Anda di halaman 1dari 10

Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.

com

CARI Login
|
Sign Up
HUKUMONLINE PRO
PENCARIAN

BERITA PUSAT DATA JURNAL KLINIK EVENTS & TRAINING PRODUK & JASA Berlangganan Sekarang

BERITA
Jumat, 22 Pebruari 2019

Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu


Monopoli dan Maraknya Kolusi
Tender
Berbagai pelanggaran persaingan usaha masih sering terjadi dalam dunia
usaha. Kolusi tender merupakan laporan paling banyak diterima KPPU.
Mochamad Januar Rizki ARTIKEL POPULER
Kisah Abu Hanifah dan Sekantung Uang:
Melihat Korupsi dari Perspektif Fikih

Tantangan dan Prospek Wakaf Uang

Jalan Berliku Hukum Islam di Indonesia

Menakar Efektivitas Penerapan Tarif Batas


Atas Tiket Pesawat Jelang Mudik Lebaran

Ragam Permasalahan Konsumen Belanja


Online Jelang Lebaran

Mengenal Kembali Plaatsvervulling dalam


Hukum Kewarisan Nasional

Menyatukan Zakat dan Pajak Melalui Revisi


UU Zakat

Memahami Zakat Profesi

Ilustrator: BAS Menteri PANRB Pantau Langsung Kehadiran


ASN Pasca Cuti Bersama Lebaran

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

Praktik monopoli dan persaingan usaha BERITA TERKAIT Pemantauan Persidangan dan Potret Unfair
tidak sehat identik dengan dunia bisnis Trial di Indonesia Oleh: Siska Trisia*)
Indonesia sebelum reformasi 1998 terjadi. Wacana Pre-Merger Notifcation
Penguasaan produksi hingga rantai Menguat dalam Revisi UU Persaingan
distribusi komoditas strategis seperti Usaha

beras hingga hasil sumber daya alam PN Jaksel Kuatkan Putusan KPPU atas
hanya dimiliki segelintir pengusaha saja Anak Usaha Petronas

yang punya kedekatan dengan pemerintah Pengusaha Kritik Amandemen UU Anti


saat itu. Alhasil, permainan harga dan Monopoli, Ini Kata KPPU
produksi barang dilakukan pengusaha Pelaku Usaha Wajib Tahu! Ini Sanksi
tersebut demi keuntungan pribadi semata. KPPU atas Keterlambatan Pelaporan
Akuisisi
 
Praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ini tentunya berdampak
negatif bagi masyarakat. Secara luas, masyarakat tidak dapat menikmati
harga ekonomis dari suatu produk. Sedangkan dari sisi pelaku usaha, praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dapat menghalangi kesempatan
pihak lain untuk berusaha atau memasuki pasar.
 
Atas kondisi tersebut, berbagai pihak merasa perlu ada pengawasan
independen untuk menghindari praktik monopoli dan persaingan usaha tidak
sehat. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan mengesahkan UU No.5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat (UU Antimonopoli).
 
Aturan ini menjadi payung hukum dilarangnya praktik monopoli dan
persaingan tidak sehat yang selama ini kerap terjadi di dunia usaha nasional.
Dalam aturan tersebut juga mengamanatkan pembentukan komisi independen
yang bertugas mengawasi persaingan usaha. Komisi independen tersebut
bernama Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
 
Namun, apakah kehadiran KPPU dan UU tersebut sudah efektif mencegah
praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat saat ini? Sayangnya,
publik masih beranggapan peran KPPU sebagai wasit persaingan usaha
belum maksimal. Buktinya, berbagai pelanggaran persaingan usaha masih
terjadi seperti persoalan harga tiket pesawat, bawang putih, garam hingga
tender-tender proyek di berbagai daerah. Munculnya persoalan tersebut juga
berkaitan dengan terbatasnya kemampuan KPPU saat ini. Mulai dari minimnya
anggaran hingga ketersediaan pegawai menjadi persoalan berlarut bagi

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

lembaga ini.
 
Meski demikian, nada optimisme datang dari kepengurusan baru KPPU
periode 2018-2023. Persoalan yang ada tidak menghalangi pihaknya untuk
mengawasi persaingan usaha. Terlebih lagi, arah Revisi UULPMPUT lebih
memperkuat kewenangan KPPU. Optimisme ini tergambar dalam wawancara
khusus antara hukumonline dengan Ketua KPPU, Kurnia Toha, di kantornya,
Senin (9/2). Berikut petikan wawancaranya:
 
Dunia usaha semakin kompleks saat ini, bagaimana Anda melihatnya dalam
perspektif persaingan usaha?
Persaingan usaha tidak bisa dihindarkan lagi dan prinsip-prinsipnya sudah
harus ada dalam sehari-hari. Dalam bisnis, harus yakin persaingan ini
membawa kebajikan karena berdampak terhadap penekanan harga dan
efesiensi biaya-biaya yang tidak perlu.
 
Banyak perusahaan nasional sudah kalah bersaing dari Cina dan Vietnam.
Bayangkan saja, beras dan bawang putih saja Indonesia kalah bersaing. Ini
harus jadi perhatian. Sedih kalau perusahaan nasional kalah bersaing dengan
asing. Artinya, perusahaan nasional itu bangkrut dan banyak tenaga kerja
harus berhenti sehingga berefek pada kesejahteraan masyarakat.
 
Artinya, persaingan usaha itu merupakan sesuatu yang positif dan tidak bisa
ditawar lagi. Pemerintah tidak bisa melakukan proteksi terus menerus karena
akan berhadapan dengan  World Trade Organization (WTO) apabila dianggap
tidak membuka diri.
 
Apa ini artinya, dunia usaha nasional masih kental dengan praktik monopoli
dan melanggar hukum persaingan usaha?
Tentu bukan khas Indonesia saja, sebab negara lain juga terjadi kartel, praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat lainnya. Monopoli tidak dilarang
tapi jangan disalahgunakan. Sedangkan karetl itu terjadi pada pasar yang
oligopoli. Di Indonesia ini masih banyak industri yang oligopoli bahkan
duopoli. Misalnya, industri penerbangan. Masih banyak rute-rute dan jam
penerbangan tertentu dikuasai satu-dua maskapai saja. Sehingga, mau
enggak mau rakyat pakai itu karena tidak ada pilihan lain.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

 
Apa ada temuan pelanggaran persaingan usaha pada sektor penerbangan?
Kami sedang teliti itu. Kami tidak mau gampang menilai ini salah padahal
salahnya bukan pada pelaku usahanya. Bisa jadi kondisi tersebut terjadi
karena kebijakan negara. Sehingga, intervensi negara harus diperlukan untuk
pembukaan pasar atau mengatur perusahaan-perusahaan yang berada pada
posisi monopoli dan duopoli agar tidak menyalahgunakan posisinya.
Tentunya, negara ini juga belum ideal dalam persaingan usaha karena perilaku
pelaku usahanya maupun ketidaktepatan kebijakan pemerintah.
 

 
Apa yang menyebabkan pelaku usaha cenderung melakukan pelanggaran
persaingan usaha?
Perilaku persaingan usaha tidak sehat ini bisa juga disebabkan dari
kelemahan lembaga yang mengawasi. Tapi, sebelum ada KPPU malah
pelanggaran lebih marak karena hanya industri dan orang-orang tertentu yang
bisa mendapatkan privilage.
 
KPPU ini disayang tapi enggak mendapat support. Denda maksimum Rp 25
miliar terlampau kecil sehingga enggak buat orang jera. Kemudian, KPPU juga
tidak punya kewenangan menyita dan menggeledah. Coba lihat negara lain

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

seperti Singapura, Australia dan Jepang yang lembaga serupa KPPU-nya


bahkan bisa menangkap orang untuk dapatkan bukti pelanggaran.
 
Sedangkan, KPPU ini lebih mengandalkan laporan masyarakat atau saksi ahli
pada pengumpulan bukti-buktinya. KPPU enggak punya kewenangan menyita
tapi orang-orang bilang sudah powerfull. Menurut saya, kekuasaan paling
besar itu pada daya paksa yang tidak dipunya KPPU. Kewenangan KPPU
hanya bisa menyelidiki, menuntut dan mengadili. Ini bukan khas KPPU.
Beberapa negara KPPU bisa menggeledah, menyit dan menangkap orang.
 
Terus terang, saya malu saat berdiskusi di luar negeri mengenai kewenangan
KPPU ini. Saya pernah ditanya orang World Bank bagaimana KPPU bisa
membuktikan orang itu bersalah kalau tidak punya kewenangan itu. Negara ini
perlu KPPU yang kuat untuk mengawasi demokrasi ekonomi. Sebab, kalau
persaingan usaha itu sehat bisa buat negara menjadi maju dan rakyat
sejahtera. 
 

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

 
Menurut Anda, sektor apa yang paling rentan terjadi pelanggaran persaingan
usaha?
Kami sudah tetapkan berapa prioritas sejak awal. Pertama yaitu komoditas
pangan seperti beras, jagung, garam, gula. Kemudian, sektor properti juga
kami awasi karena asumsinya harga properti ini sangat mahal dan harganya
hampir-hampir mirip. Kami sedang kaji apakah ada persaingan usaha tidak
sehat di itu.
 
Selain itu, kami juga memantau sektor kesehatan seperti harga obat-obatan
dan biaya rumah sakit. Kami juga awasi digital transportasi, digital ekonomi
dan fnance service . Kami juga telah bentuk direktorat ekonomi untuk
menginvestigasi sektor-sektor tersebut. Kami ingin memiliki hasil data
pemeriksaan yang kuat sehingga bisa dipertahankan saat berhadapan dengan

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

semua pihak. Selain itu, berdasarkan laporan masyarakat, sejak awal KPPU
berdiri, kolusi tender paling sering kami terima.
 
Anda katakan kondisi monopoli dan persaingan usaha tidak sehat bisa muncul
dari kebijakan pemerintah. Bisa dijelaskan kebijakan seperti apa?
Saat menjadi majelis, saya pernah membebaskan perusahaan yang tidak
melapor kegiatan akusisi sebuah pabrik padahal sudah terlambat 200 hari.
Mereka kami tegur karena enggak lapor. Tapi saat kami periksa ternyata dia
enggak lapor karena kegiatan akuisisnya tersebut merupakan kewajiban dari
kebijakan pemerintah berupa peraturan menteri yang mengharuskan setiap
perusahaan industri tersebut memiliki pabrik.
 
Jadi, mereka saya bebaskan langsung karena sebenarnya mereka
menjalankan kebijakan negara. Permasalahan sebenarnya bukan karena
mereka yang enggak lapor, tapi karena kebijakan pemerintah tersebut.
 
Lalu, kami juga pernah peringati sebuah asosiasi yang mengumpulkan data
produksi perusahaan. Kami beranggapan pengumpulan data tersebut dapat
dimanfaatkan untuk kartel. Tapi, setelah kami periksa ternyata mereka
mengumpulkan data tersebut karena peraturan menteri terkait. Sehingga, kami
menilai seharusnya melakukan advokasi peraturan kepada pemerintah bukan
menghukum pelaku usahanya.
 
Bagaimana kesadaran pelaku usaha mengenai hukum persaingan usaha.
Sebab, tidak jarang pelanggaran terjadi karena ketidaktahuan pelaku usaha
tersebut mengenai aturan ini?
Memang, 18 tahun sejak adanya UU Persaingan Usaha ini sudah agak lama
memberi pemahaman kepada pelaku usaha. Kami juga telah mengadakan
berbagai pertemuan dengan pelaku usaha mengenai kebijakan KPPU. Tapi,
dalam beberapa kali pertemuan yang datang hanya staf padahal yang kami
inginkan board of director-nya langsung. Kami tersinggung juga. 
 
Kami juga sudah bertemu dengan perusahaan-perusahaan yang listing di
pasar modal. Kami sampaikan ke mereka kenapa enggak melaporkan kegiatan
akuisis dan mergernya. Kalau enggak lapor ini ada sanksi Rp 1 miliar per hari.
Untuk itu, kami juga pikirkan mencari cara paling canggih agar pengetahuan
tentang hukum persaingan usaha ini dapat disosialisasikan.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

 
Bagaimana sikap KPPU mengenai isi RUU Persaingan Usaha?
Kami penting untuk mengingatkan beberapa ketentuan UU ini sudah cacat dari
lahir. Penyusunan UU ini banyak melibatkan ahli dari luar negeri sehingga isi
aturannya enggak sesuai dengan maunya Indonesia. Tanda tanya saya, UU ini
isinya kemauan konsultan luar negeri bukan orang Indonesia.
 
Akibatnya, isi UU ini Indonesia enggak punya kewenangan ekstrateritorial.
Padahal, bisa jadi perusahaan berada di negara lain tapi kegiatan usahanya
bisa berdampak terhadap perekonomian di Indonesia. KPPU di negara lain
sudah mengatur kewenangan ini. Indonesia sudah tertinggal, sehingga kami
enggak bisa buat apa-apa kalau ada aksi merger dan akuisis perusahaan di
luar negeri.
 
Kemudian, kami juga ingin penerapan post-merger notifcation dalam
pelaporan. Tadinya, Thailand yang bikin UU bareng Indonesia menganut post-
merger notifcation tapi sekarang sudah tidak. Sehingga, hampir semua
negara dan saya belum pernah menemukan negara menganut post-merger
notifcation. Hanya Indonesia.
 
Kami ingin pelaporan dilakukan duluan sebelum kegiatan merger. Karena
kalau KPPU temukan merger tersebut melanggar persaingan usaha bisa kami
bubarkan. Apa mau pelaku usaha take a risk itu? Kebijakan post-merger ini
bukan meniru tapi dilihat dari manfaatnya.
 
Terkait sanksi denda bagaimana?
Soal denda, saat ini maksimum denda Rp 25 miliar sangat ringan. Bisa saja
perusahaan global raksasa seperti Google, Amazon, Alibaba acak-acak dunia
usaha Indonesia tapi dendanya hanya Rp 25 miliar. Itu kekecilan.
 
Permasalahan status dan gaji karyawan KPPU juga dianggap masih tidak
sesuai dengan tanggung jawab. Apa masukkan Anda mengenai hal tersebut?
Status karyawan KPPU ini pengangkatannya berdasarkan SK dari ketua.
Sehingga, KPPU ini menjadi lembaga independen. Seharusnya, beri
kewenangan pada kami dalam menentukan gajinya sendiri. Sekarang, gaji dan

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

statusnya masih enggak jelas dan lebih rendah dari ASN.


 
Bayangkan, kami harus awasi sekitar 1 juta perusahaan dalam negeri plus luar
negeri tapi tenaga penyidik kami hanya 18 orang dengan anggaran Rp 6-8
miliar untuk se-Indonesia. Kami juga diamanahkan mengawasi 60 juta
hubungan usaha kemitraan tapi tenaganya hanya 14 orang dengan anggaran
Rp 2,5 miliar. Saya sampaikan kalau kayak gini situasinya berarti hanya main-
main KPPU ini. Sama saja, kami dikasih kewenangan tapi enggak dikasih
senjatanya.
 
Apa Anda optimistis dengan hasil RUU Persaingan Usaha ini?
Tentu optimistis. Pembahasan RUU ini juga sudah selesai di tingkat
pemerintah dan DPR. Semua pihak sudah sepakat dengan isi RUU tersebut.
Sehingga, saya kira tidak lama lagi seharusnya sudah disahkan. Adanya
amandemen RUU dapat memperkuat kewenangan KPPU dan menutup
kelemahan selama ini. Semangat perbaikan itu sudah ada.
 

PERATURAN TERKAIT KLINIK TERKAIT


Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Aturan tentang Usaha Peternakan Burung
Usaha Nomor 1 Tahun 2019 Walet

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Ketentuan Pendaftaran Waralaba / Franchise


Usaha Nomor 2 Tahun 2018

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2018 Pidana Bagi Mantan Karyawan yang
Membocorkan Rahasia Dagang . .

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Siapa yang Berwenang Menangani Perkara


Usaha Nomor 1 Tahun 2017 Kemitraan Usaha?

Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Saat Hapusnya Tanggung Jawab Terbatas


Usaha Nomor 4 Tahun 2016 Pemegang Saham

TANGGAPAN
Belum ada tanggapan

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]
Blak-blakan Ketua KPPU Soal Isu Monopoli dan Maraknya Kolusi Tender - hukumonline.com

Kirim Tanggapan Disclaimer Comment


Captcha belum diisi / expired / tidak valid. Seluruh judul dan isi tanggapan adalah
tanggung jawab masing-masing penulis
NAMA tanggapan. Redaksi hukumonline berhak
untuk menayangkan atau tidak
menayangkan tanggapan dengan
EMAIL mempertimbangkan kepatutan serta
norma-norma yang berlaku.

JUDUL

TANGGAPAN

Kirim

Perusahaan   Group
Tentang Kami Berita Easybiz.id
Redaksi Pusat Data Justika.com

AD Premier 9th Floor Jl.TB Simatupang Pedoman Media Siber Klinik

No.5 Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Kode Etik Events & Training Social Media
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kebijakan Privasi Produk & Jasa
Bantuan dan FAQ
Telp : 62-21 2270 8910 Karir
Fax : 62-21 2270 8909 Feed 
[email protected]
[email protected]
[email protected]

© Copyright 2000 - 2019 PT. Justika Siar Publika. All rights reserved.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5c6fd4b353fcd/blak-blakan-ketua-kppu-soal-isu-monopoli-dan-maraknya-kolusi-tender/[11/06/2019 9:59:05]

Anda mungkin juga menyukai