ABSTRAK
Kanker adalah pertumbuhan sel baru yang tidak terkontrol, mampu menyebar dan menginvasi sehingga
mengancam kehidupan. Insiden kanker dilaporkan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Dampak
penyakit kanker terhadap ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain merupakan
penyebab kematian dan kesakitan juga dapat menurunkan produktivitas penderitanya. Kanker tyroid
merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada sistem endokrin, meskipun insidennya relatif
rendah. Kanker tyroid merupakan salah satu kanker yang paling curable, berbagai upaya telah dilakukan
untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas kanker termasuk daiantaranya adalah penerapan beberapa
konsep maupun teori keperawatan yang sesuai dalam memberikan asuhan keperawatan. Angka kematian
kanker dapat diturunkan dengan penemuan dini, diagnosa dini, dan terapi dini serta meningkatkan mutu
perawatan. Karya Ilmiah ini merupakan laporan pemberihan asuhan keperawatan aplikasi teori peaceful
end of life (PEOL) pada pasien kanker tyroid di RS Kanker Dharmais Jakarta. Kesimpulan: bahwa teori
PEOL tepat digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan paliatif kepada pasien penyandang kanker
tyroid.
Kata kunci: Peaceful end of life, Aplikasi teori
Pendahuluan
Kanker merupakan keganasan yang terjadi melalui proses di tingkat seluler yang kompleks.
Banyak peristiwa, perilaku dan faktor pencetus eksternal (kimia, biologi, dan fisik) yang mendasarinya.
Kanker telah menjadi masalah kesehatan global yang mengancam penduduk dunia, karena tingkat
kematian yang disebabkan cukup tinggi (Otto, 2005; Yarbro, Wujcik, & Gobel, 2011; Kresno,
2012). Angka kematian global yang disebabkan oleh kanker dilaporkan 8,2 juta kasus pada tahun
2012 atau meningkat 4% dari 4 tahun sebelumnya (Rasjidi, 2011). Di Amerika Serikat, berdasarkan
data dari National Center for Health Statistic (NCHS) menunjukkan jumlah kasus kanker baru pada
tahun 2012 sebanyak 1.638.910 orang dan 577.190 meninggal karena kanker, 1 dalam 4 kasus
kematian adalah disebabkan oleh kanker (Siegel, Naishadham, & Jemal, 2012).
Data Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan prevalensi tumor/kanker
adalah 4,3 per 1000 penduduk, artinya dari setiap 1000 orang Indonesia sekitar 4 orang di antaranya
menderita kanker (PKP-Setjen mengalami peningkatan Kemenkes, 2012). Data yang dikeluarkan
oleh bidang Rekam Medis RS Kanker Dharmais (2014) menunjukkan bahwa insiden pada 10 besar
penyakit kanker di RS Kanker Dharmais dari tahun 2009-2013 setiap tahunnya meningkat rata-
rata 9,89%, dimana insiden tertinggi adalah kanker payudara, urutan kedua adalah kanker servik.
Pembahasan
Secara umum penyebab terjadinya kanker tyroid belum diketahui secara pasti, demikian juga kanker
pada Tn. FL (pasien kanker tyroid yang dikelola dan/atau dirawat oleh penulis). Namun berdasarkan faktor
risiko terjadinya kanker penulis menduga bahwa kanker tyroid pada Tn. FL disebabkan karena faktor
gaya hidup yang buruk, yaitu faktor rokok dan makanan. Klien mempunyai riwayat merokok, sering
mengkonsumsi jenis makanan yang menjadi faktor resiko kanker, seperti: mengkonsumsi makanan yang
mengandung bahan pengawet dan penguat rasa. Namun faktor kerentanan genetik dapat juga berperan
terhadap terjadinya kanker pada Tn. FL. Klien mengaku dua orang pamannya juga ada yang mempunyai
riwayat terkena kanker. Situasi tersebut sejalan dengan hasil studi epidemologi selama hampir 25 tahun
di Amerika Serikat, menyatakan bahwa gaya hidup juga berkontribusi sebagai factor yang meningkatkan
resiko terjadinya kanker. Gaya hidup tersebut adalah: merokok (konsumsi tembakau) berperan pada 30%
dari semua kasus kanker, konsumsi alcohol terjadi pada 4% kasus, obesitas pada 15% kasus, inaktivitas
fisik terjadi pada 5% kasus, virus berkontribusi pada 3% kasus, kurang nutrisi terjadi pada 10-15% kasus
(Colditz, Sellers, & Trapido 2006).
Nyeri Kronis
Nyeri kronis merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan rasa emosional yang timbul
dari kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau cidera. onsetnya tiba-tiba maupun lambat
dengan intensitas ringan sampai berat, nyeri terus-menerus maupun hilang-timbul yang tidak
bisa diprediksi dengan durasi nyeri lebih dari 6 bulan. Karakter nyeri kronis dapat digambarkan
dari gejala-gejala yang dialami pasien yaitu adanya perubahan kemampuan beraktivitas, anoreksia,
kelemahan, depresi, gelisah, berfokus pada diri sendiri, dan menurunnya interaksi dengan orang lain
(Gray, 2000; Gecsedi & Decker, 2001; NANDA, 2012). Sensasi nyeri disertai mual, sulit bernafas,
dan berkeringat, disebabkan karena adanya stimulus refleks pada pusat mual dan muntah oleh
sensasi nyeri. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh refleks vasovagal yang diinisiasi oleh respon
nyeri (Lewis, Dirksen, Heitkemper, Bucher & Camera, 2011).
Nyeri merupakan masalah utama dan menyebabkan timbulnya masalah keperawatan yang
lainnya. Nyeri yang dirasakan dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis cemas, gangguan
Cemas
Diagnosis kanker merupakan stressor bagi penderitanya. Ketika mendengar kata kanker,
seseorang membayangkan tentang penyakit yang tidak dapat sembuh, penyakit yang mematikan,
Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas merupakan hal yang lazim dialami oleh pasien kanker, pasien yang tidak
toleran terhadap aktivitas dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis. Secara prinsip umum intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan. Kelemahan merupakan dampak sekunder terhadap
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kurangnya asupan energi tubuh, dan
imobilitas.
Kelemahan yang terjadi pada pasien kanker diakibatkan karena proses penyakit kanker yang
dialaminya. Sel kanker mensekresi sitokin yang berpengaruh pada mekanisme pertahanan tubuh,
anemia, imobilisasi lama, dan kelelahan emosional. Kelemahan kronis ditandai dengan kurang
minat terhadap rutinitas keseharian, kurang motivasi, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
Selain itu, klien tidak banyak berkomunikasi dan berespon lambat ketika diajak bicara. Secara klinis
terlihat adanya keterkaitan secara langsung antara keletihan dengan nyeri, mual, ketakutan, dan
ansietas. Dengan aktivitas terencana dapat meminimalkan efek keletihan.
Studi menunjukkan bahwa kelemahan adalah kondisi multidimensi yang ditandai dengan
energi berkurang dan peningkatan kebutuhan untuk beristirahat, perubahan tidak proporsional dari
Kesimpulan
Pengelolaan terhadap kasus utama klien dengan kanker tyroid dilakukan dengan pendekatan
teori “peaceful end of life” (PEOL). Teori ini tepat digunakan sebagai acuan dalam perawatan pasien
kanker paliatif. Pada dasarnya tujuan peaceful end of life bukanlah mengoptimalkan perawatan yang
paling baik dengan menggunakan teknologi tercanggih, tetapi lebih berfokus kepada perawatan
yang mengutamakan kenyamanan pasien serta keterlibatan keluarga yang optimal. Sehingga pasien
diakhir kehidupannya dapat meningkatkan kualitas hidup dan menghadapi kematian dengan tenang
dan damai.
Daftar Pustaka
Akcley, B.J., & Ladwig, G.B. (2011). Nursing diagnosis handbook: an evidence based guide to planning
care, 9th ed. Missouri: Mosby, Inc.
Canadian Association of Nurses in Oncology/Association Canadienne des Infirmieres en Oncologie
(CANO\ACIO). (2012). CANO/ACIO Standards and competencies for cancer chemotherapy
nursing practice
Coyne, E., & Borbasi, S. (2009). Living the experience of breast cancer treatment: The younger
women‘s perspective. Australian Journal Of Advanced Nursing, 26(4): 6-13
Davidson, A.J., & Chasen, R.M. (2008). Managing cancer cachexia : a guide to current therapy.
Oncology Exchange. 7 (3), 8-11
Desen, W. (2011).Buku ajar onkologi klinis, Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Ferrel, B.R. (1995). The impact of pain on quality of life. Nursing Clinics of North America, 30 (4),
609-624
Gardner, D.G., & Shoback, D. (2007). Greenspan’s basic & clinical endocrinology, eighth editions.
USA: The McGraw-Hills Companies, Inc.
Joaquin, A,. Custodio, S., Oliveira, A., & Pimentel, F.L. (2012). Differences between Cancer
Patients’ Symptoms Reported by Themselves and in Medical Records. Cancer and Clinical
Oncology. Vol. 1, No. 1; 2012. doi:10.5539/cco.v1n1p138
Gray, R.A. (2000). T, 77-82he use massage therapy in palliative care. Complementary Therapies I
Nursing and Midwifery. 6, 2
Gescedi, R., & Decker, G. (2001). Incorporating alternative therapies into pain management: more
pastient are considering complementary approaches. American Journal of Nursing. 101, Suppl
4, 35-39
Ignatavicius, D.D, Workman, M.L. (2010). Medical-Surgical Nursing critical thinking for collaborative
care. (6th ed.). St. Louis. Missouri: Saunders Elsevier.
Lewis, L.S., Dirksen, R.S., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Camera, M.I. (8th ed.). (2011).
Medical-surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (Vol.1). St. Louis,
Missouri: Elsevier-Mosby Inc.