Oleh:
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman, dimana
memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman
maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Pengujian benih bertujuan
untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras
dengan faktor kualitas benih. Namun banyaknya spesies/varietas tanaman yang
beranekaragam ada kecenderungan benih akan tercampur antara yang satu dengan
yang lainnya. Untuk menjamin penggunaan benih yang benar-benar murni, bersih
dan tidak tercampur dengan bahan lainnya, salah satunya adalah dengan
melakukan pengujian kemurnian benih.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain,
biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan
berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit
tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.
Komponen yang dianalisis adalah komponen beninh murni, benih tanaman
lain, dan kotoran benih. Benih tanaman lain dapat terdiri dari benih spesies lain,
benih varietas lain, dan biji gulma. Sedangkan kotoran benih dapat berupa tanah,
pasir, kerikil, dan potongan dari bagian tanaman. Kotoran benih tercampur dalam
benih murni pada saat perontokan,prosessing, dan pengemasan.
Pengujian benih ini dilakukan untuk menetapkan nilai setiap contoh benih
yang diuji sehingga akan diketahui bagaimana keadaan faktor kualitas benihnya.
Faktor kualitas benih ditentukan oleh persentase dari benih murni, benih tanaman
lain, biji herba, kotoran yang tercampur, gaya berkecambah atau daya tumbuh
benih. Ternyata usaha pengujian benih ini telah dilaksanakan sejak zaman nenek
moyang kita, walaupun hasilnya kurang memuaskan tetapi berhasil
menyelamatkan usaha taninya. Pengujian yang mereka laksanakan biasanya
menggunakan perasaan, melihat, meraba, mencium, dan menggigit benih-benih
tersebut, dengan patokan-patokan tradisional. Hasil dari usaha pengujian-
pengujian benih yang mereka lakukan adalah mereka dapat mempertahankan
kelangsungan usaha taninya, serta mencukupi kebutuhan pangan masyarakat
dalam jangka waktu panjang (beratus-ratus tahun).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai
Pengujian Kemurnian Fisik Benih.
Bahan yang digunakan praktikum kali ini yaitu benih kedelai, jagung, padi
sawah, kacang hijau, label, plastik dan sampel.
Alat yang digunakan yaitu pinset, kaca pembesar dan timbangan analitik.
5.1. Hasil
5.2. Pembahasan
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya berikan pada praktikum kali ini yaitu
pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan
tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang
selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan
analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain
dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pada hasil pengujian
kemurnian jenih benih padi, kedelai, kacang hijau dan jagung memiliki presentase
benih murni yaitu 98,53%, 98,84%, 93,59% dan 98,61%. Dari keempat pengujian
benih tersebut benih padi, kedelai dan jagung mempunyai persentase kemurnian
benih yang tinggi dibandingkan dengan benih kacang hijau karena pada pengujian
benih hampir mendekati dengan 100 % benih murni. Ini merupakan bukti bahwa
benih itu benar-benar murni walaupun ada beberapa persen kotoran benih dan
benih varietas lain. Pada benih padi terdapat kotoran benih berupa gabah hampa,
jerami dan batang/ranting. Tidak terdapat benih tanaman lain pada benih padi.
Pada benih kedelai terdapat kotoran benih berupa kulit ari benih, pecahan benih
dan menih yang busuk. Tanaman lainnya adalah sebiji padi. Pada benih jagung
terdapat kotoran benih berupa bekas-bekas jagung, pecahan jagung dan serabut
jagung. Tanaman lainnya adalah dua biji kedelai.
5.2. Saran
Agustina AR. 2015. Pemanfaatan biji keriput kacang tanah sebagai benih. Jurnal
IPTEK Tanaman Pangan, 10(2): 57-68.
Atin Y. 2015. Pengaruh ukuran benih kedelai terhadap kulitas benih. Jurnal
Agros, 17(2): 167-172.
Mila KN. 2015. Uji mutu fisik dan fisiologis benih pohon penghasil gaharu
(Aquilaria microcarpa Baill.) Berdasarkan fenotipe pohon induk di khdtk
samboja kabupaten kutai kartanegara. Jurnal Agrifor, 14(2): 221-238.