Anda di halaman 1dari 2

Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat bergantung

pada faktor produksi sebagai input (masukan). Semakin besar jumlah faktor

produksi (input) yang masuk dalam proses produksi, semakin besar pula jumlah

produk (output) yang dihasilkan (Ahman, 2004: 120). Sedangkan menurut

Aliasuddin (2002: 1) menyatakan bahwa setiap ada kenaikan input (modal,

kekayaan alam, tenaga kerja, dan teknologi) maka output (hasil produksi) akan

mengalami peningkatan.

Dalam produksi kopi biji salak, perusahaan membutuhkan input atau faktor produksi untuk
menghasilkan produk. Input yang dibutuhkan dalam proses produksi berupa bahan baku dan tenaga
kerja. Untuk memperoleh input tersebut diperlukan pengeluaran yaitu

biaya bahan baku untuk pembelian bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

untuk membayar upah tenaga kerja.

Menurut Anwar (2009: 92) jika faktor-faktor produksi yang digunakan oleh

perusahaan dapat dikelola dengan baik dengan cara ekonomis, maka hasil

produksi dapat ditingkatkan, biaya produksi menurun dan hal tersebut


mempengaruhi pendapatan yang diterima dari hasil penjualan. Jika produksi

perusahaan lancar, maka perusahaan memperoleh pendapatan yang optimal dari

penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Melihat kondisi diatas, maka diharapkan pengrajin tenun dapat mengelola

biaya produksinya secara optimal sehingga mampu meningkatkan hasil produksi.

Peningkatan tersebut diharapkan menambah pendapatan atau keuntungan yang

diterima pengrajin tenun demi keberlanjutan usaha dan perkembangan usaha. Atas

dasar pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul ”Pengaruh Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja

Langsung terhadap Hasil Produksi tenun di Sentra Industri Tenun ATBM

Desa Pakumbulan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan”.

Anda mungkin juga menyukai