Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan lingkungan strategi, serta kemajuan teknologi yang berkaitan

dengan kepariwisataan telah mendorong aparatur pemerintah khususnya Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata kota Palu, sebagai lembaga teknis daerah yang

melaksanakan dan mengkoordinasikan penyelanggaraan kepariwisataan untuk

mengantisipasi paradigma yang dikaitkan dengan visi dan misi walikota Palu

tersebut dengan berupaya meningkatkan kenerja birokrasi dan perbaikan

pelayanan kepada masyarakat menuju terwujudnya pemerintah yang baik (good

government). Upaya tersebut akan diarahkan pada pelaksanaan modernisasi sistem

pelayanan meliputi penyediaan data informasi serta pelayanan prima kepada

masyarakat, dengan sistem dan prosedur kerja yang terukur dan peningkatan

sumber daya manusia dan peningkatan akan stabilitas aparatur pemerintah.

Sejalan dengan itu dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu berkewajiban merumuskan suatu

perencanaan strategi sebagai landasan bertolak dan sebagai pedoman pelaksanaan

kegiatan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas bahwa pemerintah meletakan

beberapa kebijakan Kebudayaan dana Pariwisata berorientasi pada 5 (lima)

komponen pokok yang menjadi acuan program Dinas kedepan. Kelima komponen

tersebut meliputi :

1. Meningkatakan kemampuan prasarana dan sumber daya manusia dalam

menerapkan sistem kebudayan serta imdustri pariwisata dalam

1
menerapkan kemajuan teknologi khususnya dalam penggunaan sistem

komputerisasi data base.

2. Pelestarian dan penegmbangan kebudayaan dan pariwisata menjadi

tanggung jawab bersama.

3. Pemanfaatan unsur kesenian kebudayaan pariwisata dilakukan secara

terarah dan berkesinambungan.

4. Pengembangan kebudayaan pariwisata dilakukan melalui pendekatan

sistematik.

5. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana budaya dan pariwisata

sebagai kawasan industri objek wisata (destinasi) dalam mendukung

kawasan tertinggal dan kumuh.

Oleh karena itu program pembangunan di bidang Kebudayaan dan

Pariwisata tidak terlepas pada kelima komponen tersbut. Arah kebijakan

kebudayaan dan ParIwisata tersebut diatas akan dimuat dalam perencanaan yang

diaplikasikan keprogram dan dijabarkan dalam kegiatan. Oleh karena itu dalam

membuat perencanaan strategi di bidang Pariwisata harus direncanakan dengan

benar dapat dikendalikan melalui evaluasi agar tujuan terarah sesuai harapan atau

dengan kata lain suatu perencanaan yang memuat manajemen strategi hingga

dalam perjalanan dapat memperoleh manfaat dan keuntungan.

Keadaan tersebut dilakukan dengan harapan agar pelaksanaan otonomi

daerah, yang dalam Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan yang ditandai dengan pelimpahan kewenangan dan urusan yang luas

dan nyata pada kabupaten/kota. Keadaan ini merupakan pilihan terbaik system

2
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan karena hal ini menjanjikan

terselenggaranya pemerintah yang efesien dan demokratis, partisipatif, taat

hokum, transparansi, responsive, akuntabilitas, visi dan misi yang strategis.

Menyimak Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 diatas berate segala

kewenangan dan urusan kebudayaan dan pariwisata telah menjadi tanggung jawab

pemerintah kota, tapi hal ini belum memungkinkan bagi pemerintah kota, untuyk

itu penyusunan rencana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Palu masih

membuat program yang masih membutuhkan bantuan dana dari pusat dan investor

untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu akan menciptakan langkah –

langkah yang tertuang dalam rencana Strategi pembangunan Kebudayaan dan

parawisata kota palu.

Komunikasi menjadi sangat penting di setiap kehidupan manusia, tidak

terkecuali di lingkungan organisasi. Komunikasi yang efektif akan membangun

hubungan kerjasama yang harmonis sehingga menciptakan iklim komunikasi yang

baik dan terbuka. Begitu pula dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang di

dalamnya terdapat organisasi yang bergerak di bidangnya masing-masing namum

mempunyai tujuan yang sama yaitu melaksanakan pembangunan, memajukan.

Untuk mencapai tujuan bersama tersebut tentunya diperlukan hubungan kerjasama

yang efisien agar dapat menciptakan iklim komunikasi yang harmonis dan

terbuka. Selain membangun hubungan kerja yang efisien di setiap unsur

organisasi yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, kerjasama

dengan organisasi luar juga tidak kalah pentingnya. Kota Palu di Bidang

Kebudayaan yang dipimpin oleh kepala daerah yaitu seorang Kepala Bidang.

3
Untuk mencapai keberhasilan semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

diperlukan adanya proses komunikasi yang efisien serta membangun hubungan

kerjasama yang baik, tidak hanya di dalam organisasi (internal) tetapi juga di luar

organisasi (eksternal).

1.2. Permasalahan

Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor yang sangat

berpengaruh dalam kinerja bawahannya. Dalam suatu organisasi diperlukan

komunikasi yang baik antara pemimpin dengan bawahan agar tercipta hubungan

yang harmonis dan dapat mencapai tujuan yang telah di rencanakan. Dan hal ini

yang ingin saya lihat didalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dibidang

Kebudayaan bagaimana Arus Komunikasi bidang Kebudayaan.

1.3. Lingkup pembahasan

Pelaksanaan Magang pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Palu

dilakukan untuk mengetahui bagaimana Arus Komunikasi pada Bidang

Kebudayaan di DISBUDPAR Kota Palu Maka dalam penulisan laporan ini

penulis akan membahas bagaimana Arus Komunikasi pada Bidang kebudayaan.

1.4. Tujuan dan Kegunaan penulisan

Melihat dan memperhatikan latar belakang dari permasalahan maka

dirumuskan tujuan dan kegunaan penulisan sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui bagaimana Arus Komunikasi pada Bidang Kebudayaan di

DISBUDPAR Kota Palu

4
2. Menambah wawasan tentang Arus Komunikasi pada Bidang Kebudayaan di

DISBUDPAR Kota Palu

1.5. Prosedur dan metode kerja

Didalam pelaksanaan magang pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Palu maka penulis melaksanakan kegiatan – kegiatan melalui prosedur sebagai

berikut :

1. Tahap pelaporan kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Palu dengan mengacu pada pada surat magang dari Program

Studi Ilmu Komunikasi Untad ( Universitas Tadulako)

2. Tahap penerimaan Di Bidang Kebudayaan sebagai tempat

pelaksanaan magang.

3. Waktu pelaksanaan dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Palu pada tanggal 05 Juli – 05 Sptember.

1.6. Tehnik pengumpulan data

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan objektif dalam

penyusunan laporan magang ini. Maka diperlukan sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan

Yang terdiri dari partisipasi lapangan langsung, yaitu penulis terlibat

langsung dalam kegiatan mencari informasi secara langsung.

5
2. Penelitian pustaka

Tehnik pengumpulan data ini dilakukan penulis dengan membaca

beberapar literatur dan melihat contoh – contoh laporan magang

senior program studi ilmu komunikasi.

1.7. Sistimatika penulisan

Untuk lebih memudahkan dan lebih memahami laporan ini secara

keseluruhan, maka sistematika penulisan pembahasan disusun atas beberapa

sub – sub pembahasan. Adapun sistematika pembahasan dalam laporan ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian prosedur dan metode

kerja serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini terdiri atas pembahasan tentang pengertian

Pengertian Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Arus Komunikasi

dalam Organisasi

BAB III GAMBARAN UMUM DISBUDPAR KOTA PALU

ini merupakan penjelasan tentang Kondisi Masa Kini Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, Visi Misi dan strategi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, Landasan Hukum Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, Struktur Organisasi Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

6
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini merupakan inti pembahasan tentang kegiatan magang, hasil

dari kegiatan magang mengenai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

di Kota Palu

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan magang yang terdiri

atas kesimpulan dar keseluruhan kesimpulan bab dan saran yang

merupakan masukan yang membuat ide serta kontribusi pemikiran

penulis.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan

pesan kepada komunikannya , sehingga dapat menciptakan suatu persamaan

makna antara komunikan dengan komunikatornya. Komunikasi adalah suatu

proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak

lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya,

komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua

belah pihak. Menurut Laswell (2008 : 69) komunikasi adalah cara yang baik untuk

menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan beikut , “who

says what in Which Channel to Whom with what Effect?” atau Siapa mengatakan

apa sengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana.

Selain Laswell ada beberapa definisi Komunikasi salah satunya Raymond

R. Ross (2008 : 69) Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan

mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar

membanagkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa yang

dimaksudkan komunikator dan menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner

(2008 : 68) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan,

dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol kata-kata, gambar, figure,

grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya

disebut komunikasi.

8
2.2. Komunikasi Organisasi

Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi

rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui

pembagian pekerjaan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.

Komunikasi dalam Organisasi adalah proses dimana seseorang berusaha untuk

memberikan pengertian atau pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tersebut. Komunikasi sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam suatu organisasi. Suatu organisasi baik

karyawan maupun pimpinan perlu mempelajari tentang teori komunikasi

organisasi, agar proses komunikasi berjalan lancar. Pesan, ide, gagasan serta

feedback dapat diterima, dipahami dengan jelas sehingga tugas-tugas dapat

dikerjakan dengan baik. Bila komunikasi efektif dapat mencapai sasaran serta

keharmonisan antar hubungan dalam organisasi. Sehingga tujuan baik secara

personal atau secara organisasitoris dapat mencapai hasil optimal.

Sebaliknya bila pimpinan kurang pandai berkomunikasi instruksi,

kebijakan, doktrin, teguran dan sebagainya yang diberikan kepada bawahannya

akan kurang bisa dipahami sehingga terjadi kesalahan persepsi dan tugas yang

harus dikerjakan tidak mencapai hasil yang optimal. Komunikasi yang tidak

berjalan dengan baik, dapat menjadi pemicu konflik antara pemimpin dan

bawahannya. Contoh di lapangan yang sering timbul akibat komunikasi yang

tidak berjalan dengan baik antara pimpinan dan bawahan dalam suatu perusahaan

misalnya adanya mogok kerja. Itu salah satu penyebabnya adalah adanya konflik

yang berkepanjangan, yang timbul akibat komunikasi yang tidak dapat berjalan

9
dengan baik. Itulah salah satu contoh pentingnya komunikasi dalam suatu

organisasi.

Manusia didalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan

orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk

dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di

dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang

merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri

dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Diantara kedua belah pihak harus ada two-

way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik,

untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita,

baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan

sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu

keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan

dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Komunikasi dalam Organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat

formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar

daripada komunikasi kelompok, oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai

kelompok dari kelompok-kelompok. Komukasi organisasi sering juga melibatkan

juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga

komunikasi kelompok. Komunkasi formal adalah komunikasi menurut struktur

organisasi, yahni komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi

10
horizontal, sedangkan komunikasi informal ttidak bergantung pada struktur

organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk selentingan dan gosip.

2.3. Arus Komunikasi Dalam Organisasi

1. Downward communication (Komunikasi Ke bawah)

Komunikasi kebawah membawa informasi yang berhubungan dengan

tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut. Ia juga membawa informasi

tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang

bersifat motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah terjadi jika manajer

mengirimkan pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.

Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau

penjelasan bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan para

atasan mengirimkan informasi mengenai peraturan, kebijakan, dan standar

minimum. Para atasan juga memberikan informasi untuk menilai prestasi

bawahan atau memotivasi seorang bawahan. Komunikasi ke bawah menetapkan

suatu organisasi bisnis. Apabila sebagian besar dalam organisasi dalam bisnis

berasal dari puncak (vertikal ke bawah) dan biasanya berupa instruksi, gaya

organisasi cenderung otokrasi. Apabila sebagian besar komunikasi ke bawah

bersifat mendukung dan memiliki unsur perhatian yang besar terhadap bawahan,

rangkasian sifat akan lebih bersifat mendukung. Komunikasi seperti itu akan

mendorong pembentukan kolaborasi antara pimpinan dan pegawai. Lebih jauh

lagi, komunikasi akan mendorong rangkaian penuh komunikasi ke atas.

Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:

a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja

11
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk

dilaksanakan

c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku

d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

2. Upward communication (Komunikasi ke Atas)

Upward communication dapat pula menjadi sumber subur ide-ide baru dan

penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang di bagian bawah

hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada kepada

solusi praktis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki. Komunikasi

keatas membawa informasi dari tingkat bawah ke tingkat atas organisasi.

Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar atau internal pada

tingkat bawah organisasi.

Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang

sudah dilaksanakan

b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun

tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan

c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun

pekerjaannya.

12
BAB III

GAMBARAN UMUM

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA PALU

3.1 Kondisi Masa Kini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

A. KONDISI UMUM MASA KINI

Dalam kondisi sekarang ini tentang keberadaan kebudayaan dan

parawisata kota palu, maka ada beberapa komponen utama yang akan

dikemukakan, yaitu :

I. Bangunan Kantor

kenyataan yang ada, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang merupakan

lokomotif penghasil perekonomian selai bahan bakar minyak yang juga

merupakan Dinas penghasil pendapatan asli daerah (PAD) kota palu dan yang

akan melaksanakan sebagian tugas pemerintah kota Palu. Tugas pembatuan dan

kegiatan Dekonsentrasi yang akan mengelola kegiatan kepariwisataan. Hal ini

sangat membutuhkan pembangunan kantor dan parasarananya untuk penguatan

kelembagaan dan menunjang peningkatan kinerja aparat kepariwisataa

II. Objek wiasta (kegiatan destinasi) dan industri wisata.

Dengan mengamati data yang ada dimana objek dan kawasan wisata, serta

industri wisata yang belum diolah secara professional, seperti data potensi Obyek

dan Daya Tarik Wisata (ODTW) unggulan Kota Palu tahun 2008. Dalam

mengakses percepatan peningkatan kemajuan pembangunan Kepariwisataan,

maka sangat ditentukan oleh kualitas tenaga pengelolaan kepariwisataan dalam

13
arti baik tenaga yang ada di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun

tenagan honor saat ini belum sesuai yang diharapkan, dikarenakan belum ada

tenaga baik jenjeng D I, D II, D III, atau S 1 yang sesuai dengan bidang ilmu

kepariwisataan dan juga belum ada tenaga untuk mendampingi wisatawan ke

objek wisata juga belum dilakukan bimbingan atau pelatihan baik mengelola

objek wisata maupun tenaga mendampingi wisatawan.

Demikian halnya dengan keadaan masyarakat kota palu yang belum

pernah diadakan sosialisasi atau pelatihan pelatihan tentang makna budaya dan

pelestariannya juga makna sapta pesona belum begitu di jiwai dan menjaga

kebersihan dan lingkungan objek Wisata belum begitu baik kesadaran masyarakat

dalam menyikapinya. Dari kenyataan tersebut di atas tentunya sumber daya

manusia dalam hal ini tenaga pengelolaan kepariwisataan harus mendapat

perhatian didalam meningkatkan kualitasnya.

III. Manajemen

Pengelolaan kepariwisataan yang baik harus melakukan peningkatan

Manajmen, kenyataan yang ada sekarang bahwa :

a. Pelaksanaan pengelolaan manajemen kepariwisataan sekarang cenderung

masih lemah dan belum mencerminkan prinsip – prinsip suatu

keparawisataan yang baik. Hal ini disebabkan peneglolaan baik yang ada

di Dinas maupun tenaga pendamping wisatawan masih ada yang belum

memahami pengelolaan manajemen kepaiwisataan.

b. Fungsi control pejabat Dinas, belum berjalan sebagaimana yang

diharapkan.

14
c. Perlibatan Masyarakat khususnya pembentukan forum untuk sosialisasi

sadar wisata dan sapta pesona secara umum belum optimal.

IV. Event dan Promosi

Pengelolaan sanggar – sanggar seni dan pemanfaatan panggung, dan

penjadwalan event, konser dan lomba juga kegiatan pentas promosi budaya atau

promosi objek wisata secara umum belum optimal.

B. KONDISI YANG DIINGINKAN

Berdasarkan kondisi umum

3.2 Visi Misi dan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

I. Visi

Terwujudnya citra kebudayaan dan pariwisata Kota Palu yang maju, dinamis,

sebagai penguatan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berwawasan

lingkungan.

II. Misi

Untuk mewujudkan visi pengembangan kebudayaan dan pariwisata tersebut

maka misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai berikut :

1. Peningkatan, pengembangan kebudayaan dan pariwisata dalam

meningkatkan kemampuan aparatur guna pelayanan administrasi internal

dan eksternal yang berkualitas.

2. Peningkatan, penelitian dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata

kota Palu.

15
3. Peningkatan peran serta dunia usaha dan pemberdayaan masyarakat

dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata daerah.

4. Sosialisasi dan penegakan hukum di bidang kebudayaan dan pariwisata.

5. Pembinaan dan pengembangan kebudayaan sebagai upaya memperkokoh

jati diri dan kepribadian bangsa.

6. Perlindungan kebudayaan sebagai upaya melestarikan budaya daerah.

7. Pemanfaatan budayan untuk kepentingan pendidikan ilmu pengetahuan

dan sosiokultural dalam persatuan dan kesatuan.

8. Pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan bertumpu pada

budaya daerah dan pesona alam lokal yang bernilai tinggi dan berdaya

saing.

9. Mewujudkan industri pariwisata sebagai salah satu andalan penghasilan

daerah.

10. Menjadikan kebudayaan dan pariwisata sebagai wahana pemberdayaan

ekonomi rakyat.

11. Pengembangan kualitas dan kuantitas urusan kebudayaan dan pariwisata

yang professional agar mampu berkiprah di arena nasional maupun

internasional.

Adapun yang menjadi strategi di dalam pelaksanaan pembangunan di bidang

kepariwisataan di wilayah Kota Palu meliputi :

1. Peningkatan sumber daya manusia baik internal maupun eksternal dalam

pemahaman terhadap kebudayaan dan pariwisata

16
2. Peningkatan prasarana kerja khususnya yang berbasis pada ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. Melakukan koordinasi dengan pemerintah propinsi, pemerintah pusat

dalam interaksi program lintas daerah

4. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana kepariwisataan

sehingga dapat secara optimal mendukung pendapatan asli daerah

5. Meningkatkan aksesbilitas sekaligus pemberdayaan masyarakat miskin

terhadap pengembangan kepariwisataan sesuai sarana dan prasarana dasar

yang dibutuhkan.

6. Maksud

Adapun maksud penyusunan Strategi Dinas kebudayaan dan Pariwista

adalah untuk memberikan arah yang ingin dicapai dalam pelakasanaan program

bidang kebudayaan dan parawisata sebagi bagian dari Visi dan Misi walikota palu

yang menjadi tolak ukur nilai kinerja dan merupakan suatu perwujudan di dalam

proses perencanaan startegis yang dilaksanakan berdasarkan langkah – langkah

dan tahapan – tahapan yang jelas dengan orientasi pada permasalahan/isu yang

ada pada tingakat kebutuhan di lapangan.

7. Tujuan

Adapun tujuan dalam penyusunan rencana strategi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Palu yaitu sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi juga

untuk mewujudkan kinerja aparatur yang efesien dan efektif dalam pelaksanaan

program.

17
3.3 Landasan Hukum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

Dalam penyusunan Rencana Strategi Dinas kebudayaan dan Pariwisata

Kota Palu yaitu mengacu pada :

1 Undang – Undang Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan

2. Undang – Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang benda cakar Budaya

3. Peraturan Pemerintah RI nomor 10 1993 tentang pelaksanaan Undang

–undang Nomor 5 tahun 1992

4. Undang–Undang Nomor 4 tahun 1994 tentang pelaksanaan

pembentukan/kotamadya Daerah tingat II Palu.

5. Peraturan Pemerintah RI nomor 32 tahun 1996 tentang

penyelenggaraan keparawisataan.

6. Intruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

7. Peraturan Daerah Kota Palu nomor 28 tahun 2000 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas Kebudayaan da

Parawisata Kota Palu

8. Undang–Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang system perencanaan

pembangunan Nasional.

9. Undang–Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

10. Intruksi Presiden RI nomor 6 tahun 2005 tentang kebijakan

pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata.

11. Peraturan Mentri Kebudayaan dan Pariwisata nomor 37 tahun 2007

tentang kriteria dan pemetaan Destinasi Pariwisata unggulan.

18
12. Peraturan Mentri Kebudayaan dan Pariwisata nomor 17 tahun 2005

tentang organisasi dan tata kerja Dapertemen Kebudayaan dan

Pariwisata dan telah menjadi nomor 7 tahun 2007.

13. - Perda retribusi Kota Palu nomor 6 tahun 2003 tentang Retribusi

rekreasi dan

hiburan umum

- Perda retribusi Kota Palu nomor 7 tahun 2003 tentang Retribusi

Salon kecantikan dan pangkas rambut.

- Perda retribusi Kota Palu nomor 10 tahun 2003 tentang

Kepariwisataan

- Perda retribusi Kota Palu nomor 16 tahun 2003 tentang Retribusi

izin usaha Restorant/Rumah makan.

Beberapa dokumen perencanan yang terkait dengan penyusunan rencana

strategis Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu, yaitu :

a. Rencana pembangunan jangka pendek Kota Palu

b. Rencana pembangunan jangka menengah Kota Palu

c. Rencana pembangunan jangka panjang Kota Palu

d. Visi dan Misi Walikota Palu terpilih

e. Arah kebijakan umum kota Palu

f. Arah kebijakan keuangan pemerintah Pemerintah Kota Palu

g. Arah kebijakan Lintas satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

h. Musyawarah perencanaan pembangunan (MUSREMBANG)

19
3.4 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

Berdasarkan peraturan Daerah kota palu Nomor 28 tahun 2003 tentang

pembentukan organisasi dan tata dinas kebudayaan dan pariwisata kota palu,

maka struktur organisasi dinas kebudayaan dan Parawisata Kota Palu sendiri dari

kepala Dinas (eselon II.b) membawahi :

1. Bagian Tata Usaha (eselon III.a) membawahi :

a. Sub bagian Kepegawaian (eselon IV.a)

b. Sub bagian Keuangan (eselon IV.a)

c. Sub bagian umum (eselon IV.a)

2. Sub Dinas Kebudayaan (eselon III.a) membawahi :

a. Seksi pengembangan bahasa dan sastra (eselon III.a)

b. Seksi Sejararah Nilai dan Budaya (eselon IV.a)

3. Sub Dinas Objek Wisata dan Pentas Budaya (eselon III.a)

membawahi :

a. Seksi pentas seni Budaya rekreasi dan hiburan (eselon III.a)

b. Seksi seksi objek wisata(eselon IV.a)

4. Sub Dinas Sarana Pariwisata (eselon III.a) membawahi :

a. Seksi Hiburan Rumag Makan dan Minum

b. Seksi Akomodasi dan perizinan.

5. Sub Dinas Pengembangan dan Produksi (eselon III.a) membawahi :

a. Seksi promosi, penyeluhan dan informasi (eselon III.a)

b. Seksi pengkajian dan pemasaran (eselon IV.a)

20
6. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) belum terealisasi secara

struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu.

A. Susunan Kepegawaian Dan Perlengkapan

1. Susunan Kepegawaian

2. Berdasarkan pendidikan

B. Tugas Pokok Dan Fungsi

Berdasarkan peraturan Daerah Kota Palu Nomor 28 Tahun 2000 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja Dinas kebudyaan dan Pariwisata kota Palu

yang ditindak lanjuti dengan keputusan Walikota Nomor 14 tahun 2006 tentang

tugas pokok dan fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Palu, yaitu :

“Tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah melaksanakan sebagian

Tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang Kebudayaan dan Pariwisata

serta tugas pembantuan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang

berlaku.” Dalam rangka mengaktualisasi tugas pokok tersebut diatas, maka kepala

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu mempunyai fungsi, yaitu :

1. Perumusan kebijaksanaan dalam rangka perencanaan pembinaan dan

pengembangan bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan yang ditetapkan

dengan Kepala Daerah.

2. Melaksanakan kebijakan operasional pembinaan, bimbingan dan pembinaan,

pemberian perizinan sesuai kebijaksanaan yang tetap kepala daerah berdasar

kan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

21
3. Pengelolaan, penelitian, dokumentasi dan pemeliharaan berbagai bentuk seni

Budaya Daerah.

4. Penyusunan program, investarisasi, penyediaan sarana, penyelarasan dan

perawatan serta pengawasan penggunaan sarana seni Budaya.

5. Peningkatan dan pengembangan aspirasi seni Budaya dan nilai seni Budaya

masyarakat.

6. Mementau dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok yang ditetapkan oleh

kepala daerah berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

7. Pengelolaan Administrasi umum meliputi keatatalaksanaan keuangan

perlengkapan dan peralatan Dinas.

8. Pengelolaan unit pelaksanaan teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah.

Adapun pelaksanaan delapan fungsi tersebut diatas secara operasional di jabarkan

pada tugas pokok dan fungsi pada satu bagian, emapat Sub Dinas, tiga Sub

Bagian, delapan seksi unit pelaksana teknis Daerah (UPTD) di Lingkungan Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu.

22
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan / Magang

Kegiatan Magang pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu

selama 2 bulan bagaimana yang sudah ditulis pada Bab I yaitu tujuan magang,

Dapat mengetahui apa saja yang dilakukan setiap pemimpin untuk membentuk

karakter para bawahannya. bagaimana seorang pemimpin mengkomunikasikan

dengan baik apa yang harus dilakukan oleh stafnya, dan komunikasi tersebut

harus mengalami feedback atau komunikasi dua arah sehingga apa yang dimaksud

oleh pemimpin dapat dimengerti oleh stafnya.

Dari tujuan yang penulis utarakan diatas, membuat penulis ingin

mengetahui secara lebih dalam bagaimana Arus Komunikasi pada bidang

kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu. Selama melakukan

magang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu penulis mendapatkan satu

kegiatan yang dilaksanakan DISBUDPAR Kota Palu yaitu Festival Teluk Palu.

Dimana kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan :

1. Mewujudkan ketahanan

budaya dan citra pariwisata untuk menunjang pertumbuhan ekonomi

kerakyatan di Propinsi Sulawesi Tengah.

2. Mempererat persatuan

bangsa melalui pendidikan multikulturalisme memupuk kebersamaan

dalam satu kesatuan serta menumbuh kembangkan rasa kencintaan

terhedap nilai-nilai budaya yang dimiliki melalui kreatifitas karya seni

23
budaya dan potensi-potensi pariwisata yang di tampilkan oleh masing-

masing daerah kabupaten/kota se-Sulawesi Tengah.

3. Meningkatkan kualitas

serta profesinalisme para seniman guna menunjang promosi industri

kebudayaan dan pariwisata.

4. Sebagai stimulan untuk

tumbuh dan berkembangnya kegiatan-kegiatan festival di seluruh

Kabupaten dan Kota di Propinsi Sulawesi Tengah.

Dalam kegiatan ini penulis diberi kesempatan untuk ikut serta sebagai

panitia, dan diberikan kepercayaan serta tanggung jawab atas suksesnya kegiatan

Festival teluk Palu tersebut. Penulis juga banyak diarahkan bagaimana cara

menyesukseskan kegiatan ini oleh ketua panitia kegiatan yaitu Kepala Bidang

Kebudayaan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan para pegawai Disbudpar

yang tergabung dalam kepanitiaan.

Banyaknya agenda acara didalam FTP (Festival Teluk Palu) maka Ketua

Panitia membagi para panitia untuk berkosentrasi di satu acara saja agar para

panitia semua dapat bekerja dengan efektif dan bertanggung jawab. Kebetulan

penulis mendapat kepercayaan didalam acara Pameran dan Lomba Fotografi.

Dimana acara Pameran dan Lomba fotografer ini dilakukan dengan tujuan untuk

mencari bakat – bakat fotografer yang ada di kota palu sehingga dapat

menyalurkan bakat – bakat mereka dan hasilnya akan dipamerkan dalam acara

Festival Kota Palu, dari kegiatan Festival Teluk Palu penulis dapat menilai secara

langsung dan dapat merasakan bagaimana karakter kepimimpinan dalam

24
menyesukseskan Kegiatan Festival Teluk Palu dan meningkatkan kinerja

bawahannya dalam melakukan tugas yang diberikan. Menjadi salah satu Panitia

dalam kegiatan ini penulis dapat menambah pengetahuan bagaimana cara

bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan yang dipercayakan untuk

melaksanakan tugas yang diberikan. Lancar tidaknya kegiatan Festival Teluk Palu

ini berada ditangan ketua Panitia. Karena tanggung jawab tersebutlah Ketua

Panitia selalu mengawasi kinerja para bawahannya/panitia pada saat bekerja dan

selalu berdiskusi kapada panitia agar masalah dapat dipecahkan bersama – sama.

Kegiatan Festival Teluk Palu (FTP) di laksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2010

yang dilaksanakan di open stage Taman Ria Palu, dengan beberapa kegiatan

didalamnya antara lain :

1. Lomba Rebana Diatas Dokar

2. Lomba Perahu Hias

3. Pertunjukan Karya Instalasi

4. Pameran Industri Kreatif dan Kuliner

5. Pameran dan Lomba Fotografi

6. Eksebisi Seni Pertunjukan Kontemporer

7. Sepeda Santai Teluk Palu

8. Pertunjukan Masyarakat Adat dan Komunitas

9. Somba Sakaya Race

10. Jelajah Wisata Kota Palu.

25
4.2. Hasil Dari Praktek Kerja Lapangan / Magang

Dari kegiatan Kerja Lapangan / Magang penulis banyak melihat fenomena

arus komunikasi organisasi di Bidang Kebudayaan. Dalam sebuah organisasi baik

itu organisasi pemerintah maupun swasta, iklim atau suasana dalam lingkungan

kerja menjadi salah satu hal yang penting. Terutama membangun komunikasi

antara pemimpin dengan staf dan antara sesama staf. Hal ini perlu menjadi

perhatian seorang pemimpin karena faktor tersebut banyak sedikit mempengaruhi

tingkah laku karyawan. Komunikasi menjadi suatu alat yang sangat vital, salah

satunya adalah Downward Communication atau komunikasi kebawah.

Komunikasi ini merupakan komunikasi yang mengalir dari atasan ke bawahan,

atau dari pemimpin ke karyawannya.

Dalam pengamatan penulis bagaimana pimpinan mencoba melihan situasi

keadaan sebagai faktor penentu dalam melaksanakan tugas – tugasnya sebagai

pimpinan yang dapat membentuk karakteristik anak buahnya dalam bekerja.

penulis juga bisa melihat bagaimana komunikasi yang berjalan antara pimpinan

dan bawahannya sudah berjalan baik dimana komunikasi kebawah sudah cukup

baik seperti yang dilakukan pimpinan dengan memberikan semangat atau motivasi

kepada bawahannya untuk lebih baik lagi bekerja dengan pesan informasi dimana

untuk memperkenalkan bawahan dengan praktek – praktek organisasi, peraturan –

peraturan oragnisasi, keuntungan, kebiasaan dengan intruksi dan rasional.

Sebaliknya komunikasi ke atas juga cukup berjalan baik, bagaimana pesan

yang mengalir dari bawahan kepada atasan, walaupun dikatakan komunikasi ke

atas sangat sulit tetapi di bidang Kebudayaan cukup terbuka dengan pegawainya

26
maka komunikasi keatas cukup baik. Dari komunikasi ke atas yang cukup baik

maka pimpinan dapat mengetahui apa saja yang menjadi hambatan para anak

buahnya yang menyebabkan anak buahnya tidak dapat bekerja dengan baik.

Dengan adanya komunikasi kebawah dan komunikasi yang keatas yang baik maka

KABID Kebudayaan dapat memajukan kinerja para stafnya. Penulis melihat ada

beberapa kendala yang membuat komunikasi ke bawah tidak selalu berjalan

lancar antara lain :

a. Keterbukaan

Kurangnya sifat terbuka di antara pemimpin dan karyawan akan

menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan

pesan. Umumnya para pemimpin tidak begitu memperhatikan arus komunikasi ke

bawah. Pemimpin mau memberikan informasi ke bawah apabila mereka merasa

bawha pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. tetapi untuk mengirim pesan

dalam upaya memotivasi karyawan untuk selalu semangat dalam menyelesaikan

tugas, mereka cenderung acuh bahkan tidak mau tahu.

b. Penyaringan

Pesan-pesan yang dikirim kepada bawahan tidaklah semuanya mereka

terima. Tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan ini dapat

disebabkan oleh bermacam-macam faktor salah satunya adalah perbedaan

persepsi di antara karyawan.

c. Kurangnya rasa percaya

Rasa kurang percaya pemimpin kepada karyawan dapat menghambat

terwujudnya tujuan dari sebuah organisasi. Pemimpin yang tidak percaya kepada

27
karyawannya membebankan tugas yang semestinya dilakukan oleh karyawan

tersebut kepada karyawan lainnya. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kerja

karyawan tersebut akibatnya karyawan tersebut menjadi malas dan merasa tidak

dibutuhkan.

d. Kurangnya interakasi

Menjalin hubungan yang baik antara pemimpin dan karyawan juga

penting. Tidak hanya dalam hubungan kerja, tetapi juga hubungan kekerabatan.

Jika keduanya ini bisa dilakukan dengan efektif maka akan tercipta suasana yang

tidak kaku antara pemimpin dan karyawan.

Dari permasalahan ada beberapa faktor yang harus dilakukan pimpinan dalam

memajukan kinerja stafnya :

a. Pimpinan dan bawahan harus selalu menjaga komunikasi ke bawah dan ke

atas agar pimpinan dapat menjaga dan mengetahui apa yang menjadi

hambatan dari bawahan yang menghambat kinerja bawahannya,

b. Hendaklah berusaha saling memberikan informasi, sehingga bawahan

ataupun atasan mengetahui informasi yang dapat diharapakan menjadi

komunikasi selalu terjalin dengan baik.

c. Pimpinan dan bawahan hendaklah saling percaya, sehingga kepercayaaan

ini akan mengarahkan kepada komunikasi terbuka.

komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan bawahan, menurut penulis

sudah cukup baik untuk mamajukan kinerja bawahannya, komunikasi dalam

organisasi adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan

pengertian atau pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari

28
suatu organisasi tersebut. Maka komunikasi sangatlah penting dalam

pembentukan karakter kerja yang baik pada bawahannya.

29
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari bab - bab yang telah menggambarkan dapat melihat bagaimana Arus

Komunikasi pada pada bidang Kebudayaan di Dinas Kebudayaan dan Parawisata.

Kegiatan magang penulis juga dapat terjun langsung kedalam kegiatan dan dan

diberikan kepercayaan serta tanggung jawab atas suksesnya kegiatan tersebut

yaitu kegiata FTP (Festival Teluk Palu) penulis mendapat kepercayaan di dalam

acara Pameran dan Lomba Fotografi. Dimana acara Pameran dan Lomba

fotografer ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari bakat – bakat fotografer

yang ada di kota palu sehingga dapat menyalurkan bakat – bakat mereka dan

hasilnya akan dipamerkan dalam acara Festival Kota Palu.

Dari kegiatan Festival Teluk Palu penulis dapat menilai secara langsung

dan dapat merasakan bagaimana karakter kepimimpinan dalam menyesukseskan

Kegiatan Festival Teluk palu dan meningkatkan Kinerja bawahannya dalam

melakukan tugas yang diberikan. Menjadi salah satu Panitia dalam kegiatan ini

penulis dapat menambah pengetahuan bagaimana cara bertanggung jawab

terhadap suatu pekerjaan yang dipercayakan untuk melaksanakan tugas yang

diberikan. Lancar tidaknya kegiatan Festival Teluk Palu ini berada ditangan ketua

Panitia.. Penulis juga banyak diarahkan bagaimana cara menyesukseskan kegiatan

ini oleh ketua panitia kegiatan yaitu Kepala Bidang Kebudayaan di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata dan para pegawai Disbudpar yang tergabung dalam

30
kepanitiaan. Dalam kegiatan FTP arus komunikasi sangat baik yang sangat

memmbantu untu kesuksesan kegiatan tersebut.

5.2. Saran

Harapan penulis, Arus komunikasi pada Bidang Kebudayaan Di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palu harus dapat lebih dipertahankan bahkan

bisa lebih baik lagi karena komuikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan

dapat menjaga organisasi lebih meningka, karena dengan arus komunikasi yang

baik masalah-masalah didalam organisasi dapat diselesasaikan. Dalam hal

memajukan kinerja staf Kabid Kebudayaan tidak bosan dalam mengawasi dan

memberikan informasi kepada bawahannya dan selalu menjaga keharmonisan

antara pimpinanan dan bawahannya.

31

Anda mungkin juga menyukai