Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR

PROSES QUENCHING PADA BAJA AISI O1 DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA PENDINGIN AIR ES, AIR GARAM,
DAN OLI UNTUK MENGETAHUI NILAI KEKERASANNYA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyelesaikan pendidikan Diploma III

oleh

Nama : Medi Sonianto

NIM : 216102012

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGECORAN LOGAM


POLITEKNIK MANUFAKTUR CEPER
KLATEN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Baja AISI O1 merupakan baja paduan karbon dengan kandungan karbon


berkisar 0,85 – 1,00%. Baja AISI O1 biasanya digunakan untuk komponen
– komponen seperti threading tools, drill, guide rails yang pada
penggunaannya sering mengalami gesekan sehingga ketahanan aus dan
kekerasan baja sangat diperlukan untuk memperpanjang umur baja. Untuk
meningkatkan kekerasan dari baja AISI O1 maka dilakukannya perlakuan
panas terhadap baja tersebut.

Perlakuan panas atau heat treatment merupakan suatu perlakuan untuk


mencapai sifat – sifat tertentu pada suatu material dengan pengaturan pada
proses pemanasan dan laju pendinginannya. Proses hardening quench
merupakan perlakuan panas dengan tujuan meningkatkan sifat mekanik
khususnya kekerasan pada baja. Quenching dilakukan dengan pemanasan
baja di suhu austenit lalu didinginkan dengan laju pendinginan yang cepat,
media pendingin yang digunakan biasanya air, air garam dan oli.

Proses quenching pada baja AISI O1 dapat menghasilkan sifat mekanik


yang lebih tinggi dari sebelumnya, hal tersebut disebabkan oleh
berubahnya struktur mikro dari ferrit dan perlit menjadi martensit, dimana
struktur martensit memiliki sifat yang keras dibandingkan dengan ferrit
dan perlit, sehingga baja AISI O1 akan menjadi lebih keras, tahan aus dan
umur baja akan lebih tahan lama dalam penggunaannya.

Media pendingin yang

Dengan proses quenching ini diharapkan dapat menghasilkan nilai


kekerasan yang lebih baik pada baja AISI O1 dari pada kekerasan
sebelumnya sehingga akan bermanfaat pada dunia industri dan berbagai
aspek yang menggunakan material jenis baja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah adalah


bagaimana perbedaan hasil kekerasan baja AISI O1 pada proses quenching
dengan menggunakan media pendingin air es, air garam dan oli.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Spesimen yang digunakan adalah baja AISI O1


2. Metode heat treatment yang digunakan adalah metode Quenching
3. Media pendingin yang digunakan adalah air es, air garam dan oli
4. Pengujian yang dilakukan adalah uji kekerasan

1.4 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui


pengaruh dan perbedaan dari media pendingin air es, ar garam dan oli pada
proses Quenching dan pada hasil kekerasan baja AISI O1.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Memberikan pengetahuan akan


pengaruh dari media pendingin pada proses quenching pada hasil
kekerasan baja AISI O1.

1.5 Metodologi

Untuk memperoleh data dalam menyusun tugas akhir ini adalah dengan
cara melakukan pengujian secara langsung di lapangan.
1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat, metodologi dan sistematika penulisan yang digunakan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang landasan teori – teori dasar yang berhubungan
dengan penelitian ini.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan dalam
pengambilan data, alat dan bahan apa saja yang digunakan dan diagram
alir pengambilan data.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil yang didapatkan setelah pengambilan data dan
pembahasan tentang data tersebut serta menganalisa dan membandingkan
dari data-data yang didapatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
dan memberikan saran untuk penelitian ini agar lebih baik lagi jika
dilanjutkan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Baja Karbon

Istilah baja biasanya diartikan sebagai paduan berbasis besi yang


terkandung karbon dalam jumlah kurang dari sekitar 2%. Baja karbon
(kadang juga diistilahkan sebagai baja biasa) dapat didefinisikan sebagai
baja yang hanya mengandung unssur – unsur lain selain karbon. Namun
silikon dan mangan dapat ditambahkan dalam jumlah besar dari yang
dibutuhkan untuk memenuhi kriteria tertentu.

Baja karbon adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan di
industri. Seperti yang sudah disebutkan di awal unsur paduan utama
material ini adalah karbon, karena karbon adalah unsur yang sangat kuat
pada baja, ada perbedaan yang signifikan pada keuletan, kekerasan jika
terdapat perbedaan kandungan karbon tersebut. (EPRI. Gandi, 2007)

1. Sejarah baja

Baja sudah ditemukan penggunaannya di Eropa, tahun 250 SM.


Bangsa India menemukan cara membuat baja, tahun 1000 M. baja
dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M
pada kekaisaran Fatim yang disebut dengan baja Damaskus 1300 M.
Rahasia pembuatan baja damaskus hilang 1700 M, baja kembali
diteliti penggunaannya dan pembuatannya di Eropa. (Ahadi, 2O11)

2. Klasifikasi baja karbon

Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si,
Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar
karbon, bila kadar karbon naik maka kekuatan dan kekerasan juga
akan bertambah tinggi. Karena itu baja karbon dikelompokkan
berdasarkan kadar karbonnya [Wiryosumarto, 2004].
a. Baja Karbon Rendah
Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon dibawah
0,3%. Baja karbon rendah sering disebut dengan baja ringan
(mild steel) atau baja perkakas. Jenis baja yang umum dan
banyak digunakan adalah jenis cold roll steel dengan
kandungan karbon 0,08% – 0,30% yang biasa digunakan untuk
body kendaraan [Sack, 1997].

b. Baja Karbon Sedang

Baja karbon sedang merupakan baja yang memiliki kandungan


karbon 0,30% - 0,60%. Baja karbon sedang mempunyai
kekuatan yang lebih dari baja karbon rendah dan mempunyai
kualitas perlakuan panas yang tinggi, tidak mudah dibentuk
oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat
dikeraskan (diquenching) dengan baik. Baja karbon sedang
banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas,
baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi,
dan lain-lain.

c. Baja Karbon Tinggi

Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon paling tinggi


jika dibandingkan dengan baja karbon yang lain yakni 0,60% -
1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan
tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Baja karbon tinggi
mempunyai kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan
untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah
dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja.
2.2 Baja AISI O1

2.3 Heat Treatment

Heat treatment atau perlakuan panas adalah proses mengubah sifat


mekanik logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses
pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan. Tujuan dari perlakuan
panas adalah untuk mendapatkan perubahan struktur metalurgi yang pada
akhirnya mendapatkan sifat-sifat baru pada logam. Prinsip dari perlakuan
panas adalah logam dipanaskan dengan laju pemanasan tertentu hingga
mencapai temperatur tertentu kemudian ditahan pada temperatur tersebut
dengan waktu tertentu dan akhirnya didinginkan dengan laju pendinginan
tertentu.

2.4 Quenching

Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan


logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk
mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu pemanasan
yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam
media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan
untuk mencapai kekerasan baja.

Pada proses quenching media pendingin sangat bepengaruh pada hasil


quenching pada logam tersebut, berikut adalah beberapa media pendingin
yang sering digunakan:

1. Air Garam
Aira garam memiliki viskositas yang rendah sehingga nilai
kekentalan cairan kurang, sehingga laju pendinginan pada air
garam ini sangat cepat dan massa jenisnya lebih besar
dibandingkan dengan media pendingin lainnya seperti, air, oli,
udara.

2. Air
Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dibandingkan
dengan air garam, kekentalannya rendah sama dengan air garam.
Laju pendinginan air lebih lambat dari air garam, sehingga
kekerasan yang dihasilkan akan lebih rendah dibandingkan dengan
menggunakan media pendingin air garam.

3. Oli
Oli memiliki viskositas yang tertinggi dibandingkan dengan air dan
air garam, sehingga laju pendinginan oli lebih rendah dan
kekerasan yang dihasilkan dari media pendingin oli akan lebih
rendah dibandingkan dengan air dan air garam.

Anda mungkin juga menyukai