Disusun oleh :
Nabila Luthfiana
1618012102
Pembimbing :
dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG
KATA PENGANTAR
Pertama saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “G2P1A0
Hamil 38 Minggu Inpartu Kala II dengan Ekstraksi Vakum” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan laporan kasus ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung.Saya mengucapkan
terima kasih kepada dr. Ratna Dewi Puspita Sari, Sp.OG yang telah meluangkan
waktunya untuk saya dalam menyelesaikan laporan kasus ini.Saya menyadari banyak
sekali kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat
bukan hanya untuk saya, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.
Penulis
3
STATUS OBSTETRI
A. Anamnesa (Autoanamnesis)
I. Identifikasi
Nama Pasien : Ny. S Suami : Tn. Sl
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukabumi, Bandar Lampung
II. Keluhan
Utama : Ny. S G2P1A0 Hamil 38 Minggu datang dengan mules - mules
IX.Riwayat Kontrasepsi
Os pernah menggunakan kontrasepsi suntik selama 3 tahun.
B.PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
2. Status Generalis
3. Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
6
Palpasi
Leopold I : TFU 2jbpx (29 cm), bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : keras memanjang pada bagian kanan
Leopold III : bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : kedua tangan divergen, kepala janin telah masuk PAP
Pemeriksaan Dalam
VT : Portio lunak, posterior, eff 100%, Ø 8 cm, kepala, HIII, ketuban
(+), jernih, bau(-), penunjuk uuk kanan
4. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi (02 Maret 2017)
1. Hemoglobin : 13,4 g/dL
2. Leukosit : 13.100 x103/mikroL
3. Eritrosit : 4,7 x106/mikroL
4. Hematokrit : 38%
5. Trombosit : 297.000 x103/mikroL
6. Mcv : 81 fL
7. Mch : 29 pg
8. Mchc : 35 g/dL
9. Hitung jenis
7
a. Basofil : 0%
b. Eosinofil : 0%
c. Batang : 0%
d. Segmen : 80%
e. Limfosit : 16%
f. Monosit : 4%
10. LED : 30 mm/jam
C. DIAGNOSIS
G2P1A0 hamil 38 Minggu inpartu kala I dengan riwayat bekas sc 1x a.i letli JTH
preskep.
D. PENATALAKSANAAN
E. PROGNOSIS
Ibu
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Anak
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
8
Follow Up
HARI/
CATATAN INSTRUKSI
TANGGAL
02/3/2017 S/ KU P/
05.00 WIB Os datang dengan keluhan Cek laboratorium: darah
mules mules sejak pukul 01.00 lengkap.
WIB. Observasi TVI, his, DJJ
Kosongkan Kandung
RPP Kemih
±6 jam SMRS os mengeluh IVFD RL gtt xx/m
perut mules yang menjalar ke
pinggang, hilang timbul,
makin lama makin sering.
Keluar darah dan lendir (+),
keluar air-air (-), os mengaku
hamil cukup bulan dan
gerakan janin masih dirasakan.
Pada persalinan anak pertama
os memiliki riwayat operasi
seksio sesarea.
O/ Status present
KU : Sedang
Sens : CM
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,3oC
Status Obstetri
FUT 2 jbpx (29 cm),
Memanjang, Puka, Kepala, His
3x/10’/40”, DJJ 132x, TBJ:
2790gram
VT: Portio lunak, posterior,
eff 100%, Ø 8 cm, kepala,
HII, ketuban (+), jernih, bau(-)
penunjuk uuk kanan
9
O/status present
KU : sedang
Sens: CM
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR: 22x/menit
Suhu : 36,3oC
Status Obstetri
FUT 2 jbpx (32 cm), Memanjang,
Puka, Kepala, His 4x/10’/20”, DJJ
132x, TBJ: 2790gram
VT: Portio tidak teraba Ø 10 cm,
kepala, HIII, ketuban (+), jernih,
bau(-)
A/Assesment
G2P1A0 hamil 38 Minggu inpartu
kala II dengan bekas sc 1x a.i letli
inpartu JTH preskep
A/ Assesment
P2A0 Post Partum dengan
Ekstraksi Vakum
A/ Assesment
P2A0 Post Partum dengan
Ekstraksi Vakum
Status Obstetri
TFU 3jbtps, luka jahitan
operasi baik, perdarahan aktif
(‒),lokia (+), BAK (+)
10.00 WIB Kondisi pasien baik, pasien
dipulangkan
12
KEHAMILAN
A. Definisi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan dikatakan aterm atau
cukup bulan apabila usia kehamilannya 37-42 minggu, kehamilan preterm apabila
usia kehamilannya < 37 minggu dan kehamilan post term apabila usia kehamilannya
>42 minggu1. Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi) dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi2.
B. Fisiologi Kehamilan
Pembuahan
Fertilisasi (pembuahan), penyatuan gamet pria dan wanita, dalam keadaan
normal terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterina. Ketika dibebaskan saat ovulasi,
ovum segera diambil oleh tuba uterina. Ujung tuba uterina yang melebar
membungkus ovarium yang menngandung fimbria, tonjolan mirip jari yang
berkonraksi dengan gerakan menyapu untuk menuntun ovum yang dibebaskan ke
dalam tuba uterina. Fimbria dilapisi oleh silia yaitu tonjolan halus mirip rambut yang
berdenyut dalam gelombang-gelombang mengarah ke interior tuba uterina yang ikut
menjamin mengalirnya ovum ke dalam tuba uterina. Di dalam tuba uterina, ovum
cepat didorong oleh kontraksi peristaltik dan gerakan silia ampula3. Jutaan
spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.
Hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampula tuba di mana spermatozoa
dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang
13
arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan
kontraksi tuba.
Nidasi
Hari ke- 4 hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu
bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya disebut massa
inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas menjadi
plasenta. Trofoblas berfungsi sebagai tempat produksi hormon kehamilan yaitu
Human Chorionic Gonadotropin (HCG), proteksi imunitas bagi janin, dan
peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasenta dan kelahiran bayi. Nidasi diatur
oleh suatu proses yang kompleks antar trofoblas dan endometrium. Trofoblas
mempunyai kemampuan invasif yang kuat, sementara endometrium mengontrol
invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor yang aktif setempat (lokal) yaitu
inhibitor cytokines dan protease.
Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan
proses antara trofoblas dan endometrium. Bila nidasi telah terjadi, sel-sel blastokista
akan berdiferensiasi. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat dalam ruang eksoselom
akan membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi
ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastokista terdapat
suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan yakni ruang amnion dan
yolk sac. Setelah proses nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsespi akan bertumbuh
dan berkembang di dalam endometrium2.
Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12-18 minggu. Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin
dini dapat diidentifikasikan dan dimulai pembentukan vili korealis. Seirkulasi darah
janin ini berakhir di lengkung kapilar (capillary loops) di dalam vili korealis yang
ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis
15
dan dikeluarkan melalui vena uterina, vili korealis ini akan tumbuh menjadi suatu
massa jaringan yaitu plasenta. Permukaan plasenta diperkirakan luasnya 11m2 yang
menjadi tempat pertukaran nutrisi, elektrolit, CO2 dan oksigen2-4.
Kala I
Klinis dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan keluar lendir bersemu
darah. Lendir bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks
16
Kala II
His pada kala II akan menjadi lebih kuat dan cepat kira-kira 2 – 3 menit
sekali. Kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada
waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi
di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka serta dagu melewati perineum.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi.
Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1 ½ jam dan pada multigravida rata-
rata ½ jam.
Kala III
Uterus akan teraba keras dengan fundus uteri sedikit di atas pusat setelah
bayi lahir. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri5.
17
Kala IV
Kala IV merupakan waktu setelah persalinan bayi-plasenta sampai 1-2 jam
post partum. 2 jam pertama pasca persalinan yang harus dipantau adalah tekanan
darah, nadi, tinggi fundus uteri, dan perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam
satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua kala IV5.
melakukan tarikan ini, harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri
dan tangan kanan penolong.
7. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kri menahan mangkuk, sedangkan tangan
kanan melakuan tarikan dengan memegan pada pemegang.
8. Traksi dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti putar paksi
dalam, sampai akhirnya suboksiput berada di bawah simfisis. Bila his
berhenti, maka traksi juga dihentikan. Berarti traksi dikerjakan secara
intermitten, bersama – sama dengan his.
9. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah atas, sehingga
kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai
hipomokhlion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana
lazimnya. Pada waktu kepala melakukan gerakan defleksi ini, maka
tangan kiri penolong segera menahan perineum. Setelah kepala lahir,
pentil dibuka, udara masuk ke dalam botol, tekanan negatif menjadi
hilang, dan mangkuk dilepas.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari ekstraksi vakum bagi ibu adalah
perdarahan, trauma jalan lahir, dan infeksi. Sedangkan pada janin, ekstraksi vakum
dapat menyebabkan ekskoriasi kulit kepala, sefalohematoma, subgalael hematoma
dan nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah pemeriksaan
hematologi dan tidak dilakukan pemeriksaan urinalisis serta kimia
darah, karena tidak terdapat indikasi seperti curiga hipertensi dalam
kehamilan (terutama preeklamsi dan eklampsi). Dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan hasil yang normal.
No Karakteristik Skor
1 Usia < 40 tahun 2
2 Riwayat persalinan pervaginam
Sebelum dan sesudah seksio sesarea 4
Persalinan pervaginam sesudah seksio sesarea 2
Persalinan pervaginam sebelum seksio sesarea 1
Tidak ada 0
Angka keberhasilan VBAC menurut Flamm dan Geiger dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Pada pasien dalam kasus ini skor VBAC yang diperoleh adalah :
26
DAFTAR PUSTAKA