Pedoman Pengorganisasian Rawat Inap
Pedoman Pengorganisasian Rawat Inap
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di lihat dari segi jumlah SDM / jumlah tenaga di bagian rawat inap terlihat bahwa
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan bagian lainnya. Salah satu alasannya
adalah di unit rawat inap, pasien membutuhkan pendampingan dari petugas paramedis
selama 24 jam. Dalam interaksi ini membutuhkan suatu sistem yang baik untuk
menciptakan mutu layanan yang baik di rawat inap. SDM yang profesional sangat
berhubungan dengan mutu layanan unit rawat inap.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dengan adanya sistem manajemen pengorganisasian yang baik, maka untuk
mencapai tujuan, visi misi rawat inap dicapai. Oleh karena itu pedoman
pengorganisasian ini sangat perlu untuk dibuat sebagai acuan dalam
pengorganisasian unit rawat inap
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman bagi direktur rumah sakit dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara
jelas.
b. Sistem yang di susun untuk menciptakan mutu pelayanan yang efektif dan efisien
dalam memberikan pelayanan di rawat inap.
1
BAB II
RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH, disingkat RSNH, didirikan pada hari Ahad kliwon,
tanggal 13 Januari 2008 di Bantul, Yogyakarta. RSNH berkedudukan di Jl. Imogiri Timur Km
11.5 Blawong Trimulyo Jetis Bantul Yogyakarta Indonesia. RSNH adalah kegiatan milik
Yayasan Nur Hidayah Mandiri Sejahtera, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-1114.AH.01.04.Tahun
2009 berkedudukan di Bantul Yogyakarta
Untuk menyelenggarakan kegiatan RSNH, Ketua Yayasan Nur Hidayah Mandiri
Sejahtera mengangkat Pengurus RSNH Dalam penyelenggaraan dan pengembangan RSNH
Pengurus dapat bekerjasama dengan pihak lain atas nama Yayasan Nur Hidayah Mandiri
Sejahtera yang diatur dalam surat kesepakatan tersendiri. RSNH adalah rumah sakit dengan
klasifikasi Rumah Sakit Umum kelas D, diselenggarakan berdasarkan izin dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia nomor : 445/DP/P.RSU/01/X/2010. RSNH dapat
dikembangkan klasifikasinya sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau pertumbuhan
layanan.
2
BAB III
A. VISI
Menjadi Rumah Sakit Islam yang profesional, kebanggan masyarakat Yogyakarta
dan sekitarnya.
B. MISI
1. Sebagai media ibadah melalui pelayanan kesehatan Islami untuk meraih ridho
Allah SWT;
2. Terwujudnyanya kesejahteraan dunia akherat untuk seluruh karyawan melalui
ketaqwaan, kerja profesional dan berkomitmen dengan pendidikan yang
berkesinambungan;
3. Tercapainya kepuasan pelanggan melalui manajemen yang efektif dan efisien
dengan didukung teknologi yang optimal sehingga terselenggara pelayanan
kesehatan bermutu tinggi dengan tarif terjangkau;
4. Kinerja keuangan sesuai dengan syariat Islam, sehat dan berjangka panjang
sehingga memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan
(stakeholder);
3
Nilai dasar yang dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan rumah sakit adalah :
1. Ikhlas
Berbuat sesuatu bukan untuk mendapat pujian dari siapapun, tapi untuk mencari
ridlo dan pahala dari Allah SWT;
2. Profesional
Bekerja dengan cerdas dan terampil sesuai standar profesi, selalu mengikuti
perkembangan ilmu terkini;
3. Disiplin
Menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu, tepat cara dan tepat guna
dengan selalu memperhatikan nilai-nilai agama, norma, etika dan hukum yang
berlaku;
4. Jujur
Kesesuaian antara lisan, hati dan perbuatan, tidak berbohong serta tidak
melanggar hak orang lain;
5. Bersahabat
Selalu bersikap ramah, sopan, saling hormat dan menghargai serta mampu
bekerjasama.
Logo atau lambang RSNH adalah lingkaran dengan bola kristal berwarna hijau
dengan di tengahnya ada gambar bulan sabit merah dan huruf NH sebagaimana
gambar berikut:
4
BAB IV
5
Struktur organisasi Rumah Sakit Nur Hidayah terdiri dari struktural dan non struktural.
Organisasi struktural terdiri dari :
1. Wakil direktur pelayanan dan jajaran dibawahnya, yaitu :
a. Kepala instalasi gawat darurat
b. Penanggung jawab instalasi hemodialisa
c. Kasubag rawat jalan
d. Kasubag VK & KIA
e. Kasubag OK
f. Kasubag rawat inap
g. Kasubag Lab/Ro
h. Kasubag farmasi
i. Kasubag Gizi
j. Kasubag rekam medis
k. Kasubag bina rohani & ketakmiran
6
BAB V
Pelaksanaan proses asuhan dan menjaga mutu pelayanan di bagian rawat inap,
Direktur RS Nur Hidayah menetapkan struktur organisasian rawat inap
DIREKTUR
WADIR
PELAYANAN
PJ SHIFT
PJ PMKP
PJ PPI
7
BAB VI
URAIAN JABATAN
Tolak Ukur
No Tugas Pokok Rincian
Keberhasilan
1 Mengkoordinasikan 1. Orientasi job des pada staf. Keterlaksanaan
tugas – tugas 2. Monitoring operasional staf sesuai tugas-tugas
operasional staf tugas fungsionalnya. operasional staf
3. Evaluasi dan revisi jobdes staf. dengan baik
2 Menentukan 1. Menyusun dan mengatur jadwal Meningkatnya
kecukupan tenaga pola jaga staf. cakupan pelayanan
8
dalam tiap shift 2. Monitoring kenaikan/perubahan di bagian rawat
BOR ruangan dan kelas setiap inap
bulan.
3. Menghitung tenaga sesuai
kebutuhan pelayanan.
4. Mengajukan usulan penambahan
tenaga.
3 Membantu Wakil 1. Menyusun program pelatihan Meningkatnya skiil
Direktur Pelayanan internal. petugas di bagian
dalam 2. Menyusun program pelatihan rawat inap sesuai
pengembangan staf eksternal. kebutuhan
3. Mengajukan SDM ranap di kirim pelayanan ranap.
pelatihan eksternal.
4 Melaksanakan 1. Menyusun jadwal kalibrasi alat. Meningkatnya mutu
pemeliharaan 2. Monitoring kartu pemeliharaan alat. pelayanan di
fasilitas dan 3. Pengajuan alat untuk pengadaan bagian rawat inap
peralatan alat baru atau alat rusak.
5 Melaksanakan 1. Monitoring proses asuhan Optimalnya
proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, pelaksanaan
keperawatan di analisa data, penegakan diagnosa, asuhan
bagian rawat inap implementasi, evaluasi dan keperawatan di
dokumentasi. bagian rawat inap
2. Koordinasi dan kolaborasi lintas
profesi.
6 Mengusulkan 1. Menyusun list ketersediaan regulasi Meningkatnya mutu
regulasi dan di bagian ranap. pelayanan di
melaksanakan 2. Monitoring pelaksanaan SPO bagian rawat inap.
program jaga mutu pelayanan di bagian rawat inap.
di bagian rawat inap 3. Telaah regulasi.
7 Menampung 1. Monitoring dan tindak lanjut monev. Meningkatnya
masukan / saran 2. Menerima masukan/ saran dari kepuasan customer
dari costomer customer internal maupun eksternal. internal dan
internal maupun 3. Pelatihan customer service. eksternal
eksternal untuk
meningkatkan
pelayanan rawat
inap
8 Menjamin Monitoring keterlaksanaan tertib Meningkatnya tertib
kecermatan, administrasi dan dokumnetasi di administrasi dan
ketepatan, dan pelayanan rawat inap. dokumentasi di
9
bertanggungjawab bagian rawat inap
terhadap fungsi
administrasi di
bagian rawat inap
9 Mengusulkan tarif Menyusun usulan tarif tindakan, Ketersediaan tarif
layanan dan perawatan dan fasilitas rawat inap dan pelayanan rawat
perubahannya ICU inap ter up date.
kepada direktur
6. Wewenang
a. Mengusulkan perubahan standar pelayanan ruang rawat inap sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan customer
b. Menampung dan menyampaikan aspirasi staf
c. Mengambil tindakan darurat untuk penyelamatan mutu layanan rawat inap
7. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
1. Memahami visi dan misi rumah sakit
2. Memahami nilai dasar kekaryawanan rumah sakit
3. Pendampingan talqin pasien sakaratul maut
4. Pendampingan thoharoh dan sholat orang sakit
10
9. Hafalan Doa dan Dzikir
a. Doa ketika sakit
b. Doa mengunjungi orang sakit
c. Doa naik kendaraan
c. Dzikir pagi sore
8. Tata Kerja
a. Bertanggung jawab langsung dengan Wakil Direktur Pelayanan
b. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan seluruh pejabat struktural terkait
c. Menjalin kebersamaan dengan seluruh staf di ruang rawat inap dan lintas
fungsi.
9. Kualifikasi
Aspek Kualifikasi
11
Knowledge 1. Kualifikasi jabatan minimal D3 Keperawatan dengan masa
kerja 5 tahun.
2. S1 Keperawatan bersertifikat Manajemen Rawat Inap dengan
masa kerja di RS Nur Hidayah minimal 3 tahun atau Dokter
dengan masa kerja minimal 2 tahun di RS Nur Hidayah.
Skill 1. Inovasi.
2. Komunikatif.
3. Kreatif mengatasi masalah.
4. Responsip
Ability Mampu Bekerja di bawah tekanan.
Personal 1. Seorang muslim atau muslimah yang berkepribadian Islam.
Character 2. Memiliki kemampuan leadership untuk mendeteksi arah
perubahan (trendwatcher)
3. Rendah hati.
4. Dapat dipercaya.
5. Berintegritas tinggi
6. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan di bagiannya
Behavior 1. Motivasi tinggi
2. Inisiatif
3. Proaktif
2. Fungsi
Melaksanakan manajemen pelayanan pasien yang komprehensif, komunikatif
dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga memberikan hasil
(outcome) yang bermutu dengan biaya efektif di bagian rawat inap RS Nur
Hidayah.
3. Tujuan
a. Untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya.
b. Bilamana pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan
rencana asuhan, maka mereka akan memperoleh manfaat.
c. Hal yang sama juga berlaku bagi keluarganya. Bila keluarga yang mempunyai
relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah sakit yang melayani orang yang
mereka kasihi, mereka akan kurang merasa khawatir tentang logistik dan
akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien.
12
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan
fokus pada pasien (PFP). Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen :
a. Martabat dan Respek
1) Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan
menghargai pandangan dan pilihan pasien serta keluarga.
2) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan
keluarga dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian
pelayanan kesehatan
b. Berbagi informasi
1) Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi
secara lengkap dengan pasien dan keluarga
2) Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan
akurat
c. Partisipasi Px dan Keluarga
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan
dan pengambilan keputusan serta pilihan mereka
d. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam
pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program.
5. Tugas Pokok dan Tolok Ukur Keberhasilan
Tolak Ukur
No Tugas Pokok Rincian
Keberhasilan
1 Asesmen utilitas. Mampu mengakses semua informasi Terciptanya
dan data untuk mengevaluasi pelayanan pasien
manfaat/utilisasi, untuk kebutuhan yang berkualitas,
manajemen pelayanan pasien. berkesinambungan
(Semua informasi dan data akurat, dan sesuai dengan
lengkap yang mudah diakses tentang harapan pasien.
kebutuhan klinis, finansial, serta
sosial pasien)
2 Perencanaan. Dengan asesmen yang lengkap, Terciptanya
disusun perencanaan untuk komunikasi dan
pelaksanaan manajemen pelayanan integrasi yang baik
pasien. antara para pemberi
Perencanaan tsb mencerminkan asuhan dengan aspek
kelayakan/kepatutan dan efektivitas- bio-psiko-socio-
biaya dari pengobatan medis dan kultural-spiritual yang
klinis serta kebutuhan pasien untuk dimiliki pasien dengan
13
mengambil keputusan. mengedepankan
pelayanan yang
berkualitas,
profesional dan islami.
3 Fasilitasi. Tugas ini mencakup interaksi antara Terciptanya
CM dan para anggota tim pemberi pelayanan yang
pelayanan kesehatan, perwakilan efisien dan cost-
pembayar, serta pasien/keluarga yang effective.
mencari/menginginkan pembebasan
dari hambatan namun dapat
mempengaruhi kinerja/hasil, serta
menjaga kontinuitas pelayanan.
4 Advokasi. Mewakili kepentingan pasien adalah
inti dari peran Case Manager. Tetapi
peran ini juga menjangkau pemangku
kepentingan lain. Case Manager
diharapkan melakukan advokasi untuk
opsi pengobatan yang dapat diterima
setelah berkonsultasi dengan DPJP,
termasuk rencana pemulangan yang
aman. Advokasi perlu
mempertimbangkan sistem nilai
pasien, kemampuan finansial
termasuk atas jaminan pembiayaan,
pilihan, serta kebutuhan pelayanan
kesehatan pasien.
5 Mengkomunikasikan Peningkatan mutu
solusi dan alternatif pelayanan di rawat
pemecahan masalah inap
pelayanan.
6 Melakukan tindakan
emergensi jika
diperlukan
7 Mengkoordinir
pelaksanaan
program
8 Penghubung
pasien/keluarga
dengan dokter
utama atau bidang
14
lain di Rumah Sakit
9 penghubung antar
dokter spesialis
10 Pertolongan gawat
darurat
11 Pelayanan kepada
pasien sesuai
standar
12 Meningkatkan
kepuasan pasien
13 Mengkoordinasikan
pemberian
pelayanan yang
berkualitas
14 Mengkomunikasikan
, memonitor, dan
mengevaluasi
pelayanan pasien
sejak masuk sampai
dengan keluar dari
Rumah Sakit.
6. Wewenang
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeriksaan penunjang dan
pelaksanaan terapi yang telah ditentukan, agar pelayanan kepada pasien
diberikan dengan baik sesuai standar, berkesinambungan dan berkualitas
sehingga kepuasan meningkat.
b. Memiliki wewenang untuk menghubungi dokter utama dan menjadwalkan
pertemuan tim dokter dan bidang lain di rumah sakit
c. Memiliki wewenang untuk memberikan KIE tentang hal-hal umum yang
berkaitan dengan kondisi pasien dan dapat mengusulkan terapi
7. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
15
a. Memahami cara bersuci dan sholatnya orang sakit
8. Hafalan Al Quran
16
a. Mampu melakukan asessmen awal spiritual pasien (gangguan
psikospiritual dan edukasi kemampuan ibadah)
8. Tata Kerja
a. Penetapan dan Pengangkatan CM oleh Direktur
b. Case manager bertanggung jawab langsung kepada direktur medis
c. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan
pasien, pada waktu admisi, atau bila dibutuhkan pada waktu di ruang rawat
inap, berdasarkan pasien yang meliputi :
1) Risiko tinggi
2) Biaya tinggi
3) Potensi komplain tinggi
4) Kasus dengan penyakit kronis
5) Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek
6) Kasus yang melebihi rata-rata lama dirawat
7) Kasus yang diidentifikasi rencana pemulangannya kritis atau yang
membutuhkan kontinuitas pelayanan
8) Kasus yang kompleks / rumit
d. Setelah pasien ditentukan sebagai klien CM, maka dilakukan asesmen
utilitas dengan mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-
ekonomis, maupun sistem pembayaran yang dimiliki pasien.
17
e. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi
dengan DPJP serta para anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan
kelayakan / kepatutan dan efektivitas-biaya dari pengobatan medis dan klinis
serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan.
f. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara CM dan DPJP serta
para anggota tim klinis lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan
administrasi, perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk koordinasi, komunikasi
dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga
kontinuitas pelayanan.
g. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak
mempengaruhi kinerja/hasil.
h. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan
yang optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial
dengan berkonsultasi dengan DPJP, memperoleh edukasi yang adekuat,
termasuk rencana pemulangan yang memperhatikan kontinuitas pelayanan
dan yang aman
i. Melakukan monitoring dan evaluasi proses-proses pelayanan dan asuhan
pasien
j. Ada bukti dokumentasi kegiatan CM, a.l. termasuk dalam rekam medis
seperti pencatatan dalam formulir edukasi-informasi.
9. Kualifikasi
Aspek Kualifikasi
Knowledge 1. Dokter Umum atau Perawat dengan pendidikan S-1
2. Pengalaman minimal 3 – 5 tahun dalam pelayanan klinis
a. Dokter : sebagai dokter ruangan
b. Perawat : sebagai kepala ruangan
Skill 1. Memiliki jiwa pemimpin, managerial skill, berwawasan luas
dan memahami visi misi rumah sakit.
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik
3. Customer oriented
1. Memahami sistem pelayanan
2. Memahami marketing rumah sakit
Ability Mampu Bekerja di bawah tekanan.
Personal 1. Seorang muslim atau muslimah yang berkepribadian
Character Islam.
2. Memiliki kemampuan leadership untuk mendeteksi arah
perubahan (trendwatcher)
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
4. Mampu berkomunikasi dan diterima baik oleh pasien.
5. Komunikatif, sabar, ramah dan dapat bekerja sama
18
6. Berintegritas tinggi
7. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan di bagiannya
Behavior 1. Motivasi tinggi
2. Inisiatif
3. Proaktif
19
1 Melakukan a. Asesmen pasien yang terdiri dari 1. Semua pasien
asuhan medis 3 langkah : memiliki DPJP
pasien dalam - Pengumpulan informasi, a.l yang jelas pada
konteks anamnesis, pemeriksaan fisik, setiap pelayanan
pelayanan pemeriksaan penunjang, dsb. yang dilakukan di
berfokus pada - Analisis informasi RS Nur Hidayah
pasien (Patient menghasilkan diagnosis, 2. Catatan
Centered Care) nasalah atau kondisi, untuk terintegrasi pasien
mengidentifikasi kebutuhan selama di rawat
pelayanan pasien. dan saat pulang
- Menyusun rencana (care plan) terisi dengan
pelayanan dan pengobatan, lengkap baik oleh
untuk memenuhi kebutuhan DPJP maupun
pelayanan pasien. Profesional
3. Implementasi rencana Pemberi Asuhan
dan monitor (PPA) lain serta
b. Memberikan asuhan medis di diberi nama dan
rumah sakit yang mengacu pada tanda tangan yang
Buku Penyelenggaraan Praktik jelas.
Kedokteran Yang Baik di
Indonesia (Kep Konsil
no.18/KKI/KEP/IX/2006) agar
dapat menjaga mutu asuhan dan
keselamatan pasien, juga dapat
menghindari pelanggaran disiplin.
2 Peran DPJP Dengan tugas menjaga terlaksananya 1. Terciptanya
Utama adalah asuhan medis komprehensif – terpadu pelayanan pasien
sebagai – efektif, keselamatan pasien, yang seragam,
koordinator komunikasi efektif, membangun terkoordinasi,
proses terintegrasi,
pengelolaan berkesinambungan
asuhan medis , berkualitas dan
bagi pasien ybs islami.
(sebagai 2. Terciptanya
“Kapten kepuasan pasien
Tim“)sinergisme terhadap
, mencegah pelayanan yang
duplikasi diberikan oleh RS
Nur Hidayah.
20
5. Wewenang
Melakukan asesmen pasien secara komprehensif dan melakukan asuhan pasien
sesuai dengan kewenangan klinis yang tertulis di Surat Penugasan Klinis (SPK)
dan Rancangan Kewenagan Klinis (RKK).
6. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
8. Hafalan Al Quran
21
9. Hafalan Doa dan Dzikir
7. Tata Kerja
a. Setiap pasien yang mendapat asuhan medis di rumah sakit baik rawat jalan
maupun rawat inap harus memiliki DPJP
b. Di unit / instalasi gawat darurat dokter jaga menjadi DPJP pada pemberian
asuhan medis awal / penanganan kegawat-daruratan. Kemudian selanjutnya
22
saat dikonsul / rujuk ditempat (on site) atau lisan ke dokter spesialis, dan
dokter spesialis tsb memberikan asuhan medis (termasuk instruksi secara
lisan) maka dokter spesialis tsb telah menjadi DPJP pasien ybs, sehingga
DPJP berganti.
c. Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu DPJP, maka harus
ditunjuk DPJP Utama yang berasal dari para DPJP pasien terkait. Kesemua
DPJP tsb bekerja secara tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif serta
berinteraksi dan berkoordinasi.
d. Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses pengelolaan asuhan
medis bagi pasien ybs (sebagai “Kapten Tim“), dengan tugas menjaga
terlaksananya asuhan medis komprehensif – terpadu – efektif, keselamatan
pasien, komunikasi efektif, membangun sinergisme, mencegah duplikasi.
e. Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan atau keluarga
f. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dilakukan secara lisan dan
tertulis sesuai kebutuhan. Bila ada pergantian DPJP pencatatan di rekam
medis harus jelas tentang alih tanggung jawabnya.
g. Di unit pelayanan intensif DPJP Utama adalah dokter intensifis. Koordinasi
dan tingkatan keikut-sertaan para DPJP terkait, tergantung kepada sistem
yang ditetapkan misalnya sistem terbuka / tertutup / semi terbuka.
h. Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh kegiatan pada
saat di kamar operasi tsb.
i. Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas meja operasi /
sedang dioperasi, dokter yang dirujuk tsb melakukan tindakan / memberikan
instruksi, maka otomatis menjadi DPJP juga bagi pasien tsb.
j. Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila DPJP dibantu oleh
dokter lain (a.l. dokter ruangan, residen), maka DPJP yang bersangkutan
harus memberikan supervisi, dan melakukan validasi berupa pemberian
paraf / tandatangan pada setiap catatan kegiatan tsb di rekam medis
k. Asuhan pasien dilaksanakan oleh para professional pemberi asuhan yang
bekerja secara tim interdisiplin sesuai konsep Pelayanan Fokus pada Pasien
(Patient Centered Care), DPJP sebagai ketua tim (Team Leader) harus
proaktif melakukan koordinasi dan mengintegrasikan asuhan pasien, serta
berkomunikasi intensif dan efektif dalam tim
l. DPJP harus aktif dan intensif dalam pemberian edukasi/informasi kepada
pasien karena merupakan elemen yang penting dalam konteks Pelayanan
Fokus pada Pasien (Patient Centered Care), selain juga merupakan
kompetensi dokter dalam area kompetensi ke 3 (Standar Kompetensi Dokter
Indonesia, KKI 2012; Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di
Indonesia, KKI 2006))
m. Pendokumentasian yang dilakukan oleh DPJP di rekam medis harus
mencantumkan nama dan paraf / tandatangan. Pendokumentasian tsb
23
dilakukan a.l. di form asesmen awal medis, catatan perkembangan pasien
terintegrasi / CPPT (Integrated note), form asesmen pra anestesi/sedasi,
instruksi pasca bedah, form edukasi/informasi ke pasien dsb. Termasuk juga
pendokumentasian keputusan hasil pembahasan tim medis, hasil ronde
bersama multi kelompok staf medis / departemen, dsb.
n. Pada kasus tertentu DPJP sebagai ketua tim dari para professional pemberi
asuhan bekerjasama erat dengan Manajer Pelayanan Pasien (Hospital Case
Manager), sesuai dengan Panduan Pelaksanaan Manajer Pelayanan Pasien
(dari KARS, edisi I 2013), agar terjaga kontinuitas pelayanan.
o. Pada setiap rekam medis harus ada pencatatan tentang DPJP, dalam satu
formulir yang diisi secara periodik sesuai kebutuhan, yaitu nama dan gelar
setiap DPJP, tanggal mulai dan akhir penanganan pasien, DPJP Utama
nama dan gelar, tanggal mulai dan akhir sebagai DPJP Utama. Daftar ini
bukan berfungsi sebagai daftar hadir
p. Rumah sakit di daerah terpencil, penetapan kebijakan tentang asuhan medis
yang sifatnya khusus agar dikonsultasikan dengan pemangku kepentingan
a.l. Komite Medis, Fakultas Kedokteran ybs bagi residen, Organisasi Profesi,
IDI, Dinas Kesehatan, Badan Pengawas Rumah Sakit Propinsi, Kolegium
dsb.
q. Keterkaitan DPJP dengan Alur Perjalanan Klinis/Clinical Pathway, setiap
DPJP bertanggung jawab mengupayakan proses asuhan pasien (baik
asuhan medis maupun asuhan keperawatan atau asuhan lainnya) yang
diberikan kepada pasien patuh pada Alur Perjalanan Klinis / Clinical Pathway
yang telah ditetapkan oleh RS. Tingkat kepatuhan pada Alur Perjalanan
Klinis / Clinical Pathway ini akan menjadi objek Audit Klinis dan Audit Medis.
8. Kualifikasi
Aspek Kualifikasi
Knowledge 1. DPJP adalah seorang dokter spesialis yang
kompeten dibidangnya.
2. Memiliki STR yang masih berlaku.
Skill Memiliki skill sesuai dengan standar ompetensi yang
ditetapkan
Ability Mampu bekerja di bawah tekanan
Personal 1. Seorang muslim atau muslimah yang berkepribadian
Character Islam.
2. Memiliki kemampuan leadership untuk mendeteksi
arah perubahan (trendwatcher)
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
4. Mampu berkomunikasi dan diterima baik oleh pasien.
5. Komunikatif, sabar, ramah dan dapat bekerja sama
24
6. Berintegritas tinggi
Behavior Motivasi tinggi, inisiatif, proaktif
25
Melakukan asesmen pasien secara komprehensif dan melakukan asuhan pasien
sesuai dengan kewenangan klinis yang tertulis di Surat Penugasan Klinis (SPK)
dan Rancangan Kewenagan Klinis (RKK).
7. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
8. Hafalan Al Quran
26
9. Hafalan Doa dan Dzikir
8. Tata Kerja
a. Dokter merencanakan visite rutin ke pasien atau dalam keadaan tertentu
diminta untuk melakukan visite pasien.
b. Dokter memeriksan rekam medis pasien dan mempelajari isi rekam medis
pasien berkaitan dengan hasil pemeriksaan pasien.
27
c. Dokter menyiapkan peralatan medis standar yang akan digunakan untuk
memeriksa pasien
d. Dokter mendatangi pasien
e. Dokter mengenalkan diri ke pasien dan menyampaikan maksud
kedatangannya
f. Dokter memeriksa pasien secara lege artis kedokteran, ramah, penuh
empati dan diawali dengan sugesti.
g. Dokter menjelaskan informasi berkaitan dengan kesehatan pasien sesuai
dengan kompetensinya.
h. Dokter memverifikasi penjelasan yang disampaikan kepada pasien dengan
menanyakan kejelasan informasi yang telah disampaikan kepada pasien dan
menanyakan kepada pasien apakah ada yang perlu ditanyakan.
i. Dokter menjelaskan ulang hal-hal yang dirasa belum jelas oleh pasien dan
menjawab pertanyaan pasien sesuai dengan kompetensinya secara
adekuat.
j. Dokter berpamitan kepada pasien setelah selesai melakukan pemeriksaan
dan pemberian edukasi.
k. Dokter mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan terintegrasi
dalam bentuk SOAP pada rekam medis pasien.
9. Kualifikasi
Aspek Kualifikasi
Knowledge 1. Dokter umum yang dibuktikan dengan ijazah dokter
2. Memiliki STR yang masih berlaku
3. Telah mengikuti pelatihan ACLS/ATLS/GELS dan
memiliki sertifikat yang masih berlaku
Skill Memiliki skill sesuai dengan standar kompetensi yang
ditetapkan
Ability Mampu bekerja di bawah tekanan
Personal Character 1. Seorang muslim atau muslimah yang berkepribadian
Islam.
2. Memiliki kemampuan leadership untuk mendeteksi
arah perubahan (trendwatcher)
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
4. Mampu berkomunikasi dan diterima baik oleh pasien.
5. Komunikatif, sabar, ramah dan dapat bekerja sama
6. Berintegritas tinggi
Behavior Motivasi tinggi, inisiatif, proaktif
28
2 Unit Rawat Inap
Kerja/Bagian
3 Jabatan Penanggung Jawab Shift Jaga
4 Persyaratan 1. Minimal D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja
Jabatan minimal 3 tahun
2. Mempunyai kemampuan memimpin dan ketrampilan
manajerial
29
dokter jaga.
3. Evaluasi
a. Mengawasi serta meneliti kegiatan asuhan
keperawatan meliputi; pengkajian, perencanaan,
tindakan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.
b. Mengawasi ketertiban dan kebersihan ruangan.
c. Menyampaikan informasi tentang SDI yang perlu
ditingkatkan kariernya baik secara keahlian maupun
mutasi ruang perawatan.
9 Indikator 1. Koordinasi tugas untuk kelancaran pelayanan
Keberhasilan diruangan.
2. Arahan tugas kepada pelaksana dan mahasiswa.
3. Memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan untuk
playanan diruangan.
4. Pelayanan / asuhan keperawatan yang komprehensif
dan prima.
5. Penggunaan sumber daya yang efektif dan efesien.
6. Laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan / asuhan
keperawatan (Catatan keperawatan).
10 Target Kerja Nilai evaluasi pelaksanaan kegiatan 80%
11. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
1. Memahami visi dan misi rumah sakit
2. Memahami nilai dasar kekaryawanan rumah sakit
3. Pendampingan talqin pasien sakaratul maut
4. Pendampingan thoharoh dan sholat orang sakit
30
a. Edukasi pemakaian busana menyusui
31
3. tugas kewenangan syariah:
A. KOMPETENSI SYARIAH
1. Memahami visi dan misi rumah sakit
2. Memahami nilai dasar kekaryawanan rumah sakit
3. Pendampingan talqin pasien sakaratul maut
4. Pendampingan thoharoh dan sholat orang sakit
32
6. Memahami prinsip syariah dalam prosedur tindakan
A. KOMPETENSI SYARIAH
1. Memahami visi dan misi rumah sakit
2. Memahami nilai dasar kekaryawanan rumah sakit
3. Pendampingan talqin pasien sakaratul maut
4. Pendampingan thoharoh dan sholat orang sakit
33
c. Edukasi fiqih nifas
d. Edukasi fiqih menyusui
e. Edukasi fiqih penggunaan kontrasepsi
f. Edukasi fiqih darah wanita
g. Edukasi fikih berobat
6. Penjagaan aurat pasien
a. Edukasi pemakaian busana menyusui
34
H. URAIAN JABATAN PELAKSANA PERAWAT/BIDAN RAWAT INAP.
1. Persyaratan Jabatan
a. Minimal D3 Keperawatan dengan keahlian khusus
b. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan
c. Berkomitmen tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Berakhlaq mulia dan berdedikasi tinggi
2. Tugas Pokok
Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang perawatan
3. Atasan Langsung.
Kepala Sub Bagian Rawat Inap
4. Wewenang
Menjalankan teknis pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang perawatan
5. Uraian Tugas.
a. Perencanaan
1) Mengikuti serah terima / operan jaga
2) Mengikuti pre conference setiap awal dinas
b. Operasional
1) Membantu pelaksanaan pengkajian dan menetapkan rencana perawatan
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga
3) Menerima delegasi peran ketua tim (koordinator shif) bila ketua tim tidak
ada
4) Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
didokumentasikan
6) Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan
7) Mengkomunikasikan semua masalah kepada koordinator shif
8) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik, lab, pengobatan dan
tindakan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
9) Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan
10) Melakukan inventaris fasilitas termasuk obat
11) Membantu tim lain yang membutuhkan
12) Melaksanakan konsultasi tentang masalah pasien kepada koordinator
shift
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
1) Melakukan monitoring respon pasien
2) Melakukan pencatatan kegiatan asuhan keperawatan secara lengkap dan
benar
3) Mengisi data temuan surveilans PPI dan melaporkan temuan ke PJ PPI
ruangan
35
4) Mengumpulkan data penilaian indikator mutu PMKP dan melaporkan ke
PJ PMKP ruangan
5) Melaporkan adanya temuan IKP (Insiden Keselamatan Pasien) kepada
kasubag rawat inap
d. Peran serta dalam Kegiatan Rumah Sakit
1) Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) pengembangan
kompetensi karyawan
2) Mengikuti segala kegiatan dan kepanitiaan di rumah sakit
e. Tugas kewenangan syariah
A. KOMPETENSI SYARIAH
1. Memahami visi dan misi rumah sakit
2. Memahami nilai dasar kekaryawanan rumah sakit
3. Pendampingan talqin pasien sakaratul maut
4. Pendampingan thoharoh dan sholat orang sakit
36
B. KOMPETENSI TERKAIT PROFESI
1. D3 Keperawatan
2. STR / SIP
3. PPGD/BTCLS
4. Menjalankan kode etik RS Syariah
5. Memahami prosedur asuhan spiritual pasien
a. Mampu melakukan asessmen awal spiritual pasien
b. Mampu melakukan rukhti jenazah
6. Memahami prinsip syariah dalam prosedur tindakan
6. Indikator Keberhasilan.
a. Kelengkapan kajian data pasien
b. Ketepatan dan kelancaran tindakan dan evaluasi keperawatan sesuai dengan
masalah dan perencanaan keperawatan
c. Kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
d. Kejelasan informasi asuhan keperawatan/pendidikan kesehatan kepada
pasien
e. Pemenuhan kebutuhan pasien yang komprehensif dan prima
f. Pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien
g. Laporan pelaksanaan tugas yang lengkap dan jelas
h. Keaktifan dalam kegiatan-kegiatan rumah sakit
7. Target Kerja
Nilai evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan 80%
37
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Keterkaitan hubungan kerja antara Sub Bagian Rawat Inap dengan unit lain :
A. Instalasi Gawat Darurat
Alur penerimaan pasien baru rawat inap melibatkan Instalasi Gawat Darurat sebagai
pintu utama pasien sebelum dirawat di bagian rawat inap. Di Instalasi Gawat Darurat
pasien dianamnesa dan di diagnose, dari hasil pemeriksaan di IGD ditentukan apakah
pasien memerlukan perawatan lanjutan di rawat inap atau tidak. Di IGD pasien
dipersiapkan untuk menerima perawatan lanjutan di Bagian Rawat Inap. Penanganan
pertama dan stabilisasi kondisi pasien menjadi tindakan utama sebelum memindahkan
pasien ke bagian rawat inap.
B. Instalasi Rawat Jalan
Pasien rawat inap yang telah selesai menjalani perawatan dan diperbolehkan pulang
oleh DPJP, kemudian dijadwalkan Kontrol Kesehatan ke Instalasi Rawat Jalan.
Penjadwalan kontrol menyesuaikan jadwal praktik DPJP yang merawat pasien selama di
rawat inap.
C. Sub Bagian Pendaftaran
Setiap pasien yang akan dirawat inap harus melalui bagian pendaftaran untuk didata
dan mengisi informed consent sebagai pasien rawat inap. Di bagian pendaftaran pasien
akan di screening apakah pasien pernah dirawat sebelumnya ataukah termasuk pasien
baru. Jika pasien termasuk pasien baru, maka bagian pendaftaran akan membuatkan
rekam medis baru. Dan jika lama, maka petugas pendaftaran akan meyertakan rekam
medis lama pasien.
D. Logistik Farmasi
Kebutuhan obat dan logistik Sub Bagian Rawat Inap diperoleh dari bagian farmasi.
Permintaan logistic ke bagian farmasi dilakukan oleh petugas rawat inap dengan
menggunakan lembar permintaan pembekalan farmasi yang diisi dan dilengkapi dengan
tanda tangan petugas Sub Bagian Rawat Inap. Lembar permintaan yang telah
dilengkapi kemudian diserahkan ke bagian farmasi.
E. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di Sub Bagian Rawat Inap
diperoleh dari Logistik Umum. Permintaan kebutuhan alat-alat tersebut dilakukan oleh
petugas Sub Bagian Rawat Inap dengan mengisi lembar permintaan dan membubuhkan
tanda tangan dan nama terang petugas. Lembar permintaan yang sudah dilengkapi
kemudian diserahkan ke bagian logistik umum.
F. Sub Bagian Kamar Operasi
Pasien rawat inap yang memerlukan tindakan operasi, akan dilakukan persiapan pre
operasi di rawat inap. Petugas Sub Bagian Rawat Inap melakukan koordinasi dengan
petugas kamar operasi untuk penjadwalan operasi pasien. Pasien yang akan dilakukan
operasi diantar oleh petugas rawat inap ke kamar operasi setelah dipersiapkan untuk
38
tindakan pembedahan. Petugas rawat inap juga yang menjemput pasien yang telah
selesai dilakukan tindakan pembedahan di kamar operasi untuk krmbali dilakukan
perawatan apsien.
G. Sub Bagian Laboratorium
Pasien rawat inap yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepaada petugas
laboratorium oleh petugas Sub Bagian Rawat Inap.
H. Sub Bagian Radiologi
Pasien rawat inap yang membutuhkan pemeriksaan radiologi akan dibuatkan formulir
permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada petugas
laboratorium oleh petugas Sub Bagian Rawat Inap. Jika pasien memerlukan persiapan
sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi, maka petugas rawat inap mempersiapkan
pasien sebelum dilakukan pemeriksaan.
I. IPSRS dan Driver
Kerusakan alat medis dan non medis di IGD akan dilaporkan dan diajukan perbaikan
ke bagian IPSRS. Koordinasi antara petugas rawat inap dengan IPSRS dilakukan baik
secara rutin maupun insidental ketika ada saranaa dan prasarana yang memerlukan
perbaikan atau pemeliharaan.
Pasien rawat inap yang akan dikakukan ke luar rumah sakit akan dipersiapkan,
antara lain dengan memastikan kesiapan alat transportasi yang akan digunakan.
Petugas rawat inap melakukan koordinasi dengan driver untuk meyiapkan alat
transportasi yang akan digunakan.
J. Sub Bagian Rekam Medis
Ketersediaan lembar rekam medis pasien rawat inap menjadi tanggung jawab sub
bagian rekam medis. Sub bagian rekam medis juga berperan dalam auditor
kelengkapan pangisian rekam medis pasien rawat inap. Kepala Sub Bagian Rawat Inap
bersama dengan Kepala Sub Bagian Rekam Medis melakukan koordinasi dalam
monitoring dan evaluasi kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap.
K. Kasir
Pasien rawat inap yang telah selesai menjalani perawatan dan akan meninggalkan
rumah sakit, maka harus menyelesaikan kewajiban di bagian kasir. Petugas rawat inap
bertugas merincikan biaya adminitrasi pasien selama dirawat, memastikan surat pulang
dan berkas-berkas yang akan dibawa pulang pasien. Petugas rawat inap melakukan
koordinasi dengan petugas kasir mengenai penyelesaian adminitrasi pasien rawat inap.
L. Sub Bagian Gizi
Pasien rawat inap sselama menjalani proses perawatan mendapatkan asupan gizi
dari menu yang setiap hari disajikan oleh bagian gizi. Setiap pasien baru mendapatkan
menu welcome drink yang berupa minuman teh manis hangat. Petugas rawat inap
melakukan koordinasi dengan petugas gizi dalam melakuan asupan gizi.
M. High Care Unit (HCU)
39
Untuk meninjak lanjuti perawatan pasien yang memerlukan pengawasan ketat, maka
disediakan HCU yang letaknya di bangsal rawat inap. Setiap pasien yang akan dirawat
di ruang HCU harus sesuai dengan indikasi masuk dan atas perintah DPJP. Pasien
yang sudah stabil dan tidak memerlukan pengawasan ketat harus segera dipindah ke
ruang rawat inap. Untuk pasien yang kondisinya makin memburuk selama dirawat di
HCU, maka harus segera di rujuk ke ICU.
N. Umum dan Keamanan
Setiap keluarganya dan pengunjung pasien wajib mematuhi aturan jam kunjung dan
penunggu pasien rawat inap. Oleh karena itu petugas rawat inap melakukan koordinasi
dengan petugas umum dan keamanan untuk menjaga kedisiplinan keluarga dan
pengunjung pasien.
O. Home Care
Pasien rawat inap yang memerlukan perawatan lanjutan di rumah, akan ditawarkan
untuk dilakukan home care. Petugas rawat inap melakukan koordinasi dengan tim home
care dalam proses screening pasien yang memerlukan perawatan home care. Pasien
dan keluarga juga mendapat edukasi terkait perawatan pasien di rumah dari petugas
home care.
P. Hu Care
Layanan Hu Care pada umumnya di tujukan untuk pasien paliatif yang dirawat di
bagian rawat inap. Petugas rawat inap dibekali ilmu tentang perawatan paliatif dan
pengetahuan tentang konsep layanan Hu Care RS Nur Hidayah. Setiap hari petugas Hu
Care melakukan kunjungan ke pasien untuk melakukan anamnesa dan terapi spiritual
kepada pasien dan keluarga. Tidak hanya pasien dalam kondisi kritis, namun semua
pasien rawat inap mendapat layanan spiritual dari tim Hu Care.
Q. Sanitasi, Linen dan K3
Petugas rawat inap melakukan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian Sanitasi, Linen
dan K3 dalam pemenuhan sarana pendukung perawatan pasien. Terutama terkait
penyediaan linen rawat inap, pengelolaan sampah rawat inap dan terkait keselamatan
kerja.
R. Tim Jamkes
Sebagian besar pasien rawat inap adalah pasien dengan asuransi jaminan
kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya suatu sistem pendukung yang baik terutama
dalam hal administrasi pemberkasan pasien. Petugas rawat inap memastikan layanan
terhadap pasien jamkes sesuai dengan formularium pasien jamkes. Sedangkan tim
jamkes bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi pelaksanaan formularium
layanan jamkes.
40
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONAL
A. POLA KETENAGAAN
Kualifikasi Jumlah
No Nama jabatan Shif Jaga
Formasi Sertifikat Tenaga
1. Dokter Jaga Dokter Umum ACLS Pagi 1
Bangsal Siang 1
Malam 1
2. Kepala Sub Sarjana SIP / STR, Pagi 1
Bagian Rawat Inap Keperawatan PPGD,
Ners / D III Manajemen
Keperawatan Rawat Inap /
Management
Keperawatan
3. Penanggung D III SIP / STR, Pagi 1
Jawab Shift Keperawatan PPGD Siang 1
Malam 1
4. Perawat /Bidan D III SIP / STR, Bangsal Marwa
Pelaksana Rawat Keperawatan/ PPGD dan Zamzam
Inap D III Kebidanan, - Pagi 3
- Siang 3
- Malam 3
Bangsal Arofah
- Pagi 2
- Siang 2
- Malam 2
Bangsal Shafa
- Pagi 1
- Siang 1
- Malam 1
5 Entry Data D I Pelatihan - Pagi 1
Keperawatan, Pengoperasian - Siang 1
SMA Kesehatan Komputer - Malam 1
41
Jabatan yang
Formal Sertifikat Informal
tersedia
seorang muslim atau
muslimah yang
Dokter
berkepribadian Islam.
1 Case Dokter Umum ACLS 2
Berakhlak mulia dan
Manajer
mampu menjadi teladan.
Sehat jasmani dan rohani
Seorang muslim atau
muslimah yang
Dokter
berkepribadian Islam.
2. Jaga Dokter Umum ACLS 4
Berakhlak mulia dan
Bangsal
mampu menjadi teladan.
Sehat jasmani dan rohani
Seorang muslim atau
muslimah yang
berkepribadian Islam.
Berakhlak mulia dan
mampu menjadi teladan.
Memiliki leadership untuk
SIP / STR, mendeteksi arah
Kepala Sarjana PPGD, perubahan (trendwacther).
Sub Keperawatan Manajemen Bukan pribadi yang suka
3. 1
Bagian Ners / D III Rawat inap / menyalahkan (non
Rawat Inap Keperawatan Manajemen blaming person)
Keperawatan Sehat jasmani dan rohani
Pengalaman sebagai
perawat pelaksanan
minimal 2 tahun
Memiliki kemampuan
dalam pengoperasian
komputer
Seorang muslim atau
muslimah yang
PJ Shift berkepribadian Islam.
dan D III SIP / STR, Berakhlak mulia dan
3. 4
Perawat Keperawatan PPGD mampu menjadi teladan.
Primer Memiliki leadership untuk
mendeteksi arah
perubahan (trendwacther).
42
Bukan pribadi yang suka
menyalahkan (non
blaming person)
Sehat jasmani dan rohani
Pengalaman sebagai
perawat pelaksanan
minimal 2 tahun.
Seorang muslim atau
muslimah yang
berkepribadian Islam.
Berakhlak mulia dan
mampu menjadi teladan.
Perawat
D III SIP / STR, Sehat jasmani dan rohani
4. Pelaksana 21
Keperawatan PPGD Mampu melakukan
Rawat Inap
asuhan keperawatan
Mempunyai loyalitas kerja
yang baik
Mampu mengoperasikan
komputer.
Seorang muslim atau
muslimah yang
berkepribadian Islam.
Petugas Berakhlak mulia dan
Pendukung mampu menjadi teladan.
D III SIB, Sertifikat
5. Perawatan Sehat jasmani dan rohani 4
Kebidanan. Komputer
di Rawat Mampu mengoperasikan
Inap komputer
Mampu melakukan
Asuhan Kebidanan
(Bidan)
Seorang muslim atau
muslimah yang
D I berkepribadian Islam.
Pelatihan
Keperawatan, Berakhlak mulia dan
6 Entry Data Pengoperasian 4
SMA mampu menjadi teladan.
Komputer
Kesehatan Sehat jasmani dan rohani
Mampu mengoperasikan
komputer
43
BAB IX
Kegiatan orientasi dilakukan pada setiap karyawan yang masuk ke sub bagian rawat inap.
Pada tahap ini karyawan yang baru masuk dikenalkan tentang rumah sakit dan bagian rawat
inap, dan diberikan materi yang bersifat dasar pada pelayanan rawat inap. Jangka waktu
yang ditetapkan rumah sakit untuk karyawan orientasi dalam memahami materi dasar yang
harus dikuasai di bagian rawat inap adalah satu bulan. Setelah satu bulan karyawan
orientasi akan diuji oleh kepala rawat inap dan wakil direktur pelayanan atau direktur rumah
sakit.
Materi orientasi dibagi menjadi 2 yaitu materi orientasi umum dan materi orientasi khusus.
Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan gambaran tentang tugas pokok perawat di Rumah Sakit Nur Hidayah,
dengan tujuan mempercepat prosees adaptasi dan kerja sesuai dengan SPO
dibagian masing-masing.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tugas, kewajiban, wewenang dan prosedur kerja
b. Memahami tujuan, falsafah, dan peraturan-peraturan dilikungan rumah sakit
serta kebijakan pimpinan rumah sakit
c. Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di berbagai
unit kerja
d. Memahami SPO atau prosedur tentang sasaran keselamatan pasien Rumah
Sakit Nur Hidayah
e. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan kerja staf
keperawatan.
A. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan pokok
44
Memberikan pemahaman kepada pegawai baru tentang Rumah Sakir Nur Hidayah
secara umum.
2. Rincian Kegiatan
a. Pengenalan Rumah Sakit secara umum
b. Pengenalan Bagian Keperawatan
c. Pengenalan SPO tentang sasaran keselamatan pasien RS Nur Hidayah
d. Penerapan SPO tentang sasaran keselamatan pasien di unit terkait.
Pelayanan RS
Pelayanan Rawat Inap
Tentang Catatan Terintegrasi
1 Hak Pasien dan Keluarga
Tata Tertib RS
Peraturan Direktur Tentang Fraud Abuse
SK Larangan merokok di rumah sakit
SPO Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
SPO Identifikasi Pasien Rawat Inap Dan Pasien Yang
Melakukan Tindakakan Di Kamar Operasi Dan Kamar Bersalin
SPO Identifikasi Pasien Sebelum Melakukan Tindakan Medis
SPO Identifikasi Pasien Sebelum Pengambilan Darah Atau
Spesimen Klinis
SPO Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Pengobatan Dan
Tidakan
SPO Pasient SPO Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Darah Atau
2
Safety Produk Darah
SPO Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Obat
SPO Cuci Tangan Dengan Air
SPO Cuci Tangan Dengan Handrub
SPO Pengkajian Risiko Pasien Jatuh Di Rawat Inap
SPO Pengelolaan Pasien Resiko Jatuh
SPO Konsultasi Dokter Kepada Dokter Spesialis Melalui
Telepon
SPO Konsultasi Lisan Langsung
45
SPO Konsultasi Dokter Kepada Dokter Spesialis Secara Lisan
Langsung
SPO Penerimaan Perintah Hasil Pemeriksaan Penunjang
Kepada Petugas Melalui Lisan Atau Telepon
SPO Monitoring Pengelolaan Risiko Jatuh
SPO Alur Pelaporan Insiden
3 SPO IGD SPO Bantuan Hidup Dasar
46
Keterangan :
SB : >85%
B : 70% - 85%
K : 60% - 69%
KB : <60%
No Nama Regulasi
4 SPO Penyimpanan Obat High Alert Dan Elektrolit Konsetrat Di Luar Farmasi
SPO Pengecekan Ganda Pemberian Obat High Alert Dan Elektrolit Konsentrat
7
Pada Inisiasiinfus Baru, Saat Pergantian Perawat Atau Transfer Pasien
47
16 SPO Inkubator Bayi
17 SPO Memenuhi Bab Bak
18 SPO Pasang Ngt
19 SPO Pemasangan Oksimetri
20 SPO Penggunaan Defib Extrnal
21 SPO Perawatan Tranfusi
22 SPO Persiapan Cil Ranap
23 SPO Rekam Ekg
24 SPO Syryng Pump
Keterangan :
SB : 75% – 100%
B : 74% - 50%
K : 49% - 25%
KB : 24% - 0%
BAB X
BAB XI
48
B. Rapat Insidental
Rapat instidental apabila ada permasalahan yang perlu segera dibahas dan
diselesaikan, baik terkait layanan maupun permasalahan lainnya. Rapat instidental juga
dapat dilakukan sebagai srana sosilali dan koordinasi apabila diperlukan.
BAB XII
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan rawat inap.
B. Jenis Laporan
1. Laporan Harian
Laporan harian dibuat oleh perawat penanggung jawab shif jaga. Laporan dalam
bentuk sensus harian unit rawat inap, yang meliputi :
a. Jumlah penderita dengan dekubitus
b. Jumah pasien dengan tirah baring total
c. Jumlah kejadian infeksi karena jarum infus
d. Jumlah tindakan pemasangan infus
e. Jumlah kejadian reaksi tranfusi darah
f. Jmulah kejadian infeksi luka operasi
g. Jumlah pasien meninggal kurang dari 24 jam
49
h. Jumlah pasien meninggal kurang dari 48 jam
i. Jumlah pasien meninggal lebih dari 48 jam
j. Jumlah kejadian pasien jatuh
k. Jumlah pasien infeksi nosokomial
l. Jmulah pemeriksaan pasien TB
m. Jumlah permintaan darah tranfusi
2. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh Kepala Sub Bagian Rawat inap yang diserahakan ke
manajemen rumah sakit. Laporan tersebut meliputi :
a. Laporan penggajian karyawan rawat inap
b. Laporan jasa tindakan rawat inap
c. Pelaporan jasa piijat getar syaraf
d. Efisiensi rawat inap
e. Jumlah pasien berdasarkan umur dan jenis kelamin
f. 10 besar diagnose pasien rawaat inap
g. Jumlah pasien keluar dan status pasien keluar
h. Jenis pembiayaan pasien rawat inap
i. Jumlah tindakan rawat inap
j. Jumlah penolakan rujuan
k. Laporan inventaris / alat kesehatan rusak atau hilang
l. Jumlah pasien TB di rawat inap
m. Status perawatan pasien
n. Dokter penaggung jawab pasien
o. Laporan pijat getar syaraf
p. Prosentase jumlah pelaporan KDRS rawat inap
q. Prosentase pelaksaan orientasi pasien baru
r. Jumlah pasien resiko jatuh
s. Laporan SPM rawat inap (19 item)
3. Laporan Triwulan
Laporan triwulan berupa :
a. Laporan kinerja karyawan rawat inap
b. Laporan pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan rawat inap
4. Laporan Tahunan
a. Laporan program kerja
b. Laporan evaluasi program kerja
c. Laporan tahunan efisiensi rawat inap
d. Laporan pencapaian target pendapatan rawat inap
50
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Penyusunan Dokumentasi Akreditasi, Komisi Akreditasi rumah sakit tahun 2012.
Instrumen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit (Edisi I), Komisi Akreditasi Rumah Sakit
Tahun 2011.
51