tanah akan longsor pada bidang AC dengan sudut  yang belum diketahui.
2. Dianggap tanah ∆ ABC sebagai benda yang akan bergerak ke bawah dan ke kiri di
antara bidang AB dan AC.
Gaya yang bekerja:
1. W = berat tanah ∆ ABC = luas tanah ∆ ABC x γ
H
=½ ·H· BC ·γ = ½ · H · tg  · γ

W = ½ · H2 · γ · cotg  → arahnya : vertikal.


2. Ea = reaksi tekanan tanah aktif = gaya reaksi dinding terhadap ∆ ABC
untuk 1 = 0 (dinding licin), Ea arahnya horisontal
3. R = reaksi dari tanah terhadap ∆ ABC. arahnya melawan pergeseran dan
membentuk sudut  terhadap garis normal. Jadi arah R terhadap vertikal
membentuk sudut  - 

Ea

w
R

 -

Ketiga gaya harus seimbang, sehingga merupakan segitiga tertutup, kemudian


dicari besarnya θ dan Ea.
Dari ∆ gaya :
Ea = W ∙ tg ( θ -  )
= ½ · H2 · γ · cotg θ · tg ( θ -  ) .......................................(1)
θ dianggap variabel,
d Ea
dicari Ea max dari 0

80

 -1 1 
½ · H2 · γ  2  tg (θ   )  (  cotg θ)  0
 sin θ cos 2 (θ   ) 
cotg θ tg (θ -  )
atau : 
cos (θ   )
2
sin 2 θ

cotg θ · sin2 θ = tg (θ -  ) · cos2 (θ -  )


sin θ · cos θ = sin (θ -  ) · cos (θ -  )

a). sin 2θ = sin 2 (θ -  ) → tidak ada penyelesaian


b). 180° - 2θ = 2 (θ -  )
4θ = 180° + 2 


θ kritis = 45° + : sudut longsor kritis
2

Masuk persamaan (1):


 
Ea = ½ · H2 · γ · cotg (45° + ) tg (45° + -)
2 2
 
Karena cotg (45° + ) = tg (45° - )
2 2

maka : Ea = ½ · H2 · γ · tg2 (45° - )
2
Biasa ditulis :

Ea = ½ · H2 · γ · Ka : Gaya tekan aktif tiap m2 pada dinding yang


tingginya H
dengan :

: koefisien tekanan tanah aktif untuk dinding vertikal dan


2  muka tanah horisontal
Ka = tg (45° - )
2

Diagram tekanan tanah, sebagai berikut:


z

z · γ · Ka
H
Ea

H
3
81

H · γ · Ka

 diagram berupa ∆
 alas = H · γ · Ka
 tekanan pada kedalaman z : p = z · γ · Ka
 Ea = resultan tekanan setinggi H
= luas ∆ diagram
= ½ · H (H · γ · Ka)
 garis kerja Ea pada H/3 dari dasar

8.1.2. Tekanan Tanah Pasif


B C

H W

R


A
 Dinding mendorong tanah ke kanan sehingga tanah longsor → ∆ ABC bergerak ke
kanan atas, dengan sudut longsor = θ
 Gaya yang bekerja pada ∆ ABC :
o W = berat ∆ ABC
o Ep = tekanan pasif  AB (karena licin/tidaka ada gesekan)
o R = reaksi dari tanah terhadap ∆ ABC, arahnya melawan
pergeseran

Ep Analisa hitungan sama dengan pada


tekanan aktif, dengan perbedaan Ø
R θ+Ø diganti (-Ø)
W
Maka didapat hasil :


θ kritis = 45° -
2

Kp = tg2 (45° + )
2
Ep = ½ H2 · γ · Kp
82

Diagram tekanan :

H
Ep = ½ H2 · γ · Kp (= luas diagram)
H/3
‫׀‬ ‫׀‬
H · γ · Kp

Hubungan Ka dengan Kp :

Ka = tg2 (45° - )
2

 1
Kp = tg2 (45° + ) =
2 tg (45° -  2 )
2

1
Jadi : Ka = Kp → hanya berlaku khusus untuk kondisi:
 muka tanah horisontal
 dinding vertikal
 tidak adak gesekan / licin (c = 0)

CONTOH SOAL
Tanah : γ = 1,6 t/m3
Ø = 30°
5,5 m
 Berapa Ep dan Ea yang bekerja?
1m
 Gambarkan diagram tekanannya!

Tanah sebelah kanan lebih tinggi, sehingga gaya di sebelah kanan lebih besar,
menyebabkan dinding bergerak ke kiri.
Sehingga :
 di kanan bekerja tekanan tanah aktif
 di kiri bekerja tekanan tanah pasif
Besarnya koefisien tekanan tanah :
83


Ka = tg2 (45° - )
2
30 1
= tg2 (45° - )=
2 3
Kp = 1/Ka = 3
Dipandang lebar 1 m  bidang gambar
1). Tekanan Aktif (di kanan) :

Ea = ½ H2 · γ · Ka
= ½ (5,5)2 · 1,6 · 1,6 · ⅓
= 8,07 ton/m

Diagram : berupa ∆, dengan alas :
H · γ · Ka = (5,5) · 1,6 · ⅓
= 2,93 ton / m2
H 5,5

Garis kerja Ea pada  = 1,83 m dari dasar.
3 3
2). Tekanan Pasif (dari kiri)

Ep = ½ · 12 · 1,6 · 3
= 2,4 ton / m

Diagram ∆ dengan alas : 1 · 1,6 · 3 = 4,8 ton / m2

Garis kerja pada ⅓ m dari dasar.

2,4 t/m 8,07 t/m


⅓m 1,83 m

4,8 t/m2 2,93 t/m2


CATATAN
Makin baik kondisi tanah, Ø makin besar, sehingga Ea makin kecil dan Ep makin besar =>
konstruksi makin stabil.
Misal :
84

20
Ø = 20° => Ka = tg2 (45° - ) = 0,72 = 0,49
2
1 1
Kp = = 0,49 = 2,04
Ka
Ø = 35° => Ka = 0,27
Kp = 3,69

8.2. TEKANAN TANAH LATERAL AKIBAT BEBAN DI ATAS MUKA TANAH

8.2.1. Akibat Beban Terbagi Rata di Atas Muka Tanah


Misal: - berat lalu lintas di jalan raya
- tumpukan barang atau orang di dermaga, dan lain-lain.

q t/m2

B C Ea

W+Q W+Q
H R
Ea θ-Ø

θ Ø
R

Untuk lebar 1 meter


Q = BC ·q = H · cotg θ · q
W+Q = ½ H2 · cotg θ · γ + H · q · cotg θ
Dari ∆ gaya :
Ea = ( W+Q ) tg ( θ - Ø )
= (½ H2 · γ + H · q ) cotg θ · tg ( θ - Ø )

tambahan akibat q variabel


dEa
Ea max dicari dari 0

Hasilnya :

θ kr = 45° +
2
85


Ea = (½ H2 · γ + H · q ) · tg2 (45° - )
2
= ½ H2 · γ · Ka + H · q · Ka
atau Ea = Ea1 ( akibat tanah ) + Ea2 (akibat q)

Diagram :

+ Ea2 =
Ea1
H
H/2
3

H·γ·Ka q . Ka q . Ka H· γ · Ka

8.2.2. Akibat Beban Garis di Atas Muka Tanah


Misal : - beban mamanjang sejajar dinding
- rel KA sejajar dermaga
q t/m

B C Ea

W+Q W+Q
H R
Ea θ-Ø

θ Ø
A R

Dipandang lebar 1 m
Berat ∆ ABC menjadi :
W + Q = ½ H2 · γ · cotg θ + Q
Dari segitiga gaya :
Ea = (W+Q) tg (θ - Ø )
= ½ H2 · γ · cotg θ · tg (θ - Ø ) + Q tg (θ - Ø )

Dianggap θ kritis = 45° +
2
 
maka : Ea = ½ H2 · γ · tg2 ( 45° - ) + Q tg ( 45° - )
2 2
= ½ H2 · γ · Ka + Q Ka
86

Ea = Ea1 (akibat tanah) + Ea2 (akibat beban garis)


Ea2 = Q Ka → bagaimana diagramnya?
→ dimana garis kerjanya?
Q

pendekatan (dianggap ∆)

diagram sesungguhnya (hasil penelitian)

CARA :
a Q

B N

K P
b/3
b Ea2
45°+Ø/2
M

1. Tarik NK dengan  Ø
2. Tarik NM dengan  45° + Ø/2
3. BK = a tg Ø b = BM - BK
BM = a tg (45° + Ø/2)
4. Luas ∆ = Ea2 = Q Ka

= ½ · KM· KP
2 Q . Ka
KP = = panjang alas segitiga
b
Garis kerja Ea2 di b/3 dari alas (=KP)

Gabungan dengan tanah :


87

c
b/3
H b Ea2
Ea1
H/3

H · γ · Ka

CATATAN
Jika a terlalu besar, maka kemungkinan titik M terletak di bawah A, maka dianggap M di
titik A.

A
M

8.2.3. Akibat Air

1. Keadaan muka air tepat di permukaan tanah

MT = MAT

H
Ea P
H/3
H. γ’.Ka H. γw
a. Pengaruh air : tekanan hidrostatis
o P = ½ H2 · γ w (biasanya γ w = 1 t/m3 = 9,81 kN/3) = luas ∆
o Alas = H· γ w
o Garis kerja pada H/3 dari alas
b. Pengaruh Tanah Terendam , berat volume tanah = γ '
o Ea = ½ H2 · γ ' · Ka
o Alas = H · γ ' · Ka
88

o Garis kerja pada H/3 dari alas

2. Muka air ≠ muka tanah, dan Ø berbeda di atas dan di bawah air

MT
H1
MAT
MAT

H4 MT H2
H3

Diketahui
 Berat jenis tanah =G
 Angka pori =e
 Bagian di atas MAT kadar airnya = w
 Sudut gesek intern:
o di atas MAT = Ø1
Ø2 < Ø1 maka Ka1 < Ka2
o di bawah MAT = Ø2
Berat volume tanah :
G  γw
 Di bagian H1 : γ (1  w )
1 e
G 1
 Di bagian bawah H2 dan H3 : γ   γw
1 e
Koefisien tekanan tanah :
1
 di H1 : Ka1 = tg2 (45° – )
2
2
 di H2 : Ka2 = tg2 (45° – )
2
2
 di H3 : Kp = tg2 (45° + )
2

8.3. TANAH FRICTION – COHESIVE


(Tanah yang mempunyai Ø dan c )

Tekanan tanah aktif :


89

B C

W S
H
R Ø
A

Gaya yang bekerja :


W : Berat ∆ ABC
Ea : Reaksi tekanan aktif
R : Reaksi tekanan pada bidang AC
S : lekatan / kohesi pada bidang geser sepanjang AC
: A · c ( ton /m2 )
kohesi
luas bidang geser

Untuk lebar 1 m' :


H
S= AC ·c = c
sin θ
Dibandingkan dengan tanah tanpa kohesi, maka ∆ gaya berubah menjadi segi empat :
90

Ea1
Ea2
Ea
S

∆ sama kaki
R
W

Pengurangan Ea akibat kohesi :


H
Ea2 = 2 · S cos Ø =2· c · cos Ø
sin θ
θ
= 2 · H · c · tg (45° - )
2
=2·H·c· Ka

Maka, Ea = ½ H2 ·‫ · ﻻ‬Ka - 2 · H · c · Ka

Rumus di atas teoritis, maka hanya berlaku jika dapat menahan tegangan tarik.
Untuk itu perlu dikoreksi dengan menggambar diagram tekanan tanahnya.

h
H + =
H’
H’/3
b1=H·‫·ﻻ‬Ka b2=2.c . Ka b= b1-b2 b
(1) (2) (3) (4)

(1) Diagram tanah non kohesif


(2) Diagram pengaruh kohesi
(3) Penjumlahan (1) dan (2)
∆ bagian atas mempunyai arah tegangan ke kanan (terjadi tegangan tarik pada tanah).
Karena tanah tidak mampu menahan tegangan tarik, maka ∆ bagian atas diabaikan.
(4) Diagram tekanan tanah yang berlaku (dalam perhitungan) :
91

berupa ∆ dengan alas : b = H· ‫ · ﻻ‬Ka – 2 · c Ka

tinggi : H'
H' b
 H' dapat dihitung dari : H  H  γ  Ka

Jadi tekanan tanah aktif pada tanah kohesif yang tidak ada beban di atasnya :

Ea = ½ H' · b b = H.‫ﻻ‬.Ka – 2.c . Ka

b
H' = H HKa

Untuk tanah kohesif yang di atas tanah ada bebannya :


q

H + +

b1=H·‫·ﻻ‬Ka b2=2.c. Ka b3= q. Ka


Hasilnya ada 2 kemungkinan :
a). b3 > b2 :
Ea1 = ½ · H2 · ‫ · ﻻ‬Ka
Ea2 Ea2 = H ( b3 – b2 )
H Ea1 = H (q.Ka –2c Ka )

b3 - b2 b1

b). b3 < b2 :
Ea = ½ H' · b
H' b1 - b 2  b3

H b1

H‘

b = b1 - b2 + b3

Tekanan tanah pasif :


92

Kohesi menambah besarnya tekanan pasif, sehingga mengamankan konstruksi. Jika


dinding didorong ke kanan, diagram tekanan tanahnya menjadi :

H + = H/2
H/3
H·γ·Kp 2c Kp 2c Kp H· γ · Kp

Ep = Ep1 + Ep2
= ½ H2 ·‫ · ﻻ‬Kp + 2 · H · c · Kp

CONTOH SOAL
1 t/m2

Penahan tanah tergambar menahan tanah


lempung kenyang air (murni) dengan :
5m Ø = 0o
1m c = 0,2 kg/cm2 = 2 ton/m2
1,8 = ‫ ﻻ‬ton/m3

Dipandang lebar 1 m' :


Untuk Ø = 0 maka Ka = tg2 (45° - 0 ) = 1
Kp = tg2 (45° + 0 ) = 1

TEKANAN AKTIF:

H + + = H’

b1 b2 b3 b

 Alas diagram :
93

- tanah : b1 = H · ‫ · ﻻ‬Ka = 5 · 1,8 · 1 = 9 ton/m'


- beban : b2 = q · Ka =1·1 = 1 ton/m'
- kohesi : b3 = 2 c Ka =2·2·1 = 4 ton/m'
=> b = b1 + b 2 - b3 =9+1–4 = 6 t/m'
 Tinggi diagram:
H b 6
  H    5  3,33 m
H b1 9

 Luas diagram :
Ea = ½ · H' · b = ½ · 3,33 · 6 = 10 ton
 Garis kerja gaya bekerja pada :
H  3,33
  1,11 m
3 3
TEKANAN PASIF (di kiri)

Ep1 = ½ · 1 · 1,8 = 0,9 ton


Ep2 = 1 · 4 = 4 ton
Ep = Ep1 + Ep2 = 4,9 ton

8.4. KONDISI MUKA TANAH MIRING

Kondisi :
- dinding vertikal
- tanah non kohesif (c = 0)
- tidak ada gesekan dinding dengan tanah (Ø = 0)

TEKANAN AKTIF
C δ Ea
B  δ
94

W
H Ea R W
 R 
A

Sudut miring muka tanah = δ


Ditinjau lebar tanah = 1 m'
W = berat tanah longsor = luas ∆ ABC
cos θ  cos δ
= ½ · H2 · ‫· ﻻ‬
sin ( θ - δ)

Dari segitiga gaya akan didapatkan :


Ea = W · tg ( θ - Ø )
cos θ  cos δ
= ½ H2 · ‫· ﻻ‬ tg ( θ - Ø )
sin ( θ - δ)

dEa
θ = variabel → Ea max dicari dari 0

Hasilnya :
Ea = ½ H2 · ‫ · ﻻ‬Ka dengan :

2
 
 cos 
Ka =  
 sin  sin (  δ) 
 1 
 cos δ 

Catatan:
1. Check : jika muka tanah horisontal → δ = 0
cos  1  sin  
Ka = ( 1  sin  )2 = 1  sin   tg (45  2 )
2

2. Nilai δ dapat + atau –


- δ
95

3. Nilai Ka untuk beberapa δ, jika Ø = 30o


δ 30o 15o 0o 15o 30o
Ka 0,75 0,402 0,333 0,291 0,257

4. Diagram dan arah tekanan tidak berubah

Ea
H/3
H·‫·ﻻ‬Ka

TEKANAN PASIF :
Diperoleh jika Ø diganti ( -Ø ), sehingga didapatkan:

2
 
 cos  
Kp   
 sin  sin(   ) 
1  
 cos  

2
 cos   
Untuk δ = 0 → Kp =    tg 2 (45  )
 1  sin   2

Untuk Ø = 30o ,δ = 15o → Kp = 4,807


δ = 10o → Kp = 4,08

CONTOH SOAL
1:4 Ø = 28o
γ = 1,75 ton/m3
6m Berapa harga Ea dan Ep ?
2m 1:5

 TEKANAN TANAH AKTIF:


96

δ = arc tg ¼ = 14,04o
Ka = 0,658 2 = 0,433
Ea = ½ · 62 · 1,75 · 0,433 = 13,64 ton/m1
Alas diagram = 6 · 1,75 · 0,433 = 4,55 ton/m2

 TEKANAN TANAH PASIF:


δ = - arc tg 1/5 = - 11,31o
Kp = 1,4032 = 1,970
Ep = ½ · 22 · 1,75 · 1,97 = 6,895 ton/m1
Alas diagram = 2 · 1,75 · 1,97 = 6,895 ton/m2

13,64 t/m1
6,895 t/m1
6,895 t/m2 4,55 t/m2

CATATAN
- Pengaruh beban, air dan kohesi pada muka tanah miring berlaku sama seperti pada
muka tanah horisontal.
1
- Tidak berlaku keadaan Kp =
Ka
- Jika Ø diperhitungkan : Ka menjadi lebih kecil
Kp menjadi lebih besar
Dalam praktek Ø sering diabaikan (struktur lebih aman).

8.5. KONDISI DALAM PRAKTEK

Pada umumnya :
 dinding tidak vertikal ( α ≠ 0 )
 selalu ada gesekan antara dinding dan tanah (Ø ≠ 0)
Dalam hitungan dianggap: α = 0 dan Ø = 0
Contoh:
97

C A

Dianggap tekanan aktif bekerja pada dinding vertikal fiktif AB dan tekanan pasif pada
bidang CD, dengan ketentuan berat tanah di atas konstruksi diperhitungkan sebagai bagian
konstruksi.

8.6. KEADAAN YANG LEBIH LENGKAP

o Dinding miring dengan sudut α terhadap vertikal.


o Muka tanah miring dengan sudut δ terhadap horisontal
o Ada gesekan dinding - tanah dengan sudut gesek: Ø
o Sudut gesek intern : Ø

B δ
δ D α

C A

2
 
 
 cos(   ) 
Ka =  sin(   1 )  sin(   ) 
 cos( 1   )  
 cos(   ) 

2
 
 
 cos(   ) 
Kp =  sin(  1 )  sin(   ) 
 cos( 1   )  
 cos(   ) 

o Nilai Ka dan Kp dapat bernilai + atau –


98

o Ep = ½ · CD2 · γ · Kp
Ea = ½ · AB2 · γ · Ka
o Diagram tekanan berupa segitiga
o Arah Ea dan Ep tidak  dinding, tetapi membentuk sudut  terhadap garis
normal.

Ea Ø

Ø
Ep

Anda mungkin juga menyukai