Anda di halaman 1dari 4

Percobaan Mencuri Jasad Nabi Muhammad saw.

dan 2 Orang Sahabatnya

(Kepada Saudaraku-saudaraku, jangan sampai punya niat jahat terhadap diri


Rasulullah saw.walaupun Beliau sudah wafat. Saya khawatir terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan seperti kisah di bawah ini)

(Tulisan di bawah ini diambil dari buku Madinah Al-Munawarah karangan Abdul Basit
Abdur Rahman)

Di bawah ini akan diceritakan tentang beberapa konspirasi jahat untuk mencuri jasad
Rasulullah yang mulia dan sahabatnya seperti yang diceritakan oleh ahli-ahli sejarah :

Pertama : Percobaan jahat untuk mencuri jasad Rasulullah saw. ini telah berlaku pada tahun
557 H (1164 M). Sejarah telah membuktikan bahwa orang Kristian telah merancang untuk
memindahkan mayat Rasulullah daripada makamnya di Madinah.

Mereka telah mengupah dua orang lelaki Kristian yang menyamar sebagai orang Maghribi
yang datang dari Andalusia, Spanyol. Mereka menyewa sebuah rumah tidak jauh dari
Raudhah (Tempat antara makam Nabi dengan tempat shalat Nabi / Imaman), berdekatan
dengan makam Rasulullah. Dua lelaki tersebut mencoba mengelabui umum dengan berlagak
sebagai orang alim dan beriman dengan senantiasa melaksanakan shalat dan berkunjung di
Masjid Nabawi, memberi makan dan sedekah kepada fakir-miskin dan menziarahi
perkuburan Baqi’. Perbuatan mereka ini berhasil memperdaya orang banyak khususnya
penduduk Madinah.

Bermula dari rumah, mereka mula-mula menggali secara rahasia sebuah terowongan yang
akan berakhir di dalam makam Rasulullah. Tanah-tanah dari terowongan tersebut dipindah ke
dalam sebuah tempat di kediaman mereka dan kadang-kadang dimasukkan ke dalam Tas
kulit untuk selanjutnya dibuang di perkuburan Baqi’.

Rancangan jahat mereka ini telah berjalan beberapa lama tanpa diketahui umum dan mereka
mula-mula menyangka bahwa mereka sudah hampir selesai mengerjakan usaha seperti yang
dirancang. Mereka tidak sadar bahwa Allah swt. melihat segala usaha jahat mereka itu.

Tidak lama kemudian segala perbuatan jahat mereka itu terbongkar apabila Sultan Nuruddin
Mahmud bin Zinki dari Syiria (Syam) telah diilhamkan bermimpi bertemu Rasulullah yang
menunjukkan kepadanya dua orang lelaki berambut perang sambil berkata : ”Wahai
Mahmud, selamatkanlah aku daripada mereka !”. Sultan Nuruddin pun bangkit dari tidurnya
dengan panik, berdo’a dan kembali tidur, tetapi mimpi yang sama berulang lagi sebanyak tiga
kali.

Baginda kemudian memanggil Perdana Menterinya, Jamaluddin Al-Mausili seorang yang


alim dan bijak lalu memberitahunya tentang mimpi Baginda. Seterusnya Baginda
mengarahkan menterinya itu membuat persediaannya untuk perjalanan ke Madinah.

Baginda dan menterinya memulai perjalanan ke Madinah bersama 20 orang pengawal dengan
membawa barang-barang yang banyak. Menurut seorang ahli sejarah, Majduddin Al-Matari,
rombongan itu membawa 1000 ekor unta. Mereka menyeberangi jarak dari Syria ke Madinah
dalam masa 16 hari saja yang biasanya memakan waktu sebulan perjalanan.

Di Madinah, Baginda terus menuju ke Masjid Nabawi, lalu mengerjakan shalat dan
termenung di sana. Baginda tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Menterinya bertanya
adakah Baginda dapat mengenali dua lelaki seperti dalam mimpinya itu ? Apabila Baginda
menjawab dengan yakin bahwa Baginda mengenalinya, menterinya pun memanggil seluruh
penduduk Madinah supaya datang menghadap Baginda.

Walaupun demikian, Baginda masih tidak dapat mengenali dua lelaki tersebut di kalangan
orang banyak yang datang pada hari itu. Baginda kemudian diberitahu bahwa hanya dua
orang asing yang tidak datang pada hari itu. Baginda pun memerintahkan agar mereka di
bawa ke hadapannya. Apabila kedua orang asing itu di bawa menghadap, Baginda segera
mengenali mereka sebagai lelaki yang ditunjukkan oleh Rasulullah di dalam mimpinya.

Setelah ditanya dari mana asalnya dan apa tujuannya datang di Madinah, mereka mengatakan
bahwa mereka adalah orang Maghribi yang datang untuk mengerjakan haji, berkunjung
Masjid Nabawi dan berencana untuk tinggal di Madinah selama setahun. Sultan Nuruddin
kemudian meninggalkan lelaki tersebut bersama pengawalnya dan Baginda terus pergi ke
tempat kediaman mereka untuk penyelidikan. Tetapi di sana Baginda tidak menjumpai bukti
apa-apa melainkan sejumlah uang yang amat banyak.

Baginda tidak putus asa lantas meneruskan penyelidikan. Dengan kehendak Allah, Baginda
tersepak satu kepingan kayu. Ketika diangkat kepingan kayu itu, terbukalah pintu terowong
yang menuju ke arah makam Rasulullah saw. Setelah diselidiki, terowongan itu telah sampai
di dinding Masjid Nabawi.

Kedua lelaki tersebut kemudian ditanya, lalu mereka mengakui rencana jahat mereka itu.
Mereka menceritakan bahwa mereka adalah orang Kristian yang disuruh oleh Raja mereka
dan menyamar sebagai jama’ah haji dari Maghribi. Mereka dibekali dengan uang yang
banyak dan diarahkan untuk menggunakan segala peluang yang ada untuk mengambil mayat
Rasulullah saw. dari makamnya dan membawanya pulang bersama mereka.

Mereka kemudian dijatuhi hukuman bunuh dan badan mereka dibakar. Hukuman itu amatlah
setimpal dengan rancangan dan perbuatan jahat mereka yang keji lagi hina itu.

Setelah itu, Sultan Nuruddin mengarahkan supaya digali lubang di sekeliling makam,
dalamnya sampai ke air, kemudian dipenuhi dengan timah sampai ke atas untuk dijadikan
pagar bawah tanah untuk melindungi makam itu.

Kedua : Menurut As-Samhudi di dalam bukunya, terdapat golongan Zindik yang telah
menasihati Sultan Al-’Ubaidi dari Mesir untuk memindahkan jasad Rasulullah dan dua orang
sahabatnya, Saidina Abu Bakar dan Saidina Umar bin Khattab ke Mesir supaya orang banyak
akan datang melawat makam mereka di sana. Al-’Ubaidi terpengaruh dengan hasutan
tersebut dan telah mengantar dengan rahasia seorang lelaki bergelar Abu Al-Fath untuk
membuat siasat awal.

Walau bagaimanapun, Abu Al-Fath dan pembantunya terpaksa lari pulang ke Mesir, setelah
rancangan jahat mereka terbongkar dan penduduk Madinah mencoba untuk membunuh
mereka.

Menurut ahli-ahli sejarah, Al-’Ubaidi adalah pengikut agama Yahudi atau Majusi. Mereka
juga dikatakan sebagai orang-orang Atheis yang tidak mempunyai kepercayaan terhadap
agama. Mereka juga disifatkan sebagai pemimpin yang kejam dan penindas yang zalim pada
zaman itu.

Ketiga : Menurut cerita seorang pengawal Masjid Nabawi yang bernama Syamsuddin Sowab
Al-Lamati, bahwa ada beberapa orang dari Bandar Aleppo (Halab), Syria telah datang ke
Madinah dan berjumpa dengan gubernur Madinah pada masa itu. Mereka menawarkan
kepadanya sejumlah uang yang banyak agar beliau mengizinkan mereka membuka makam
dan menggali mayat Abu Bakar As-Siddiq dan Umar bin Al-Khattab untuk dibakar. Tawaran
tersebut telah diterima oleh pihak gubernur karena pada waktu itu golongan Syiah
mempunyai kuasa di kawasan Hijaz.

Selanjutnya pengawal masjid membuka pintu ke makam, sebanyak 40 orang memasuki


Masjid Nabawi dengan membawa lampu suluh dan berbagai alat untuk menggali. Namun,
belum sempat mereka menggali makam dan belum sempat sampai ke mimbar, tanah telah
terbelah dan mereka semua disedot masuk ke dalamnya. Pengawal masjid menjadi amat
terkejut setelah mengetahui niat mereka. Beliau begitu menyesal karena mengizinkan orang-
orang tersebut melaksanakan rancangan jahat mereka.

Menurut catatan sejarah, penduduk bandar Aleppo (Halab) adalah pengikut Syiah dan
Gubernur Madinah ketika itu juga daripada golongan Syiah.

Anda mungkin juga menyukai