INSTALASI PEMELIHARAAN
SARANA DAN PRASARANA
RUMAH SAKIT UMUM
KATA PENGANTAR
Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari Pelayanan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. IPSRS merupakan organisasi dalam
Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan
sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu
pelayanan dan efisiensi RS. IPSRS sebagai salah satu bagian dari Rumah sakit harus
memiliki organisasi yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu disusunlah Pedoman Pengorganisasian IPSRS yang digunakan sebagai acuan dalam
mengorganisir kegiatan-kegiatan di IPSRS.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pengorganisasian IPSRS ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu, segala saran dan masukan yang bersifat membangun IPSRS kami
terima dengan senang hati.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa
kesehatan dan senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik dan
profesional. Dalam perkembangan rumah sakit, dapat dilihat dan dirasakan
seiring dengan penambahan jenis dan jumlah fasilitas sarana dan prasarana
yang digunakan, ini sangat menunjang dalam memberikan pelayanan yang
efektif, efisien dan profesional.
RSU Mitra Sehat merupakan perkembangan dari BP-RB Mitra Sehat,
sebagai perkembangan dari BP-RB menjadi rumah sakit umum tentu RSU
Mitra Sehat memiliki banyak sekali tantangan, salah satu diantaranya adalah
pemenuhan sumber daya yang kompeten di tiap unit kerja. Bagian Sumber
daya manusia atau Personalia sebagai unit kerja yang bertugas dalam
pengelolaan SDM di RSU Mitra Sehat berkepentingan secara langsung dalam
proses rekrutmen dan peningkatan kualitas ketenagaan.
RSU Mitra Sehat terletak di Jl Wates km 9 Ngaran, Balecatur,
Gamping, Sleman, Yogyakarta. RSU Mitra Sehat merupakan pengembangan
dari Balai Pengobatan & Rumah Bersalin (BP-RB) Mitra Sehat Yang didirikan
sejak tanggal 1 Oktober 2002. Saat ini RSU Mitra Sehat menempati lahan
seluas 3000 m² dengan bangunan seluas 1300 m² . Lokasinya yang terletak
di pinggir jalan
lintas propinsi dan sangat strategis, membuatnya sangat mudah
dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi.
RSU Mitra Sehat berkeinginan untuk menjadi pilihan utama
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
Sebagai rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan berkembang, serta
dengan semakin beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu
pengelolaan yang strategis dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya
adalah pelayanan Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah sakit . Unit ini
melakukan tugasnya untuk melakukan proses perbaikan dan pemeliharaan
Sarana dan Prasarana umum dan medik demi keberlangsungan pelayanan
jasa kesehatan di dalam Rumah sakit.
B. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
134/Menkes/SK/IV/1978 April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja
rumah sakit umum telah ditetapkan tugas dan fungsi IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria
untuk dapat dijadikan air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik,
instalasi lain-lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi
petugas/operator, penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik
pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan
peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.
Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan,
mingguan dan harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari
pemakaian sarana dan peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan
peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan
peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
h. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
i. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
j. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap
peralatan medis dan penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
k. Dalam rangka pengadaan.
l. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
m. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
n. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
o. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
p. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
q. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
r. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
s. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
t. Rapat internal IPSRS.
u. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang
dilaksanakan oleh pihak ke-III.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik
sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar.
Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan
perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.
C. BATASAN OPERASIONAL
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas
mendapatkan permintaan perbaikan petugas menuju
kelapangan untuk melakukan pengecekan kerusakan/alat yang akan di
pelihara, petugas mengecek untuk selanjutnya mendata kebutuhan sparepart
jika diperlukan. Dalam hal ini petugas melakukan order dahulu jika
ketersediaan sparepart kosong,. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas
akan segera melakukan perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta
ijin bagian terkait untuk mengirimkan alat yang rusak melalui petugas
pengadaan, proses ini akan memerlukan waktu yang lama jika setelah
dibuatnya PPK timbul hal – hal yang menyangkut ketersediaan sparepart dan
biaya yang ditimbulkan. Jika biaya yang ditimbulkan besar maka setiap
keputusan akan diperlukan dalam pertemuan Tim Pemelian Barang & Jasa
dan keputusan terakhir ada di Jajaran Direksi.
B. Perhitungan ketenagaan
Kualifikasi sumber daya manusia di IPSRS terdiri dari Kepala Instalasi,
petugas pelaksana pemeliharaan alat, gedung dan taman/ parkir.
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Tempat kerja
1. Ruang Kerja IPSRS.
2. Ruang perlengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop).
B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja.
g. Papan tulis.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Persetujuan Kaur
UPSRS
Direktur
B. PELAYANAN IPRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan
yang terpola dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik
yang dimiliki oleh rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah
ratusan item dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang
ditunjuk sebagai pengelola peralatan medik adalah IPSRS dimana unit ini
ditunjuk secara resmi. Bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti :
inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional,
pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment dispossition.
2. PENGELOLAAN GEDUNG
a. Komponen Arsitektur Gedung
1) Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan
tidak boleh terhalang serta memenuhi persyaratan
sesuai dengan SNI.
2) Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan
kaca di bagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan
indah. Pemeliharaan yang dilakukan
antara lain :
- Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1
( satu ) tahun sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan
- Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan,
bila terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki
dengan sealent baru dengan tipe
yang sesuai
- Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan
dengan sikat karet
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung
tinner atau benzene karena akan merusak elasititas karet atau
sealent.
3) Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat
cuci, atau tempat wudhu.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat
keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas
dengan air bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai
atau dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4) Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
- Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung
setelah lebih dari 10 ( sepuluh ) tahun
penggunaan
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3
( tiga ) bulan sekali dari kotoran yang melekat
- Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera
ganti dengan yang baru
- Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian
dicat dengan cat emulsi yang serupa
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum
melakukan pengecatan ulang.
5) Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar
bangunan gedung, bila terkena air akibat atap yang bocor,
segera ganti dengan yang baru atau diperbaiki. Cara
memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder )
yang telah diaduk dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras
hingga rata dengan permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas
No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan
warna yang dikehendaki.
6) Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu
ruangan dan lain sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus
menghilangkan karat yang terbentuk karena kotoran dan
cuaca / debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau
pelumas cair lainnya.
7) Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran
kembali setiap 6 ( enam ) bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan
dengan deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk
membersihkannya
8) Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang
dekat dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air
bersih
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran
dan air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai
4) Pemanas Air
Pemeliharaan :
- Matikan aliran listrik atau gas
- Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh ) menit agar
kotoran yang ada dalam tangki water heater
menjadi bersih
- Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk
pemasangan setiap 4 ( empat ) tahun sekali
- Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan
air sumur yang tidak diolah terlebih dahulu.
5) Kran Air
Pemeliharaan :
- Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 ( dua ) bulan
setiap kran yang ada
- Kencangkan baut pengikat putaran kran
- Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6) Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
- Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau
sekurang – kurangnya setiap hari
- Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih,
sabun atau deterjen
- Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk
membersihkan permukaan bak cuci.
Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada
bangunan gedung meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan
tegangan rendah ( TR )
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap – tiap lantai gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan
menggunakan alat infra red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
• Transformator.
• UPS ( Uninterrupted Power Supply )
2) Sistem Distribusi
• Panel Distribusi Tegangan Menengah
• Panel Distribusi Tegangan Rendah
• Kabel Feeder Tegangan Menengah
• Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang
terdapat pada bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk
kerja MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan
Telepon, maka harus segera melaporkannya ke petugas
Maintenance Telephone dan segera melakukan pengecekan ke
lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan di MDF
atatu JB dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait
seperti Satuan Pengaman.
b. Tata Suara
a. Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
Amplifier, Speaker Selector, microphone dan dll. dari panel
pengendali di ruang operator
Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas
lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
c. Sistem Jaringan Komputer / Internet
1) Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
Jaringan Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan
Uninterupted Power Supply ( UPS ). dari panel pengendali di
ruang operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan
komputer, maka harus segera melaporkannya ke petugas
Maintenance dan segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk
mengetahui penyebab terjadinya gangguan tersebut dan
melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait seperti Satuan
Pengaman.
d. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci. Jika
perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan sikat gigi
bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat tumbuh bakteri dan
jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul
adalah filter atau saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan buang
kotoran yang terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak bersih dapat
menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi di celah-celah kecil
pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan tabung mesin cuci adalah
dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada cucian apapun
didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu membersihkan
tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu mesin
cuci sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di dalam tabung.
Cara ini juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau pelembut
kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak sedap
pada mesin cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah mesin
selesai digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian-
bagian tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.
3. PERABOT
Pada semua jenis perabot setiap hari dilakukan dusting / dilap dengan kain
lap agar bebas dari debu. 1 ( satu ) bulan sekali dipoles dengan :
Perabot kayu menggunakan furniture polish agar tampak
mengkilap dan terbebas dari serangga perusak kayu.
Perabot berbahan dasar kulit imitasi, finil, kaca yang dilapisi film dan
pesawat telephone digunakan chemicals pembersih Amway silicone glaze
Perabot berbahan stainless dibersihkan dengan menggunakan
chemicals helios
Perabot berbahan kuningan menggunakan braso
Kaca meja setiap hari dilap dengan chamois clooth dan
dipastikan kebersihannya
Untuk kelengkapan pada beberapa meja di ruang – ruang
tertentu disediakan tissue meja
Untuk ruang ber – AC di beberapa titik AC tertentu disediakan pengharum
ruangan
4. L A N T A I
Lobbying dan mopping dilakukan pada permukaan lantai, dan sela – sela bawah
/ kolong perabot disemua areal gedung yang meliputi :
Areal perkantoran, kamar dokter jaga, transit dokter, apotik, ruang teknik :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua
) kali sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya.
Areal pelayanan, areal perawatan dan Ruang Jaga Perawat, Instalasi Gizi,
Laboratorium, IGD, ruang Sanitasi :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua
) kali sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya, khusus UGD
kebersihan dipantau 24 jam ( 3 Shift
)
Untuk ruang yang steril Lobby Duster dan Mop digunakan tersendiri (
khusus )
Untuk ruang rawat inap yang kosong dilakukan kebersihan secara total /
menyeluruh.
Areal Aula Lt – 4 :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 1 ( satu
) kali sehari. Bila aula digunakan untuk acara maka setelah acara selesai
akan dilakukan pembersihan total agar aula senantiasa bersih.
Khusus ruang rawat inap Lt – 4 dibersihkan secara bergilir setiap
seminggu sekali.
Areal hall dan selasar :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) dilakukan dan dikontrol
secara terus menerus dengan cara mobile
Bila diperlukan diadakan general cleaning lantai menggunakan polisher
machine agar kotoran berat yang tidak dapat terangkat sempurna oleh
lobbying dan mopping dapat dikelupas dan terjaga keawetan material
lantai.
5. PEMBUANGAN SAMPAH
Pembuangan sampah ruangan dilakukan minimal 3 ( tiga ) kali sehari, dan
dibedakan sesuai jenis sampahnya, yaitu :
- Sampah Infeksius dimasukkan ke plastik warna kuning
- Sampah Non – Infeksius dimasukkan ke plastik warna hitam
Di luar jadwal di atas, pada ruang perawatan pasien, tempat sampah selalu
dikontrol baik isi, bau maupun kerapian letaknya. Pencucian tempat sampah
dilakukan setiap hari.
Sampah non – medis dimasukkan ke TPS ( Kontainer ), sampah medis
diletakkan di tempat yang ditentukan.
6. KAMAR MANDI
Setiap hari lantai, dinding dan kloset kamar mandi / WC disikat alat yang
memadai dengan menggunakan chemicals pembersih dan disemprot
disinfectant guna pengendalian kuman sehari 2 ( dua ) kali
Untuk senantiasa menjaga kebersihan, terutama pada ruangan perawatan
harus sesering mungkin dikontrol kondisi dan kebersihannya
Minimal 3 ( tiga ) hari sekali bak air dikuras dengan menggunakan
chemicals pembersih dan disinfectant agar senantiasa bersih dan sehat
untuk digunakan
Kebersihan pintu, kusen, sirkulasi, gantungan baju, tempat sabun dan
plafond kamar mandi harus selalu terjaga kebersihan dan keterawatannya
agar senantiasa bersih dan awet
Bila kloset / wastafel mampet semaksimal mungkin diupayakan
penanganannya secara teknis tanpa chemicals, apabila secara teknis
tidak berhasil maka digunakan chemicals
Apabila warna / kondisi permukaan lantai, dinding dan kloset mulai pudar
maka dilakukan pemolesan agar senantiasa menampilkan kondisi
terbaiknya.
Pada lantai didepan pintu kamar mandi wajib dipasang keset yang dapat
menjamin kebersihan lantai.
1. Prosedur Pengajuan
2. Prosedur Pelaksanaan
3. Prosedur Penyelesaian
b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya User dan
Pelaksana Teknis menanda – tangani Pernyataan Penyelesaian Perbaikan
serta diketahui oleh seksi yang terkait ( form terlampir )
PENGAJUAN PERBAIKAN
( ........................................... )
BAB VI KESELAMATAN
KERJA
Sistem pengendalian intern yang berlaku di rumah sakit merupakan faktor yang
menentukan dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan
suatu khasus, baik itu prasarana, alat medis dan gedung.Selain pengendalian di sisi
perbaikan , tidak kalah pentingnya adalah pemeliharaan suatu alat hal ini yang
menjadi ukuran adalah optimalnya
fungsi suatu alat hingga kepresisian suatu alat. Tujuan dari
pengendalian intern adalah:
1. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan
dan perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan
efisiensi biaya kerja yang dikeluarkan
3. Meningkatkan umur pakai suatu alat
4. Menjaga Keselamatan kerja petugas
5. Tertib administrasi terutama untuk ijin operasional/K3 prasarana umum
dan medis
BAB VIII
PENUTUP
Dengan dibuatnya pedoman pelayanan IPSRS, diharapkan setiap personel dapat
memahami dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil akhir dari setiap
pekerjaan dapat dipertanggungjawabkan.