Anda di halaman 1dari 5

Adab Ketika Sakit

Kehidupan tidak selalu berjalan mulus dan menyenangkan. Adakalanya Alloh


memberikan kepada kita jatah sakit setelah nikmat sehat. Kadang Alloh juga
menyempitkan waktu luang kita dengan adanya berbagai macam aktifitas yang
melelahkan. Biasanya, seorang yang sakit tidak mampu atau tidak maksimal dalam
melakukan aktifitasnya. Maka dari itu, sakit pun seolah menghalangi seseorang
untuk beramal shalih.

Namun sebenarnya, sakit tidaklah menghalangi seseorang dari amalan shalih dan
pahala yang melimpah. Justru saat-saat tersebut Alloh memberi kesempatan kepada
kita untuk meraih pahala-Nya yang sangat banyak.
Nah, apa sajakah perkara yang mesti kita lakukan demi meraih pahala ini? Berikut
uraiannya.

1. Berbaik sangka kepada-Nya


Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita untuk
senantiasa berbaik sangka kepada Alloh 'azza wa jalla, terlebih ketika kita sedang
sakit. Yakni, kita tetap meyakini bahwa takdir Alloh semuanya baik bagi kita dan jika
hidup-nya kita adalah kebaikan, Dia subhanahu wa ta'ala akan menyembuhkan
kita.
Seseorang yang diuji dengan sakit atau musibah lainnya, kadang lebih banyak
terjatuh kepada su'uzhan atau buruk sangka kepada Alloh. Banyak orang ketika sakit
justru merasa putus asa akan rahmat Alloh.
Oleh karena itu, berbaik sangka merupakan perkara yang harus kita jaga, terutama
pada saat-saat tersebut.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam,
"Janganlah salah seorang diantara kalian mati kecuali dalam keadaan berbaik
sangka kepada Alloh." [HR. Muslim dari shahabat Jabir bin Abdillah radhiyallohu
'anhu]
Patut pula kita renungkan, apa yang Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam
sabdakan,
"Alloh berfirman, 'Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku'." [HR.
Nukhari dari Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu]
Dengan demikian, sepatutnya bagi kita untuk senantiasa berbaik sangka kepada
Alloh.

2. Tabah dan sabar ketika sakit


Sabar menghadapi musibah merupakan ciri seorang mukmin. Hal ini sebagaimana
sebuah hadits dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallohu 'anhu, bahwa
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semua
urusannya baik baginya, dan hal ini tidak dimiliki kecuali oleh orang yang
mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka hal itu baik
baginya. Dan apabila mendapat kesusahan, dia bersabar, maka hal itu juga baik
baginya." [HR. Muslim]
Kesabaran ketika mendapat suatu musibah adalah kewajiban. Dalam banyak ayat-
Nya, Alloh senantiasa memerintahkan hambaNya untuk bersabar. Maka, tidak
bersabar bertentangan dengan perintah Alloh.

3. Banyak berdzikir, istighfar, dan tetap menjalankan kewajiban


ibadahnya
Sakit bisa jadi merupakan akibat kemaksiatan yang dilakukan. Dengan sakit
tersebut, Alloh berkehendak untuk menghapuskan dosa-dosanya. Maka sebenarnya
sakit bagi seorang mukmin adalah justru rahmat dari Alloh.
Oleh sebab itu, orang yang sakit hendaknya memperbanyak istighfar, dzikir, dan
ketaatan yang ia mampui. Banyak mengingat nikmat sehat kemudian
mensyukurinya, serta mengingat kematian lalu bertaubat kepada-Nya.
Apalagi ibadah yang sifatnya wajib, tentu lebih diperhatikan. Walhamdulillah, Islam
banyak memberikan kemudahan.
Tidak kuat berpuasa, silahkan menggantinya di luar Ramadhan saat sehat. Tidak
bisa berwudhu, boleh ber-tayammum. Tidak mampu sholat dengan berdiri, tidak
mengapa sambil duduk atau bahkan berbaring.
Tidaklah Alloh membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak mereka mampui.

4. Boleh mengadukan rasa sakit, tanpa disertai sikap tidak terima


terhadap ketetapan Alloh
Sering kita mengeluh ketika sakit. Sebenarnya, mengeluhkan rasa sakit tidaklah
bertentangan dengan sikap sabar. Dengan catatan, keluhan tersebut tanpa disertai
dengan sikap tidak ridha terhadap ketentuan Alloh.
Suatu ketika Aisyah radhiyallohu 'anha mengeluhkan sakit kepala seraya
mengatakan, "aduh kepalaku." Maka Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam
bersabda yang artinya,
"Bahkan akulah (yang semestinya mengatakan) 'aduh kepalaku'." [HR. Bukhari]
Dalam hadits ini, Rasulullah tidak melarang Aisyah ketika mengeluh. Dengan
demikian keluhan tidaklah mengapa jika tidak mengandung unsur ketidakridhaan
terhadap takdir Alloh.

5. Berdoa meminta kesembuhan


Berdoa meminta kesembuhan telah dicontohkan oleh Rasulullah sholallohu 'alaihi
wasallam dan para shahabat beliau. Bahkan juga dilakukan oleh para Nabi
terdahulu.
Hal ini menunjukkan bahwa permintaan kesembuhan dari sakit diperbolehkan dan
tidak bertentangan dengan kesabaran.
Alloh 'azza wa jalla dalam Al-Qur'an, mengisahkan bagaimana Nabi Ayyub 'alaihis
salam meminta kesembuhan dari sakit beliau,
"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya, 'Ya Rabbku,
sesungguhnya aku ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang'." [QS. Al-Anbiya' ; 83]

6. Berobat dengan cara yang tidak bertentangan dengan syariat


Ketika tertimpa sakit, kita dibolehkan untuk berobat. Ada beberapa cara mengobati
penyakit. Ada yang benar dan sesuai syariat, dan ada yang tidak sesuai syariat.
Tentulah yang diperbolehkan untuk berobat adalah yang tidak menyelisihi agama,
baik caranya atau obatnya.
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya Alloh telah menjadikan penyakit dan obatnya. Maka berobatlah
kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang harom." [HR. Thabrani dari Abu
Darda radhiyallohu 'anhu dengan sanad hasan. Lihat Ash-Shahihah no.1633]

7. Tidak diperbolehkan mengharapkan kematian


Seorang muslim tidak boleh berharap dan berdoa meminta kematian. Karena
kehidupannya adalah modal dasar untuk bisa banyak beramal menaikkan derajatnya
di sisi Alloh atau menghapuskan kesalahan-kesalahannya.
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda kepada pamannya, Al-'Abbas
radhiyallohu 'anhu, ketika beliau sedang sakit keras,
"Wahai paman, janganlah engkau mengharapkan kematian. Karena jika
sebelumnya engkau orang yang baik dan ditunda kematianmu lalu bertambah
kebaikanmu, itu baik bagimu. Sedangkan jika sebelumnya engkau orang yang
berbuat jelek dan ditunda kematianmu lalu diampuni kejelekanmu, itu baik
bagimu." [HR. Hakim, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah]
Namun bila dia menduga kematian dianggap lebih baik baginya, maka hendaknya ia
berdoa sebagaimana yang Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam ajarkan dalam
sebuah hadits,
"Janganlah kalian mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa.
Apabila memang harus melakukannya, maka hendaknya ia berdoa : 'Ya Alloh,
hidupkanlah aku bila kehidupan itu kebaikan bagiku. Dan wafatkanlah aku bila
kematian itu adalah kebaikan bagiku'." [HR. Bukhari dan Muslim dari Anas
radhiyallohu 'anhu]

8. Segera menunaikan hutang piutang dan segala tanggungan


Bila tidak mampu, hendaknya berwasiat kepada kerabatnya untuk menunaikan
kewajiban tersebut. Jika dengan takdir Alloh dirinya meninggal, diharapkan sudah
tidak ada lagi beban di pundaknya.
Dalam sebuah hadits, apabila didatangkan jenazah yang memiliki hutang kepada
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam, beliau bertanya apakah jenazah tersebut
meninggalkan sesuatu yang bisa melunasinya. Apabila ada, maka beliau mensholati
jenazah tersebut. Bila tidak, maka beliau tidak mensholatinya dan mengatakan,
"Sholatilah saudara kalian ini." [HR. Bukhari, Muslim dan lainnya dari shahabat
Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu]
Disebutkan dalam riwayat lain, ketika hutang mayat terlunasi, beliau sholallohu
'alaihi wasallam bersabda,
"Sekarang barulah kulitnya dingin." Maksud beliau, tidak tersiksa dengan panas di
kuburnya.
Selain hutang piutang, segala bentuk kezaliman juga harus segera diselesaikan
sebelum dituntut di akhirat. Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda,
"Kezaliman adalah kegelapan-kegelapan pada hari kiamat." [HR. Bukhari dan
Muslim dari shahabat Abdullah bin Umar radhiyallohu 'anhu]

Alhamdulillah, dengan keadaan yang serba lemah karena sakit, Alloh masih
memberikan pintu-pintu amalan yang terbuka bagi kita. Semoga Alloh menerima
segala amalan kita dan menghapuskan segala dosa kita. Aamiin...,

Belajar Adab Adab Sunnah Rasulullah saw


Assalamu'alaikum.

Dikala kita sakit.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh mengagumkan urusan orang


Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik , dan hal itu tidak dimiliki oleh
siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan
demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu
lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad )

Orang yang sakit harus benar-benar berada dalam keadaan antara rasa takut dan berharap,
takut kepada siksa Allah atas dosa-dosanya disertai dengan perasaan mengharapkan rahmat-
Nya. Dasarnya adalah hadis Anas radhiyallahu ‘anhu:“Bahwasannya Nabi shalallahu ‘alaihi
wa sallam pernah menjenguk seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Kemudian beliau
bertanya : “Apa yang engkau rasakan?” Dia menjawab: Demi Allah, wahai Rasulullah,
sesungguhnya aku benar-benar berharap kepada Allah dan sesungguhnya aku takut akan
dosa-dosaku.” Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫ال يجتمعان في قلب عبد في مثل هذا الموطن إال أعطاه هللا ما يرجو وآمنه مما يخاف‬

“Tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba kedua hal tersebut dalam keadaan semacam
ini (sakit), melainkan Allah akan merealisasikan harapannya dan memberikan rasa aman dari
apa yang dia takuti.” (HR. Turmudzi dan yang lainnya dengan sanad hasan).

Separah apapun penyakit yang diderita seseorang, dia tidak diperbolehkan untuk
mengharapkan kematian. Pernyataan ini berdasarkan hadis Ummu al-Fadhl (istri Abbas)
radiyallahu ‘anha, bahwasannya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk
mereka, sementara ‘Abbas, paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tengah mengeluh
(karena sakit) sampai mengharapkan kematian. Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫يا عباس يا عم رسول هللا ال تتمن الموت ان كنت محسنا تزداد إحسانا إلى إحسانك خير لك وان كنت مسيأ فان تؤخر‬
‫تستعتب خير لك فال تتمن الموت‬

“Wahai pamanku, janganlah engkau mengharapkan kematian. Karena sesungguhnya, jika


engkau seorang yang baik lalu diberi usia yang panjang, engkau bisa menambah kebaikanmu,
dan itu lebih baik. Adapun jika engkau seorang yang banyak berbuat buruk lalu diberi
tenggang usia, kemudian engkau berhenti dari perbuatan buruk tersebut dan bertobat, maka
yang demikian itu lebih baik. Karena itu janganlah engkau mengharapkan kematian.” (HR.
Ahmad)
semoga Allah memberikan kesembuhan untuk semua saudara/ri kita dalam sakitnya. aamiin
ya Allah.
_________________________

• MARI JADI ORANG BAIK •

• JAGA IMAN - JAGA SHALAT - JAGA AKHLAQ - TUTUPLAH AURAT •

• follow twitter @QURANdanSUNNAH

Anda mungkin juga menyukai