Anda di halaman 1dari 7

CERAMAH

“IBU’’

Disusun oleh:

PRILI AJENG LINTANGSARI


20174011126

PADEPOKAN INSAN MULIA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah kita telah diberi kesempatan pada Sore hari ini untuk bertemu di masjid besar ini.
Alhamdulillah kita diberi nikmat sehat yang tiada tarannya sehingga kita dapat berkumpul untuk
saling bersilaturahim.

Saudara – saudara seklian yang saya cintai, disini saya akan sedikit memberikan wejangan
tentang ‘’ibu’’. Seperti firman Allah dalam surat Al-Isra’ itu berbunyi seperti ini

Artinya:
“Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
berbuat baik kepada ibu-bapak.:

jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kita sebagai anak harus menghormati kedua orang tua
terutama adalah ibu. Bahkan kita sampai tidak boleh berkata ‘’Ah’’ apalagi sampai
membentaknya. Karena karena orang tualah kita dapat berada di dunia ini, Allah memberi
amanat berupa kita melalui mereka.

Apalagi seorang ibu, seorang yang telah mengandung kita selama sembilan bulan denan
bersusah-susah, melahirkan kita dengan rasa sakit yang luar biasa dan ketika kita lahir, kita
hanya mendapat kasih sayang yang tak terhingga seperti kata pepatah yang mengatakan ‘’kasih
ibu sepanjang masa’’

Hal tersebut berarti bahwa kasih sayang seorang ibu memang tak terhingga memberi tanpa
pamrih dan mengharap imbalan kembali. Ada juga yang mengatakan bahwa surga berada di
bawah telapak kaki ibu. Hal tersebut berarti begitu berjasannya seorang ibu kepada kita sampai
kita wajib berbuat baik kepada ibu kita sampai akhir hayat nanti.

Sekian wejangan sedikit dari saya, semoga dapat memberikan segudang manfaat bagi saudara
sekalian.

Wasalamualaikum. Warahmatullahi wabarakatuh


CERAMAH
“Ikhlas Dalam Beribada dan Beramal Shalih’’

Disusun oleh:

PRILI AJENG LINTANGSARI


20174011126

PADEPOKAN INSAN MULIA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah kita telah diberi kesempatan pada sore hari ini untuk bertemu di masjid besar ini.
Alhamdulillah kita diberi nikmat sehat yang tiada tarannya sehingga kita dapat berkumpul untuk
saling bersilaturahim.

Ikhlas dalam beramal ibadah dan amal shaleh adalah melakukan suatu amal kebaikan, dan dalam
melaksanakannya ditujukan semata-mata untuk Allah. Al quran menyuruh kita ikhlas. Perhatikan
firman-nya sbb :

”dan (aku telah diperintah): “hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yunus [10]: 105).

Rasulullah saw mengingatkan, ”Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan
ikhlas untuk mencari ridha Allah semata” (HR Abu Dawud dan Nasa’i). Imam Ali RA juga
berkata, ”Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima
oleh Allah.”

Kendati bersimbah peluh, menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau tidak ikhlas, sebesar
apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sangat rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya
ingin disebut dermawan.

Ikhlas berarti kita tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT untuk menjadi saksi atas
perbuatan kita.

Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu pengharapan akan
pujian, tidak haus akan imbalan. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian
mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman,
menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila
ternyata yang datang sebaliknya.. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan
dalam hidupnya, karena orang yang tidak ikhlas banyak berharap pada makhluk yang lemah.

Imbalan dari manusia tidak ada apa-apanya dibanding imbalan dari Allah SWT.
Firman Allah SWT di surah An-Nisa [4] ayat 146 :

“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama)
Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang besar.”

SubhaanAllah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah?

Namun dalam kehidupan ini, kadang kita memang menemukan kenyataan, kalau ternyata amal
ibadah atau amal kebaikan yang kita lakukan dengan sembunyi-sembunyi dan tidak diketahui
orang lain, ternyata justru kadang jadi mengundang, fitnah, gosip, omongan yang tidak enak
tentang kita. Mungkin karena orang lain tidak tahu kalau sebenarnya kita ini sudah melakukan
amal shaleh, amal kebaikan seperti sedekah, tapi kita menyembunyikannya karena Allah. Maka
karena ketidaktahuannya, orang-orang akan menilai kita ini sebagai orang yang pelit, tidak mau
sedekah, tidak mau beramal saleh.

Untuk masalah seperti ini, sebaiknya jangan kita pedulikan omongan orang pada kita. Tetap saja
jaga kerahasiaan amal kebaikan kita. Jangan pedulikan pandangan orang, cukup puas saja dengan
pandangan Allah terhadap kita. Dan masalah omongan atau di gunjingkan yang tidak-tidak, yang
mungkin mengatakan kita itu pelit, kikir dan sebagainya, kita serahkan semua pada Allah.

Dalam beramal saleh atau berbuat kebaikan, seperti sedekah dan lainnya, sebaiknya kita benar-
benar merasa cukup hanya Allah saja yang menjadi saksi dari apa yang kita lakukan, dan yang
tidak kalah penting, jangan sampai kita terjebak riya yang samar, seperti merasa bangga apabila
kita sudah berhasil menyembunyikan amal kebaikan kita, kalau kita seperti itu, maka hancurlah
amal kita.

Dalam melakukan setiap amal kebaikan, yang paling mendasar yang perlu dipahami adalah,
bahwa segala amal kebaikan yang kita lakukan, itu bukanlah atas kemampuan kita sendiri, tapi
itu adalah karena bantuan, pertolongan dan ijin Allah. Dengan memahami hal tersebut diatas,
insya Allah kita bisa memperbaiki amal ibadah kita dengan ikhlas, selamat dari berbangga diri
karena telah berhasil melakukannya. Dan insyaAllah bisa selamat dari riya. Serta insya Allah,
bisa melindungi kita dari keinginan mengungkapkan amal kebaikan kita dihadapan mahluk,
apabila kita mendapati kenyataan diri kita digosipkan, dinilai sebagai orang yang enggan
beramal kebaikan, karena kita ikhlas, maka kita menyerahkan semua pada Allah SWT.

Sekian kultum singkat sore hari ini semoga bermanfaat

Akhirul kalam

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai