Anda di halaman 1dari 14

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

BALIKPAPAN
(STIEPAN)

Nama : Diyah Niken Halidaziah

NPM : 2017.62.000

Prodi : Akuntansi (malam)

Kelas : Akuntansi 4C
Dosen pengampu : Ready Wicaksono

2018/2019

1
HARGA POKOK PRODUKSI
Harga pokok produksi dapat diartiakan sebagai jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi dalam periode
tertentu. Menurut Mulyadi, terdapat dua cara penentuan harga pokok poduksi
dikenal dua metode pendekatan, yaitu pendekatan full costing atau metode harga
pokok penuh atau pendekatan variable costing atau metode harga pokok variabel.
1. Metode Full Costing
Full Costing merupakan penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik baik yang berprilaku variabel maupun tetap.
2. Metode Variabel Costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel dalam harga pokok
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik variable.

PENGUKURAN DAN PEMBEBANAN KOS


Secara konsep, perhitungan kos manufaktur atau jasa per unit tidaklah sulit
untuk dilakukan. Kos per unit sama dengan total kos dibagi dengan jumlah unit
yang dibuat. Meskipun secara konsep mudah, namun dalam praktik perhitungan
tersebut sangatlah kompleks, melibatkan berbagai macam variable, pertimbangan,
asumsi, kebijakan dan sebagainya.
Pengukuran biaya atau penentuan biaya (cost measurement) adalah
penentuan jumlah (rupiah) bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik yang
digunakan atau dikonsumsi dalam produksi. Sementara pembebanan kos (cost
assignment) aala proses mengubungkan biaya-biaya yang digunakan dengan unit
yang diproduksi.

2
PERBANDINGAN ANTARA PENENTUAN KOS PESANAN DAN
PENENTUAN KOS PROSES
Perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa dapat dibagi ke dalam 2
kelompok atas dasar proses produksi yang dilaksanakannya, yaitu perusahaan
yang berproduksi atas dasar pesanan dan perusahaan yang berproduksi secara
massal. Perbedaan cara produksi tersebut akan berpengaruh terhadap cara
pengumpulan biaya. Dengan demikian metode pengukuran dan pembebanan biaya
yang diterapkan pada kedua perusaaan tersebut berbeda.
Penentuan kos pesanan Penentuan kos proses
Produk bersifat heterogin Produk bersifat homogen
Biaya produksi berdasarkan pesanan Biaya produksi berdasarkan proses
Kos perunit dihitung dengan cara Kos perunit dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi pesanan membagi total biaya produksi untuk
dengan jumlah unit yang dihasilkan satu periode dengan jumlah unit yang
untuk pesanan yang bersangkutan. diproduksi dalam periode yang sama.

METODE PENGUMPULAN HARGA POKOK


Metode pengumpulan harga pokok bagi manajemen merupakan salah satu
cara untuk menetukan besarnya harga produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan, untuk itu maka diperlukan perhitungan harga pokok produksi dengan
tepat dan teliti.
Sebelumnya saya telah memaparkan mengenai metode full costing dan
variable costing dimana akuntansi menggunakan salah satu dari dua metode
tersebut dalam menentukan biaya produk. Berbeda dengan kedua metode diatas ,
dari sudut pandang pengumpulan biayanya yaitu metode penentuan biaya pesanan
(job order costing) dan metode penentuan biaya proses (process costing).

METODE PENENTUAN BIAYA PESANAN


Metode penentuan biaya pesanan adala metode pengumpulan biaya produk
berdasar pesanan, metode ini digunakan oleh perusahaan manufaktur yang
membuat barang pada spesifikasi tertentu dari pelanggan.

3
KARAKTERISTIK METODE PENENTUAN BIAYA PESANAN
Metode penentuan biaya pesanan mengumpulkan setiap elemen biaya
prouk berdasar pada pesanan. Adapun karakteristik metode pengumpulan biaya
produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan
yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu diitung harga pokok produksinya
secara individual.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya
produksi tidak langsung
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istila
biaya overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperitungkan sebagai harga pokok produksi
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesunggunya terjadi, sedangkan
biaya overhead pabrik diperitungkan kedalam harga pokok pesanan
berdasarkan tariff yang ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi per unit diitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya prouksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk uang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PROUKSI PERPESANAN


Dalam perusahaan yang prouksinya berdasarkan pesanan, informasi harga
pokok prouksi perpesanan bermanfaat bagi manajemen untuk :
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada\pemesan.
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Mengitung laba atau rugi tiap pesanan.

4
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.

METODE PENENTUAN BIAYA PROSES


Metode penentuan biaya proses adalah metode pengumpulan biaya produk
berdasar proses. Metode ini digunakan oleh perusahaan pemanufakturan yang
membuat produk massa.
Metode penentuan biaya proses mengumpulkan setiap elemen biaya produk
berdasar pada proses. Jika sebua produk diproses melalui dua proses
(departemen), biaya dikumpulkan pada setiap proses (departemen) tersebut.
Seperti pada metode penentuan biaya pesanan, bahan baku dan tenaga kerja
diukur dengan biaya historis, seangkan biaya overhead dibebankan berdasar tariff
yang ditentukan dimuka. Namun, tidak seperti metode penentuan biaya pesanan,
senua biaya ,dikumpulkan dari awal sampai akhir perioda. Pada akir perioda biaya
perunit di hitung dengan cara membagi seluruh biaya dengan jumlah produk yang
dapat diselesaikan.

KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES


Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan ole karakteristik proses
produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik
produksinya adala sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan merupakan produksi standar.
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang
berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

PERBEDAAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PROSES DAN


METODE PENENTUAN BIAYA PESANAN
Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses, berikut ini
disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode penentuan

5
biaya pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya produksi
tersebut terletak pada :
1. Pengumpulan biaya produksi
Dimana metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi
menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya
prouksi perepartemen produksi per periode akuntansi.
2. Perhitungan harga pokok prouksi persatuan
Dimana metode harga pokok pesanan mengitung harga pokok produksi
persatuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan
tertentu dengan jumlah satuan produk yanf dihasilkan alam pesanan yang
bersangkutan dan perhitungan ini ilakukan pada saat pesanan tela selesai
diproduksi. Sedangkan metode harga pokok proses menghitung harga pokok
produksi persatuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan
selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama
periode yang bersangkutan dan perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode
akuntansi
3. Penggolongan biaya produksi
Didalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi arus dipisahkan
menjai biaya langsung dan biaya produksi tidak langsung. Sedangkan dalam
metode harga pokok proses pembedaan biaya produksi langsung dan tidak
langsung seringkali tidak diperlukan.

4. Unsur biaya yang digolongkan dalam biaya overhead pabrik


Didalam metoda harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain
selain biaya bahan baku dan biaya tenga kerja langsung dan alam metode ini
biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas tariff yang ditentukan di
muka. Sementara dalam metode harga pokok proses biaya overhead pabrik
terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku an bahan penolong dan biaya
tenaga kerja (baik yang langsung maupun tidak langsung) dan dalam metode ini

6
biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

PENENTUAN KOS SESUNGGUHNYA (ACTUAL COSTING) DAN


PENENTUAN KOS NORMAL (NORMAL COSTING)
System kos sesungguhnya adalah suatu cara dalam menentukan kos
produk berdasarkan seluruh pengeluaran seperti bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang benar-benar terjadi yang kemudian kos
sesnggunya ini digunakan untuk menentukan kos per unit.
System penentuan kos produk berdasarkan biaya normal merupakan
kombinasi antara biaya yang sesungguhnya terjadi untuk biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung dengan jumlahnya ditaksir untuk biaya overhead
pabrik. System ini dipakai untuk mengatasi persoalan yang muncul pada system
penentuan kos sesungguhnya.

CONTOH SOAL :
PT ABC berusaha dalam bidang percetakan kemasan produk pangan.
Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan dan biaya
produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang
digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah full
costing. Dalam bulan Januari 2015, PT ABC mendapat pesanan untuk mencetak
undangan sebanyak 1500 lembar dari PT JKL. Harga yang dibebankan kepada
pemesan tersebut adalah Rp 3000,- per lembar. Dalam bulan yang sama
perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan 20.000
lembar dari PT. XYZ sebesar Rp 1000,- per lembar. Pesanan dari PT JKL diberi
nomor 101 dan pesanan PT XYZ diberi nomor 102.

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.


Pada tgl 3 Jan perusahaan membeli bahan baku dan penolong:
Bahan baku:
Kertas jenis X 85 rim @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000

7
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000
Bahan penolong:
Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
Jumlah total Rp 5.945.000

JURNAL :
Jurnal 1
Persediaan bahan baku Rp 5.475.000
Utang dagang Rp 5.475.000
Jurnal 2
Persediaan bahan penolong Rp 470.000
Utang dagang Rp 470.000

2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi :


Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101
Kertas jenis X 85 rm @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp1.350.000

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102


Kertas jenis Y 10 roll@ Rp 350.000,- Rp 3.500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 5.475.000

8
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan
penolong sebagai berikut:
Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000
Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp 200.000
Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp300.000

JURNAL:
Jurnal 3 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)
BDP-BBB Rp5.475.000
Persediaan Bahan baku Rp5.475.000
Jurnal 4 (Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)
BOP Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000

3. Pencatatan biaya tenaga kerja :


Upah langsung pesanan 101 225jam @Rp4000 Rp 900.000
Upah langsung pesanan 102 1.250jam @Rp4000 Rp 5.000.000
Upah tidak langsung Rp 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah gaji Rp11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp20.400.000

NOTE :
Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:
1) Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
2) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
3) Pencatatan pembayaran gaji dan upah

9
JURNAL :
1) Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
Jurnal 5
Gaji dan upah Rp 20.400.000
utang gaji dan upah Rp 20.400.000
2) Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Jurnal distribusi biaya tenaga kerja
Jurnal 6
BDP-BTKL Rp5.900.000
BOP Sesungguhnya Rp3.000.000
B. Adm & Umum Rp4.000.000
B. Pemasaran Rp 7.500.000
Gaji dan upah Rp 20.400.000
3) Pencatatan pembayaran gaji dan upah
Jurnal 7
Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000

4. Pencatatan BOP
a) BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL.
BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb:
Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000
Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000
Rp 8.850.000
Jurnal 8
BDP-BOP Rp8.850.000
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
b) Misalnya BOP sesungguhnya terjadi selai bahan penolong dan BTKL:
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000

10
Jumlah Rp 5.700.000
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
Jurnal 9
BOP sesungguhnya Rp 5.700.000
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
c) Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif menyimpang
dari BOP Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke
rekening BOP sesungguhnya.
Jurnal 10
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
BOP Sesungguhnya Rp 8.850.000
Debit :
Jurnal 4 Rp 300.000
Jurnal 6 Rp 3.000.000
Jurnal 9 Rp 5.700.000
Rp 9.000.000
Kredit :
Jurnal 10 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp 150.000

Jurnal 11
Selisih BOP Rp 150.000
BOP Sesungguhnya Rp 150.000
5.Pencatatan harga pokok produk jadi HPP dihitung sbb:
Biaya Bahan baku Rp 1.350.000
BTKL Rp 900.000

11
BOP Rp 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp3.600.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:
Jurnal 12
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
BDP-BBB Rp 1.350.000
BDP-BTKL Rp 900.000
BDP-BOP Rp 1.350.000
6.Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai dikerjakan.
Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai (dalam proses) :
Jurnal 13
Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000
BDP-BBB Rp 4.125.000
BDP-BTKL Rp 5.000.000
BDP-BOP Rp 7.500.000
7.Pencatatan harga pokok produk yang dijual
Harga pokok penjualan pesanan 101 yang diserahkan
Jurnal 14
Harga pokok penjualan Rp 3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
8.Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pesanan 101 sejumlah 1500 lembar @Rp 3.000
Jurnal 15
Piutang dagang Rp. 4.500.000
Hasil Penjualan Rp. 4.500.000
9.Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi 102:
Jurnal 16
Persediaan Produk Jadi Rp 16.625.000
Persediaan PDP Rp 16.625.000
10. Pencatatan harga pokok produk yang dijual
Harga pokok penjualan pesanan 102 yang diserahkan

12
Jurnal 17
Harga pokok penjualan Rp 16.625.000
Persediaan Produk Jadi Rp 16.625.000
11. Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pesanan 102 sejumlah 20000 lembar @Rp 1.000
Jurnal 18
Piutang dagang Rp. 20.000.000
Hasil Penjualan Rp. 20.000.000

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Slamet Sugiri Sodikin, M. C. (2015). Akuntansi Manajemen.
Yogjakarta: SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN YKPN.
2. Edward J. Blocher, K. H. (2011). Manajemen Biaya : Penekanan Strategis
Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
3. Mulyadi. (2016). Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

14

Anda mungkin juga menyukai