Anda di halaman 1dari 3

PLANT GROW PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) SEBAGAI

TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENGENDALIAN


BERBAGAI PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA KOMODITAS HASIL
PERTANIAN CABAI (Capsicum annum L)

LATAR BELAKANG

1. Indonesia kaya akan sumber daya alam


2. Hasil pertanian seperti cabai
3. Produksi Cabai dalam jumlah banyak
4. Produksi Cabai menurun beserta sebabnya
5. Penyakit antraknosa
6. Data atau diagram tahun terakhir
7. Masyarakat biasanya menggunakan pestisida yang Penggunaannya
kurang efektif
8. Teknologi ramah lingkungan
9. PGPR beserta keunggulannya
10. Sedikit cuplikan mekanisme PGPR dalam pengendalian penyakit
11. Pemantapan + meyakinkan untuk didanai

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana mekanisme Plant Grow Promoting Rhizobacteria dalam


mengendalikan berbagai penyakit pada komoditas hasil pertanian?
2. Bagaimana kualitas produksi hasil pertanian dengan menggunakan teknologi
Plant Grow Promoting Rhizobacteria?

TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui mekanisme Plant Grow Promoting Rhizobacteria dalam


mengendalikan berbagai penyakit pada komoditas hasil pertanian
2. Mengetahui kualitas produksi hasil pertanian dengan menggunakan teknologi
Plant Grow Promoting Rhizobacteria
Tabel 1. Rencana Target Capaian
No Jenis Luaran Indikator
pencapaian
1. Publikasi Ilmiah di
jurnal nasional (ber
ISSN)
2. Pemakalah dalam Nasional
pertemuan ilmiah
Lokal
3. Luaran lain (TTG,
Model/ purwarupa/
desain/ karya seni/
rekayasa sosial

TINJAUAN PUSTAKA
1. PGPR
a. keunggulan
2. TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
a. keunggulan
3. PENGENDALIAN BERBAGAI PENYAKIT
a. Pentingnya PENGENDALIAN BERBAGAI PENYAKIT
b. Solusi yang pernah dilakukan

METODE PENELITIAN
Mekanisme pembuatan Plant Grow Promoting Rhizobacteria (PGPR)
berbasis nanoteknologi terbagi menjadi empat tahapan, diantaranya : pembuatan
biang, pembuatan nutrisi untuk biang, pembuatan Plant Grow Promoting
Rhizobacteria dan pembuatan PGPR berbasis nano .
Tahap yang pertama yaitu pembuatan biang. Pembuatan biang diawali
dengan merebus air sebanyak 0.5 liter hingga mendidih, kemudian setelah
mendidih, diamkan air tersebut hingga dingin. Tahap selanjutnya adalah
memasukkan akar rumput gajah sebanyak satu genggam tangan kedalam air
tersebut. Akar rumput gajah yang telah terendam di dalam air kemudian
didiamkan selama dua hari. dari rangkaian proses tersebut, dihasilkanlah biang.
Tahap kedua yaitu pembuatan nutrisi untuk biang. Tahap ini diawali
dengan merebus air sebanyak 5 liter hingga mendidih. Selanjutnya setelah air
mendidih, masukkan 50 gram gula pasir, 5 gram terasi, 0,5 kg dedak, 6 gram
penyedap rasa, dan 5 gram kapur sirih dalam air tersebut. Setelah seluruh bahan
tersebut dimasukkan, langkah selanjutnya adalah mengaduk air yang telah
bercampur dengan bahan-bahan tersebut hingga rata. Hasil dari pembuatan nutrisi
ini, kemudian ditempatkan dalam suatu wadah.
Tahap ketiga yaitu pembuatan plant grow promoting rhizobacteria. Proses
ini diawali dengan mencampur biang dan nutrisi yang telah dibuat sebelumnya.
Kemudian menyaring campuran tersebut sampai berwarna bening kekuningan.
Campuran tersebut, dimasukkan kedalam jeriken. Selanjutnya tutup jeriken
tersebut, namun jangan terlalu rapat dan menyimpan jeriken di tempat yang
lembab dan tidak terkena sinar matahari. Setiap satu hari sekali selama delapan
hari campuran yang berada di jeriken dikocok selama tiga menit. Setelah delapan
hari, aroma campuran tersebut akan seperti tape. Maka, proses pembuatan plant
grow promoting rhizobacteria selesai.

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai