Anda di halaman 1dari 4

SELALU BERSIKAP SOPAN DAN BAIK

Saya adalah Azis Farhan, murid SMA yang duduk di kelas satu. Sebagai putra sulung dan
mempunyai dua adik putri membuat saya ingin melindungi dan memberikan yang terbaik bagi keluarga.
Mewujudkan keinginan ini di dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang mudah, beranjak dewasa
terkadang emosi juga tidak terkendali terutama jika berjumpa dengan teman yang tidak seide atau
masalah adik kedua yang suka keluar rumah kemudian mempunyai adik bayi yang lucu tetapi sangat
menguras perhatian.

Mendengarkan kata-kata orangtua untuk berlaku sopan terhadap siapa saja, bahkan kepada
mereka yang bertindak kasar pada saya, bukan karena mereka pantas diperlakukan baik, tetapi karena
saya orang yang baik. Dari situ saya tau bahwa orangtua saya selalu memberi harapan yang besar
terhadap saya, setidaknya menjadi orang yang baik dan juga bermanfaat bagi orang lain.

Ketika berumur tujuh tahun, kami sekeluarga harus pindah karena ibu di terima kerja di
pemerintahan daerah, tempat yang kami tinggalkan sekarang. Mengingat waktu itu adalah waktu
terberat bagi saya karena saya harus jauh dengan ayah yang masih berkerja di kota asal kami. Saya juga
jauh dengan keluarga besar kami, kota ini juga lebih sunyi, sedikit fasilitas bermain dan belajar dan
saya sulit berkomunikasi karena teman memakai bahasa daerah yang berbeda, tentunya saya juga masih
bingung. Karena masih kecil pasti sulit rasanya mengukapkan perasan pada ibu, tetapi saya rasa ibu tau
perasaan saya. Tidak mau membuat ibu sedih, saya banyak mengajak adik bermain dan menjaganya
baik di sekolah ataupun di rumah. Butuh waktu untuk menyesuaikan keadaan tersebut menjadi keadaan
nyaman bagi saya. Tetapi saya bersyukur, keadaan itu membuat saya belajar bertanggung jawab.

Setahun kemudian ayah saya ikut pindah ke kota yang kami tinggalkan. Ayah kemudian
mendapatkan pekerjaan di kota ini, menjadi supir di salah satu perusahaan swasta, bahagia keluarga
kecil kami dapat berkumpul bersama. Tetapi karena pekerjaan ayah dan ibu, kami di tinggal dari pagi
sampai sore terkadang beberapa hari tidak jumpa ayah. Mungkin karena sedih atau mau mengajari kami
mandiri ibu suka berkata bahwa ibu atau ayah tidak selalu bisa bersama kami,tetapi selalu ada untuk
kami. Sulit mencerna kata-kata itu yang pasti intinya saling menjaga saudara dan kami harus pandai-
pandai jaga diri di lingkungan berteman.

Didalam berteman saya berusaha untuk bersikap baik dan sopan. Sikap yang baik kepada
sesama tanpa membeda-bedakan dapat memberikan imbalan yang besar di kemudian hari mungkin bisa
berkali-kali lipat. Memilih bersikap baik karena saya tidak ingin seseorang merasa asing di lingkungan
nya,begitu juga dengan saya, dengan harapan kita bersikap baik suasana juga jadi lebih menyenangkan.

Ketika saya berumur sembilan tahun belajar mengaji dengan seorang guru agama yang juga
tetangga kami, cara mengajar nya yang displin dan arogan. Sehinggah murid mengaji nya tidak banyak,
teman-teman keluar satu persatu hinggah akhirnya saya sendiri yang mengaji pada beliau. Pernah saya
juga menangis tidak mau mengaji. Kembali orang tua membujuk saya untuk tetap mengaji, dengan kata
bahwa ini hanya cuman satu halangan kecil, karena semakin besar kita semakin banyak nanti yang kita
hadapi. Waktu itu sedih rasanya orangtua tidak berpihak pada saya, tetapi saya bersyukur banyak untuk
saat –saat itu ternyata benar, begitu saya menjadi murid satu-satunya beliau banyak pelajaran yang saya
dapat terutama tentang sabar dan rendah hati yang dapat di lihat dari ekspresi prilaku sopan santun.

Ketika seseorang kehilangan sopan satun dalam kehidupan, maka ia sedang meracuni
kehidupannya sendiri, begitulah kesimpulan pelajaran yang saya dapat dari beliau. Orangtua saya juga
berpendapat sopan santun bukan sikap yang berpura-pura baik untuk mendapatkan sesuatu, tetapi sikap
yang tertanam dari rendah hati. Dan sikap rendah hati di dapat bila kita merasa sama dengan orang lain.
Saya rasa dengan sikap seperti ini mungkin yang membuat kami tidak merasa minoritas atau mayoritas
di suatu tempat.

Sikap seperti ini kadang sulit untuk di pertahankan bukanlah hal yang mudah, apalagi saya
sudah beranjak dewasa. Keadan yang kurang baik dan keegoisan dalam berteman selalu ada, tetapi saya
mempunyai cita-cita untuk menjelajahi tempat tempat baru suatu waktu, baik berkunjung,sekolah
ataupun menetap,merantau istilahnya,seperti singapura negara yang banyak di tinggalkan orang
dari luar daerah pasti di sana banyak juga anak-anak atupun orang dewasa yang sulit untuk
menyesuaikan diri di temat yang berbeda salah satunya TKI di sana pasti sulit untuk bersosilisai
dan juga berkomunikasi mungkin dengan saya berkunjung, mungkin saya bisa membantu orang
lain dan juga menambah ilmu saya sendiri untuk ke depannya nanti supaya lebih baik dan
sempuran, dengan begini saya merasa semangkin bisa untuk melihat masa depan saya yang
sempurna. Dan saya harap sikap, prinsip yang di ajarkan dan di pilih saya dapat membantu saya di
cita-cita untuk mengunjungi tempat baru.

Anda mungkin juga menyukai