Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KEDUDUKAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA REPUBLIK INDONESIA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. Yunita Priandini
2. Nurlaini
3. Sofiana Umul
4. Annisa Nifu
5. Ayub Umbu Zasa
6. Sriyanti Patingka
7. Budiman Ahmad
8. Beniko R.M.Bukang
9.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

TAHUN 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i

1
Daftar isi........................................................................................................ ii

Kata Pengantar.............................................................................................. 1

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 2

I.I Latar Belakang................................................................................. 2

I.II Rumusan Masalah.......................................................................... 2

I.III Tujuan Penulisan........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

II.I Pengertian Pancasila...................................................................... 3


II.II Fungsi dan Kedudukan Pancasila.................................................5
II.III Pemban........................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 13
III.I Kesimpulan................................................................................. 13
III.II Saran.......................................................................................... 14
DAFTAR PUSAKA.................................................................................... 15

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Kedudukan Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” ini dengan baik dan lancar. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar
mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Kami berterimakasih kepada Bapak Markus Taek, MM selaku dosen mata


kuliah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Terselesainya makalah ini
tentu tidak lepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu, kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam pembuatan
serta penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,


kritik dan saran yang bersifat membangun tentu sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi rekan-rekan dalam memahami kedudukan Pancasila
di lingkup bangsa dan negara serta bagi para pembaca pada umumnya. Terima
kasih.

Kupang, 20 Desember 2016

Penulis

1
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kedudukan dan fungsi pancasila sangat penting karena segala tingkah


laku dan tindakan warga negara Indonesia di atur oleh Pancasila
sebagai pemersatu bangsa. Sebagai warga Indonesia kita harus paham
makna-makna Pancasila, fungsi-fungsi Pancasila dan tindakan yang
mencerminkan nilai Pancasila. Pancasila sendiri merupakan rangkaian
kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam
pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing
sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.
Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila
adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara. Dengan
kita menganut dari makna yang terkandung dalam Pancasila kehidupan
bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang bermoral tinggi,
berkeadilan dan persatuan bangsa akan terjaga. Di dalamnya terdapat
isi dan arti yaitu unsur-unsur pembentuk Pancasila berisi tentang
pentunjuk berperilaku sehari-hari dan juga mengatur dari hukum yang berlaku
di negara Indonesia.

I.II Rumusan Masalah


1. Apa saja kedudukan Pancasila bagi Negara Indonesia?
2. Bagaimana peranan Pancasila dalam bidang Politik, Ekonomi, dan
Sosial?
3. Bagaimana peran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa?

I.III Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui kedudukan Pancasila bagi Negara Indonesia.

2
2. Mengetahui peran Pancasila dalam bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial.
3. Mengetahui peran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

II.I Kedudukan Pancasila bagi Negara Indonesia


Terdapat berbagai macam pengertian kedudukan dan fungsi Pancasila yang
masing-masing harus dipahami sesuai dengan konteksnya.
Adapun beberapa kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia
Jatidiri adalah suatu kualitas yang menentukan suatu individu atau entitas,
sedemikian rupa sehingga diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan
individu atau entitas yang lain.
Pancasila sebagai pembentuk karakter bangsa yang bersifat integralistik
bukan berasal dari luar tetapi dari budaya bangsa indonesia sendiri yang kemudian
terkristalisasi sebagai Ideologi Pancasila yang merupakan jatidiri bangsa yang
membedakan dengan bangsa lain.
Dengan memiliki Pancasila sebagai jatidiri bangsa dan menerapkan secara
konsisten, bangsa indonesia tidak akan mudah terombang-ambing oleh gejolak
yang menerpanya. Ia memiliki harga diri, dan kepercayaan diri, sehingga tidak
mudah tergiur oleh rayuan yang menyesatkan. Dari uraian tersebut jelas bahwa
jatidiri sangat diperlukan bagi bangsa dalam mencapai sukses dalam membawa
dirinya.
Yang dimaksud jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang
didalam masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama, berisi konsep, prinsip,
dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan statis,
ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa yang bersangkutan
dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya.
Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia mengandung arti bahwa
Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak ditemukan pada bangsa
lain. Oleh karena itu bangsa Indonesia berkewajiban mempertahankan kemurnian
Pancasila ditengah gencarnya arus globalisasi. Selain itu, Pancasila tidak hanya

3
dijadikan pedoman bangsa, namun harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,
agar tetap tegak berdiri dalam wadah NKRI
2. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila merupakan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Pada
pembahasan kali ini, kita akan berusaha mempelajari bagaimanakah peran
Pancasila sebagai ideologi bangsa serta negara yang dapat memunculkan suatu
interpretasi baru untuk tumbuh dan berkembang, membentuk peraturan intelektual
bagi kehidupan masyarakat Indonesia, dan masih banyak lagi peran Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai awalan, banyak yang
menyebutkan bahwa ideologi Pancasila dapat membuka jalan bagi lahirnya
interpretasi baru dan hal ini benar adanya.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa mereka yang melahirkan ideologi
ini dulu secara jujur mengakui keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka untuk
mampu memberikan pengertian dan analisa final yang dapat secara terus menerus.
Mereka tampaknya mengakui bahwa visi mereka tak mampu menjangkau
perkembangan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Dengan memberikan
peluang tersebut, berarti mereka memberikan kesempatan bagi generasi baru
untuk memperbaiki atau menyempurnakannya, karena ideologi dituntut harus
mempunyai fleksibilitas yaitu membuka dirinya untuk diinterpretasikan kembali
dari waktu ke waktu sesuai dengan proses perkembangan dan kemajuan
masyarakat.
3. Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat
atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Grondslag) dari negara, ideologi
negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar
nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain
Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan
sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara
Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta
pemerintahan negara.

Dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu


adalah sumber dari segala sumber hukum yang antara lain sumber hukum formal,

4
undang-undang, kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan
hukum.

4. Pancasila sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia


Bagi bangsa Indonesia adanya kesatuan asas kerokhanian, kesatuan
pandangan hidup, kesatuan ideologi adalah sangat penting dan bersifat sentral,
karena suatu bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui ke arah mana
tujuan bangsa itu ingin dicapai maka bangsa itu harus memiliki satu pandangan
hidup, ideologi maupun satu asas kerokhanian.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dengan
sendirinya memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda pula.
Namun demikian bahwa perbedaan itu harus disadari sebagai sesuatu yang
memang senantiasa ada pada setiap manusia (suku bangsa) sebagai makhluk
pribadi, dan dalam masalah ini bersifat biasa. Namun demikian dengan adanya
kesatuan asas kerokhanian yang kita miliki, maka perbedaan itu harus dibina ke
arah suatu kerjasama dalam memperoleh kebahagiaan bersama. Maka disinilah
letak fungsi dan kedudukan asas kerokhanian Pancasila sebagai asas persatuan,
kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia. Dalam masalah ini maka
membina, membangkitkan, memperkuat dan mengembangkan persatuan dalam
suatu pertalian kebangsaan menjadi sangat penting artinya, sehingga persatuan
dan kesatuan tidak hanya bersifat statis namun harus bersifat dinamis. Perbedaan-
perbedaan itu tidaklah mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
karena memiliki daya penarik ke arah kerjasama yang saling dapat diketemukan
dalam suatu perpaduan dan sintesa yang memperkaya masyarakat sebagai suatu
bangsa.
Pancasila sebagai dasar filsafat hidup bangsa sekaligus berfungsi
sebagai pemersatu bangsa Indonesia, yang dalam penghayatan Pancasila
merupakan penghayatan material, kemudian diwujudkan dalam pengamalan
subjektif Pancasila.

5
II.II peran Pancasila dalam bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial.

1. Peran Pancasila dalam Kehidupan Politik

Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau
pelaku politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia
maka politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus
mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai
pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan dan sistem politik harus berdasarkan pada asas-asas moral daripada
sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik
Indonesia dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral
persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.

2. Peran Pancasila dalam Kehidupan Ekonomi


Sesuai dengan paradigma pancasila dalam kehidupan ekonomi, khususnya
dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan pembangunan ekonomi berpijak
pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus
mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan. Sistem ekonomi
yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan menghasilkan sistem
ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat
manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk
tuhan.
Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi
liberal yang hanya menguntungkan individu-individu tanpa perhatian pada
manusia lain. Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem ekonomi
dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu. Pancasila
bertolak dari manusia sebagai totalitas dan manusia sebagai subjek. Oleh karena
itu, sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan
ekonomi yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem

6
ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan yang
berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi Indonesia juga tidak dapat dipisahkan
dari nilai-nilai moral kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk
persaingan bebas, monopoli dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan
penindasan, ketidakadilan, penderitaan, dan kesengsaraan warga negara. Pancasila
sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada Sila Keempat
Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu pada pembangunan
Sistem Ekonomi Indonesia. Dengan demikian subjudul ini menunjuk pada
pembangunan Ekonomi Kerakyatan atau pembangunan Demokrasi Ekonomi atau
pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia atau Sistem Ekonomi Pancasila.
Dalam Ekonomi Kerakyatan, politik atau kebijakan ekonomi harus untuk
sebesarbesar kemakmuran/kesejahteraan rakyat yang harus mampu mewujudkan
perekonomian nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh warga masyarakat
(tidak lagi yang seperti selama Orde Baru yang telah berpihak pada ekonomi
besar/konglomerat). Politik Ekonomi Kerakyatan yang lebih memberikan
kesempatan, dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup
koperasi, usaha kecil, dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan
ekonomi nasional.

3. Peran Pancasila dalam Kehidupan Sosial


Dalam aspek sosial, khususnya dalam aspek pengembangan sosial budaya
hendaknya didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Pancasila mendasarkan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhlukyang berbudaya.
Pancasila juga merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasi dalam
bidang sosial budaya.
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh
karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan beradab.
Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-manusia biadab, kejam,

7
brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita menjadi manusia
adil dan beradab.
Manusia tidak cukup sebagai manusia secara fisik, tetapi harus mampu
meningkatkan derajat kemanusiaannya. Manusia harus dapat mengembangkan
dirinya dari tingkat homo
menjadi human. Berdasarkan sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial
budaya dikembangkan atas dasar penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-
budaya yang beragam di seluruh wilayah Nusantara menuju pada tercapainya rasa
persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial
berbagai kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan
diterima sebagai warga bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya
tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan, diskriminasi, dan ketidakadilan
sosial. Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma
pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya perlu
diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti yang
terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa dan hak
asasi individu secara berimbang (Sila Kedua). Hak budaya komuniti dapat sebagai
perantara atau penghubung atau penengah antara hak negara dan hak asasi
individu. Paradigma ini dapat mengatasi sistem perencanaan yang sentralistik dan
yang mengabaikan kemajemukan masyarakat dan keanekaragaman kebudayaan
Indonesia.
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria
sebagai puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi
kebudayaan - kebudayaan di daerah:
(1.) Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial
dan komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
(2.) Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga
negara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan,
maupun golongannya;
(3.) Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai
satu bangsa yang berdaulat;

8
(4.) Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
mendahulukan kepentingan perorangan;
(5.) Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

II.III Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

Contoh Penerapan Nilai Pengembangan Pancasila dalam Kehidupan


Berbangsa adalah sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa :

a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan YME,

b. Masing-masing atas dasar kemanusiaan yang beradab,

c. Membina adanya kerjasama dan toleransi antara sesama pemeluk agama dan
penganut kepercayaan kepada Tuhan YME.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab :

a. Tidak saling membedakan warna kulit,

b. Saling menghormati dengan bangsa lain,

c. Saling bekerja sama dengan bangsa lain,

d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3) Persatuan Indonesia :

9
a. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan,

b. Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau


golongan,

c. Bangga berkebangsaan Indonesia,

d. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan :

a. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama,
b. Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik,
c. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia :

a. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-hari dan
kehidupan bernegara.

b. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan
dan penuh kegotong royongan.

BAB III
PENUTUP

10
III.I Kesimpulan
Jika dilihat dari garis sebuah proses, hubungan pendidikan dengan
pembangunan merupakan suatu garis yang terletak bersambung yang saling
mengisi. Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula-mula
membangun manusianya selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh
pendidikan itu menjadi sumber daya pembangunan. Pembangunan yang
dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran
lingkungan sosial yaitu diri manusia itu sendiri.
Titik temu antara pendidikan dan pembangunan ialah jika manusia
memilki jiwa pembangunan sebagai hasil dari pendidikan, maka diharapkan
lingkungannya akan terbangun dengan baik. Pendidikan menghasilkan
sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan
dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan
seterusnya). Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan
pembangunan merupakan usaha keluar dari diri manusia.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari
segi :
o Segi sasarannya.
o Lingkungan pendidikan.
o Jenjang pendidikan dan sektor kehidupan.
Secara khusus sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah
pembangunan atas penyempurnaan sistem pendidikan itu sendiri.
Pembangunan sistem pendidikan nasional diperlukan sebagai usaha
untuk memenuhi kriteria “kualitas manusia” yang terus berubah sesuai
dengan tuntutan masyarakat yang berkembang. Wujud dari pembangunan
sistem pendidikan nasional ini terdapat pada aspek filosofi dan keilmuan,
aspek yuridis atau perundang-undangan, aspek struktur, dan aspek
kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, dan orientasi.

III.II Saran

11
 Senantiasa diperlukan adanya perubahan pola pikir dalam memahami
arti pembangunan yang sebenarnya dalam konteks kehidupan
bermasyarakat.
 Senantiasa mampu meningkatan mutu sumber daya manusianya lewat
pendidikan yang lebih maju agar pembangunan negara bisa lebih maju
pula.
 Senantiasa meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh negara
dengan memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap.
 Senantiasa mau dan mampu melakukan pembangunan atas pendidikan
yang didapatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :
http://dynazar.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pengantar-pendidikan-
pendidikan.html
http://nirmalasari23.blogspot.co.id/2016/05/esensi-pendidikan-dan-pembangunan-
serta.html
http://opan-rachman.blogspot.co.id/p/pengantar-pendidikan.html?m=0
http://makalahbukanmasalah.blogspot.co.id/2015/09/esensi-pendidikan-dan-
pembangunan-serta.html?m=0
https://mocoe.wordpress.com/2009/05/26/pendidikan-dan-pembangunan/

13

Anda mungkin juga menyukai