Anda di halaman 1dari 71

PENGUMPULAN DATA

PENELITIAN

Dr. Kusnanto, S.Kp.,M.Kes


METODE PENGUMPULAN DATA

– CARA yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian


– Metode pengumpulan data ditentukan oleh JENIS peneltian, VARIABLE
yang diukur, TUJUAN pengukuran
Mis:
* mengetahui pendapat atau persepsi responden  metode
wawancara
* mengetahui sikap  metode kuesioner
* mengetah perilaku  metode observasi
– Penelitian KUANTITATIF menggunakan metode:
1. Kuesioner
2. Wawancarater struktur
3. Observasi
- Penelitian KUALITATIF menggunakan meode:
1. wawancara mendalam (indeep interview)
2. Observasi partisipan
3. Diskusi kelompok terarah (focus group discussion)
Arti dan Kegunaan Data

– Data  informasi dari obyek penelitian


– Data (jamak → datum): himpunan angka
yang berasal dari hasil pengukuran peneliti
– Kumpulan data disebut: agregat
KLASIFIKASI DATA

Menurut Tingkat Pengolahanya:


– Raw data: data mentah dan belum diolah
Misal: umur mhs: 20, 31, 45, 23, 19
– Array data: data yang belum diolah, tetapi sudah
diurutkan
Misal: umur mhs: 19, 20, 23, 31, 45
– Ungrouped data: raw data yang belum
dikelompokkan
Misal: A(23, Pria, Islam), B (30, Pria, Katolik), C
(25, Wanita, Islam), D (19, Pria, Kristen)
– Gruoped data: data yang telah dikelompokkan
dalam kelas tertentu:
Misal: Umur: kelompok (11-20), (21-29), (31-39)
Menurut bentuk angka

– Data Diskrit: data yang angkanya bulat


– Data kontinue: data yang angkanya
pecahan (desimal)
Menurut Sumbernya

– Data Primer: data yang diukur atau


dihitung sendiri oleh peneliti
– Data Sekunder: data yang didapat dari
sumber lain, yang tidak diukur atau
dihitung sendiri oleh peneliti
DATA BERDASARKAN
SUMBERNYA

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya.
Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki
sifat up to date.
Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung.
Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer
antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion –
FGD) dan penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah
ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain.
Menurut Sifatnya

– Data Kuantitatif: data yang berwujud


angka
– Data Kualitatif: data yang tidak
berwujud angka
DATA BERDASARKAN SIFATNYA

1. Data Kualitatif
 Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam bentuk angka.
 Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen,
diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan
dalam catatan lapangan (transkrip).
 Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh
melalui pemotretan atau rekaman video.
2. Data Kuantitatif
 Data kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau bilangan.
 Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif
dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau
statistika.
Berdasarkan proses atau cara
untuk mendapatkan data
1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang
diperoleh dengan cara membilang.
Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Puskesmas di Kota Surabaya sebanyak 64
2) Jumlah Perawat laki-laki di RSUD Dr. Soetomo sebanyak 875
orang.
3) Jumlah perawat di Kota Surabaya sebanyak 8000 orang.
2. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengukuran.
Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung
jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan Abi adalah 150,5 cm.
2) IQ Abi adalah 120.
3) Suhu udara di ruang kelas Florence 24o C
Menurut Skala Pengukuranya
– Skala Nominal: data yang hanya dapat membedakan (mengkatagorikan), tidak
diketahui tingkat perbedaanya dan tidak ada urutanya
Misal: jenis kelamin, agama, alamat, status perkawinan
– Skala Ordinal: data yang mempunyai kategori, mempunyai tingkat
perbedaanya, tetapi tidak diketahui berapa nilai tingkat perbedaanya
Misal: golongan, pangkat, tingkat pendidikan
– Skala Interval: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya,
ada urutan, tidak ada nilai nol mutlak (artinya mempunyai nilai nol → realnya
ada nilai nol)
Misal: suhu badan, nilai ujian
– Skala Ratio: data yang mempunyai kategori, diketahui tingkat perbedaanya, ada
urutan, mengakui nilai nol mutlak (artinya tidak ada nilai nol → realnya tidak
ada)
Misal: berat badan, umur
Berdasarkan tipe skala
pengukuran

1. Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data
yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan
kategori tertentu.
Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif.
Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna
matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika
perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk
menganalisis data nominal.
Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-),
perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam
analisis data nominal.
Contoh data nominal:
– Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan
simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
Angka-angka tersebut tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada
data di atas tidak berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak
memiliki makna lebih besar dari perempuan.
Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat dilakukan operasi
matematika (+, -, x, : ).
Misalnya (1) = laki-laki, (2) = perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada
kategori (3) yang merupakan hasil penjumlahan (1) dan (2).
– Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2)
Menikah, (3) Janda/ Duda.
Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
2. Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang
telah disusun secara berjenjang menurut besarnya.
Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai
dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian,
jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan
dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan.
Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi
pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam
suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , :
).
Contoh jenis data ordinal

Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai


berikut:
(1) PAUD
(2) Pendidikan dasar (SD dan SMP)
(4) Pendidikan Menengah (SMA)
(5) Pendidikan Tinggi (Diploma dan Sarjana)
Analisis terhadap urutan data di atas
menunjukkan bahwa Pendidikan Dasar memiliki tingkatan lebih tinggi
dibandingkan dengan PAUD dan lebih rendah dibandingkan dengan
Pendidikan Menengah.
Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya PD (2) +
PM (3) ≠ (5) PT.
Dalam hal ini, operasi matematika ( + , – , x, : ) tidak berlaku untuk data
ordinal.
3. Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas
dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh
data ordinal.
Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah
memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang
sama antara data yang telah diurutkan.
Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan
operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ).
Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak
adanya angka Nol mutlak pada data interval.
contoh data interval

1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang dinyatakan


dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00 Celcius sampai 10 Celcius
memiliki jarak yang sama dengan 10 Celcius sampai 20 Celcius.
Oleh karena itu berlaku operasi matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150
Celcius = 300 Celcius.
Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang bersuhu 150 Celcius
memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang bersuhu 300 Celcius.
Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa benda dengan suhu 00 Celcius tidak
memiliki suhu sama sekali.
Angka 00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak)  Artinya, jika diukur
dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius = 320
Fahrenheit.
2) Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ.
Rentang IQ 100 sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110
sampai 120.
Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150
tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari orang yang memiliki IQ 100.
3) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya IPK
mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui
kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan
sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang
ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
– Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
– Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
– Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
– Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
– Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Data rasio

– adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki


oleh data nominal, data ordinal, serta data interval.
– Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti
yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol
absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua
bentuk operasi matematik ( + , ± , x, : ).
– Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis
data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat
dengan memperhatikan contoh berikut:
1) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam ukuran meter  adalah
data rasio.
Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara nyata dengan benda
yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda yang
berukuran 1 meter dan 2 meter  sifat data nominal
Ukuran panjang benda dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang
sampai yang terpendek  sifat data ordinal
Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter
memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang
panjangnya 2 meter dengan 3  sifat data interval
Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio ditunjukkan oleh
dua hal yaitu:
(1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang
artinya tidak ada benda yang diukur; serta
(2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2 kali lebih panjang
dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1
meter yang menunjukkan berlakunya semua operasi
matematik.

Kedua hal tersebut tidak berlaku untuk jenis data


nominal, data ordinal, ataupun data interval
2) Data hasil pengukuran berat suatu benda yang dinyatakan dalam gram
memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval.
Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan bendayang
beratnya 2 kg.
Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang
terringan.
Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki rentang
berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg.
dengan 3 kg.
Angka 0 kg menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur.
Benda yang beratnya 2 kg 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda
yang beratnya 1 kg.
Suatu data disebut sebagai data
parametric bila memenuhi kriteria
sbb (Field,2000)

1. Normally distributed data


Data yang mempunyai distribusi normal adalah data yang dapat
mewakili populasi yang diteliti.
Secara kasat mata kita bisa melihat histogram dari data yang
dimaksud, apakah membentuk kurva normal atau tidak.
 cara ini sangat subyektif.
Cara lainnya yaitu dengan melakukan uji normalitas pada data yang
dimaksud
2. Homogenity of variance

Variansi dari data yang dimaksud harus stabil


tidak berubah atau homogen.
Ada banyak tes yang bisa dilakukan untuk mengetahui ,
bahkan untuk jenis analisis tertentu SPSS secara
otomatis menyertakan hasil tes ini.
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA

1) Wawancara (interview)
2) Pengamatan (Observasi)
3) Dokumentasi
4) Diskusi terfokus (Focus Group Discussion).
Instrument Penelitian

Instrumen penelitian: adalah alat yang dipergunakan untuk


mengumpulkan data:

– Angket / kuesioner
– Check List
Syarat Instrumen Penelitian:

1. Akurasi (accuracy) → valid  apakah instrumen


tersebut benar benar dapat mengukur apa yang hendak
diukur.
2. Presisi (precision) → reliabel  kemampuan
memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan
pengukuran (ajeg)
3. Kepekaan (sensitivity) → teliti  mampu mengukur
perubahan data yang semakin kecil (teliti), misalnya
timbangan emas lebih peka dibanding timbangan beras
Uji Validitas

– Uji Validitas adalah uji untuk membuktikan apakah


instrumen penelitian valid
– Uji Reliabilitas adalah uji untuk membuktikan apakah
instrumen penelitian reliabel
– Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur
yang digunakan.
– Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur
yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di
ukur
– Teknik untuk mengukur validitas kuesioner adalah dengan
menghitung korelasi antar data pada masing-masing
pernyataan dengan skor total  memakai rumus korelasi
product moment
– Item Instrumen dianggap jika r hitung > r tabel (kritis)
– Tingkat signifikansi yang dipakai biasanya 5% atau 10%
– Untuk melihat tabel, baris yang dilihat adalah N-2, dimana
N adalah jumlah responden
Uji Reliabilitas

– Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah


instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan
lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten.
– Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat
konsistensi  banyak rumus yang dapat digunakan untuk
mengukur reliabilitas diantaranya adalah rumus Spearman
Brown
– Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r hasil
dengan r tabel.
– Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Cronbach’s Alpha”.
– Ketentuannya : bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.
– Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan
hasil penelitiannyapun tidak akan valid dan reliable.
WAWANCARA

– Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk


mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab.
– Dengan kemajuan teknologi informasi wawancara bisa saja
dilakukan tanpa tatap muka  yaitu melalui media
telekomunikasi.
– Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah
isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.
Tahapan wawancara

1) mengenalkan diri
2) menjelaskan maksud kedatangan
3) menjelaskan materi wawancara
4) mengajukan pertanyaan
Agar informan dapat
menyampaikan informasi yang
komprehensif
1) ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang
2) cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan
3) mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius
4) bersikap hormat dan ramah terhadap informan
5) tidak menyangkal informasi yang diberikan informan
6) tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya
dengan masalah/tema penelitian
7) tidak bersifat menggurui terhadap informan
8) tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah
9) sebaiknya dilakukan secara sendiri
10) ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada
informasi yang belum lengkap.
2 jenis wawancara

1) wawancara mendalam (in-depth interview),  peneliti menggali informasi


secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan
dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan
sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali
2) wawancara terarah (guided interview)  peneliti menanyakan kepada
informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya.
Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki
kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara
atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada
bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
WAWANCARA

– Harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang diwawancarai


– Usahakan membina hubungan baik antara pewawancara dengan
responden
– Pewawancara hanya mengambil data, tidak boleh mempengaruhi,
mengarahkan atau menafsirkan jawaban responden
TUGAS

– Baca kelebihan dan kelemahan


metode wawancara
APA ITU KUESIONER

– Kuesioner → daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui


pos untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah
pengawasan peneliti
– Kuesioner ditujukan kepada responden, untuk memperoleh
data yang sesuai dengan tujuan penelitian
– Teknik ini cocok untuk memperoleh data yang cukup besar,
dari kelompok/ masyarakat yg berpopulasi besar dan
bertebaran tempatnya
Macam Kuesioner

Menurut cara
Menurut sifatnya: penyampaianya:
– Angket umum: untuk – Angket langsung: disampaikan
memperoleh data yang langsung kepada responden
selengkapnya (umum) tentang dirinya sendiri
tentang kehidupan – Angket tak langsung:
seseorang disampaikan kepada
– Angket khusus: untuk responden tentang diri orang
mendapatkan data khusus lain
tentang kehidupan –
seseorang
Menurut struktur: Menurut bentuk pertanyaan:

– Angket berstruktur: angket yang – Angket terbuka: jika responden


disusun lengkap dengan diberi kebebasan untuk
jawabanya, sehingga responden menjawab, menurut pendapat
tinggal memilih responden sendiri
– Angket tak berstruktur: angket – Angket tertutup: jika pertanyaanya
yang pertanyaanya meminta sudah lengkap dengan jawaban,
jawaban menurut responden, sehingga responden harus
sehingga tiap responden menjawab sesuai dengan jawaban
jawabanya berbeda yang telah tersedia
Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Membuat Kuesioner

– Pakai bahasa yang sederhana, yang mudah dimengerti oleh


responden, hindari menggunakan bahasa yang sulit
dimengerti
– Contoh:
1) Apakah Ibu mengikuti program ASI Eksklusif ?
2) Apakah Ibu memberikan makanan tambahan
selain ASI pada bayi ibu? (lebih mudah
dimengerti)
Pertanyaan jangan terlalu luas

Pertanyaan tidak boleh


Contoh: double

 Dimana ibu  Apakan Ibu sudah mengikuti


KB, dan siapa yang
melahirkan? menyuruh? (double
pertanyaan)
 Dimana Ibu melahirkan
 Apakah Ibu sudah ikut KB?
anak yang terakhir?
 Siapakah yang
(lebih fokus) mempengaruhi Ibu ikut KB?
Pertanyaan tidak boleh
memimpin atau mengarahkan
Contoh: Pertanyaan diusahakan mudah dijawab
responden

Apa alasan Ibu ikut KB?


□ Penyakit
– Ibu sudah ikut KB, bukan?
□ Ekonomi
(mengarahkan)
□ Kesejahteraan Ibu
– Apakan Ibu sudah ikut
KB? □ Dipaksa Suami
□ Lain-lain
Hindari pertanyaan bias

Berapa umur Ibu sekarang?


□ 20 – 25 tahun
□ 25 – 30 tahun
□ 30 – 35 tahun
□ > 35 tahun
Pertanyaan Tertutup

Pertanyaan Terbuka
Apakah Saudara setuju Puskesmas

Peterongan dipindahkan ke lokasi

– Apakah Saudara setuju Pondok?


Puskesmas Peterongan □ Setuju
dipindahkan ke lokasi □ Tidak Setuju
Pondok?
Apa alasan Saudara tidak setuju?
– Apa alasan Saudara tidak
□ Jauh
setuju?
□ Lahan sempit

□ Tidak ada transportasi

□ Harus pakai jilbab

□ Lain-lain ……
Multiple Choice

Dichotomous Choice

Siapakah yang mendorong Ibu


Apakah Ibu pernah datang ke Posyandu?
membicarakan masakah ASI □ Suami

Eksklusif dengan □ Orang tua


□ Tetangga
teman/tetangga?
□ Tokoh masyarakat
□ Pernah
□ Tokoh Agama
□ Tidak pernah
□ Lain-lain …………
Check List Ranking Question

Sarana pelayanan kesehatan


Menurut Saudara siapakah
yang ada di Kecamatan:
Presiden yang paling jujur?
□ Puskesmas
(Berikan urutan dengan memberi
□ Polindes
nomor didepan nama presiden)
□ Posyandu
□ Ir. Sukarno
□ Dukun □ Suharto
□ Dokter Praktek Swasta □ BJ Habibi
□ Lain-lain ………… □ Gus Dur
□ Megawati
□ SBY
Data Kualitatif

Mengukur data kualitatif sebaiknya menggunakan:


– Jawaban benar salah (contoh: mengukur
pengetahuan)
– Skala Likert (contoh: mengukur persepsi, sikap,
perilaku)
Skala Likert Persepsi Skala Likert Sikap

1 = Sangat tidak tepat 1 = Sangat tidak setuju


2 = Tidak tepat 2 = Tidak setuju
3 = Cukup tepat 3 = Cukup setuju
4 = Tepat 4 = Setuju
5 = Sangat Tepat 5 = Sangat Setuju
Skala Likert Perilaku

1 = Tidak pernah
2 = Jarang
3 = Kadang-kadang
4 = Sering
5 = Selalu
TUGAS

–Baca kelebihan dan kekurangan


metode kuesioner
OBSERVASI

– Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan


menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman,
pendengaran, untuk memperoleh informasi yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian.
– Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek,
kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang.
– Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu
peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
Beberapa bentuk observasi

1) Observasi partisipasi
2) Observasi tidak terstruktur
3) Observasi kelompok
1) Observasi partisipasi adalah (participant
observation) adalah metode pengumpulan data
yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
2) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang
dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi,
sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya
berdasarkan perkembangan yang terjadi di
lapangan.
3) Observasi kelompok ialah pengamatan yang
dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
METODE OBSERVASI

1. Observasi Sistematis
2. Observasi Partisipatif
Observasi Sistematis

– Pengamatan dilakukan dg
menggunakan pedoman atau
kerangka observasi
– Fokus : pengamatan pada aspek
perilaku yg tercantum dalam
pedoman observasi
Observasi Partisipatif

– Observasi yang dilakukan dengan


cara masuk kedalam kehidupan
partisipan atau subjek penelitian
kemudian mengamati apa yang
dilakukan oleh subjek untuk
mengidentifikasi variabel
TUGAS

– Baca kelebihan dan kekurangan


metode observasi
OBSREVASI

– Harus diketahui apa, dimana, kapan dan


apa/siapa yang observasi
– Observasi harus sesuai dengan SOP
– Hasil observasi harus valid dan reliabel
– Harus diketahui cara mencatat hasil
observasi
DOKUMEN

Data diperoleh dari


– fakta yang tersimpan dalam bentuk surat
– catatan harian
– arsip foto
– hasil rapat
– cenderamata
– jurnal kegiatan, dsb.
FOCUS GROUP
DISCUSSION

– yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang


lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh
seorang peneliti.
– Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana
nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah.
– Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti,
maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti
 dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan
diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
PENGUKURAN

– Harus jelas apa, dimana, kapan dan siapa yang


diukur
– Harus standart alat yang digunakan mengukur
– Pengukuran harus sesuai SOP
– Harus terlatih orang yang akan mengukur
– Hasil pengukuran harus valid dan reliabel
Data Yang Perlu Dikumpulkan
Data umum responden:
Data variabel penelitian (Khusus)

– Nama, umur, jenis


kelamin,
– Variabel bebas
pendidikan,
– Variabel
pekerjaan, alamat,
tergantung
status
perkawinan,
agama

Anda mungkin juga menyukai