Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian
yang berjudul Pengembangan Model Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan Tambang Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Miskin Tapanuli Selatan Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu kewajiban dosen dalam melaksanakan rangkaian tugas tridharma
perguruan tinggi. Penelitian yang tergolong dalam skim Penelitian Hibah Bersaing
ini didanai dari DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2015.
Banyak pihak yang memberi andil dalam proses penelitia ini, maka dalam
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, peneliti menghaturkan rasa hormat
dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dirjen Dikti yang telah membuka
kesempatan dan menganggarkan dana untuk penelitian ini, Rektor Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah memberi arahan dan bimbingan, Ketua
Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat UMSU yang telah memberi
pelatihan dan kesempatan, Dekan Fisip UMSU yang memberi dukungan dan
motivasi, Pemkab Tapsel yang bersedia menjadi mitra, dan semua responden dan
narasumber yang sudah bersedia diwawancarai.
Peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu peneliti tetap mengharapkan saran dan kritik membangun
demi kesempurnaan penelitian berikutnya. Akhirnya peneliti berharap semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat.
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ................................................................................................. i
PRAKATA ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
A. CSR dan Ruang Lingkupnya ......................................................... 5
B. TeoriTerkait CSR dan Hasil Penelitian Sebelumnya .................... 7
C. Pemberdayaan Masyarakat dan Tahapan Pemberdayaan.............. 8
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................................. 10
A. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
B. Manfaat Penelitian......................................................................... 10
C. Urgensi Penelitian............................................................................ 10
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 12
A. Pendekatan Penelitian ................................................................... 12
B. Analisis Fishbone dan Roadmap Penelitian .................................. 12
B.1 Analisis Fishbone ................................................................... 12
B.2 Roadmap Penelitian............................................................... 12
C. Bagan Alir Penelitian .................................................................... 13
D. Lokasi Penelitian ........................................................................... 14
E. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 14
F. Informan Penelitian ....................................................................... 14
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 14
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 15
I. Hasil yang Diharapkan (Luaran) dan Desain Praktikum I dan II .......... 16
J. Jadwal dan Indikator Capaian ....................................................... 16
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 17
A. Diskripsi Singkat Objek dan Lokasi Penelitian ............................ 17
B. Identitas Responden dan Narasumber ........................................... 20
C. Upaya Pengembangan Model CSR PT Agincourt Resources ....... 21
C.1. Analisis Tabel Tunggal Terkait Informasi
Kegiatan CSR PT Agincourt Resources........................................ 21
C.2. Analisis Tabel Tunggal Terkait Pengembangan
Model CSR PT Agincourt Resources ........................................... 24
C.3. Analisis Tabel Tunggal Terkait Model Baru
CSR PT Agincourt Resources ....................................................... 27
C.4. Analisis Kualitatif Terkait Model Baru
CSR PT Agincourt Resources dalam
Upaya Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Tapsel .................... 33
D. Model Baru CSR PT Agincourt Resources ................................... 38
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ..................................... 41
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 42
A. Kesimpulan.................................................................................... 42
B. Saran .............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel V.15 Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pengelola Program CSR
PT Agincourt Resources Memiliki Kantor Sendiri atau
Bukan di Dalam Area Tambang................................................... 29
Tabel V.16 Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pihak PT Agincourt Resources
Memberikan Anggaran Dana Kepada Lembaga Khusus/Independen
yang Dibentuk untuk Melaksanakan Kegiatan CSR...................... 29
Tabel V.18 Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan kepada Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat
Miskin di Tapanuli Selatan................................................................. 30
Tabel V.19 Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan kepada Kegiatan Pelatihan Agar Masyarakat
Miskin di Tapanuli Selatan Memiliki Keterampilan......................... 31
Tabel V.20 Distribusi Responden terkait Yakin Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Dikelola Lembaga Khusus/Independen,
Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Tapanuli Selatan
Bisa Lebih Efektif................................................................................ 31
Tabel V.21 Distribusi Responden terkait Yakin Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan Pada Kegiatan Penguatan Ekonomi dan Pelatihan,
Maka Masyarakat Miskin di Tapsel Bisa Lebih Berdaya..................... 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
Dana CSR tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan seperti sosialisasi
kegiatan explorasi pertambangan, memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
berbagai aspek misalnya bantuan kesehatan, pelatihan-pelatihan, peralatan
kedokteran untuk Puskesmas Batangtoru, bantuan pendidikan, bantuan infrastruktur,
dan donasi bagi korban bencana alam.
Secara umum tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) bisa diartikan sebagai kewajiban perusahaan dalam
meningkatkan kesejahteraan, memberdayakan masyarakat, menjaga lingkungan
sosial, dan lingkungan alam di sekitar lokasi perusahaan. Hakikat lain dari CSR itu
perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap pihak-pihak lain seperti
karyawan, supplier, konsumen, komunitas setempat, masyarakat secara luas,
pemerintah, dan kelompok-kelompok lainnya.
Dalam perkembangannya, ada 4 (empat) perundang-undangan yang mengatur
tentang CSR, yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dengan ketentuan ini, hampir semua perusahaan, baik yang bergerak di
bidang perkebunan, jasa telekomunikasi, pertambangan, dan pengelolaan sumber
daya alam lainnya tak akan luput dari kewajiban melaksanakan kegiatan CSR.
Sebab, jika tidak melaksanakan CSR, maka sesuai ketentuan yang ada sejumlah
sanksi akan dikenakan kepada perusahaan.
Kegiatan CSR yang dilaksanakan PT AR tersebut seyogyanya sudah bisa
memberdayakan masyarakat Tapanuli Selatan, khususnya masyarakat yang
tergolong miskin. Tapi, pada kenyataannya hal tersebut belum terwujud, sebab angka
kemiskinan di Tapsel masih tinggi dibanding daerah tingkat dua lainnya di Sumatera
Utara. Bahkan di Kecamatan Batangtoru sendiri, lokasi dimana perusahaan
pertambangan emas itu beroperasi masih ada sekitar 7.019 penduduk yang tergolong
miskin.
Fakta lainnya juga bisa dilihat dari perkembangan daerah (Kecamatan
Batangtoru dan sekitarnya) yang belum berbeda jauh dengan kondisi sebelum
kehadiran perusahaan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa saat ini pertambahan
2
bangunan-bangunan baru belum banyak, pertumbuhan sentra ekonomi belum sesuai
harapan dan juga minimnya perbaikan fasilitas lainnya. Hal ini bisa diartikan bahwa
kegiatan CSR yang dilakukan PT AR masih harus dimaksimalkan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan atau pemberdayaan masyarakat Batangtoru dan Tapanuli
Selatan pada umumnya.
Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2012 yang
menemukan bahwa kegiatan CSR PT AR terhadap masyarakat dinilai belum optimal
karena lebih bersifat pemberian bantuan, bukan dalam konteks pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan CSR tersebut belum bisa membawa masyarakat ke tahap yang
dinamakan berdaya atau mandiri (Arifin dan Lutfi; 2012).
Melihat kenyataan ini, tentu saja tidak bisa disalahkan jika ada asumsi yang
menyebutkan bahwa pelaksanaan CSR perusahaan tersebut belum maksimal dalam
upaya pemberdayaan masyarakat miskin. Karena itu, dianggap perlu dan mendesak
agar pengelolaan dana CSR tersebut dioptimalkan. Ini semata-mata agar dana yang
jumlahnya tidak sedikit itu benar-benar tepat sasaran dan bisa mengentaskan
kemiskinan dan memberdayakan masyarakat.
Hal ini juga sangat penting mengingat PT AR ini sudah memasuki tahapan
ekploitasi (produksi) dengan kapasitas produksi 6 ton emas per tahun dan perak 60,7
ton per tahun. Tahapan eksploitasi akan berlangsung hingga 10 tahun ke depan. Dari
kapasitas produksi 6 ton per tahun, akan dihasilkan emas senilai Rp 3 triliun
dipotong biaya investasi dan produksi. Bila produksi stabil hingga 10 tahun dan
ditambah peraknya, nilainya mencapai Rp36 triliun. Nilai tersebut dihasilkan dari
perhitungan harga emas batangan dengan asumsi Rp500 ribu per gram (Sumut Pos,
16 September 2011).
Nilai uang yang dihasilkan tambang emas tersebut tentu saja
mencengangkan. Apalagi jika dibandingkan dengan APBD Kabupaten Tapanuli
Selatan tahun 2013 yang tidak mencapai Rp800 miliar. Di sisi lain, APBD Sumut
tahun 2014 sekitar Rp8,4 triliun.
Berangkat dari latar belakang di atas, maka dianggap perlu untuk melakukan
penelitian lanjutan untuk mengembangkan model CSR perusahaan pertambangan
emas PT AR untuk pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan. Hal ini
didasari karena ternyata pelaksanaan CSR yang dilakukan selama ini belum
3
maksimal memberdayakan masyarakat miskin, jadi perlu adanya model baru dari
kegiatan CSR tersebut.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan model corporate social responsibility (CSR)
perusahaan pertambangan emas Agincourt Resources dalam pemberdayaan
masyarakat miskin di Tapanuli Selatan Sumatera Utara?
2. Bagaimana model CSR yang cocok diterapkan perusahaan pertambangan
emas Agincourt Resources dalam pemberdayaan masyarakat miskin di
Tapanuli Selatan Sumatera Utara?
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
menyatakan bahwa mereka tidak memiliki tanggungjawab terhadap keadaan
ekonomi, lingkungan maupun sosialnya;
2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan (sustainability) perusahaan
atau korporasi sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholder-nya dan bukan
hanya shareholders-nya. Para stakeholders ini, terdiri dari shareholders,
konsumen, pemasok, klien, customer, karyawan dan keluarganya,
masyarakat sejitar dan mereka yang terliobat baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan perusahaan (the local cimmunity and society at large);
3. Melaksanakan CSR berati juga melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari
perusahaan atau korporasi, sebagai wadah untuk memperoleh keuntungan
melui usaha yang dijalankan dan atau dikelola olehnya. Jadi ini berarti CSR
adalah bagian terintegrasi dari kegiatan usaha (bussiness), sehingga CSR
berarti juga menjalankan perusahaan atau korporasi untuk memperoleh
keuntungan.
6
B. Teori Terkait CSR dan Hasil Penelitian Sebelumnya
7
Penerapan CSR di bidang pemeliharaan lingkungan belum dianggap
maksimal. Sosialisasi pihak perusahaan dalam hal penanganan lingkungan belum
sesuai harapan. Bahkan penerapan CSR dalam hal pemeliharaan lingkungan masih
layak dipertanyakan, sebab yang dilakukan perusahaan baru sebatas membangun
bronjong di beberapa pinggiran sungai Aek Pahu yang ada di Batangtoru.
8
Tahap 1. Seleksi lokasi
Tahap 2. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Tahap 3. Proses pemberdayaan masyarakat, yang dibagi ke dalam beberapa
kegiatan:
• Kajian keadaan pedesaan partisipatif
• Pengembangan kelompok
• Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan
• Monitoring dan evaluasi partisipatif
Seleksi lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga,
pihak-pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar tujuan lembaga
dalam pemberdayaan masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan
sebaik mungkin. Sedangkan sosialisasi pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk
menciptakan komunikasi serta dialog dengan masyarakat. Sosialisasi ini membantu
untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang program.
Proses sosialisasi sangat menetukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan
terlibat dalam program.
Proses pemberdayaaan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya
lainnya yang diyakini bisa lebih efektif mewujudkan masyarakat yang berdaya.
Menurut Ife dan Tegoriero (2008), setidaknya ada enam dimensi
pengembangan atau pemberdayaan masyarakat dan kesemuanya berinteraksi satu
dengan lainnya dalam bentuk-bentuk yang kompleks. Keenam dimensi tersebut
yaitu; pengembangan sosial, pengembangan ekonomi, pengembangan politik,
pengembangan budaya, pengembangan lingkungan, dan pengembangan personal/
spiritual.
9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan memiliki tujuan yang spesifik, yakni:
1. Untuk mengetahui pengembangan model corporate social responsibility
(CSR) perusahaan pertambangan emas Agincourt Resources dalam
pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
2. Untuk mendapatkan model CSR yang cocok diterapkan perusahaan
pertambangan emas Agincourt Resources dalam pemberdayaan masyarakat
miskin di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
B. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan memberi kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan, khusus bidang sosial dan budaya. Penelitian ini juga tentu saja
bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan.
2. Hasil penelitian ini akan bisa dimanfaatkan pihak perusahaan karena akan
lahir temuan berupa model baru pelaksanaan CSR sehingga upaya
pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat
bisa terbantu.
3. Khusus untuk Prodi IKS Fisip UMSU, penelitian ini diyakini akan memberi
manfaat karena bertambahnya literatur dalam bidang CSR dan pemberdayaan
masyarakat sekaligus menambah link (jaringan) dengan dunia usaha dan
dunia luar.
C. Urgensi Penelitian
Penelitian ini sangat urgen dilakukan mengingat besarnya kekayaan alam
yang dihasilkan dari bumi Batangtoru, Tapanuli Selatan ke luar negeri. Salah satu
cara agar hasil kekayaan alam tersebut bisa dinikmati masyarakat lokal adalah
melalui pemanfaatan dana CSR. Pelaksanaan kegiatan CSR harus diubah, sebab,
pelaksanaan CSR selama ini belum maksimal.
10
Penelitian ini diyakini akan memberi manfaat karena akan lahir temuan
berupa model baru kegiatan CSR perusahaan pertambangan emas. Model baru CSR
ini diharapkan bisa diterapkan di perusahaan pertambangan emas PT AR sebagai
upaya pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan.
Hasil penelitian ini juga akan menunjang pembangunan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan budaya. Setidaknya hasil penelitian ini akan
bisa dimanfaatkan pihak perusahaan sehingga upaya pemerintah dalam pengentasan
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat bisa terbantu.
11
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan bersifat deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell dalam Asrofi
(2008), penelitian seperti ini lazim disebut penelitian gabungan dengan pendekatan
desain dominan-kurang dominan. Pendekatan ini menggunakan gabungan pada
prosedur penelitian, tetapi salah satu metode lebih dominan terhadap metode yang
lain. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa metode yang kurang dominan hanya
diposisikan sebagai metode pelengkap untuk mendukung kekayaan data.
Tidak diberdayakan
Minim pertumbuhan sentra
eknomoi Model
pelaksanaan
CSR
Metode System
12
C. Bagan Alir Penelitian
Bagan Alir Penelitian
Kegiatan CSR PT AR
- Identifikasi Masalah tidak berbanding lurus
- Perumusan Masalah dengan pemberdayaan
Permasalahan - Perumusan Tujuan dan masyarakt miskin di
Manfaat Penelitian Tapanuli Selatan
- Penulisan proposal
- Penentuan objek
penelitian
Terdapatnya alat ukur dan
Perencanaan - Penentuan alat untuk
menghimpun data metode untuk
- Pembentukan pelaksanaan penelitian
kelompok sasaran
- Penentuan waktu dan
biaya penelitian
13
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di beberapa desa di kawasan lokasi perusahaan
pertambangan emas PT Agincourt Resources yang beralamat di Desa Aek Pining,
Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dan juga di
wilayah Tapanuli Selatan.
F. Informan Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, peneliti juga
memilih informan sebagai narasumber yang dianggap dapat memberikan informasi
dan data guna menunjang kesuksesan penelitian ini. Adapun informan dalam
penelitian ini diambil dari kepala desa/lurah, dan unsur Pemerintahan Kabupaten
Tapsel.
Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang ditentukan dengan
teknik purposive. Ada pun ketiga informan itu adalah:
- Lurah Aek Pining = 1 orang
- Kadis Kesehatan Tapsel = 1 orang
- Kadis Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Tapsel = 1 orang
14
1. Untuk data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan, dengan cara
memperoleh data dari buku-buku, makalah, jurnal penelitian, dan bahan-
bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian.
2. Untuk data primer dilakukan dengan Studi Lapangan, yaitu pengumpulan
data secara langsung ke tempat penelitian. Studi lapangan ini dilakukan
dengan cara penyebaran angket/kuesioner, observasi dan wawancara.
Kuesioner dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung dan mencatat hal-hal
yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti.
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan
pihak terkait, baik pihak perusahaan, tokoh masyarakat, maupun anggota
masyarakat lainnya di daerah lokasi penelitian dengan menggunakan guide
interview atau pedoman wawancara.
15
I. Hasil yang Diharapkan (Luaran) dan Desain Model CSR
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya model baru dalam
pengelolaan dan pelaksanaan program CSR perusahaan pertambangan emas dalam
pemberdayaan masyarakat miskin. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
bisa diterbitkan di jurnal ilmiah lokal atau jurnal terakreditasi sebagai pengakuan
keilmuan dan bisa disebarluaskan sehingga menjadi model dalam pelaksanaan CSR
perusahaan pertambangan emas.
16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
Luas wilayah Kecamatan Batangtoru 351,49 km2 dengan jumlah penduduk
29.517 jiwa dan kepadatan 84 jiwa/km2. Kecamatan Batangtoru terdiri dari 19 desa
dan 4 kelurahan. (Batangtoru Dalam Angka, 2012).
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan
Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah
Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang
Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,05 juta oz emas dan 77 juta oz
perak dan ditargetkan mulai berproduksi pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun
sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.
Gambar V.1
Pertambangan Emas PT Agincourt Resources
Sumber: G-Resources
Salah satu lokasi pertambangan emas milik PT Agincourt Resources di Kecamatan Batangtoru.
18
Gambar V.2
Pintu Gerbang Pertambangan Emas PT Agincourt Resources
19
B. Identitas Responden dan Narasumber
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar lokasi
pertambangan, baik individu, keluarga (kepala keluarga), atau pun lembaga
(pimpinan lembaga) yang pernah ikut dan menjadi sasaran dari program CSR PT
Agincourt. Responden yang diambil sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan snawball sampling dan purposive sampling.
Untuk analisis tabulasi tunggal diperoleh melalui penyebaran kuisioner
terhadap 40 responden. Dari hasil penyebaran kuisioner terungkap bahwa sebagian
besar responden atau sebanyak 55 % berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 45
% jenis kelamin pria. Jenis agama responden mayoritas beragama Islam yakni
sebesar 87,5 % dan sisanya sebesar 12,5 % beragama Kristen.
Dari tingkat usia, sebagian besar responden yakni sebesar 37,5 % berusia 40
s/d 49 tahun, kemudian berturut-turut usia 30 s/d 39 tahun sebanyak 35 %, usia 21
s/d 29 tahun sebanyak 15 %, dan usia di atas 50 tahun sebanyak 12,5 %. Dari aspek
pendidikan responden, mayoritas atau sebesar 57,5 % berpendidikan SMA,
kemudian disusul pendidikan SMP sebanyak 25 %, pendidikan D3/S1 sebanyak 12,5
%, dan pendidikan SD sebanyak 5 %.
Aspek pekerjaan responden lebih banyak petani, yakni sebesar 25 % dan ibu
rumah tangga juga sebesar 25 %, kemudian disusul karyawan swasta sebesar 15 %
dan wiraswasta juga sebesar15 %, dan PNS/Polri/Guru sebesar 10 %, Tukang
bangunan/buruh/sopir sebesar 10 %. Sedangkan dari sisi pendapatan, mayoritas
responden atau sebanyak 50 % pendapatannya sebesar Rp.1,01 juta s/d Rp.2 juta,
kemudian disusul pendapatan Rp. 2,01 juta s/d Rp. 3 juta sebanyak 20 %,
pendapatan di bawah Rp. 1 juta sebanyak 12,5 %, pendapatan Rp.3,01 juta s/d Rp. 4
juta sebanyak 4 %, dan hanya 7,5 % responden yang memiliki pendapatan di atas
Rp. 4 juta.
Untuk analisis kualitatif dalam penelitian datanya diperoleh melalui kegiatan
wawancara langsung dengan narasumber. Adapun narasumber yang diwawancarai
dalam penelitian ini adalah: Panggong Dongoran selaku Lurah Aek Pining, dr Ismail
Fahmi Ritonga, M,Kes sebagai Kadis Kesehatan Tapanuli Selatan, dan Drs. Parulian
Nasutioan, sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Tapanuli
Selatan.
20
C. Upaya Pengembangan Model CSR PT Agincourt Resources
Upaya yang dilakukan dalam rangka pengembangan model baru program
kegiatan corporate social responsibility (CSR) PT Agincourt Resources adalah
dengan cara meminta tanggapan dan masukan dari berbagai pihak, khususnya
masyarakat sekitar lokasi perusahaan dan juga pihak pemerintah Tapanuli Selatan
yang sering terlibat langsung dengan kegiatan CSR tersebut. Untuk memudahkan
mendapatkan model baru CSR tersebut, upaya juga dirangkai dengan meminta
tangggapan masyarakat terkait pelaksanaan CSR yang selama ini sudah berlangsung.
Berikut ini adalah distribusi jawaban masyarakat yang dijadikan responden
terkait upaya pengembangan model baru CSR tersebut yang dianalisis dengan
analisis tabel tunggal.
Tabel V.I di atas menunjukkan bahwa seluruh responden atau sebesar 100 %
menyatakan sudah tahu dan pernah mendengar kegiatan CSR PT Agincourt
Resouurces. Sebagian besar mereka menyatakan kegiatan CSR yang mereka ketahui
21
antara lain program di bidang kesehatan misalnya bantuan makanan bergizi bagi
balita dan ibu hamil, bantuan pengobatan gratis, dan sunat missal. Di bidang
pendidikan, bantuan peralatan sekolah dan pembangunan rumah baca di beberapa
lokasi. Selain itu ada juga pembangunan di bidang jalan dan sekolah serta
Puskesmas.
Tabel V.2
Distribusi Responden terkait Kegiatan CSR PT Agincourt Resources Sudah
Cocok dan Sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat
Tabel V.3
Distribusi Responden terkait Kegiatan CSR PT Agincourt Resources
Bermanfaat untuk Masyarakat
Meski mayoritas responden menyatakan kegiatan CSR tidak cocok dan tidak
sesuai dengan kebutuhan masyarakat tapi hampir semua responden atau sebesar 95
% menyatakan bahwa kegiatan CSR PT Agincourt Resources bermanfaat untuk
22
masyarakat. Hal ini terlihat jelas pada Tabel V.3 di atas. Hanya 5 % responden yang
menyatakan ragu-ragu soal manfaat CSR tersebut dan tak satu pun yang menyatakan
tidak bermanfaat.
Tabel V.4
Distribusi Responden terkait Kegiatan CSR PT Agincourt Resources Sudah
Bisa Memberdayakan Masyarakat atau
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
23
yang menjawab tidak tahu siapa pengelola CSR PT Agincourt Resources, dan ada
2,5 % responden yang menjawab ragu-ragu.
Tabel V.6
Distribusi Responden terkait Sudah Puas dengan Program CSR yang Selama
ini Dilakukan PT Agincourt Resources
Tabel V.7
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Tetap Dikelola Pihak Perusahaan
Hal ini sejalan dengan pendapat mayoritas responden yang menyatakan tidak
setuju jika program CSR PT Agincourt Resources tetap dikelola pihak perusahaan.
24
Hanyaada 5 % responden yang menyatakan setuju pengelolaan CSR tetap dilakukan
pihak perusahaan dan 12,5 % responden menyatakan ragu-ragu.
Hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa sebagian responden yang
menyatakan tidak setuju member alasan agar pengelolaan CSR melibatkan pihak
luar.
Tabel V.8
Distribusi Responden terkait Siapa Sebaiknya Mengelola atau Melaksanakan
Program CSR PT Agincourt Resources
Tabel V.9
Distribusi Responden terkait Bersedia Ditunjuk Menjadi Perwakilan
Masyarakat Sebagai Pengelola Program CSR PT Agincourt Resources
25
terungkap hanya 45 % responden yang menyatakan bersedia ditunjuk menjadi
perwakilan masyarakat sebagai pengelola program CSR PT Agincourt Resources.
Kemudian ada 41,5 % responden yang menyatakan ragu-ragu dan 12,5 % dengan
tegas menyatakan tidak bersedia.
Tabel V.10
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Cakupan Wilayah Program CSR
yang Dilakukan PT Agincourt Resources Diperluas untuk Seluruh
Kecamatan di Tapsel, Bukan Hanya di Batangtoru
26
pelaksanaan CSR itu cukup mendesak. Tabel-tabel berikut ini menyajikan hasil
penelitian yang mengarah kepada tuntutan dan desain model baru program CSR PT
Agincourt Resources tersebut.
Tabel V.11
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pengelolaan Program CSR PT
Agincourt Resources Melibatkan Perwakilan Masyarakat
Dari tabel V.11 di atas jelas terlihat bahwa mayoritas responden atau
sebanyak 80 % menyatakan setuju jika pengelolaan program CSR PT Agincourt
Resources melibatkan perwakilan masyarakat. Meski masih ada 15 % responden
yang masih ragu-ragu tapi hanya 5 % responden saja yang menyatakan tidak setuju.
Tabel V.12
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pengelola Program CSR PT
Agincourt Resources Melibatkan Perwakilan Pemerintah
Sejalan dengan temuan di atas, tabel V.12 di atas juga menunjukkan bahwa
sebagian besar responden atau sebesar 45 % menyatakan setuju jika pengelola
program CSR PT Agincourt Resources melibatkan perwakilan pemerintah. Menurut
sebagian responden, unsur pemerintah perlu dilibatkan karena sebagai pihak yang
menguasai daerah dan yang mengeluarkan berbagai kebijakan.
27
Meski demikian, masih ada 35 % responden yang menyatakan ragu-ragu soal
keterlibatan unsur pemerintah ini, dan ada 20 % responden yang menyatakan tidak
setuju jika pemerintah dilibatkan.
Tabel V.13
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pengelola Program CSR PT
Agincourt Resources Terdiri dari Unsur Perusahaan, Perwakilan Masyarakat,
dan Perwakilan Pemerintah
28
unsur perguruan tinggi dalam pengelolaan program CSR PT Agincourt Resources
tidak begitu diperlukan.
Tabel V.15
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pengelola Program CSR PT
Agincourt Resources Memiliki Kantor Sendiri atau
Bukan di Dalam Area Tambang
Tabel V.16
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Pihak PT Agincourt Resources
Memberikan Anggaran Dana Kepada Lembaga Khusus/Independen yang
Dibentuk untuk Melaksanakan Kegiatan CSR
29
menyatakann ragu-ragu terkait itu juga masih tinggi, yakni ada sebanyak 35 %
responden dan masih ada 25 % responden yang menyatakan tidak setuju.
Tabel V.17
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan untuk Pemberdayaan Masyarakat Miskin yang Ada di
Seluruh Kecamatan di Tapanuli Selatan atau Bukan Hanya di Batangtoru
Tabel V.18
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan kepada Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat
Miskin di Tapanuli Selatan
Dari tabel V.18 di atas juga terlihat bahwa mayoritas responden atau
sebanyak 97,5 % menyatakan setuju jika program CSR PT Agincourt Resources
diarahkan kepada kegiatan penguatan ekonomi masyarakat miskin di Tapanuli
30
Selatan. Hanya 2,5 % responden yang menyatakan masih ragu-ragu dan tak satu pun
responden yang menyatakan tidak setuju.
Tabel V.19
Distribusi Responden terkait Setuju Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan kepada Kegiatan Pelatihan Agar Masyarakat Miskin di
Tapanuli Selatan Memiliki Keterampilan
Tabel V.20
Distribusi Responden terkait Yakin Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Dikelola Lembaga Khusus/Independen, Pemberdayaan
Masyarakat Miskin di Tapanuli Selatan Bisa Lebih Efektif
Hanya saja meski sebagian besar responden setuju pengelola program CSR
PT Agincourt Resources harus dari unsur masyarakat, pemerintah, dan pihak
perusahaan, tapi ternyata sebagian besar responden atau sebesar 37,5 % menyatakan
31
masih ragu-ragu jika jika program CSR PT Agincourt Resources dikelola lembaga
khusus/independen, pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan bisa lebih
efektif. Namun ada 35 % responden yang menyatakan yakin dan lebih efektif jika
yang mengelola lembaga independen dan masih ada 27,5 % responden yang
menyatakan tidak yakin.
Tabel V.21
Distribusi Responden terkait Yakin Jika Program CSR PT Agincourt
Resources Diarahkan Pada Kegiatan Penguatan Ekonomi dan Pelatihan,
Maka Masyarakat Miskin di Tapsel Bisa Lebih Berdaya
32
Gambar V.3
Puskesmas Batangtoru
Selain analisis tabel tunggal di atas, upaya yang dilakukan dalam rangka
pengembangan model baru baru CSR PT Agincourt Resources`untuk Pemberdayaan
Masyarakat Miskin di Tapsel juga melalui wawancara informan sebagai narasumber
yang berasal dari kepala desa dan unsur pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Berikut ini adalah analisis kualitatif hasil wawancara terkait upaya
pengembangan model baru tersebut;
Hasil penelitian menunjukkan pada umumnya informan sudah tahu dan
pernah mendengar kegiatan atau program CSR PT Agincourt Resources. Semua
informan juga menyatakan CSR PT Agincourt Resources memberi manfaat kepada
mayarakat.
33
Panggong Dongoran, Lurah Aek Pining yang menjadi salah satu informan
memberi komentar ketika diwawancarai di kantornya 26 Mei 2015;
“Kita pasti tahu soal CSR tambang itu. Kita dan warga kita juga sering
dilibatkan. Beberapa CSR yang saya tahu misalnya kegiatan pembangunan
infrastruktur, kegiatan bidang kesehatan, dan bidang pendidikan. Masyarakat
antusias menyambutnya. Soal manfaat CSR itu, jelas sangat bermanfaat
untuk masyarakat yang menjadi sasaran program tersebut.”
34
Gambar V.4
Kanor Lurah Aek Pining, Batangtoru
Gambar V.5
Wawancara dengan Lurah Aek Pining
35
Selama ini, lanjut Panggong Dongoran, pengelolaan program CSR dilakukan
pihak perusahaan. Masyarakat biasanya mengajukan proposal pengusulan ke pihak
perusahaan. Kalau perusahaan menyetujui nanti baru ada balasannnya. Setelah itu
masyarakat diberdayakan dalam bentuk kepanitiaan yang unsurnya meliputi
perwakilan malim, hatobangon, kepala lingkungan. Persetujuan pihak perusahaan
terhadap proposal bisa berupa kegiatan dan bisa juga dalam bentuk uang bantuan.
Panggong Dongoran menyatakan:
“Masyarakat memang harus diberdayakan dalam pengelolaan CSR tambang
emas itu. Pemberdayaannya bisa dalam bentuk badan khusus atau koperasi.
Di sini ada juga lembaga komunikasi masyarakat dengan pihak tambang dan
itu harus diperkuat juga agar tujuan memberdayakan masyarakat lebih cepat
tercapai. Lembaga khusus yang berisi unsur masyarakat, pemerintah maupun
perwakilan perusahaan harus diberi kewenangan untuk mengelola CSR.”
Hal senada juga disampaikan Drs. Parulian Nasution, informan lainnya yang
saat ini menjabat sebagai Kepada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial
Kabupaten Tapanuli Selatan. Ketika dijumpai di kantornya di Padangsidimpuan 27
Mei 2015, ia menyatakan pengelolaan CSR PT Agincourt Resources lebih bagus
melibatkan unsur masyarakat, pemerintah dan juga perwakilan perusahaan.
Parulian Nasution yang didampingi beberapa stafnya mengatakan:
“CSR tambang emas itu sangat bermanfaat. Selain itu perusahaan juga bisa
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Ke depan saya
setuju jika pengelolaan CSR-nya melibatkan unsur masyarakat dan
pemerintah. Cakupan wilayah sasaran CSR itu juga sebaiknya diperluas
meliputi wilayah Tapsel secara keseluruhan. Itu kan sumber daya alam
Tapsel, sebaiknya seluruh wilayah Tapsel harus ikut menikmatinya.”
36
program CSR PT Agincourt Resources. Diwawancarai tanggal 28 Mei 2015 di kota
Padangsidimpuan, Ismail Fahmi menyatakan:
“Saya tahu dan sering terlibat dengan CSR PT Agincourt Resources. CSR-
nya ini sangat bermanfaat untuk pemerintah karena membantu program
pemerintah di bidang kesehatan dan bermanfaat kepada masyarakat karena
bisa meningkatkan kualitas kesehatannya. Saya juga setuju program CSR ini
wilayahnya diperluas ke seluruah wilayah Tapsel, tapi dengan catatan tetap
mengutamakan masyarkat sekitar lokasi tambang emas.”
Gambar V.6
Wawancara dengan Kadis Kesehatan Tapsel
37
- Kegiatan posyandu di Batangtoru dan Muara Batangtoru
- Kegiatan gerakan cuci tangan pakai sabun
- Kegiatan kesehatan lingkungan bagi anak sekolah
- Kegiatan pelatihan kader dan tenaga kesehatan
- Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat
- Kegiatan program penanggulangan dan pencegahan penyakit HIV/AIDS
- Pembangunan Puskesmas Rawat Inap di Batangtoru.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka perlu disusun
sebuah kerangka atau bagan berupa model CSR PT Agincourt Resources yang baru.
Dari paparan di atas dan setelah melakukan penyederhanaan data-data, baik dari data
analisis tabel tunggal maupun data hasil analisis kualitatif maka terungkap adanya
perubahan model pengelolaan CSR PT Agincourt Resources yang selama ini
berlangsung dengan model baru CSR PT Agincourt Resources hasil dari penelitian
ini.
Model CSR PT Agincourt Resources yang selama ini berlangsung masih
dikelola pihak perusahaan dan cakupan wilayahnya mayoritas di wilayah sekitar
lokasi tambang atau Kecamatan Batangtoru dan Kecamatan Muara Batangtoru.
Lokasi atau kantor pengelola CSR masih menyatu dengan kantor perusahaan atau
dalam artian masih ada di dalam area tambang. Jenis kegiatannya meski sudah ada
dalam bentuk pelatihan-pelatihan tapi masih didominasi bantuan dalam berbagai
bidang misalnya bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lingkungan.
38
Untuk model baru CSR PT Agincourt Resources bisa dilihat seperti bagan
atau tabel di bawah ini. Model baru ini muncul dari hasil penelitian yang dilakukan.
Bagan V.1
Model Baru CSR PT Agincourt Resources
39
lebih memudahkan komunikasi dan hubungan dengan pihak luar. Artinya, pihak
perusahaan dan pihak lainnya harus mencari atau memfasilitasi sekretariat di luar
area tambang.
Aspek ketiga terkait wilayah cakupan CSR PT Agincourt Resources
diarahkan meliputi seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan,
yakni14 kecamatan. Perluasan wilayah ini sebenarnya lumrah dan masuk akal karena
kekayaan alam Batangtoru yang kini dikelola perusahaan tambang emas juga harus
dinikmati oleh masyarakat Tapsel lainnya meski wilayahnya tidak di sekitar
tambang. Memang agar lebih adil, CSR PT Agincourt Resources tersebut harus
lebih mengutamakan masyarakat di sekitar tambang, tapi begitu pun tidak fair juga
jika masyarakat Tapsel lainnya tidak merasakan CSR tersebut.
Aspek berikutnya, jenis kegiatan CSR PT Agincourt Resources harus
diperkuat ke dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya bertujuan untuk menghasilkan
skill atau keterampilan. Maka jenis kegiatan yang harus diperbanyak adalah
kegiatan-kegiatan pelatihan, pemberian keterampian, dan penguatan ekonomi rumah
tangga.
Jika model baru pengelolaan CSR PT Agincourt Resources ini diterapkan,
diyakini upaya pemberdayaan masyarakat miskin di Kabupaten Tapanuli Selatan
akan lebih cepat terwujud.
40
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Ada pun rencana tahapan berikutnya dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini direncanakan akan menghasilkan luaran berupa model baru
pengelolaan CSR PT Agincourt Resources. Model baru itu nantinya bisa
diimplementasikan mulai tahun depan (2016) dan menjadi panduan pihak
perusahaan dan masyarakat.
2. Penelitian ini akan dilanjutkan dengan penelitian topik baru yakni implementasi
model CSR PT Agincourt Resources dalam upaya pemberdayaan masyarakat
miskin di Tapanuli Selatan.
3. Penelitian yang akan dilaksanakan tahun berikutnya dengan pendanaan tetap
dari Hibah Dikti.
41
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan penelitian dan analisis pembahasan maka
beberapa kesimpulan yang perlu dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan CSR yang dilakukan PT Agincourt Resources sudah diketahui
masyarakat dan sangat bermanfaat, tapi belum mampu memberdayakan atau
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pengelolaan CSR PT Agincourt Resources harus dilakukan dengan upaya
pengembangan model baru yang meliputi perubahan dalam hal aspek pengelola,
lokasi/kantor pengelola, cakupan wilayah, dan jenis kegiatan CSR.
3. Model baru CSR PT Agincourt Resources harus melibatkan unsur masyarakat,
pemerintah, dan perwakilan perusahaan, lokasi atau kantor pengelola CSR harus
berada di luar area tambang, cakupan wilayah harus bisa menjangkau seluruh
kecamatan yang ada di Tapanuli Selatan, dan jenis kegiatannya dalam bentuk
pelatihan-pelatihan keterampilan dan penguatan ekonomi rumah tangga.
B. Saran
Setelah melakukan analisis pembahasan dan menarik kesimpulan, maka
beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. PT Agincourt Resources harus terus melaksanakan program CSR dan
diarahkan dalam upaya pemberdayaan masyarakat miksin di Tapanuli
Selatan.
2. Pengelolaan CSR PT Agincourt Resources harus terus dikembangkan dalam
bentuk model baru agar pelaksanaannya lebih efektif dalam upaya
pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan.
3. Pihak perusahaan PT Agincourt Resources diharapkan bersedia
melaksanakan model baru CSR hasil temuan penelitian ini.
4. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan
diiharapkan cakupan wilayah CSR diperluas ke semua wilayah kecamatan
42
dan jenis kegiatan CSR diarahkan ke bentuk pelatihan dan penguatan
ekonomi rumah tangga.
5. Pihak Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan tokoh-tokoh masyarakat
diharapkan mendorong terus pihak perusahaan PT Agincourt Resources
untuk melaksanakan CSR dengan model baru temuan hasil penelitian ini.
43
DAFTAR PUSTAKA
Elkington, John, 1997, Cannibals with Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Bussiness, London.
Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi, Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap
Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saleh, Arifin dan Basit Lutfi. 2013. Corporate Social Responsibility (CSR)
Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan, Jurnal Keskap, Volume 11 Nomor 1,
Fisip UMSU.
Siagian, Matias dan Agus Suriadi. 2010. CSR dalam Perspektif Pekerjaan Sosial.
Medan: FISIP USU Press.
Sumut Pos, Tapsel Produksi Emas 6 Ton Pertahun, Edisi 16 September 2011,
Medan.
44
Tambang Martabe Batangtoru Tapsel Sudah Jual 5 Ton Emas,
http://www.sipirok.net/berita/1734/berita-tapsel/tambang-martabe-batangtoru-tapsel-
sudah-jual-5-ton-emas.html, diakses 5 Juni 2015
Widjaya, Gunawan & Pratama, Yeremia Ardi, 2008, Resiko Hukum & Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, PT Percetakan Penebar Swadaya, Jakarta.
45
Lampiran-lampiran:
1. KETUA
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi USU USU USU
Bidang Ilmu Ilmu Kesejahteraan Studi Pembangunan Perencanaan
Sosial Wilayah
Tahun Masuk-Lulus 1993-1997 2008-2010 Masih studi
Judul Persepsi Mahasiswa Peran Corporate Social
Skripsi/Tesis/Disertasi Ilmu Kesejahteraan Responsibilty
Sosial FISIP USU Perusahaan
terhadap Profesi Pertambangan Emas
Pekerjaan Sosial Agincourt Resources
dalam Upaya
Pemberdyaan
Masyarakat Batangtoru
Tapanuli Selatan
Nama 1. Drs. Sanusi, M.Si 1. Prof. Dr.
Pembimbing/Promotor 2. Dra. Tuti Atika, Badaruddin, M.Si
MSP 2. Drs. Agus Suriadi,
M. Si
2. Drs. Agus Su
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2008 PERAN AGAMA (ISLAM DAN Kopertis Wil. I
KRISTEN) DALAM
MEMPERCEPAT PROSES
PEMBAURAN PADA SUKU
TIONGHOA MEDAN.
2 2009 PERANAN PRIMORDIALISME Kopertis Wil. I
DALAM PROSES PEMILIHAN
GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR SUMATERA
UTARA.
3 2012 PENERAPAN CORPORATE Kopertis Wil. I
SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) AGINCOURT
RESOURCES DALAM
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
BATANGTORU KABUPATEN
TAPANULI SELATAN
4 2012 PENGEMBANGAN MODEL Hibah Dikti
KOMUNIKASI PARTISIPATIF
DALAM PROGRAM
NASIONAL
PERMBERDAYAAN
MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI DALAM
MENGENTASKAN
KEMISKINAN DI
KABUPATEN DELISERDANG
SUMATERA UTARA.
5 2014 Pengembangan Model Mata Kuliah Internal
Praktikum I dan II Prodi Ilmu UMSU
Kesejahteraan Sosial Untuk
Menghasilkan Lulusan yang Kompeten
di Bidang Pemberdayaan Masyarakat
6 2015 Pengembangan Model Corporate Hibah Dikti
Social Responsibility (CSR)
Perusahaan Tambang Emas
Agincourt Resources Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
Pendanaan
Judul Pengabdian kepada
No Tahun Sumber Jml (Juta
Masyarakat
Rp)
Volume/Nomo
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
r/Tahun
1 KAPITALISME DALAM SISTEM KESKAP FISIP VOLUME 6
EKONOMI DAN POLITIK UMSU NO.2 JUNI
INDONESIA 2008
2 KAPITALISME ASING DAN POLITIK JURNAL KESKAP VOLUME 6
PEMBANGUNAN INDONESIA FISIP UMSU NO.3
OKTOBER
2008
3 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK JURNAL KESKAP VOLUME 8
TERHADAP PERDA NOMOR 8 FISIP UMSU NO.1
TAHUN 2009 TENTANG RPJP FEBRUARI
KOTA MEDAN 2010
4 PERAN AGAMA (ISLAM DAN JURNAL KESKAP VOLUME 8
KRISTEN) DALAM MEMPERCEPAT FISIP UMSU NO.3
PROSES PEMBAURAN PADA SUKU OKTOBER
TIONGHOA MEDAN 2010
5 CORPORATE SOCIAL JURNAL KESKAP VOLUME 11
RESPONSIBILITY (CSR) FISIP UMSU NO.1
PERTAMBANGAN EMAS JANUARI
AGINCOURT RESOURCES DALAM 2013
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BATANGTORU KABUPATEN
TAPANULISELATAN
Judul Artikel
No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Waktu dan Tempat
Ilmiah
1 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS HOTEL
PENDIDIKAN DI TAPSEL DALAM ANTARES, 18
RANGKA MEMACU PERKEMBANGAN OKTOBER 2009
SUMBER DAYA MANUSIA
2 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEDUNG FS USU,
DASAR JURNALISTIK SE-KOTA 26 FEBRUARI
MEDAN 2011
3 MENGEDEPANKAN PENDEKATAN 7 FEBRUARI 2011
KEBUTUHAN DALAM
MUSRENBANG
4 IMPLEMENTASI PERATURAN HOTEL
MENDIKNAS NO 16 TAHUN 2005 ANTARES, 26
TENTANG STANDAR KUALIFIKASI MARET 2011
DAN KOMPETENSI PENDIDIK DI
INDONESIA
5 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AULA UMSU, 27
MELALUI PROGRAM DANA SEPTEMBER 2011
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR)
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1 MEDAN METROPOLITAN 2005-2010 2005 YAYASAN
PUBLISHING
MEDAN
2 ALMAMATER KITA 2009 PENERBIT
FISIP USU
DAN USU
PRES
3 OEGROSENO, PENGABDIAN POLISI 2011 PENERBIT
TAK KENAL LELAH PRENADA
JAKARTA
H. Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Penelitian Pengembangan Model Corporate Social
Responsibility (CSR) Perusahaan Tambang Emas Agincourt Resources Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi STIK-Pembangunan UMJ
Bidang Ilmu Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi
Tahun Masuk-Lulus 1996-2000 2006-2011
Jusul Peranan Humas Isu Sara dalam Pilkada
Skripsi/Tesis/Disertasi (Internal) di PT. PLN Medan (Analisis
(Persero) Wil. II/SU Framing Pemberitaan
Suatu studi tentang pada Masa Kampanye
hubungan koordinasi Putaran II Pilkada
Humas PT. PLN Medan 2011 di Harian
(Persero) Wil. II/SU Waspada dan Harian
mengenai Analisa)
kebijaksanaan
partisipasi kerja staff
pelayanan pelanggan
di PT. PLN (Persero)
Cabang Medan
Nama C.Drs. Amir Purba, Dra. Aminah
Pembimbing/Promotor M.A Swarnawati, M.S.i
D. Dra. Nadra
Idayani Vita
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2008 Kedudukan Kelompok Perwiridan Kopertis Wil. I 4
dalam Sistem Sosial Masyarakat
Kota Medan
2 2010 Pengaruh Tayangan Kekerasan di Kopertis Wil. I
TV terhadap Perilaku Anak di
Medan
3 2011 Strategi Taman Bacaan Masyarakat UMSU 2.5
(TBM) dalam meningkatkan Minat
Baca Masyarakat
3 2011 Penerapan Corporate Social DIKTI 8.6
Responsibilty (CSR)
Pertambangan Emas Agincourt
Resources dalam Pemberdayaan
Masyarakat Batangtoru Tapanuli
Selatan
4 2011 Pengengambangan Model Dikti 40
Komunikasi Partisipatif dalam
Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
dalam Mengentaskan Kemiskinan
di Kabupaten Seliserdang
Sumatera Utara
A. JUDUL PENELITIAN:
Pengembangan Model Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan
Tambang Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
B. PETUNJUK PENGISIAN:
1. Daftar pertanyaan yang ada di kuesioner penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh jawaban dari responden dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang pemberdayaan masyarakat miskin melalui kegiatan CSR
(corporate social responsibility).
2. Identitas responden akan dijaga dan tidak akan berdampak terhadap kehidupannya.
3. Beri tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang menurut Anda sesuai dengan
kondisi dan fakta yang ada.
4. Terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya dalam mengisi kuesioner ini.
C. IDENTITAS RESPONDEN:
1. Nama dan lembaga:...................................................
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2.Perempuan
3. Usia : 1. Di bawah 20 tahun
2. 21 s/d 29 tahun
3. 30 s/d 39 tahun
4. 40 s/d 49 tahun
5. Di atas 50 tahun
4. Agama : 1. Islam
2. Kristen
3. Hindu
4. Budha
5. Pendidikan:1. SD
2. SMP
3. SMA
4. D3/S1/S2
6. Pekerjaan: 1. PNS/TNI-Polri/Guru
2. Karyawan Swasta
3. Petani
4. Wiraswasta
5. Tukang bangunan/buruh/tukang becak/sopir
6. Ibu rumah tangga
7. Pelajar/mahasiswa
8. dll...............................................
1
D. DAFTAR PERTANYAAN:
D.1. Informasi Terkait Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau
Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources.
2
7. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
tetap dikelola dan dilaksanakan pihak perusahaan?
1. Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak setuju
D.3. Tawaran Model Baru Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources.
3
13. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju jika pengelola program kegiatan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt
Resources terdiri dari unsur perusahaan, perwakilan masyarakat, dan perwakilan
pemerintah?
1. Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak setuju
17. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat miskin yang ada di seluruh kecamatan
di Tapanuli Selatan atau bukan hanya di Batangtoru saja?
1. Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak setuju
18. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan penguatan ekonomi masyarakat miskin di
Tapanuli Selatan?
1. Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak setuju
4
19. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan pelatihan agar masyarakat miskin di Tapanuli
Selatan memiliki keterampilan?
1. Setuju
2. Ragu-ragu
3. Tidak setuju
20. Apakah Bapak/Ibu/Saudara yakin jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
dikelola lembaga khusus/independen, maka pemberdayaan masyarakat miskin di
Tapanuli Selatan bisa lebih efektif?
1. Yakin, lebih efektif
2. Ragu-ragu
3. Tidak yakin
21. Apakah Bapak/Ibu/Saudara yakin jika program kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) PT Agincourt Resources
diarahkan pada kegiatan penguatan ekonomi dan pelatihan, maka masyarakat
miskin di Tapanuli Selatan bisa lebih berdaya?
1. Yakin, lebih berdaya
2. Ragu-ragu
3. Tidak yakin
5
PANDUAN WAWANCARA
A. Judul Penelitian:
Pengembangan Model Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Tambang
Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Tapanuli
Selatan Sumatera Utara .
B. Nama Narasumber :
Jabatan Narasumber :
Tanggal :
C. Daftar Pertanyaan:
2. Menurut Bapak,/Ibu apakah bantuan dana atau program kegiatan yang tergolong
dalam tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) Perusahaan Tambang Emas Agincourt Resources memberi manfaat bagi
masyarakat Batangtoru secara khusus dan juga masyarakat Tapanuli Selatan secara
umum?..............................
3. Bagaimana menurut Bapak,/Ibu, jika ke depan bantuan dana atau program kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan Tambang Emas Agincourt Resources dikembangkan untuk
pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan, dalam artian bukan hanya
terfokus untuk kecamatan Batangtoru?.....................
6. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kalau bantuan dana atau program kegiatan yang
tergolong dalam tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) Perusahaan Tambang Emas Agincourt Resources dikelola
oleh lembaga yang independen yang di dalamnya ada unsur perwakilan perusahaan,
masyarakat, maupun unsur pemerintah?...........................
Lampiran:
Adalah benar asli karya saya dan belum pernah diteliti dan bebas dari plagiarisme
sebagaimana diatur dalam Permendiknas No. 17 Tahun 2010 tanggal 16 Agustus
2010 tentang pencegahan dan penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi
2. Seluruh isi dari naskah yang tersebut di atas menjadi tanggung jawab saya
sepenuhnya.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya, dan apabila di
kemudian hari ternyata ini tidak benar, maka saya bersedia dikenakan sanksi yang
berlaku.
Judul Penelitian:
Pengembangan Model Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Tambang
Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Tapanuli
Selatan Sumatera Utara.
NO TANGGAL KEGIATAN
1 20 Maret 2014 Penyusunan proposal penelitian dan penggandaan proposal.
Dokumen: Naskah Proposal
2 23 Maret 2015 Catatan: Penyusunan naskah/daftar pertanyaan angket,
kuisioner untuk disebar kepada responden.
1
9 15 Mei 2015 Catatan: Diskusi terkait rencana penelitian ke lokasi
penelitian di Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan
2
19 5 Juni 2015 Catatan : Pengolahan data hasil penelitian
3
29 6 Agustus 2015 Catatan: Penyusunan naskah tulisan jurnal ilmiah untuk jurnal
Keskap Fisip UMSU, bersama anggota peneliti.
30 10 Agustus 2015 Catatan: Finalisasi penulisan naskah jurnal ilmiah untuk dimuat di
jurnal Keskap Fisip UMSU bersama anggota peneliti.
4
Naskah/Draft Jurnal Ilmiah
Arifin Saleh
(Dosen Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip UMSU)
Email: arifinsiregar@yahoo.com
Lutfi Basit
(Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fisip UMSU)
Email: lutbas@yahoo.com
ABSTRACT
In the fight against poverty and the empowerment of the poor in South Tapanuli,
North Sumatera, PT Agincourt Resources (AR), a gold mining company in the
District Batangtoru, South Tapanuli North Sumatra took the role through corporate
social responsibility, or more commonly known as corporate social responsibility
(CSR). CSR programs carried out for the various social, economic, and
environmental preservation. CSR is not yet maximal activity empowers people,
especially those who are poor. Because it is considered necessary to do research
related to the development of CSR model of a gold mining company PT AR for the
empowerment of the poor in South Tapanuli. One goal of this study to get a new
model that can be applied in the management of CSR for community empowerment.
The research method is done through a combined quantitative and qualitative
approaches. Samples were taken were taken from their families and the target groups
PT AR CSR activities and also some informants from government, public
institutions. Data collection tools with questionnaires, observation, and interviews.
Analysis of the data with a single table and qualitative analysis by arranging
information and data and categorized by type, and then analyzed. The results showed
the implementation of CSR PT Agincourt Resources already known to the public
and very beneficial, but has not been able to empower or improve the welfare of
society. The new model of management of CSR AR include changes in the
management aspect, location / office manager, area coverage, and the types of CSR
activities. The new model CSR AR must involve an element of society, government,
and representatives of the company, location or office manager of CSR should be
outside the mine area, the coverage area should be able to reach all districts in South
Tapanuli, and type of activities in the form of training skills and strengthening the
domestic economy.
1
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Tapanuli Selatan (Tapsel) adalah salah satu kabupaten yang cukup dikenal di
Provinsi Sumatera Utara, karena tokoh-tokoh bertaraf nasional banyak yang berasal
dari sana dan daerah ini juga memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah,
terutama di sektor perkebunan dan pertambangan.
Meski daerah Tapsel kaya akan potensi alam, tapi kondisi masyarakatnya
masih jauh dari kata sejahtera. Kemiskinan masih kerap dijumpai di daerah tersebut.
Tahun 2012 angka kemiskinan Tapsel mencapai 12,7 % dari jumlah penduduk
268.095 jiwa. Bahkan, hingga Tahun 2012 masih ada 62.050 jiwa penduduk
Tapanuli Selatan yang masuk dalam kelompok keluarga Pra Sejahtera, Keluarga
Sejahtera I hingga Keluarga Sejahtera III (Tapanuli Selatan Dalam Angka 2013).
2
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah dalam upaya pengentasan
kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat, seperti PNPM Mandiri, pemberian
Jamkesmas, dan program yang didanai dari APBD Tapsel. Pihak swasta juga ikut
ambil peran dalam pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pengentasan
kemiskinan, seperti yang dilakukan PT Agincourt Resources (AR), perusahaan
pertambangan emas milik asing yang mengeksploitasi emas di Kecamatan
Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, PT AR sudah melaksanakan
kewajibannya berupa tanggang jawab sosial perusahaan atau lebih sering dikenal
dengan corporate social responsibility (CSR). Dalam kurun waktu tahun 2003-
2008, PT AR sudah mengeluarkan dana CSR sebesar 453.000 US dollar. Dalam
rentang waktu 2009 hingga sekarang, PT AR juga menganggarkan dana CSR yang
jumlahnya relatif tidak sedikit.
Dana CSR tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan seperti sosialisasi
kegiatan explorasi pertambangan, memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
berbagai aspek misalnya bantuan kesehatan, pelatihan-pelatihan, peralatan
kedokteran untuk Puskesmas Batangtoru, bantuan pendidikan, bantuan infrastruktur,
dan donasi bagi korban bencana alam.
Secara umum tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR) bisa diartikan sebagai kewajiban perusahaan dalam
meningkatkan kesejahteraan, memberdayakan masyarakat, menjaga lingkungan
sosial, dan lingkungan alam di sekitar lokasi perusahaan. Hakikat lain dari CSR itu
perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap pihak-pihak lain seperti
karyawan, supplier, konsumen, komunitas setempat, masyarakat secara luas,
pemerintah, dan kelompok-kelompok lainnya.
Kegiatan CSR yang dilaksanakan PT AR tersebut seyogyanya sudah bisa
memberdayakan masyarakat Tapanuli Selatan, khususnya masyarakat yang
tergolong miskin. Tapi, pada kenyataannya hal tersebut belum terwujud, sebab angka
kemiskinan di Tapsel masih tinggi dibanding daerah tingkat dua lainnya di Sumatera
Utara.
Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2012 yang
menemukan bahwa kegiatan CSR PT AR terhadap masyarakat dinilai belum optimal
karena lebih bersifat pemberian bantuan, bukan dalam konteks pemberdayaan
3
masyarakat. Kegiatan CSR tersebut belum bisa membawa masyarakat ke tahap yang
dinamakan berdaya atau mandiri (Arifin dan Lutfi; 2012).
Hal ini bisa diartikan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan PT AR masih
harus dimaksimalkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan atau pemberdayaan
masyarakat Tapanuli Selatan. Karena itu, dianggap perlu agar pengelolaan dana CSR
tersebut dioptimalkan. Ini semata-mata agar dana yang jumlahnya tidak sedikit itu
benar-benar tepat sasaran dan bisa mengentaskan kemiskinan dan memberdayakan
masyarakat.
Hal ini juga sangat penting mengingat PT AR ini sudah memasuki tahapan
ekploitasi (produksi) dengan kapasitas produksi 6 ton emas per tahun dan perak 60,7
ton per tahun. Tahapan eksploitasi akan berlangsung hingga 10 tahun ke depan.
Berangkat dari latar belakang di atas, maka dianggap perlu untuk melakukan
penelitian lanjutan untuk mengembangkan model CSR perusahaan pertambangan
emas PT AR untuk pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan. Hal ini
didasari karena pelaksanaan CSR yang dilakukan selama ini belum maksimal
memberdayakan masyarakat miskin, jadi perlu adanya model baru dari kegiatan CSR
tersebut.
PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan model corporate social responsibility (CSR)
perusahaan pertambangan emas PT Agincourt Resources dalam
pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan Sumatera Utara?
2. Bagaimana model CSR yang cocok diterapkan perusahaan pertambangan
emas PT Agincourt Resources dalam pemberdayaan masyarakat miskin di
Tapanuli Selatan Sumatera Utara?
URAIAN TEORITIS
Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility
(CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai
kemampuan perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap
sosial lingkungan sekitar perusahaan berada (Rachman dkk.; 2011). CSR adalah
operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan
4
secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki
kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving,
corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development
(Edi Suharto; 2008).
Definisi yang juga diterima luas oleh para praktisi dan aktivis CSR adalah
definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu
bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk
berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi
sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya, juga bagi
komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.
Merujuk pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang menggodok
ISO 26000 Guidance Standard on Social Responsibility yang secara konsisten
mengembangkan tanggung jawab sosial, maka CSR memiliki ruang lingkup berupa
7 isu pokok yaitu, Pengembangan Masyarakat, Konsumen, Praktek Kegiatan
Institusi yang Sehat, Lingkungan, Ketenagakerjaan, Hak asasi manusia, dan
Organizational Governance (governance organisasi).
Kegagalan pelaksanaan CSR seringkali terjadi karena kesalahan dalam
pengelolannya. Menurut Siagian dan Suriadi (2010) dari model pelaksanannya,
program CSR bisa mengikuti model Perusahaan–Masyarakat atau Model
Perusahaan-Pihak Ketiga-Masyarakat. Pihak ketiga dalam hal ini bisa berupa
yayasan atau bahkan institusi perguruan tinggi atau tegasnya setingkat jurusan atau
departemen yang ada di fakultas.
Di sisi lain, implementasi program CSR yang berkesinambungan juga bisa
diwujudkan dengan pemanfaatan potensi lokal seperti modal sosial, modal alam,
modal ekonomi dan modal budaya yang berfungsi sebagai masukan (input) dalam
program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Tujuannya adalah kondisi lokal yang
berdaya yang merupakan hasil dari proses CSR yang dilakukan perusahaan (Chotib;
2008).
Menurut Jackie Ambadar (2008), salah satu yang menonjol dari praktik CSR
di Indonesia adalah penekanan pada aspek pemberdayaan masyarakat (community
develompent). Meskipun CSR bukan semata-mata merupakan community
development, namun hal ini memang sangat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat kita, yang masih bergelut dengan kemiskinan serta pengangguran dan
rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan yang menjadi penyebab utama sulitnya
5
memutus rantai kemiskinan. Maka CSR sebagai sebuah konsep yang berubah dan
tumbuh sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan kebutuhan masyarakat bisa
menjadi salah satu jawaban.
Soetomo (2006) menjelaskan pemberdayaan atau pembangunan masyarakat
adalah perubahan sosial yang berencana, baik dalam bidang ekonomi, teknologi,
sosial maupun politik. Pembangunan masyarakat dalam arti luas juga dapat berarti
proses pembangunan yang lebih memberikan fokus perhatian pada aspek/manusia
dan masyarakatnya. Dalam arti sempit, pembangunan masyarakat berarti perubahan
sosial berencana pada suatu lokalitas tertentu.
Pemberdayaan juga diartikan sebagai sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan,
mempengaruhi kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan,
pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya (Parson dalam Edi Suharto; 2004).
Tahapan pemberdayaan masyarakat itu sendiri menurut Subejo dan
Supriyanto (2004) dimulai dari proses seleksi lokasi sampai dengan pemandirian
masyarakat. Proses pemberdayaaan masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya
lainnya yang diyakini bisa lebih efektif mewujudkan masyarakat yang berdaya.
Menurut Ife dan Tegoriero (2008), setidaknya ada enam dimensi
pengembangan atau pemberdayaan masyarakat dan kesemuanya berinteraksi satu
dengan lainnya dalam bentuk-bentuk yang kompleks. Keenam dimensi tersebut
yaitu; pengembangan sosial, pengembangan ekonomi, pengembangan politik,
pengembangan budaya, pengembangan lingkungan, dan pengembangan personal/
spiritual
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell dalam Asrofi (2008), penelitian seperti
ini lazim disebut penelitian gabungan dengan pendekatan desain dominan-kurang
dominan. Pendekatan ini menggunakan gabungan pada prosedur penelitian, tetapi
salah satu metode lebih dominan terhadap metode yang lain.
6
Penelitian ini dilakukan di beberapa desa di kawasan lokasi perusahaan
pertambangan emas PT Agincourt Resources yang beralamat di Desa Aek Pining,
Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dan juga di
wilayah Tapanuli Selatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat sekitar lokasi pertambangan,
baik individu, keluarga (kepala keluarga), atau pun lembaga (pimpinan lembaga)
yang pernah ikut dan menjadi sasaran dari program CSR PT Agincourt. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan snawball sampling dan purposive sampling. Informasi awal terkait
sampel penelitian diperoleh dari Lurah Aek Pining, kemudian baru menjumpai
sampel berikutnya. Jumlah sampel ini dianggap sudah memenuhi kebutuhan dalam
penelitian ini.
Informan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang ditentukan dengan teknik
purposive. Ketiga informan itu adalah Lurah Aek Pining, Kadis Kesehatan Tapsel,
Kadis Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Tapsel.
Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan Studi Kepustakaan,
dengan cara memperoleh data dari buku-buku, makalah, jurnal penelitian, dan
bahan-bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian. Untuk data
primer dilakukan dengan Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data secara langsung
ke tempat penelitian dengan cara penyebaran angket/kuesioner, observasi dan
wawancara.
Analisis data kuantitatif dilakukan dengan analisis tabel tunggal dari hasil
penyebaran kuesioner. Menurut Singarimbun (2002), analisis tabel tunggal adalah
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan
diinterpretasikan. Jadi, hasil kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabel tunggal
kemudian dibaca berapa persentasenya dan selanjutnya diinterprestasikan.
Sementara itu analisis data kualitatif menurut J. Lofland & L. Lofland (1971),
dilakukan dengan analisis data secara tipologi, yakni dengan cara menyusun
informasi dan data yang diperoleh dari lapangan dan dari informan menurut tipe dan
dikategorisasikan serta selanjutnya dianalisis.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Singkat Lokasi dan Objek Penelitian
Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia dengan ibu kota Sipirok. Tapanuli Selatan berbatasan dengan di sebelah
utara Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Utara. Di bagian timur, berbatasan
dengan Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara. Di bagian barat dan
selatan berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, dan tepat di tengah
wilayahnya, terdapat kota Padangsidimpuan yang seluruhnya dikelilingi oleh
kabupaten ini.
Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 14 kecamatan, dan salah satu
kecamatannya adalah Kecamatan Batangtoru, lokasi penelitian ini dilakukan. Ibu
kota Kecamatan Batangtoru ini berada di Kelurahan Wek I. Daerah ini kaya akan
sumber daya alamnya. Luas wilayah Kecamatan Batangtoru 351,49 km2 dengan
jumlah penduduk 29.517 jiwa dan kepadatan 84 jiwa/km2. Kecamatan Batangtoru
terdiri dari 19 desa dan 4 kelurahan. (Batangtoru Dalam Angka, 2012).
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan
Batang Toru, Propinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah
Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang
Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 8,05 juta oz emas dan 77 juta oz
perak dan ditargetkan mulai berproduksi pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun
sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah (www. G-
Resources.net).
Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd
sebesar 95 persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha
Agung, yang 70 persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan
dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara. Dua ribu orang saat
ini bekerja di Tambang Emas Martabe, 70% nya direkrut dari masyarakat di empat
belas desa di sekitar tambang (www.greatmartabe.com).
8
Jenis agama responden mayoritas beragama Islam yakni sebesar 87,5 % dan sisanya
sebesar 12,5 % beragama Kristen.
Dari tingkat usia, sebagian besar responden yakni sebesar 37,5 % berusia 40
s/d 49 tahun, kemudian berturut-turut usia 30 s/d 39 tahun sebanyak 35 %, usia 21
s/d 29 tahun sebanyak 15 %, dan usia di atas 50 tahun sebanyak 12,5 %. Dari
aspek pendidikan responden, mayoritas atau sebesar 57,5 % berpendidikan SMA,
kemudian disusul pendidikan SMP sebanyak 25 %, pendidikan D3/S1 sebanyak 12,5
%, dan pendidikan SD sebanyak 5 %.
Aspek pekerjaan responden lebih banyak petani, yakni sebesar 25 % dan ibu
rumah tangga juga sebesar 25 %, kemudian disusul karyawan swasta sebesar 15 %
dan wiraswasta juga sebesar15 %, dan PNS/Polri/Guru sebesar 10 %, Tukang
bangunan/buruh/sopir sebesar 10 %. Sedangkan dari sisi pendapatan, mayoritas
responden atau sebanyak 50 % pendapatannya sebesar Rp.1,01 juta s/d Rp.2 juta,
kemudian disusul pendapatan Rp. 2,01 juta s/d Rp. 3 juta sebanyak 20 %,
pendapatan di bawah Rp. 1 juta sebanyak 12,5 %, pendapatan Rp.3,01 juta s/d Rp. 4
juta sebanyak 4 %, dan hanya 7,5 % responden yang memiliki pendapatan di atas
Rp. 4 juta.
Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah Panggong
Dongoran selaku Lurah Aek Pining, dr Ismail Fahmi Ritonga, M,Kes sebagai Kadis
Kesehatan Tapanuli Selatan, dan Drs. Parulian Nasutioan, sebagai Kepala Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Tapanuli Selatan.
9
memasukkan perwakilan perusahaa. Semua narasumber juga menyatakan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat miskin di Tapanuli Selatan, keterlibatan program
CSR perusahaan sangat dibutuhkan. Hanya saja, pengelolaannya harus
dikembangkan dengan melibatkan unsur masyarakat dan pemerintah.
Salah satu hasil wawancara terkait model CSR ini bisa dilihat seperti dalam
dua petikan di bawah ini;
“Iya, memang sebaiknya jangan hanya di Kecamatan Batangtoru, Kecamatan
Muara Batangtoru atau di desa-desa lingkar tambang, tetapi CSR itu harus
mencakup kecamatan-kecamatan lain di wilayah Kabupaten Tapanuli
Selatan. Ini sebagai sumbangsih perusahaan terhadap masyarakat dan
pemerintah Tapsel. Khusus pengelola, sebaiknya melibatkan pihak luar
dengan memasukkan unsur pemerintah, unsur perwakilan masyarakat (ormas,
tokoh masyarakat), lembaga atau kalangan perguruan tinggi dan tentu
perwakilan perusahaan.” (dr.Ismail Fahmi, M.Kes, Kadis Kesehatan Tapsel).
10
Model Baru CSR PT Agincourt Resources
11
kekayaan alam Batangtoru yang kini dikelola perusahaan tambang emas juga harus
dinikmati oleh masyarakat Tapsel lainnya meski wilayahnya tidak di sekitar
tambang. Memang agar lebih adil, CSR PT Agincourt Resources tersebut harus
lebih mengutamakan masyarakat di sekitar tambang, tapi begitu pun tidak fair juga
jika masyarakat Tapsel lainnya tidak merasakan CSR tersebut.
Aspek berikutnya, jenis kegiatan CSR PT Agincourt Resources harus
diperkuat ke dalam kegiatan-kegiatan yang sifatnya bertujuan untuk menghasilkan
skill atau keterampilan. Maka jenis kegiatan yang harus diperbanyak adalah
kegiatan-kegiatan pelatihan, pemberian keterampian, dan penguatan ekonomi rumah
tangga.
Jika model baru pengelolaan CSR PT Agincourt Resources ini diterapkan,
diyakini upaya pemberdayaan masyarakat miskin di Kabupaten Tapanuli Selatan
akan lebih cepat terwujud.
SIMPULAN
Beberapa simpulan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan CSR yang
dilakukan PT Agincourt Resources sudah diketahui masyarakat dan sangat
bermanfaat, tapi belum mampu memberdayakan atau meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pengelolaan CSR PT Agincourt Resources harus dilakukan dengan
upaya pengembangan model baru yang meliputi perubahan dalam hal aspek
pengelola, lokasi/kantor pengelola, cakupan wilayah, dan jenis kegiatan CSR.
DAFTAR PUSTAKA
Ambadar, Jackie, 2008, CSR Dalam praktek di Indonesia, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
12
Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi, Emir Wicaksana. 2011. Panduan Lengkap
Perencanaan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saleh, Arifin dan Basit Lutfi. 2013. Corporate Social Responsibility (CSR)
Pertambangan Emas Agincourt Resources Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan, Jurnal Keskap, Volume 11 Nomor 1,
Fisip UMSU.
Siagian, Matias dan Agus Suriadi. 2010. CSR dalam Perspektif Pekerjaan Sosial.
Medan: FISIP USU Press.
Widjaya, Gunawan & Pratama, Yeremia Ardi, 2008, Resiko Hukum & Bisnis
Perusahaan Tanpa CSR, PT Percetakan Penebar Swadaya, Jakarta.
13