Anda di halaman 1dari 44

1

POLRI DAERAH JAWA TIMUR LAMPIRAN PERATURAN KARUMKIT


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN NOMOR 53 TAHUN 2015
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI TANGGAL MEI 2015

PEDOMAN
PELAYANAN PONEK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan
penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa -
Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan
tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi
dan anak, yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup dan mengurangi
angka kematian ibu sebesar tiga perempat dari AKI pada tahun 1990 dari 307 menjadi
125/100.000 kelahiran hidup.
Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti berat
badan lahir rendah (40,4%), asfiksia (24,6%), dan infeksi (sekitar 10%). Hal tesebut
kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk, dan
mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan (25%), infeksi
(15%), pre-eklampsia atau eklampsia (15%), persalinan macet dan abortus.
Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu,
maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di
tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan
upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam
bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah
sakit.

B. Tujuan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan pelayanan obstetri neonatal emergensi
secara komprehensif di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
2

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Upaya Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Rumah
Sakit Bhayangkara Kediri meliputi :
a. Stabilisasi di Instalasi Gawat Darurat dan persiapan untuk pengobatan
definitif.
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan.
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio
saesarea.
d. Perawatan intensif ibu dan bayi.
e. Pelayanan asuhan antenatal risiko tinggi.
2. Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK
Rumah Sakit kelas B mencakup :
a. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis
1) Pelayanan kehamilan.
2) Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan
operatif.
3) Pelayanan nifas.
4) Asuhan Bayi Baru Lahir (level 2).
5) Intensif Care Unit (ICU).
b. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dengan Risiko Tinggi
1) Masa Antenatal.
a) Perdarahan pada kehamilan muda/abortus.
b) Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut/kehamilan
ektopik.
c) Kehamilan ektopik (KE) dan Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET).
d) Hipertensi, Preeklampsi/Eklampsi.
e) Perdarahan pada masa kehamilan.
2) Masa Intranatal
a) Persalinan dengan parut uterus.
b) Persalinan dengan distensi uterus.
c) Gawat janin dalam persalinan.
d) Pelayanan terhadap syok.
e) Ketuban pecah dini.
3

f) Persalinan macet.
g) Induksi persalinan.
h) Seksio sesarea.
i) Episiotomi.
j) Malpresentasi dan malposisi.
k) Distosia bahu.
l) Prolapsus tali pusat.
m) Plasenta manual.
n) Perbaikan robekan serviks.
o) Perbaikan robekan vagina dan perineum.
p) Perbaikan robekan dinding uterus.
q) Histerektomi.
r) Kompresi bimanual.
s) Dilatasi dan keretase.
t) Anastesi umum dan lokal untuk seksio sesarea.
u) Anastesi spinal.
3) Masa Post natal
a) Masa nifas.
b) Demam pasca persalinan.
c) Perdarahan pasca persalinan.
d) Nyeri perut pasca persalinan.
e) Keluarga Berencana.
f) Asuhan bayi baru lahir sakit (level 2).
c. Pelayanan Kesehatan Neonatal
1) Hiperbilirubinemi.
2) Asfiksi.
3) Trauma kelahiran.
4) Hipoglikemi.
5) Kejang.
6) Sepsis neonatal.
7) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
8) Gangguan pernafasan.
9) Ganguan pendarahan.
10) Renjatan (syock).
11) Aspirasi mekonium.
4

12) Inisiasi Menyusui Dini (Breast Feeding).


13) Kangaroo Mother Care.
14) Resusitasi Neonatus.
15) Pemberian minum pada bayi risiko tinggi.
16) Pemberian cairan parenteral.
17) Kelainan bawaan.
d. Kelainan Ginekologis
1) Kehamilan ektopik.
2) Perdarahan uterus disfungsi.
3) Perdarahan menoragia.
4) Kista ovarium akut.
5) Radang pelvik akut.
6) Abses pelvik.
7) Infeksi Saluran Genetalia.
e. Perawatan Intensif Neonatal

D. Batasan Operasional
1. PONEK merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif.
2. Regionalisasi Pelayanan Obstetri dan Neonatal adalah suatu sistem pembagian
wilayah kerja rumah sakit dengan cakupan area pelayanan yang dapat
dijangkau oleh masyarakat dalam waktu kurang 1 jam, agar dapat memberikan
tindakan darurat sesuai standar. Regionalisasi agar sistem rujukan kesehatan
berjalan secara optimal.
3. Rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab timbal balik dua arah dari sarana
pelayanan primer kepada sarana kesehatan sekunder dan tersier.
4. Rumah Sakit PONEK 24 Jam adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif dan
terintegrasi 24 jam.
5. Periode Perinatal adalah jangka waktu dari masa kehamilan 22 minggu sampai
7 hari setelah lahir. Sebagai batasan operasional periode perinatal dimulai pada
usia kehamilan 28 minggu hingga bayi baru lahir usia 0 – 7 hari.
6. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh kembang manusia sejak
masa konsepsi hingga 1 bulan setelah kelahiran yang mempunyai fungsi
mengupayakan agar hasil reproduksi lahir selamat, sehat, utuh, serta sanggup
5

berkembang secara optimal sehingga tercipta generasi masa depan yang


berkualitas.
7. Kematian Perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan
usia 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0 -7 hari.
8. Kematian Maternal adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin
sampai masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tidak memandang usia dan
letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan dengan kehamilan atau
penanganannya tetapi bukan disebabkan kecelakaan.

E. Landasan Hukum
Sebagai acuan dasar pertimbangan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif di rumah sakit diperlukan peraturan perundang-undangan .
Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2000 tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Secara
Eksklusif Pada Bayi di Indonesia.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1050/MENKES/SK/XI/2008 tentang pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
603/MENKES/SK/VII/2008 tentang Pemberlakuan Pedoman Pelaksanaan
Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1064/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
8. Buku Pedoman Pemberdayaan Perempuan Dalam Peningkatan Pemberian ASI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Kesehatan RI tahun 2008.
9. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kediri No tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
6

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan buku Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan PONEK, maka standar
kebutuhan tenaga di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tim PONEK


Nama Jabatan Kualifikasi
Formal Non formal
Ketua Tim PONEK Dokter spesialis Pelatihan PONEK
Kebidanan dan Penyakit
Kandungan
Koordinator IGD Pendidikan dokter Pelatihan PONEK
Koordinator Klinik D III Kebidanan Pelatihan PONEK
Kebidanan dan Kandungan
Koordinator Pelayanan D III Kebidanan Pelatihan PONEK
Kamar Bersalin dan Nifas
Koordinator Pelayanan D III Keperawatan Pelatihan PONEK
Perinatologi

B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan PONEK dipimpin oleh dokter dan staf yang terdiri dari tenaga medis,
tenaga keperawatan yang berkualitas untuk menjamin dilaksanakannya pelayanan
yang telah ditentukan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Ketua Tim PONEK adalah dokter spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan
yang terlatih.
2. Koordinator IGD adalah dokter umum yang bertugas di IGD.
3. Koordinator Klinik Kebidanan dan Kandungan adalah lulusan D III Kebidanan,
masa kerja minimal 3 tahun.
4. Koordinator Pelayanan Kamar Bersalin dan Nifas adalah lulusan D III
Kebidanan, masa kerja minimal 5 tahun.
5. Koordinator Pelayanan Perinatologi adalah lulusan D III Keperawatan, masa
kerja 5 tahun.
7

C. Pengaturan Jaga
Di Instalasi Gawat Darurat terdapat dokter yang mampu melayani kegawatdaruratan
meternal dan neonatal 24 jam.
1. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan siap 24 jam menangani kasus
maternal (terjadwal).
2. Dokter spesialis anak siap 24 jam menangani kasus neonatal (terjadwal).
3. Tenaga bidan siap 24 jam melayani kasus maternal-neonatal (terjadwal)
Dengan jadwal dinas :
Dinas pagi : 07.00 - 13.00
Dinas siang : 13.00 - 20.00
Dinas malam : 20.00 - 07.00
8

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang.
Ruangan yang berhubungan dengan pelayanan obstetrik neonatal
emergensi komprehensif

1. Ruang Bersalin
2. Ruang Nifas
3. Ruang Perinatologi
4. Pojok Laktasi
5. Klinik Kebidanan dan Kandungan
6. Instalasi Gawat Darurat

Gambar 3.i Denah ruangan PONEK di lantai 1 RS Bhayangkara Kediri


9

Gambar 3.ii Denah ruangan PONEK di lantai 2 RS Bhayangkara Kediri

B. Standar Fasilitas Ponek.


1. Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK.
a. Ada dokter jaga yang terlatih di IGD untuk mengatasi kasus
emergensi baik secara umum maupun emergensi obstetrik neonatus.
b. Dokter, bidan, dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK meliputi
resusitasi neonatus, kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus.
c. Mempunyai Standar Prosedur Operasional penerimaan dan
penanganan pasien kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus.
d. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstetrik
dan neonatus.
e. Mempunyai standar respon time di IGD selama 10 menit, dikamar
bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
f. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan
operasi, bila ada kasus emergency obstetrik atau umum.
g. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
kurang dari 30 menit.
h. Memiliki kru / petugas yang siap melakukan operasi atau
melaksanakan tugas sewaktu-waktu, meskipun on call.
i. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara
10

lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi,


dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan
dan perawat.
j. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
k. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
laboratorium dan radiologi selama 24 jam, obat dan alat penunjang yang
selalu siap tersedia.
l. Perlengkapan :
1) Semua perlengkapan harus bersih (bebas debu, kotoran, bercak,
cairan dll)
2) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
3) Semua perlengkapan harus kokoh (tidak ada bagian yang
longgar atau tidak stabil)
4) Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan
besar
5) Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
6) Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel
dan steker menempel kokoh)
7) Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup
untuk memenuhi kebutuhan unit ini.

2. Kriteria Khusus
i. Prasarana dan sarana, dalam rangka program menjaga mutu pada
penyelenggaraan PONEK diperlukan :
1) Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan
yang lengkap.
c. Ruang pulih / observasi pasca tindakan.
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk
koordinasi internal
b. Kriteria umum ruangan :
1) Struktur Fisik
a) Lantai dari porselin atau plastik
b) Dinding di cat dengan bahan yang bisa dicuci
11

2) Kebersihan
a) Cat dan lantai berwarna terang sehingga kotoran dapat
terlihat dengan mudah.
b) Ruang bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau
limbah rumah sakit.
c) Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel,
perlengkapan, instrumen, pintu, jendela, dinding, steker
listrik dan langit-langit.
3) Pencahayaan
a) Pencahayaan terang dari cahaya alami atau listrik.
b) Semua jendela diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk.
c) Listrik berfungsi baik, kabel dan steker tidak

membahayakan dan semua lampu berfungsi baik dan


kokoh.

d) Tersedia peralatan gawat darurat.


e) Ada cukup lampu untuk setiap neonatal
4) Ventilasi
a) Ventilasi, termasuk jendela cukup jika dibandingkan
dengan ukuran ruang.
b) Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik.
c) Suhu ruangan harus dijaga 24-26ºC.
d) Pendingin ruang harus dilengkapi filter (sebaiknya
antibakteri).
5) Pencucian tangan
a) Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau
desinfektan
b) Wastafel, kran dan dispenser harus dipasang pada
ketinggian yang sesuai (dari lantai dan dinding).
c) Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka.
d) Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas
air yang dipasang kokoh di dinding, pipa ledeng sesuai
dan tidak ada kawat terbuka.
e) Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk
12

mengeringkan tangan, diletakkan di sebelah wastafel.


3. Kriteria Khusus Ruangan
a. Area Cuci Tangan di ruangan Obstetri dan Neonatus
Di ruang dengan lebih dari satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6
meter dengan wastafel.
b. Area Resusitasi dan Stabilisai di Ruang Obstetri dan Neonatus atau IGD
1) Ada satu ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam unit
perawatan khusus. Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan
darurat untuk stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung,
hipotermia, asfiksia dan apabila menolong partus darurat serta
resusitasi.
2) Dilengkapi dengan meja resusitasi bayi.
3) Kamar PONEK :
a) Ruang berukuran 15 m2
b) Berisi lemari dan troli darurat
c) Tempat tidur bersalin serta tiang infus
d) Pemancar panas
e) Meja, kursi
f) Aliran udara bersih dan sejuk
g) Pencahayaan
h) Lampu sorot dan lampu darurat
i) Mesin isap
j) Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding
(outlat)
k) Lemari isi, perlengkapan persalinan, obat atau infus
l) Alat resusitasi dewasa dan bayi
m) Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
n) Alat komunikasi dan telefon ke kamar bersalin
o) Nurse station
p) Sarana pendukung, meliputi toilet, kamar tunggu keluarga,
kamar persiapan peralatan (linen dan instrumen), kamar kerja
kotor, kamar jaga, ruang sterilisator dan jalur ke ruang
bersalin/kamar operasi
c. Ruang Maternal
d. Kamar Bersalin
13

1) Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD


2) Ruangan berukuran 12 meter ( 6 meter untuk masing-masing
pasien)
3) Ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah
4) Tiap ibu bersalin punya privasi agar keluarga dapat hadir
5) Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang
6) Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
7) Kamar bersalin terletak sangat dekat kamar neonatal untuk
memudahkan transpor bayi dengan komplikasi ke kamar rawat
8) Kamar bersalin merupakan unit terintegrasi : kala 1, kala 2 dan kala
3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi
ibu bersama bayinya secara privasi
9) Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga bidan (nurse
station agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien
partus sebelum dibawa ke ruang rawat (postpartum).
Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar
operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
10) Harus ada kamar mandi toilet berhubungan kamar bersalin
11) Ruang post partum harus cukup luas,
12) Ruang tersebut terpisah dari fasilitas : toilet, kloset, lemari.
13) Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur
minimum 1 m s.d 2 m dan antara dinding 1 m.
14) Jumlah tempat tidur per ruangan maksimal 4.
15) Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan
udara cukup.
16) Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
17) Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi (tanpa ke
koridor)
18) Ruang perawat (nurse station) berisi meja, telepon, lemari berisi
perlengkapan darurat atau obat
f) Pojok Laktasi
Terdapat ruangan yang berisi meja, kursi, wastafel.

g) Ruang Operasi
1) Instalasi kamar operasi diperlukan untuk tindakan operasi seksio
sesaria dan laparatomi.
14

2) Disediakan unit komunikasi dengan kamar bersalin. Di dalam


kamar operasi tersedia : pemancar panas dan perlengkapan
resusitasi dewasa dan bayi.
3) Kamar pulih ialah ruangan bagi pasien pasca bedah berisi : meja,
kursi perawat, lemari obat, mesin pemantau tensi / nadi, oksigen
dan sebagainya, troli darurat.
4) Pengawasan langsung dari meja perawat ke tempat pasien.
5) Fasilitas pelayanan berikut untuk unit operasi :
a) Nurse station yang juga berfungsi sebagai tempat
pengawas lalu lintas orang.
b) Ruang kerja kotor yang terpisah dari ruang kerja bersih
ruang ini berfungsi membereskan alat dan kain kotor,
tempat cuci wastafel besar untuk cuci tangan dan fasilitas
air panas atau dingin, ada meja kerja dan kursi kursi, troli.
c) Saluran pembuangan kotoran atau cairan.
d) Ruang tunggu keluarga
e) Kamar sterilisasi yang berhubungan dengan kamar operasi.
Ada autoklaf besar berguna bila darurat.
f) Kamar obat berisi lemari dan meja untuk distribusi obat.
g) Ruang cuci tangan (scrub) sekurangnya untuk 2 orang
terdapat di depan kamar operasi atau kamar bersalin.
Wastafel itu dirancang agar tidak membuat basah lantai.
h) Ruang kerja bersih, ruang ini berisi meja dan lemari berisi
linen, baju dan perlengkapan operasi. Juga terdapat troli
pembawa linen.
i) Kamar ganti
h) Ruangan penunjang harus disediakan seperti:
1) Ruang perawat / bidan
2) Kantor perawat
3) Ruang rekam medis
4) Toilet staf
5) Ruang staf medis
6) Ruang loker staf / perawat
7) Ruang rapat / konferensi
8) Ruang keluarga pasien
15

9) Ruang cuci
10) Ruang persiapan diperlukan bila ada kegiatan persiapan alat /
bahan
11) Gudang peralatan
12) Ruang linen bersih
i) Unit tranfusi darah (Bank Darah Rumah Sakit) 24 jam
j) Laboratorium 24 jam
k) Radiologi 24 jam

4. Peralatan Esensial

Tabel 3.1 Peralatan Maternal Esensial


NO JENIS PERALATAN JUMLAH
1. Kotak Resusitasi

- Ambubag dan sungkup 1

- Laringoskop dewasa berfungsi baik 0

- Laringoskop bayi

- Selang reservoir oksigen


1
- Alat suntik,1, 2 ½, 3 ½, 5, 10,20 cc
1
- Infus set
1
- Obat-obatan : cairan infuse RL, adrenalin,
atropine, Na Cl, MgSO4 40%,sodium
bikarbonat,dexamethason. 1

- Alat endotrakeal ukuran 2 1/2, 3, 3 ½ 1


2. Inkubator 4
3. Infant warmer 1
4. Ekstraktor vakum 1
5. Monitor denyut jantung/pernapasan 2
6. Foetal dopler 2
7. Set section sesaria 3
1

1
16

Tabel 3.2 Peralatan Neonatal Esensial


No Jenis Peralatan Jumlah
1. Infant warmer 3

2. Pulse oxymeter neonates 2


3. Terapi sinar 1
4. Syringe pump 1
5. Tabung oksigen (mobile) 2
6. Lampu tindakan 3
17

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

IGD

Keuangan Laboratorium

Rekam Tim Ponek

Medis Farmasi

Kamar Radiologi
operasi

A. Pelayanan Rawat Jalan.

Tata laksana pelayanan ponek dalam ruang lingkup pelayanan rawat jalan
terkait dengan kegiatan terprogram dari instalasi rawat jalan yaitu dalam pelayanan
di Klinik Kebidanan dan Kandungan, Klinik Anak yang terjadwal setiap hari kerja
Senin sampai dengan jumat jam 07.00 sampai dengan
jam 14.00.

Kegiatan Pelayanan Rawat Jalan adalah :

1. Klinik Anak
a. Imunisasi

Layanan imunisasi di klinik anak meliputi program imunisasi wajib dan.


Pelaksanaan imunisasi di atas dilakukan setiap hari kerja jam 07.00
sampai dengan 14.00 WIB kecuali Campak dan BCG hanya dilakukan
setiap hari Rabu .
18

b. Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dan perawatan tali pusat


Pemeriksaan rutin bayi baru lahir dilakukan setiap hari kerja pukul
07.00 sampai dengan 14.00 WIB oleh dokter spesialis anak
meliputi penimbangan berat badan, pemeriksaan kondisi umum
dan fisik, pemantauan pemberian ASI dan kemampuan minum bayi.
Pada saat perawatan tali pusat, dilakukan juga pemeriksaan tanda-
tanda adanya infeksi tali pusat, serta edukasi mengenai cara perawatan
tali pusat yang benar kepada orang tua.
Dalam pemantauan pada bayi kurang bulan dilakukan pemantauan
secara berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan apakah
sudah dapat tumbuh kejar pada kronologis pertumbuhannya,
komplikasi atau gangguan perkembangan yang mungkin terjadi.

2. Klinik Kebidanan dan Kandungan.


a. Pelayanan pasien di klinik kebidanan dan kandungan dilakukan oleh
dokter spesialis kebidanan dan kandungan setiap hari kerja 07.00
sampai dengan 14.00 meliputi :
1) Perawatan masa hamil yang meliputi kondisi kandungan. Pada
kasus tertentu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG.
2) Perawatan masa nifas bagi ibu post partum, meliputi
pencatatan keluhan, pemeriksaan fisik, perawatan luka episiotomi
atau luka post operasi.
3) Dalam pelayanan pasien di klinik ini dilakukan juga deteksi dini
kehamilan yang mempunyai resiko tinggi serta penatalaksanaannya
bahkan pencegahan komplikasi lebih lanjut dengan intervensi
pengobatan yang diperlukan, dilakukan pencatatan serta
perencanaan dalam proses persalinan untuk resiko tinggi.
b. Pelayanan KB.
1) Sasaran setiap pasangan suami istri usia produktif, untuk mengatur
kehamilan
2) Jenis pelayanan kontrasepsi : iud, pil kb, implan atau susuk, suntik,
kondom, MOW
c. Kandungan.

Pelayanan pemeriksaan wanita dengan gangguan ginekologis,


misalnya mioma, kista uteri, endometriosis
19

B. Pelayanan Rawat Inap.


Pelayanan rawat inap terkait secara fungsional dengan instalasi rawat inap
dengan pintu masuk baik dari klinik maupun rawat darurat dengan kasus-kasus
kehamilan patologis dengan persalinan yang direncanakan maupun kasus-kasus
rujukan dengan kondisi gawat darurat. Pelayanan rawat inap ada pada lantai 2
Rumah Sakit Bhayangkara Kediri dengan kapasitas 22 tempat tidur, dan untuk
neonatus yang lahir di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri terdapat 10 box bayi.
Untuk neonatus kasus rujukan atau lahir di luar Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri di rawat di ruang neonatus luar dengan kapasitas 2 box, 4 inkubator.

1. Klasifikasi Penyakit.
Berbagai klasifikasi kasus yang dapat menjadi bagian dalam PONEK
adalah:

a. Kasus terkait dengan kehamilan ibu:


1) Kehamilan normal
2) Pelayanan Kesehatan Maternal dengan masalah yaitu :
a) Syok.
b) Perdarahan pada kehamilan muda.
c) Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan perdarahan
pasca persalinan.
d) Nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang dan atau koma,
tekanan darah tinggi.persalinan lama
e) Malpresentasi dan malposisi
f) Demam dalam kehamilan dan persalinan
g) Demam pasca persalinan
h) Nyeri perut pada kehamilan muda, pada kehamilan lanjut dan
persalinan
i) Gerak janin tidak dirasakan
j) Ketuban pecah dini
k) Gawat janin dalam persalinan
b. Kasus yang terkait dengan kesehatan neonatus:
1) Neonatus normal
2) Neonatus bermasalah :
a) Asfiksia neonatorum
b) Tetanus neonatorum
c) Sepsis
20

d) Trauma lahir
e) Sindroma gangguan pernapasan
f) Bayi berat lahir rendah
g) Kelainan kongenital
h) Ikterus neonatorum
i) Bayi lahir dengan ibu bermasalah : infeksi hepatitis b, diabetus
melitus dan ibu dengan TBC
2. Penyelesaian dan pengembalian Rekam Medis

Data Rekam Medis yang berkaitan dengan PONEK disesuaikan dengan


segala persyaratan dan ketentuan dari instalasi rekam medis baik dalam hal
pengisian, waktu penyelasaian kelengkapan serta pengembalian data.
Pengisian rekam medis sesuai dengan ketentuan rekam medis dan
pengembalian rekam medis 1x 24 jam.

C. Sistem Rujukan.
1. Pengertian Rujukan
Sistem Rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik terhadap kasus
penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.
2. Kegiatan rujukan mencakup :
A. Rujukan Pasien
Rujukan pasien internal adalah rujukan antar spesialis dalam satu rumah
sakit.
Rujukan eksternal adalah rujukan antar spesialis keluar rumah sakit
dengan mengikuti sistem rujukan yang ada.

B. Bila pasien maternal dan perinatal tidak dapat ditangani sendiri segera
rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap fasilitas dan tenaga
kesehatannya. Harus ada koordinasi, mudah sehingga tidak merugikan
pasien. Mudah, cepat dan tepat adalah yang utama.
C. Rujukan internal rumah sakit berpedoman kepada prosedur rujukan di
dalam rumah sakit dan mekanisme kerja di bagian /instalasi Anak,
Obstetri, dan Ginekologi.
D. Rujukan eksternal mengikuti mekanisme rujukan sesuai jenjang
pelayanan. Persiapan Rujukan Pasien ke jenjang pelayanan yang lebih
21

tinggi :
1) Menyiapkan petugas yang terlatih untuk
mendampingi pasien
2) Memberi penjelasan kepada pihak keluarga alasan pasien di rujuk
ke rumah sakit lain.
3) Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
4) Pada saat merujuk pasien harus disertakan surat rujukan dan
resume medik pasien meliputi: riwayat
penyakit, penilaian kondisi pasien yang dibuat saat
kasus diterima perujuk, tindakan atau pengobatan yang telah
diberikan dan keterangan lain yang perlu
atau ditemukan sehubungan dengan kondisi pasien.
5) Proses pelaksanaan rujukan harus mendapat persetujuan
dari dokter dan keluarga
E. Rumah Sakit sebagai penerima rujukan:
1) Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala
tindakan yang dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan
bayinya.
2) Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah jika dibutuhkan
3) Pasien/keluarga diberi penjelasan mengenai tindakan/perawatan
yang akan dilaksanakan.
22

BAB V

LOGISTIK

A. Pengadaan Barang Operasional.


1. Barang Umum (Alat Tulis)
Persediaan Jumlah
No
Barang Barang
1. Bolpen Biru 4
2. Karbon Sailing Boat 10

3. Lem Povinol 2

4. Buku Tulis Isi 38 /Sidu 8

5. Penggaris 30 Cm 2

6. Spidol Board Marker Hitam 7


7. Stipo Kiroko 4

8. Buku Folio Isi 100 13

9. Solasi Daimaru 10 Cm 2

10. Spidol Markeer Hitam 3


11. Isi Staples K/Max 5

12. Karbon Sailing Boat 10

2. Barang Umum (Percetakan)


Persediaan Jumlah
No
Barang Barang
1. Surat Keterangan Penolakan 1
2. Surat Kontrol Ibu 5
3. Surat Kontrol Bayi 5

4. Surat Keterangan Kelahiran 7

5. Ekspedisi Laboratorium 1

6. Amplop Kecil 5
23

7. Pengembalian Obat 1
8. Persetujuan Tindakan Medis 1

9. Persetujuan Anastesi 1

10. Permintaan Thorax 1


11. Permintaan Ekg 2
12. Blangko Permintaan 3
13. Surat Keterangan Kematian 1

15. Ringkasan Resume 2


16 Surat Keterangan Rawat Inap 5
17. Surat Keterangan Dokter 2

3. Barang Umum (Rumah Tangga)


Persediaan Jumlah
No
Barang Barang
1 Gelas Plastik Kumur 50
2 Kresek Hitam Besar 5
3 Kresek Kuning Besar 5
5 Sabun Cussons Botol 3
6 Sabun Nuvo 10
10 Waslap 50
11 Oksigen Tabung Kecil 2
12 Pot Ul 60
13 Tempat Sampah Injak Sedang 6
14 Alkaline 2a 6
15 Bayfresh 10
17 Pentil 1
19 Sarung Tangan Orange 1
20 Sarung Tangan 7,5 100
21 Tissu Kotak 600gr 4
23 Baterei Abc K 16
25 Alkaline 3a 4
24

27 Sabun Mandi Cair 6


28 Shampo Botol 100ml 2
30 Keset Anti Slip 2
38 Wash Hand 2
39 Baterei Abc B 10
40 Senter Besar 1
41 Sabun Cuci Tangan 2
47 Timbangan Berat Badan 1
49 Tensimeter 4
50 My Gel 80gr 12
52 Microshield Handrub 32
53 Alcohol
500ml Swab /Pastik 2300
54 Microshield 2% 34
55 Alkohol
Cleancer70%
500ml 5
58 Gelang Bayi Biru 100
61 Umbilical One Mead 100
62 Gelang Bayi Pink 100
64 Kapas Gulung 1kg 3
25

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman

B. Tujuan
8) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
9) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
10) Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS
11) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan

C. Standar Patient Safety

Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan instalasi rawat inap
ibu dan anak :

1. Ketepatan Identitas
Target 100% label identitas tidak tepat apabila : tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah jenis kelamin.

2. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap.

Target 100% pasien yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
pasien.

3. Pelaksanaan SBAR

Target 100% konsul atau lapor ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR.

4. Ketepatan penyampaian hasil pemeriksaan penunjang.


Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah ketik hasil,
mengetik terbalik dengan hasil lain, hasil tidak terketik, salah identitas.

5. Ketepatan pemberian obat.


Target 100%.Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat, salah jumlah,
26

salah jenis, kurang / kelebihan dosis, salah rute pemberian, salah identitas
pada etiket, salah pasien.
6. Ketepatan tranfusi
Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas pada
permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien.
27

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Definisi

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

B. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS Bhayangkara Kediri.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
2. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
3. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot / alas
kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan
spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll
4. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang
infus, dll
5. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien
6. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
28

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Persalinan Dan Perinatologi


1. Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Normal
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan normal oleh tenaga
yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan normal adalah dokter Sp.OG,

operasional dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal) dan bidan

Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jenis tenaga yang memberikan persalinan normal
Denominator Jumlah persalinan perbulan
Kriteria inklusi Semua dokter Sp.OG dan bidan ruang anggrek pemberi
pelayanan persalinan
Kriteria Semua dokter umum dan perawat
eksklusi
Alasan Pemberi pelayanan persalinan adalah kunci utama untuk
pemilihan mendukung program penurunan angka kematian ibu melahirkan
indikator
Tipe indikator Retrospektif

Standar 100%
Penanggung Tim PONEK
jawab
29

2. Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Penyulit


Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Penyulit

Dimensi mutu Efektivitas, keselamatan, dan efisiensi

Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan penyulit oleh


tenaga yang kompeten

Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan penyulit adalah Tim


PONEK yangterdiri dari dokter Sp.OG, dengan dokter umum,
operasional
bidan dan perawat yangterlatih.Penyulit dalam persalinan
antara lain meliputi partus lama, ketuban pecahdini, kelainan
letak janin, berat badan janin diperkirakan kurang dari
2500gr, kelainan panggul, perdarahan ante partum,
eklampsia dan pre eklampsia berat, tali pusat menumbung.

Frek pengum- 1 bulan

pulan data
Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah tenaga Sp.OG dan Bidan yang memberikan


pertolongan persalinan normal
Denominator Jumlah persalinan dengan penyulit per bulan

Kriteria inklusi Semua dokter SpOG, dan bidan yang kompeten

Kriteria eksklusi Semua dokter umum dan perawat

Alasan pemilihan Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit adalah kunci


indikator utama untuk mendukung program penurunan angka kematian
ibu melahirkan.
Tipe indikator Proses dan outcame

Metodologi Retrospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Jumlah seluruh ibu melahirkan dengan penyulit
sample size
Area monitoring Ruang anggrek

Rencana analisis Setelah data dikumpulkan selama 3 bulan, akan dilakukan


analisa data terhadap angka pelayanan persalinan dengan
komplikasi. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap SPO penanganan persalinan dengan penyulit.
30

Standar 100%

Penanggung Tim PONEK


jawab

3. Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Tindakan Operasi


Judul Pemberi Pelayanan Persalinan Dengan Tindakan Operasi

Dimensi mutu Kompetensi tehnis

Tujuan Tersedianya Pelayanan persalinan dengan tindakan operasi


oleh tenaga yang kompeten
Definisi Pemberi Pelayanan persalinan dengan tindakan operasi
adalah dokter Sp.OG, dokter spesialis anak, dokter spesialis
operasional
anastesi.
Frek pengum- 1 bulan

pulan data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan
dengan tindakan operatif
Denominator Jumlah persalinan per bulan

Kriteria inklusi Dokter Sp.OG, Dokter Sp.An, Dokter Sp.A

Kriteria Dokter umum


eksklusi
Alasan Pemberi pelayanan persalinan dengan SC yang standar adalah
pemilihan upaya untuk mendukung program penurunan angka kematian
indikator ibu melahirkan

Tipe indikator Proses dan outcame


Metodologi Retrospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Jumlah seluruh ibu melahirkan dengan penyulit
sample size
Area monitoring Ruang anggrek
Rencana Setelah data dikumpulkan selama 3 bulan, akan dilakukan
analisis analisa data terhadap angka pelayanan persalinan dengan
Standar komplikasi.
100% Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan pula
terhadap SPO penanganan persalinan dengan komplikasi.
31

Penanggung Tim PONEK


jawab

4. Kemampuan Menangani BBLR 1500 Gr - 2500 Gr


Judul Kemampuan Menangani BBLR 1500 Gr - 2500 Gr

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan

Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani


BBLR
Definisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 gr -
2500 gr
operasional
Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr - 2500 gr yang berhasil ditangani

Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 gr - 2500 gr yang ditangani

Kriteria inklusi Semua BBLR 1500 gr – 2500 gr yang berhasil ditangani

Kriteria eksklusi Semua BBLR dengan berat badan ≥ 2500 gr

Alasan Kemampuan menangani BBLR adalah kunci utama untuk


pemilihan mendukung program penurunan angka kematian bayi
indikator
Tipe indikator Proses dan outcame

Metodologi Retrospektif
pengumpulan
data
Target sampel & Semua jumlah seluruh BBLR 1500 gr – 2500 gr
sample size
Area monitoring Ruang anggrek

Rencana Setelah data dikumpulkan selama 3 bulan, akan dilakukan


analisis analisa data terhadap angka keberhasilan melayani BBLR 1500
gr – 2500 gr. Untuk bulan berikutnya analisa akan dilakukan
Standar 100%terhadap SPO penanganan BBLR 1500 gr – 2500 gr
pula
Penanggung Tim PONEK
jawab
32

12) Pertolongan Persalinan Normal


Judul Pertolongan persalinan normal

Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi


Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit yang
sesuai denganindikasi dan efisien
Definisi Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui
pembedahan abdominal baik elektif maupun emergensi.
operasional

Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Proses pertolongan persalinan normal

Denominator Tidak ada

Sumber data Rekam medis, observasi

Standar Sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal (APN)

Penanggung Tim PONEK


jawab

13) Pertolongan Persalinan Melalui Seksio Cesaria


Judul Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria

Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi


Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit yang
sesuai dengan indikasi dan efisien
Definisi Seksio cesaria adalah tindakan persalinan melalui
pembedahan abdomina lbaik elektif maupun emergensi.
operasional
Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
33

Numerator Jumlah persalinan dengan seksio cesaria dalam 1 bulan

Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan

Sumber data Rekam medis

Standar ≤20 %

Penanggung Tim PONEK


jawab
34

14) Pelayanan Kontrasepsi Mantap Yang Dilakukan Oleh Tenaga Kompeten


Judul Pelayanan kontrasepsi mantap yang dilakukan oleh tenaga
kompeten
Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan

Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi


mantap
Definisi Kontrasepsi mantap adalah vasektomi dan tubektomi.
Tenaga yang kompeten adalah dokter spesialis Kebidanan
operasional
dan Kandungan, dokter spesialis bedah, dan dokter umum
yang terlatih.
Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang
ditangani olehtenaga yang kompeten dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu
bulan
Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggung Tim PONEK


jawab

15) Pelayanan Konseling Pada Akseptor Kontrasepsi Mantap


Judul Pelayanan konseling pada akseptor kontrasepsi mantap

Dimensi mutu Kompetensi tehnis, keselamatan

Tujuan Tergambarnya profesionalisme dalam pelayanan kontrasepsi


mantap
Definisi Kontrasepsi mantap adalah vasektomi dan
tubektomi.Konselingdilakukan minimal oleh tenaga bidan
operasional
terlatih
35

Frekuensi 1 bulan

pengumpulan
Periode
data 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif peserta KB kontrasepsi mantap yang
mendapat konseling oleh tenaga bidan terlaih dalam satu
bulan
Denominator Jumlah seluruh peserta KB kontrasepsi mantap dalam satu
bulan
Sumber data Survei

Standar 100 %

Penanggung Tim PONEK


jawab

16) Kejadian Kematian Ibu Karena Persalinan

Judul Kejadian kematian Ibu Karena Persalinan

Dimensi mutu Keselamatan


Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap
pelayanan kasus persalinan

Definisi Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena


pendarahan, pre-eklamsia,eklampsia, dan sepsis.
operasional
Pendarahan adalah pendarahan yang terjadi pada saat
kehamilan semuaskala persalinan dan nifas.

Pre-eklampsia dan eklampsia mulai terjadi pada kehamilan tri


mester kedua,

pre-eklampsia dan elampsia merupakan kumpulan dari dua


dari tiga tanda,yaitu :

• Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110
mmHg

• Protein uria > 5 gr/24 jam 3+/4+ pada pemeriksaan


kualitatif

• Oedem tungkai

Eklampsia adalah tanda pre eklampsi yang disertai dengan


36

Frekuensi Tiap bulan

pengumpulan
data
Periode Tiap tiga bulan
analisis
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena
pendarahan, pre-eklampsia/eklampsia, sepsis (masing-
masing penyebab)
Denominator Jumlah pasien-pasien persalinan dengan pendarahan,
pre-eklampsia/eklampsia dan sepsis

Sumber data Rekam medis Rumah Sakit

Standar Pendarahan ≤1 %, pre-eklampsia ≤30%, Sepsis ≤ 0,2 %

Penanggung Tim Ponek


jawab

17) Kepuasan Pelanggan


Judul Kepuasan Pelanggan

Dimensi mutu Kenyamanan


Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan
persalinan
Definisi Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan
operasional terhadap pelayanan persalinan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode 3 bulan
analisis
Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan dari pasien yang
disurvei (dalam prosen)
Denominator Jumlah total pasien yang disurvei (n minial 50)

Sumber data Survei

Standar ≥80 %
37

Penanggung Tim Ponek


jawab
38

BAB IX

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pelayanan kesehatan


paripurna kepada ibu dan bayi di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi.

Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada tim penyususn demi kesempurnaan panduan di kesempatan
berikutnya. Semoga panduan ini berguna bagi tim PONEK Rumah Sakit Bhayangkara
Kediri pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya.

Ditetapkan di : Kediri
pada tanggal : Mei 2015
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

dr. PRIMA HERU Y., M.Kes


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 68070564
39

POLRI DAERAH JAWA TIMUR


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI

PEDOMAN
PELAYANAN PONEK

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI


TAHUN 2015
40

KATA PENGANTAR

Didalam Rencana Strategi Nasional making pregnancy safer (MPS) di Indonesia


2001 – 2010 disebutkan bahwa konteks Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010 dengan visi MPS adalah “Kehamilan dan Persalinan di Indonesia
berlangsung aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat”. Misi MPS adalah
menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan neonatal melalui pemantapan sistem
kesehatan untuk menjamin akses terhadap intervensi yang cost effective berdasarkan
bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat melalui
kegiatan yang mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta menjamin agar
kesehatan maternal daan neonatal dipromosikan dan dilestarikan sebagai prioritas
program pembangunan nasional.
Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan
angka kematian Maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
Neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran tersebut
ditetapkan 4 strategi utama dan azas – azas pedoman operasional strategi lain bahwa
MPS memusatkan perhatiannya pada pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
baku, cost effective, berdasarkan bukti (evidence based) pada semua tingkat pelayanan
dan rujukan kesehatan baik sektor pemerintah maupun swasta.
Dalam buku pedoman pelayanan ini diuraikan tentang pelayanan dan tata
laksana Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK).
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Buku Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.

Kediri, Mei 2015


41

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Denah Ruangan PONEK di lantai 1.................................. 8
Gambar 3.2 Denah Ruangan PONEK di lantai 2................................. 9
Gambar 4.1 Tata Laksana Pelayanan Tim PONEK.............................. 17
42

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kualifikasi SDM Tim PONEK .......................... .................. 6
Tabel 3.1 Peralatan Maternal Esensial ........................................... 16
Tabel 3.2 Peralatan Neonatal Esensial .......................................... 16
43

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………....... i


Daftar Isi …………………………………………………………………………………….. ii
Daftar Gambar ……………………………………………………………………………… iii
Daftar Tabel …………………………………………………………………………………. iv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
B. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ……………………………………………………….. 2
D. Batasan Operasional ……………………………………………………………… 4
E. Landasan Umum …………………………………………………………………… 5
BAB II. STANDART KETENAGAAN ……………………………………………………... 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ……………………………………………… 6
B. Distribusi Ketenagaan …………………………………………………………….. 6
C. Pengaturan Jaga …………………………………………………………………… 6
BAB III. STANDART FASILITAS …………………………………………………………. 8
A. Denah Ruang ……………………………………………………………………. 8
B. Standart Fasilitas Ponek……………………………………………………… 9
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ………………………………………………… 17
A. Pelayanan Rawat Jalan …………………………………………………………. 17
B. Pelayanan Rawat Inap …………………………………………………………… 19
C. Sistem Rujukan …………………………………………………………………… 20
BAB V. LOGISTIK ………………………………………………………………………….. 22
A. Pengadaan Barang Operasional …………………………………………………. 22
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ……………………………………………………….. 25
A. Definisi ……………………………………………………………………………….. 25
B. Tujuan ………………………………………………………………………………… 25
C. Standart Patient Safety …………………………………………………………….. 25
BAB VII. KESELAMATAN KERJA ……………………………………………………….. 27
A. Definisi ……………………………………………………………………………….. 27
B. Tujuan ………………………………………………………………………………… 27
C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan ............................................................. 27
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU .............................................................................. 28
BAB IX. PENUTUP………………………………………………………………………….. 38
44

Anda mungkin juga menyukai