Pedoman Pelayanan Ponek 1
Pedoman Pelayanan Ponek 1
PEDOMAN
PELAYANAN PONEK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa -
Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan
tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi
dan anak, yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup dan mengurangi
angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari AKI pada tahun 1990 dari 307 menjadi
125/100.000 kelahiran hidup.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti berat
badan lahir rendah (40,4%), asfiksia (24,6%), dan infeksi (sekitar 10%). Hal tesebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk, dan
mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi
(15%), pre-eklampsia atau eklampsia (15%), persalinan macet dan abortus.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu,
maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di
tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan
upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam
bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah
sakit.
B. Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan pelayanan obstetri neonatal emergensi
secara komprehensif di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
2
f) Persalinan macet.
g) Induksi persalinan.
h) Seksio sesarea.
i) Episiotomi.
j) Malpresentasi dan malposisi.
k) Distosia bahu.
l) Prolapsus tali pusat.
m) Plasenta manual.
n) Perbaikan robekan serviks.
o) Perbaikan robekan vagina dan perineum.
p) Perbaikan robekan dinding uterus.
q) Histerektomi.
r) Kompresi bimanual.
s) Dilatasi dan keretase.
t) Anastesi umum dan lokal untuk seksio sesarea.
u) Anastesi spinal.
3) Masa Post natal
a) Masa nifas.
b) Demam pasca persalinan.
c) Perdarahan pasca persalinan.
d) Nyeri perut pasca persalinan.
e) Keluarga Berencana.
f) Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2).
c. Pelayanan Kesehatan Neonatal
1) Hiperbilirubinemi.
2) Asfiksi.
3) Trauma kelahiran.
4) Hipoglikemi.
5) Kejang.
6) Sepsis neonatal.
7) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
8) Gangguan pernafasan.
9) Ganguan pendarahan.
10) Renjatan (syock).
11) Aspirasi mekonium.
4
D. Batasan Operasional
1. PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif.
2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang 1 jam, agar dapat memberikan
tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi agar sistem rujukan kesehatan
berjalan secara optimal.
3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
4. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu sampai
7 hari setelah lahir. Sebagai batasan operasional periode perinatal dimulai pada
usia kehamilan 28 minggu hingga bayi baru lahir usia 0 – 7 hari.
6. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak
masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran yang mempunyai fungsi
mengupayakan agar hasil reproduksi lahir selamat, sehat, utuh, serta sanggup
5
E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dasar pertimbangan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif di rumah sakit diperlukan peraturan perundang-undangan .
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2000 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Eksklusif Pada Bayi di Indonesia.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1050/MENKES/SK/XI/2008 tentang pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
603/MENKES/SK/VII/2008 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan
Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1064/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Buku Pedoman Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian ASI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Kesehatan RI tahun 2008.
9. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kediri No tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan PONEK dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis,
tenaga keperawatan yang berkualitas untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan
yang telah ditentukan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Ketua Tim PONEK adalah dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
yang terlatih.
2. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD.
3. Koordinator Klinik Kebidanan dan Kandungan adalah lulusan D III Kebidanan,
masa kerja minimal 3 tahun.
4. Koordinator Pelayanan Kamar Bersalin dan Nifas adalah lulusan D III
Kebidanan, masa kerja minimal 5 tahun.
5. Koordinator Pelayanan Perinatologi adalah lulusan D III Keperawatan, masa
kerja 5 tahun.
7
C. Pengaturan Jaga
Di Instalasi Gawat Darurat terdapat dokter yang mampu melayani kegawatdaruratan
meternal dan neonatal 24 jam.
1. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus
maternal (terjadwal).
2. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal (terjadwal).
3. Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal-neonatal (terjadwal)
Dengan jadwal dinas :
Dinas pagi : 07.00 - 13.00
Dinas siang : 13.00 - 20.00
Dinas malam : 20.00 - 07.00
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang.
Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan obstetrik neonatal
emergensi komprehensif
1. Ruang Bersalin
2. Ruang Nifas
3. Ruang Perinatologi
4. Pojok Laktasi
5. Klinik Kebidanan dan Kandungan
6. Instalasi Gawat Darurat
2. Kriteria Khusus
i. Prasarana dan sarana, dalam rangka program menjaga mutu pada
penyelenggaraan PONEK diperlukan :
1) Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan
yang lengkap.
c. Ruang pulih / observasi pasca tindakan.
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
koordinasi internal
b. Kriteria umum ruangan :
1) Struktur Fisik
a) Lantai dari porselin atau plastik
b) Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci
11
2) Kebersihan
a) Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah.
b) Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau
limbah rumah sakit.
c) Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel,
perlengkapan, instrumen, pintu, jendela, dinding, steker
listrik dan langit-langit.
3) Pencahayaan
a) Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik.
b) Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk.
c) Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak
g) Ruang Operasi
1) Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio
sesaria dan laparatomi.
14
9) Ruang cuci
10) Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat /
bahan
11) Gudang peralatan
12) Ruang linen bersih
i) Unit tranfusi darah (Bank Darah Rumah Sakit) 24 jam
j) Laboratorium 24 jam
k) Radiologi 24 jam
4. Peralatan Esensial
- Laringoskop bayi
1
16
BAB IV
IGD
Keuangan Laboratorium
Medis Farmasi
Kamar Radiologi
operasi
Tata laksana pelayanan ponek dalam ruang lingkup pelayanan rawat jalan
terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan
di Klinik Kebidanan dan Kandungan, Klinik Anak yang terjadwal setiap hari kerja
Senin sampai dengan jumat jam 07.00 sampai dengan
jam 14.00.
1. Klinik Anak
a. Imunisasi
1. Klasifikasi Penyakit.
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam PONEK
adalah:
d) Trauma lahir
e) Sindroma gangguan pernapasan
f) Bayi berat lahir rendah
g) Kelainan kongenital
h) Ikterus neonatorum
i) Bayi lahir dengan ibu bermasalah : infeksi hepatitis b, diabetus
melitus dan ibu dengan TBC
2. Penyelesaian dan pengembalian Rekam Medis
C. Sistem Rujukan.
1. Pengertian Rujukan
Sistem Rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik terhadap kasus
penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.
2. Kegiatan rujukan mencakup :
A. Rujukan Pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah
sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit
dengan mengikuti sistem rujukan yang ada.
B. Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera
rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga
kesehatannya. Harus ada koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan
pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah yang utama.
C. Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di
dalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian /instalasi Anak,
Obstetri, dan Ginekologi.
D. Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang
pelayanan. Persiapan Rujukan Pasien ke jenjang pelayanan yang lebih
21
tinggi :
1) Menyiapkan petugas yang terlatih untuk
mendampingi pasien
2) Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk
ke rumah sakit lain.
3) Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
4) Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan
resume medik pasien meliputi: riwayat
penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat
kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah
diberikan dan keterangan lain yang perlu
atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien.
5) Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan
dari dokter dan keluarga
E. Rumah Sakit sebagai penerima rujukan:
1) Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
2) Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan
3) Pasien/keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/perawatan
yang akan dilaksanakan.
22
BAB V
LOGISTIK
3. Lem Povinol 2
5. Penggaris 30 Cm 2
9. Solasi Daimaru 10 Cm 2
5. Ekspedisi Laboratorium 1
6. Amplop Kecil 5
23
7. Pengembalian Obat 1
8. Persetujuan Tindakan Medis 1
9. Persetujuan Anastesi 1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
B. Tujuan
8) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
9) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
10) Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
11) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap
ibu dan anak :
1. Ketepatan Identitas
Target 100% label identitas tidak tepat apabila : tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah jenis kelamin.
Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
pasien.
3. Pelaksanaan SBAR
Target 100% konsul atau lapor ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR.
salah jenis, kurang / kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas
pada etiket, salah pasien.
6. Ketepatan tranfusi
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien.
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Definisi
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Bhayangkara Kediri.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan persalinan normal
Denominator Jumlah persalinan perbulan
Kriteria inklusi Semua dokter Sp.OG dan bidan ruang anggrek pemberi
pelayanan persalinan
Kriteria Semua dokter umum dan perawat
eksklusi
Alasan Pemberi pelayanan persalinan adalah kunci utama untuk
pemilihan mendukung program penurunan angka kematian ibu melahirkan
indikator
Tipe indikator Retrospektif
Standar 100%
Penanggung Tim PONEK
jawab
29
pulan data
Periode analisis 3 bulan
Metodologi Retrospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Jumlah seluruh ibu melahirkan dengan penyulit
sample size
Area monitoring Ruang anggrek
Standar 100%
pulan data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan
dengan tindakan operatif
Denominator Jumlah persalinan per bulan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr - 2500 gr yang berhasil ditangani
Metodologi Retrospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Semua jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr
sample size
Area monitoring Ruang anggrek
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Proses pertolongan persalinan normal
pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
33
Standar ≤20 %
pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang
ditangani olehtenaga yang kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu
bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang
mendapat konseling oleh tenaga bidan terlaih dalam satu
bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu
bulan
Sumber data Survei
Standar 100 %
• Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110
mmHg
• Oedem tungkai
pengumpulan
data
Periode Tiap tiga bulan
analisis
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena
pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia, sepsis (masing-
masing penyebab)
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis
Standar ≥80 %
37
BAB IX
PENUTUP
Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyususn demi kesempurnaan panduan di kesempatan
berikutnya. Semoga panduan ini berguna bagi tim PONEK Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya.
Ditetapkan di : Kediri
pada tanggal : Mei 2015
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
PEDOMAN
PELAYANAN PONEK
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Denah Ruangan PONEK di lantai 1.................................. 8
Gambar 3.2 Denah Ruangan PONEK di lantai 2................................. 9
Gambar 4.1 Tata Laksana Pelayanan Tim PONEK.............................. 17
42
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kualifikasi SDM Tim PONEK .......................... .................. 6
Tabel 3.1 Peralatan Maternal Esensial ........................................... 16
Tabel 3.2 Peralatan Neonatal Esensial .......................................... 16
43
DAFTAR ISI