Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Mesin

Volume XIX - No. 2 - Oktober 2004


EDITOR EDITORIAL
B. Sutjiatmo (Ketua), A. Suwono,
D. Suharto, K. Bagiasna, Pada Volume XIX no. 2, Jurnal mesin terbit dengan lima buah makalah.
S. D. Jenie, S. S. Brodjonegoro, Makalah pertama yang berjudul Analisis Reaktor Kimia Berdasarakan Standar
Abdurrachim, I. Nurhadi, Inspeksi Berbasis Resiko API 581 ditulis oleh T.A. Fauzi Soelaiman dari
R. Suratman, P. S. Darmanto. Departemen Teknik Mesin ITB dan tim dari Departemen Pertambangan ITB.
Makalah ini membahas pentingnya melakukan inspeksi resiko terhadap
peralatan proses, dan hasil penerapan inspeksi resiko pada suatu reaktor kimia.
Hasilnya menunjukkan bahwa metoda yang digunakan dapat dipakai untuk
MITRA BESTARI memprediksi resiko pada komponen-komponen reaktor kimia dengan cukup
I. P. Nurprasetio (ITB) baik.
I. S. Putra (ITB)
Makalah kedua berjudul Kaji Eksperimental dan Numerik Kinerja Cyclo Dust
A. I. Mahyuddin (ITB) Filter, ditulis oleh Prihadi Setyo Darmanto dan Joko Sarsetyanto dari
Y. Yuwana (ITB) Departemen Teknik Mesin. Makalah ini membahas keandalan Cyclo Dust
Z. Abidin (ITB) Filter, yang berupa gabungan siklon dan filter kain, dalam menyaring partikel
P. Sutikno (ITB) dari aliran gas. Analisis keandalan dilakukan dengan kaji numerik dan
T. Hardianto (ITB) ekperimen. Hasil analisis antara lain menunjukkan bahwa efisiensi pemisahan
T. A. F. Soelaiman (ITB) Cyclo Dust Filter dapat mencapai 99% yang menyamai efisiensi electrostatic
N. P. Tandian (ITB) precipitator. Disamping efisiensi, hasil analisis juga menunjukkan pengaruh
S. Wiryolukito (ITB) parameter-parameter penting terhadap kinerja alat.
A. Basuki (ITB) Carolus Bintoro, mahasiswa Departemen Teknik Mesin, beserta para
pembimbingnya menulis makalah ketiga yang diberi judul: Kaji
Komputasional Pengaruh Beban dan Keausan terhadap Kekakuan Bantalan
REDAKSI PELAKSANA Rol. Makalah ini membahas hasil kajian secara numerik pengaruh peningkatan
A. D. Pasek (Ketua), I. G. W. Puja, keausan terhadap peningkatan kekakuan bantalan. Selain itu, kajian numerik
Indrawanto, W. Adriansyah, yang dikembangkan juga berhasil memperlihatkan hubungan antara defleksi
dan kekakuan serta gaya radial dan kekakuan sebagai fungsi dari keausan yang
A. Wibowo, I. N. Diasta. dinyatakan dalam diametral clearance (Cd).
Makalah keempat ditulis oleh Maria F. Sutanto yang merupakan mahasiswa
program doktor yang melakukan penelitian di Laboratorium Termodinamika
PPAU – IR ITB. Makalah ditulis bersama para pembimbingnya. Makalah ini
membahas kaji eksperimen kinerja sudu turbin angin berbentuk silinder
berputar yang dilengkapi dengan rotor Savonius. Hasil pengujian menunjukkan
ALAMAT REDAKSI bahwa silinder yang berputar dapat digunakan sebagai sudu kincir angin karena
Gedung LITBANG Sarana dan adanya gaya angkat yang timbul dari efek Magnus yang terjadi pada silinder
Prasarana-Lt.III tersebut. Perbandingan panjang dan diameter silinder yang baik adalah 4.
Institut Teknologi Bandung
Jalan Tamansari 126 Makalah terakhir ditulis oleh Ondřej Cundr dari Czech Technical University in
Bandung 40132 Prague. Makalah yang berjudul A Plausible Energy Yield from Palm Oil Mill
Tel. :(022)-2502342 Effluent, membahas mengenai potensi limbah minyak kelapa sawit untuk
Fax: (022)-2502342 dijadikan bahan bakar gas. Makalah ini memuat data-data potensi limbah yang
E-mail: ari@termo.pauir.itb.ac.id dapat dimanfaatkan dan metoda gasifikasi yang mungkin diterapkan.
nono@termo.pauir.itb.ac.id
Akhir kata Redaksi mengucapkan selamat membaca semoga makalah-makalah
dalam Jurnal Mesin memberi informasi dan pengetahuan yang bermanfaat.

CARA BERLANGGANAN
Permintaan berlangganan dapat
dikirimkan ke alamat redaksi di
atas.
MESIN
Jurnal Teknik Mesin
Terbit 2 (dua) kali dalam satu tahun Vol. XIX, No. 2, Oktober 2004
Bulan April dan Oktober. No. ISSN: 0852-6095
Diterbitkan oleh : Departemen Teknik Mesin, FTI
Institut Teknologi Bandung
Surat ijin : STT No. 964/DIT-JEN/PPG/STT/1982.

MESIN Vol. XIX No. 2 i


DAFTAR ISI

Analisis Resiko Reaktor Kimia Berdasarkan Standar Inspeksi Berbasis


Resiko (Risk Based Inspection: RBI) API 581
T. A. Fauzi Soelaiman, Ahmad Taufik dan Tito Arya Soma 37

Kaji Eksperimental dan Numerik Kinerja Cyclo Dust Filter


Prihadi Setyo Darmanto dan Joko Sarsetyanto 49

Kaji Komputasional Pengaruh Beban dan Keausan Terhadap Kekakuan


Bantalan Rol
Carolus Bintoro, Komang Bagiasna, Djoko Suharto dan Zainal Abidin 56

Kaji Eksperimen Optimasi Koefisien Daya SKEA Jenis Poros Datar dengan
Sudu Gabungan Silinder Berputar dan Rotor Savonius
Maria F.Soetanto, Aryadi Suwono, Prihadi S. Darmanto dan Ari D.Pasek 63

A Plausible Energy Yield from Palm Oil Mill Effluent


Ing. Ondřej Cundr 70

MESIN
Jurnal Teknik Mesin
Vol. XIX, No. 2, Oktober 2004
KAJI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK
KINERJA CYCLO DUST FILTER
Prihadi Setyo Darmanto dan Joko Sarsetyanto

Laboratorium Teknik Pendingin, Departemen Teknik Mesin, FTI-ITB


Ringkasan
Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pemisahan debu suatu separator siklon (cyclone
separator) adalah dengan menambahkan filter kain (fabric filter) pada saluran gas keluarnya.
Gabungan antara siklon dan filter kain ini dikenal dengan nama cyclo- dust filter. Pada
penelitian ini akan diuji kinerja cyclo dust filter dan aliran gas di dalamnya akan
disimulasikan secara numerik dengan bantuan perangkat lunak CFD (Computational Fluid
Dynamics). Dengan memvariasikan luas permukaan filter kain, efisiensi pemisahan debu dan
tahanan aliran cyclo dust filter diukur. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai efisiensi
pemisahan lebih dari 99% pada alat ini. Suatu nilai efisiensi pemisah debu yang susah
diperoleh pada siklon saja. Diperoleh pula bahwa tahanan aliran sistem bertambah dengan
luas permukaan filter, namun kenaikannya tidak proporsional terhadap kenaikan luas
permukaan. Dari simulasi aliran dapat diketahui pula posisi terbaik saluran aerosol saat
memasuki siklon .

Abstract
One of the methods for increasing separation efficiency of a cyclone is to implement a fabric
filter at its inner tube. The combination of cyclone separator and fabric filter in commonly
called as cyclo-dust filter. This paper presents an experimental study of the performance test
of cyclo-dust filter and CFD numerical simulation of the flow inside this apparatus. The
experiment was conducted for some variation of filter area. The results show that the
separation efficiency of more than 99% was observed. This value is normally very difficult to
reach with a normal cyclone separator. The pressure drop rises with the increasing of fabric’s
area. However this increase of pressure drop is not proportional to the increase of the fabric’s
area. The CFD simulation was also used for determining the best position of inlet duct.

Key words: cyclone separator, fabric filter, separation efficiency, pressure drop.

I. PENDAHULUAN separator siklon yang hemat energi[5]. Yang dimaksud


Peraturan tentang baku mutu emisi partikulat dari dengan hemat energi di sini adalah tahanan aliran yang
industri yang mengeluarkan debu yang dapat mencemari serendah mungkin untuk suatu nilai efisiensi pemisahan
lingkungan semakin ketat. Mulai tahun 2000, baku mutu yang setinggi mungkin.
emisi partikulat di Indonesia dibatasi maksimum 80
mg/Nm3. Ketatnya batasan emisi ini akan mendorong Untuk memenuhi kriteria baku mutu yang telah
para peneliti untuk mencari solusi peralatan yang ditetapkan, acap kali separator siklon saja tidak dapat
mampu menyaring aerosol hingga memenuhi batasan diterapkan. Beberapa industri memakai filter kain (jet
tersebut. Separator siklon merupakan alat pemisah debu pulse atau vibrating filter) atau elektrostatik presipitator
yang telah lama dikenal. Metode desain separator siklon sebagai salah satu solusinya. Namun demikian
telah lama dikembangkan sejak Stairmand[1,2]. kelemahan dari filter kain ini selain mudah sobek akibat
Kemudian Lapple dan Leith &Licht[3] menyempurnakan gaya perontokan debu terhadapnya, tahanan aliran yang
dengan berbagai bentuk geometri. Dengan ditimbulkan cukup tinggi sehingga tidak hemat energi.
meningkatnya berbagai masalah pencemaran Perkembangan teknologi terakhir mengisyaratkan ide
lingkungan serta semakin pekanya masyarakat terhadap penggabungan antara siklon separator dan filter kain
perlunya kelestarian dan kualitas udara yang baik, Koch yang disebut dengan cyclo dust filter. Maksudnya
& Licht[4] mencoba mengusulkan metode desain yang adalah untuk meningkatkan efisiensi pemisahan siklon
memperhatikan peningkatan efisiensi pemisahan siklon. serta sekaligus mengurangi tahanan aliran dibandingkan
Namun demikian untuk ukuran partikel yang umumnya dengan apabila yang digunakan sebagai penyaring
dipergunakan dalam industri semen, pencapaian adalah filter kain saja seperti pada bag filter. Dengan
efisiensi pemisahan di atas 95% masih sulit direalisir. demikian diperoleh jalan tengah untuk tetap
Oleh karena itu, penulis dalam serangkaian mendapatkan efisiensi pemisahan yang tinggi dengan
penelitiannya telah ikut pula melakukan berbagai tetap pada batasan hemat energi. Berlatar belakang pada
percobaan dalam rangka memperoleh suatu geometri keinginan di atas penelitian ini dilakukan.

43 MESIN Vol. XIX No. 2


Selain itu, optimasi penempatan saluran aerosol masuk Dengan konstruksi demikian partikel debu kasar akan
ke dalam siklon juga diteliti secara numerik sehingga tersaring terlebih dahulu oleh mekanisme siklon dan
diperoleh tahanan aliran yang lebih rendah. yang halus tersaring oleh filter kain. Dengan demikian
secara umum diharapkan efisiensi pemisahan akan naik.
2.GEOMETRI CYCLO-DUST FILTER UJI
3. FORMULASI DASAR EFISIENSI PEMISAHAN
Seperti telah disebutkan di depan, cyclo dust filter SIKLON DAN FILTER KAIN
merupakan gabungan antara siklon separator dengan
filter kain. Mengingat kompleksitas aliran aerosol di dalam sebuah
separator siklon, sangat sulit menyusun formulasi
A efisiensi pemisahan partikel secara analitik. Oleh karena
itu banyak sekali formulasi empirik yang telah
diusulkan oleh para peneliti terdahulu. Salah satu
formulasi tersebut diusulkan oleh Leith dan Licht
[3]
sebagai berikut :

 C2 
A   τGQ  (n +1)  (1)
4 η c (x) = 1 − exp  − C 1  (n + 1)  
  Dc 3  
1  

n adalah eksponen vorteks dan Q adalah debit aliran.


Untuk siklon konvensional nilai C1 =2 dan C2 = 0,5.
Faktor geometri G ditentukan berdasarkan [9] :
2
3 8 Kc
,  a ,
G= Ka =  
Ka 2 Kb 2  Dc 

5  b  , dan
Kb =  Kc =
(2 Vs + V)
(2)

 Dc  2 Dc 3

dengan b adalah lebar saluran masuk dan Dc adalah


diameter siklon. Volume ruangan bebas (Vs) di luar
saluran gas keluar didefinisikan :

π(S − a / 2)(Dc 2 − De 2 )
Vs = (3)
POT A-A 6 4

dimana S, a, dan De berturut-turut adalah panjang


Keterangan gambar : saluran keluar, tinggi saluran masuk dan diameter
1. Saluran keluar, 2. Filter kain, 3. Saluran masuk, (posisinya
divariasikan dalam studi numerik), 4. Aliran aerosol tak saluran keluar siklon. Penulis dalam penelitiannya[5,6]
tersaring, 5. Badan siklon, 6. Aliran debu tersaring keluar dari menghasilkan nilai konstanta pada Persamaan (1) yang
siklon. berbeda dengan usulan Leith dan Licht . Untuk nilai
Gambar 1. Geometri cyclo dust filter uji fluks massa padatan antara 12 hingga 24 [kg/(s.m2)],
kisaran nilai konstanta C1 dan C2 yang diperoleh adalah
C1 = 1,15 hingga 1,332 dan C2 = 0,365 hingga 0,4.
Jenis siklon yang diuji adalah jenis aliran balik Namun demikian untuk distribusi partikel dalam aerosol
(reversed flow cyclone) yang merupakan hasil seperti layaknya material baku semen, menurut
modifikasi siklon yang telah dikembangkan oleh penelitian penulis belum pernah efisiensi pemisahan
penulis[5] dengan bagian saluran masuk dibuat miring siklon dapat mencapai lebih dari 96%[5,6]. Oleh karena
sebesar 15o terhadap garis horizontal. Filter kain dipilih itu untuk meningkatkannya diperlukan tambahan filter
jenis kain katun dengan porositas (ε) = 0,7 atau kain. Efisiensi pemisahan debu oleh filter kain telah
kepadatan kain (γ) = 0,3. Agar tidak terlalu mengganggu banyak diteliti. Mekanisme penimbunan partikel pada
aliran di dalam siklon yang berpola berputar, bentuk serat kain terjadi menurut lima cara yaitu secara impak
filter dibuat silindris dan berdiameter sama dengan (impaction), intersepsi (interception), difusi,
saluran keluar siklon (inner tube) dan dipasang pada pengendapan secara gravitasi dan elektrostatika.
bagian saluran keluar siklon. Geometri cyclo dust filter Hinds[7] memberikan pendekatan untuk efisiensi
uji dapat dilihat pada Gambar 1. pemisahan sebagai berikut:

MESIN Vol. XIX No. 2 44


Efisiensi secara impak (impaction efficiency) diberikan dimana θ adalah konstanta dielektrik dan q adalah
oleh Yeh dan Liu [8] sebagai berikut: muatan partikel. Pada kasus q = 0, penimbunan partikel
j(Stk)
secara elektrostatika tidak terjadi.
EI = (4)
2
2 Ku
Sedangkan untuk menghitung efisiensi total filter kain
dengan nilai j = (29,6 − 28 γ 0,62 ) R 2 − 27,5 R 2,8 dan dari efisiensi serat tunggal tersebut diberikan (tanpa
adanya efek elektostatika)[1] :
2
τU o ρ p d p C c U o
Stk = =  − 4 αE Σ t 
df 18 µd f E tot = exp   (12)
 πd f 
dimana Cc, γ, τ, Uo, ρp, dan dp adalah berturut-turut
faktor koreksi slip, soliditas filter, waktu relaksasi, dengan E Σ = E R + E I + E D + E DR + E G
kecepatan aliran, massa jenis partikel, dan diameter
rerata partikel. Dari penurunan perumusan di atas, terlihat bahwa
Efisiensi penimbunan serat tunggal secara intersepsi formulasi pemisahan debu cukup rumit untuk
(interception efficiency) adalah: dirumuskan. Pada penelitian ini efisiensi pemisahan
debu diukur.
1   1 
ER = 2(1+ R)ln(1+ R)− (1− R)+   (5)
2Ku  1+ R  4. TAHANAN ALIRAN

dimana Ku adalah faktor hidrodinamik Kuwabara yang Tahanan aliran ditunjukkan oleh perbedaan tekanan
merupakan faktor tak berdimensi yang mencakup efek statis fluida antara sisi masuk dengan sisi keluar gas
distorsi medan aliran di sekitar serat akibat sangat pada cyclo dust filter uji. Perbedaan tekanan tersebut
dekatnya jarak antar satu serat dengan serat lainnya. mewakili energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan
fluida melalui siklon. Jadi penghematan energi dapat
lnγ 3 γ2 d dilakukan dengan mendesain siklon yang rugi
Ku = − − + γ− dan R = p (6)
2 4 4 df tekanannya serendah mungkin tanpa menurunkan
efisiensi pemisahan yang signifikan. Hal-hal yang
dimana df diameter serat kain.sedangkan ε = 1- γ , mempengaruhi tahanan aliran tersebut adalah [4] :
dengan ε adalah porositas kain. • Ekspansi aliran saat aerosol masuk ke dalam siklon.
• Energi yang dibutuhkan untuk menimbulkan aliran
Efisiensi penimbunan serat tunggal secara difusi pusar (vortex).
diberikan oleh Davies[1]: • Gesekan dengan dinding siklon.
−2 / 3 Secara teoritik Barth[3] menurunkan hubungan untuk
E D = 2 Pe (7) menentukan rugi tekanan (∆P) sebagai fungsi faktor
Pe adalah bilangan Peclet : gesekan (Ψ) dan kecepatan tangensial Ve sebagai
berikut:
df Uo
Pe = (8)
D ∆P = Ψ . 12 . ρ . Ve 2 (13)

D adalah koefisien difusi partikel. dengan


Ue Q
Ψ = 2 + 3U4/3+ U2 , U = , dan Ve =
Untuk memperkirakan efisiensi total berdasarkan Ve π/ 4. De 2
efisiensi serat tunggal, perlu diperhitungkan pula
penimbunan karena intersepsi partikel yang berdifusi: Peneliti lain menyatakan tahanan aliran sebagai fungsi
dari Dc/De, Dc/hi dan λ[12]:
1,24 R 2 / 3
E DR = (9)   4 ab   Dc  
(KuPe )1/ 2 ∆ P = f  Q,  2  
,  (14)
  π Dc   hi  
untuk Pe > 100.
Efisiensi penimbunan serat tunggal pada proses Hasil eksperimental menunjukkan bahwa peningkatan
pengendapan gravitasional adalah : tahanan aliran lebih dipengaruhi oleh pembentukan
2 vortex dibanding gesekan dengan dinding[12].
ρ pd p C cg Tahanan aliran filter kain merupakan akibat efek
E G = G (1 + R ) = (1 + R ) (10)
18 µ U o kombinasi dari masing-masing serat kain terhadap aliran
yang melaluinya. Rugi tekanan didasarkan pada total
Efisiensi penimbunan serat tunggal secara elektrostatika drag force dari seluruh serat yang oleh Davies[9]
diberikan oleh Davies [1] : diberikan sebagai berikut :

 θ− 1 
1/ 2
 q2  µtU o f ( γ)
Eq =     11) ∆P = (15)
 θ+ 1   3 πµd d U (2 − lnR ) 
2
df 2
 p f o ef 

45 MESIN Vol. XIX No. 2


dengan f( γ ) = 64 α1,5 (1 + 56 γ 3 ) dan 0,006 < γ < 0,3 1
dimana γ adalah faktor soliditas kain dan µ adalah

Fraksi Massa Partikel (Komulatif)


0.9
viskositas aerosol. Pada penelitian ini tahanan aliran
0.8
cyclo dust filter uji diukur.
0.7
0.6
5. METODE DAN PERANGKAT PENGUJIAN Sampel 1
0.5 Sampel 2
Pengujian karakteristik kinerja cyclo dust filter 0.4 Sampel 3
dimaksudkan untuk mendapatkan efisiensi pemisahan 0.3 Sampel 4
debu dan tahanan aliran untuk berbagai variasi laju Sampel 5
0.2
aliran aerosol, panjang filter, dan konsentrasi debu
dalam aerosol. Sedangkan partikel dalam aerosol 0.1
merupakan partikel bahan baku semen dengan distribusi 0
ukuran partikel berdasarkan hasil pengujian di 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
laboratorium suatu pabrik semen adalah seperti yang Diameter Partikel (µm)
ditunjukkan pada gambar 2. Debu tersebut memiliki Ga
massa jenis bulk sebesar 1210 kg/m3. mbar 2. Distribusi ukuran partikel
debu dalam aerosol.

feeder Pipa fleksibel


Penyaring dan
pengendap debu tak
tersaring
Manometer U
A
Cyclo dust filter

blower

Penampung
debu

Udara masuk

Gambar 3. Skema perangkat pengujian.

Skema perangkat pengujian diberikan pada gambar 3. kecepatan yang dilakukan, untuk selanjutnya hasil
Panjang filter kain yang diuji terdiri dari tiga ukuran pengujian ini disebut sebagai data awal
yaitu 8 Cm, 18 Cm, dan 28 Cm. percobaan/pengujian.
2. Kemudian dilakukan pengujian dengan debu dan
Disamping itu dengan filter yang lebih panjang berarti menghasilkan data tahanan aliran sejak awal hingga
luas permukaan filter juga makin besar, sehingga akhir percobaan. Pencatatan data dilakukan setiap
mempunyai daya tampung deposit partikel yang lebih perbedaan tinggi kolom air pada pipa U pengukur
banyak. Dengan demikian secara keseluruhan efisiensi kecepatan aliran mencapai 54 mmH2O yang berarti
pemisahan pada model dengan panjang filter 28 cm dan penunjukan kecepatan aliran masuk cyclo dust filter
18 cm tersebut masih lebih baik dari pada dengan (Vi) adalah sebesar 9,6 m/s.
panjang filter 8 cm. 3. Pada kondisi di atas dan setelah pencatatan data
tahanan aliran dilakukan, percobaan dihentikan dan
penimbangan debu yang tersaring oleh siklon maupun
Urutan proses pengujian yang dilaksanakan adalah
oleh filter kain dilakukan.
sebagai berikut:
4. Efisiensi pemisahan dihitung dengan membandingkan
1. Pertama kali dilakukan pengujian tanpa debu yang
massa debu yang dipisahkan oleh alat dengan massa
menghasilkan data tahanan aliran pada setiap variasi
debu yang diumpankan melalui pengumpan (feeder).

MESIN Vol. XIX No. 2 46


6. HASIL PENGUJIAN DAN DISKUSI Dari Gambar 4 terlihat bahwa efisiensi pemisahan (η)
dipengaruhi oleh variabel panjang filter (l) dan fraksi
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa dari tiga geometri massa padatan (c).
model “cyclo dust filter” (CDF) yang diuji yaitu model
dengan panjang filter 28 cm, 18 cm, dan 8 cm, efisiensi Tahanan aliran juga meningkat dengan meningkatnya
pemisahan model dengan panjang filter 28 cm kelihatan luas permukaan filter, seperti diperlihatkan pada Gambar
sedikit lebih baik dibandingkan dengan dua model 5. Namun demikian peningkatan tahanan aliran tidak
lainnya. Pengamatan pada saat percobaan menunjukkan sebanding dengan peningkatan luas filter. Peningkatan
bahwa partikel yang bergerak dengan kecepatan rendah luas permukaan sekitar 50% hingga 125% berakibat pada
memiliki daya tembus yang lemah terhadap filter kain peningkatan tahanan aliran sekitar 6% hingga 13%.
yang dipakai sehingga kemungkinan tertangkap pada Waktu tersumbatnya filter juga dipengaruhi oleh fraksi
serat kain makin besar. Sebaliknya partikel yang debu dalam aerosol seperti diperlihatkan pada Gambar 6.
mempunyai kecepatan tinggi makin besar kemungkinan
untuk lolos dari filter kain. Fenomena ini yang terjadi
pada model dengan panjang filter 18 cm dan 8 cm yang 40
keduanya tepat berada pada daerah yang berkecepatan
tinggi. Sedangkan pada panjang filter 28 cm bagian 38

Tahanan aliran (mmH2O)


bawah filter berada pada daerah yang berkecepatan
aliran relatif lebih rendah sehingga memiliki daya 36
tembus yang rendah pula.
34

99.30
32
Efisiensi pemisahan(%)

99.25 L=28cm
30 L=18cm
99.20
L=8cm
99.15
28
99.10 14.3 14.4 14.5 14.6 14.7 14.8 14.9
Ef.L=28cm
Kecepatan masuk (m/s)
99.05 Ef.L=18cm
Ef.L=8cm
99.00 Gambar 5. Tahanan aliran pada berbagai
0.15 0.17 0.19 0.21 0.23 0.25 0.27 kecepatan aliran aerosol masuk cyclo dust filter
Fraksi m assa padatan

76
Gambar 4. Efisiensi pemisahan untuk 72
berbagai nilai fraksi massa padatan. 68 L=28 cm
64
Waktu filter tersumbat (s)

L=18 cm
Disamping itu dengan filter yang lebih panjang berarti 60 L=8 cm
luas permukaan filter juga makin besar, sehingga 56
mempunyai daya tampung deposit partikel yang lebih 52
banyak. Dengan demikian secara keseluruhan efisiensi 48
pemisahan pada model dengan panjang filter 28 cm dan 44
18 cm tersebut masih lebih tinggi dari pada dengan 40
panjang filter 8 cm. 36
32
Dalam memperkirakan efisiensi pemisahan baik pada 28
siklon maupun pada filter kain, faktor konsentrasi debu 0 .1 4 0 .1 8 0 .2 2 0 .2 6
dalam aerosol tidak tampak. Pengamatan Eksperimental F rak si m a ssa p a d a ta n
menunjukkan bahwa konsentrasi debu berpengaruh
terhadap efisiensi pemisahan (Gambar 4). Korelasi
empiris yang diberikan oleh Zenz[10] memperlihatkan Gambar 6. Waktu yang dibutuhkan hingga filter
pengaruh perubahan konsentrasi debu terhadap efisiensi tersumbat pada berbagai nilai fraksi massa padatan.
pemisahan siklon dengan persamaan berikut:
0,182
1 − η2  c1  Semakin tinggi konsentrasi debu, semakin cepat pula
= 
1 − η1  c 2  kain tersumbat. Hal ini menunjukkan bahwa debu yang
menempel pada kain (di industri disebut dust cake) perlu
Jika konsentrasi debu berubah dari c1 menjadi c2 dengan dirontokkan secara periodik. Semakin tinggi konsentrasi
debu semakin sering pula frekuensi perontokan dust cake
c2 > c1, maka efisiensi pemisahan meningkat dari η1
yang harus dilakukan.
menjadi η2.

47 MESIN Vol. XIX No. 2


7. SIMULASI ALIRAN Software aplikatif yang dipergunakan adalah Ansys 5.4.
Hasil simulasi kecepatan aliran diberikan pada Gambar
Simulasi aliran dimaksudkan untuk mengetahui pola 7, sedangkan untuk distribusi tekanan diberikan dalam
aliran dan tahanan aliran sehingga dapat dipergunakan Gambar 8. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa terdapat
sebagai alat bantu dalam merancang peralatan yang perbedaan pola aliran yang terjadi. Model dengan
optimal. Dalam simulasi ini akan dilihat pengaruh posisi saluran masuk di atas, pada bagian bawah tempat
saluran masuk siklon (atas, tengah, dan bawah seperti saluran debu keluar hampir tidak ada aliran. Hal ini
diperlihatkan pada Gambar 7 dan Gambar 8) terhadap merupakan hal yang menguntungkan karena menjamin
pola dan tahanan aliran. Simulasi dimulai dengan agar tidak terjadi re-entrainment dari debu yang sudah
pembentukan grid dan dilanjutkan dengan pendefinisian terpisahkan. Sedangkan pada model dengan saluran
persamaan yang mengatur aliran[11,12] yaitu: masuk di tengah dan di bawah dapat dilihat masih ada
1. Persamaan kontinuitas: aliran yang cukup signifikan sehingga lebih
memungkinkan terjadinya re-entrainment. Sebagai
∂ρ
+ ∇.(ρ . U) = 0 (16) akibatnya efisiensi pemisahan akan turun. Re-
∂t entrainment harus diusahakan untuk dihindari dalam
2. Persamaan kekekalan momentum: suatu desain cyclo dust filter karena dapat
∂ U  mempengauruhi efisiensi pemisahan. Dari Gambar 8
ρ + U .∇ U  = −∇ p + ρg + µ ∇ 2 U (17) terlihat bahwa rugi tekanan pada model dengan saluran
 ∂t 
masuk di bagian atas paling rendah dibanding dengan
3. Persamaan kekekalan energi: kedua model yang lain. Tahanan aliran pada model
∂T  dp dengan saluran masuk di atas, tengah, dan bawah adalah
ρC p  + U .∇ T  = k ∇ 2 T + Tβ + φ + ψ (18) berturut-turut ∆p = 258,383 N/m2, ∆p = 370,664 N/m2
 ∂t  dt
dan ∆p = 368,97 N/m2. Dari ketiga model tersebut
dengan notasi pada ketiga persamaan di atas seperti model dengan saluran masuk terletak di atas
yang umum dipergunakan dalam CFD misalnya ρ, Cp, menghasilkan tahanan aliran terrendah. Hal ini
U, T, p, β, ψ, φ, dan t berturut-turut adalah massa jenis disebabkan oleh panjang lintasan aliran aerosol yang
fluida, panas jenis pada tekanan tetap, kecepatan aliran, semakin pendek.
temperatur, tekanan, koefisien ekspansi termal
volumetrik, pencetusan energi dan dissipasi viskos.
Asumsi yang diambil untuk menyederhanakan simulasi
adalah bahwa aerosol diwakili dengan fluida satu fasa A
bermassa jenis sama dengan massa jenis gabungan A
A
antara udara dan padatan ρs. A
A
A
ρ s = ϕρ p + (1 − φ)ρ (19) A
A
A
dimana ρp, ρ, dan ϕ berturut-turut massa jenis partikel,
massa jenis udara, dan fraksi massa partikel. Selain itu
fluida dianggap merupakan fluida Newton dengan
viskositas µs sebesar:
_ _
µ s = µ + 150 a 2 ρ p µ s * (20)

2
4,61  φ 
dengan µ s * =   , φo = 0,6 Gambar 7. Distribusi kecepatan aliran [m/s]
4  φ o + φ 
Untuk menyimulasikan aliran, data yang diperlukan
Dalam penelitian ini juga dilakukan simulasi aliran
adalah sebagai berikut:
untuk berbagai panjang filter. Apabila diteliti lebih
- Massa jenis partikel: 1210 kg/m3 (bulk).
dalam dari hasil distribusi kecepatan aliran dapat
- Massa jenis udara: 1,23 kg/m3.
diketahui bahwa distribusi kecepatan tangensial diantara
- Temperatur rata-rata: 30oC
ketiga model dengan panjang filter berbeda tersebut,
- Viskositas udara: 1,5 x 10-5 kg/m.s
panjang filter 28 cm (yang terpanjang) menunjukkan
- Diameter partikel rata-rata: 50 µm. harga kecepatan tangensial lebih tinggi dibandingkan
- Fraksi massa padatan: 25 %. dengan dua panjang filter lainnya. Dengan demikian
- Kecepatan aerosol masuk: 15 m/s (diasumsikan dapat disimpulkan efektivitas pemisahan partikel padat
seragam) untuk model dengan panjang filter 28 cm adalah yang
- Kekasaran permukaan: smooth wall. terbaik, seperti yang telah ditunjukkan dari hasil
- Tekanan statis di sisi keluar: 0 N/m2 (gauge) eksperimental.
- Filter kain diasumsikan sebagai media porous
dengan porositas 30%.

MESIN Vol. XIX No. 2 48


8. DAFTAR PUSTAKA

1. Starmaind, J.C., Filtration and Separation,


Vol.7no.1, 1951.
2. Starmaind, J.C. The Design and Performance of
cyclone Separators, Trans. Inst. Chemical
Engineering Vol.29, 1951.
3. Hestroni, G., Handbook of Multiphase Systems,
Hemisphere Crp. , 1982.
4. Koch, W.H. & Licht, W. New Design Approach
Boost Cyclone Efficiency, Chemical Engineering,
1977.
5. Prihadi Setyo Darmanto dan Katon primanto,
Gambar 8. Distribusi tekanan [N/m2] Pengembangan Perangkat Lunak Alat Bantu
Perancangan Siklon Separator Hemat Energi,
7. KESIMPULAN Journal Teknik Mesin, Vol XII, No 3, 1997.
6. Prihadi Setyo Darmanto dan Katon primanto,
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik Pengujian Karakteristik Kinerja Siklon Separator
beberapa kesimpulan antara lain: Hemat Energi, Journal Teknik Mesin, Vol XII, No
- Secara umum cyclo-dust filter dapat menyaring 2, 1997.
aerosol hingga lebih dari 99%, suatu nilai yang 7. Hind, W.C., Aerosol Technology , John Wiley &
mendekati kinerja electrostatic precipitator. Dengan Sons, 1982.
demikian peralatan ini sangat menguntungkan sebagai 8. Leith, D. & Licht, W., Air Pollution and It’s
alternatif pemisah debu yang efektif. Control, A.I.Ch.E. Symposium Series
Vol.68no.126, 1972.
- Penempatan saluran masuk lebih tinggi dari posisi
9. Davies, C.N., Air Filtration, Academic Press, 1973.
filter merupakan desain terbaik karena akan
10. Kalen, B. & Zenz, F.A., Theoretical Empirical
menghasilkan tahanan aliran rendah (hemat energi)
Approach to Saltation Velocity in Cyclone Design,
sebagai akibat memendeknya lintasan aliran aerosol.
A.I.Ch.E. Symposium Series Vol. 70-no137, 1974.
- Percobaan yang dilakukan dapat dipakai untuk 11. Versteeg, H.K. & Malalasekera, W., An
menentukan waktu tersumbatnya filter sehingga Introduction to Computational Fluid Dynamics,
sangat bermanfaat untuk menentukan periode John Wiley & Sons Inc., 1995.
perontokan dust cake yang menempel pada kain. 12. Zhou, L.X. & Soo, S.L., Flow Pattern and Pressure
- Simulasi aliran fluida sangat membantu dalam proses Drop in Cyclone Dust Collectors , Powder
optimasi desain dan memperkirakan kinerja. Technology Vol.63, Elsevier, 1990.

49 MESIN Vol. XIX No. 2

Anda mungkin juga menyukai