Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

JUSMITA
21806149
KELAS E (NONREG)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMAKASSAR
2019
A. Fungsi Pendidikan Dalam Keperawatan
1. Fungsi Pendidikan
Secara umum, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan, membentuk watak, kepribadian, agar peserta didik menjadi
pribadi yang bermartabat.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan dan kaitannya
dengan fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Mempersiapkan setiap anggota masyarakat agar dapat mencari nafkah
sendiri.
b. Membangun mengembangkan minat dan bakat seseorang demi kepuasan
pribadi dan kepentingan masyarakat umum.
c. Membantu melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat.
d. Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan dalam
demokrasi.
Sedangkan menurut David Popenoe, fungsi pendidikan adalah:
a. Untuk mentransfer atau pemindahan kebudayaan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
b. Memilih dan mendidik manusia tentang peranan sosial.
c. Memastikan terjadinya integrasi sosial di masyarakat.
d. Lembaga pendidikan mengajarkan corak kepribadian.
e. Menjadi sumber-sumber inovasi sosial di masyarakat.

2. Penelitian
Menurut KBBI kata fungsi memiliki arti kegunaan atau tugas. Jadi
definisi dari fungsi penelitian adalah kegunaan atau tugas dari penelitian itu
sendiri. Sehingga fungsi dan tujuan penelitian memiliki makna yang
berbeda dimana tujuan penelitian merupakan hal yang akan dicapai dalam
melakukan penelitian sedangkan fungsi penelitian adalah kegunaan atau
tugas dari penelitian misalnya tujuan penelitian yaitu menjawab
permasalahan yang diteliti maka fungsi penelitian adalah mencari jawanban
terkait permasalahan yang diteliti. Adapun fungsi penelitian secara umum
menurut Yusuf (2016), yaitu:
a. Penelitian dengan tugas Mendeksripsikan gejala dan peristiwa
Fungsi penelitian ini adalah mendeksripsikan gejala dan
peristiwa dengan memberikan data atau informasi sesuai dengan
kenyataan sebenarnya pada waktu itu. Banyak kejadian dan pristiwa yang
terdapat dan terjadi di masyarakat yang perlu mendapat perhatian dan
penanggulangan. Gejala dan peristiwa itu ada yang besar dan pula yang
kecil misalnya kerusakan hutan dan hujan yang terus menerus yang
mengakibatkan banjir di beberapa daerah atau suasana di tepi pantai yang
terlihat banyaknya warga kota yang melepaskan lelahnya karena sehari
sebelumnya telah bekerja keras. Dalam penelitian ini, peneliti tidak dapat
memperkirakan atau meramalkan sesuatu kejadian di masa datang
sehingga hasil penelitian tidak bersifat menguji atau meramalkan gejala
yang mungkin terjadi. Penelitian dengan fungsi ini banyak dilakukan
dalam bidang sosial. Salah satu jenis penelitian dengan fungsi ini adalah
penelitian eksploratif.
b. Penelitian dengan tugas Menerangkan data atau kondisi latar belakang
terjadinya suatu peristiwa atau fenomena
Penelitian ini menerangkan peristiwa jauh lebih kompleks dan
luas daripada fungsi sebelumnya dengan menerangkan mengapa
peristiwa peristiwa itu terjadi, apa sebab terjadinya dan sebagainya
.beberapa jenis penelitian dengan fungsi ini yaitu penelitian deskriptif
eksplanatif, korelasional, sebab akibat, studi kasus, dan eksperimen.
c. Penelitian dengan tugas meramalkan
Penelitian ini meramalkan, mengestimasi, dan memproyeksi suatu
peristiwa yang mungkin terjadi berdasarkan data-data yang telah
diketahui dan dikumpulkan. Misal bagaimanakan penduduk di tahun
2020? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian tentang
kecenderungan pertumbuhan dan perkembangan penduduk dari tahun
1994 hingga 2004, dengan mengetahui angka kelahiran, angka kematian,
migrasi, emigrasi, tingkat kesuburan ibu yang melahirkan, distribusi
penduduk menurut umur. Kemudian dengan teknik estrapolasi dapat
diperkirakan penduduk tahun 2020.
d. Penelitian dengan tugas mengontrol peristiwa atau situasi
Penelitian ini mengendalikan gejala maupun peristiwa yang
terjadi dimana peneliti dapat merangcang sedemikian rupa bentuk
penelitian untuk mengendalikan pristiwa itu. Pengendalian dapat
dilakukan pada variabel pengganggu, variabel bebas dan variabel terikat.
e. Penelitian dengan tugas pengembangan dan menyusun teori
Penelitian ini mengkaji kembali terhadap teori yang sudah ada
dan menyusun teori baru namun penyusunan teori baru memakan waktu
yang cukup lama, karena akan menyangkut pembakuan dalam berbagai
instrumen, prosedur, maupun populasi dan sampel.

Kelima fungsi penelitian tersebut menuntut kualitas dan jenis


penelitian yang berbeda-beda. Namun dalam satu penelitian kita dapat
menggabungkan beberapa fungsi penelitian sesuai dengan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pengabdian Masyarakat
Dalam melaksanakan tugasnya Lembaga Pengabdian kepada
Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan Pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian
(ipteks);
b. Peningkatan relevansi program Universitas Pendidikan Ganesha sesuai
dengan kebutuhan masyarakat;
c. Pelaksanaan pemberian bantuan kepada masyarakat untuk melaksanakan
pembangunan;
d. Pelaksanaan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional,
wilayah, dan/atau daerah;
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.
Rincian Tugas
a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b. Kerja sama pengabdian kepada masyarakat dengan instansi lain;
c. Penyampaian informasi program pengabdian kepada masyarakat;
d. Pelatihan pengabdian kepada masyarakat;
e. Penerimaan dan pencatatan proposal/usul pengabdian kepada
masyarakat;
f. Penilaian proposal/usul pengabdian kepada masyarakat;
g. Dokumentasi proposal dan hasil pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat;
h. Publikasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
i. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
j. Data dan informasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
k. Layanan informasi hasil pengabdian kepada masyarakat;
l. Penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang pengabdian kepada
masyarakat;
m. Penyiapan dan penetapan lokasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
n. Pemrosesan perijinan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
o. Mendata mahasiswa dan dosen pembimbing yang mengikuti pengabdian
kepada masyarakat;
p. Membuat laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

B. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan


Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi
manusia yang baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya. Dalam
dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang
sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer
(1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang
berkenaan dengan:
1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.
Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut
didasarkan atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap
orang bagi kehidupannya dalam masyarakat.
Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :
1. Kognitif (head)
a. Pengetahuan ( Knowledge)
Aspek ini adalah aspek yang mendasar yang merupakan bagian
dari aspek kognitif. mengacu kepada kemampuan untuk mengenali dan
mengingat materi – materi yang telah dipelajari mulai dari hal sederhana
hingga mengingat teori – teori yang memerlukan kedalaman berpikir.
Juga kemampuan mengingat konsep, proses, metode, serta struktur.
Contohnya klien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
b. Pemahaman ( Comprehension)
Aspek ini lebih tinggi daripada aspek pengetahuan. Mengacu
kepada kemampuan untuk mendemonstrasikan fakta dan gagasan dengan
mengelompokkan, mengorganisir, membandingkan, memberi deskripsi,
memahami dan terutama memahami makna dari hal – hal yang telah
dipelajari. Memahami suatu hal yang telah dipelajari dalam bentuk
translasi (mengubah bentuk), interpretasi (menjelaskan atau merangkum),
dan ekstrapolasi (memperluas arti dari satu materi). Contoh, klien mampu
menguraikan secara cpesifik bagaimana obat-obat yang baru diberikan
untuknya akan dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.
c. Penerapan ( Application)
Tujuan dari aspek ini adalah untuk menerapkan materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan aturan serta prinsip dari materi tersebut
dalam kondisi yang baru atau dalam kondisi nyata. Juga kemampuan
menerapkan konsep abstrak dan ide atau teori tertentu. Penerapan
merupakan tingkat yang lebih tinggi dari kedua aspek sebelumnya yaitu
pengetahuan dan pemahaman. Contoh, klien dapat mengatur jadwal
makannya setelah diberi informasi oleh perawat.
d. Analysis (Analisa)
Menganalisa melibatkan pengujian dan pemecahan informasi ke
dalam beberapa bagian, menentukan bagaimana satu bagian berhubungan
dengan bagian lainnya, mengidentifikasi motif atau penyebab dan
membuat kesimpulan serta materi pendukung kesimpulan tersebut. Tiga
karakteristik yang ada dalam aspek analisa yaitu analisa elemen, analisa
hubungan, dan analisa organisasi. Contoh, klien mampu memisahkan
informasi penting dan tidak penting pada penggunaan obat terutama
menanggapi mitos yang berkembang di masyarakat.
e. Sintesis ( Synthesis)
Sintesis termasuk menjelaskan struktur atau pola yang tidak
terlihat sebelumnya, dan juga mampu menjelaskan mengenai data atau
informasi yang didapat. Dengan kata lain, aspek sintesis meliputi
kemampuan menyatukan konsep atau komponen sehingga dapat
membentuk suatu struktur yang memiliki pola baru. Pada aspek ini
diperlukan sisi kreatif dari seseorang atau anak didik. Contohnya klien
mampu menerapkan semua yang dia dapat selama berada di rumah sakit
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk berpikir dan memberikan
penilaian serta pertimbangan dari nilai – nilai materi untuk tujuan
tertentu. Atau dengan kata lain, kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan
tertentu. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan kriteria internal dan
eksternal. Contonya klien mampu menyadari kebutuhan akan informasi
kesehatan.

2. Afektif (heart)
Ranah afeksi adalah materi yang berdasarkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat,
minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Menurut Popham (1995), ranah
afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Terdapat 5 cakupan,
yaitu :
a. Receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki
keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus,
misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik
mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek
pembelajaran afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar
senang membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya.
Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan,
yaitu kebiasaan yang positif.
b. Responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu
sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja
memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil
pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons,
berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons.
Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang
menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus.
Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu
teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.
c. Valueing
Valeuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang
menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya
mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan
keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian
berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil
belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan
stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran,
penilaian ini.diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
d. Organizing
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan,
konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai
internal yang konsisten. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa
konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya
pengembangan filsafat hidup.
e. Characterizing
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada
tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan
perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil
pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan
sosial. Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap,
minat, konsep diri, nilai, dan moral.
1) Sikap
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu
predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif
terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. Sikap peserta didik
terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata
pelajaran. Sikap peserta didik ini penting untuk ditingkatkan (Popham,
1999). Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran
termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap
peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
2) Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang
terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan
untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Secara umum minat termasuk
karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. Penilaian minat
dapat digunakan untuk:
a) Mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan
dalam pembelajaran,
b) Mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,
c) Pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,
d) Menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,
e) Mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama,
f) Acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan
dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,
g) Mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang
diberikan pendidik,
h) Bahan pertimbangan menentukan program sekolah,
i) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3) Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan
individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Arah
konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan
dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri.
Kelebihan dari penilaian diri adalah sebagai berikut.
a) Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta
didik.
b) Peserta didik mampu merefleksikan kompetensi yang sudah
dicapai.
c) Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya.
d) Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta
didik.
e) Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.
f) Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar dan
mengetahui standar input peserta didik.
g) Peserta didik dapat mengukur kemampuan untuk mengikuti
pembelajaran.
h) Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya.
i) Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik.
j) Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.
k) Peserta didik memahami kemampuan dirinya.
l) Pendidik memperoleh masukan objektif tentang daya serap peserta
didik.
m) Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya
dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
n) Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain.
Peserta didik mampu menilai dirinya.
Peserta didik dapat mencari materi sendiri.
Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.

4) Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu
keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap
baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap
mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek
spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan.

5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi
orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral
juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu
keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral
berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.
3. Psikomotor (hand)
Psikomotorik adalah domain yang meliputi perilaku gerakan dan
koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang.
Keterampilan yang akan berkembang jika sering dipraktekkan ini dapat
diukur berdasarkan jarak, kecepatan, kecepatan, teknik dan cara
pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik terdapat tujuh cakupan, yaitu:
a. Persepsi, berkaitan dengan pemahaman. Keadaan yang menyadari suatu
objek atau kualitas penggunaan seluruh organ indra. Sesorang merasakan
adanya rangangan sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu.
Misalnya, setelah mendengarkan bunyi mobil ambulans, orang tersebut
akan menyetir mobilnya ke tepi untuk menghindari kecelakaan.
b. Set, mengeset kesiapan otak untuk menjalankan tindakan psikomotor,
yang diset adalah mental, fisik, dan emosi. Ada tiga perangkat, mental,
fisik, dan emosi. Sebagai contoh, seseorang menggunakan penilaian
untuk menentukan cara terbaik untuk melakukan tindakan motorik.
Sebelum melakukan tindakan, seperti bangun dari kursi roda, seseorang
berada pada bentuk dan posisi tubuh yang sesuai. Klien mungkin
membuat komitmen untuk menjalankan latihan tertentu secara teratur.
c. Respons terbimbing, Akan kinerja suatu tindakan, di abwah bimbingan
seorang instructor. Hal ini merupakan tindakan meniru dari tindakan
yang didemonstrasikan. Sebagai contoh, klien menyiapkan injeksi insulin
setelalh memperhatikan contoh dari perawat dan mencoba untuk
menirunya dengan benar.
d. Mekanisme, mekanisme merupakan tingkat perilaku yang lebih tinggi di
mana seseorang telah memiliki kepercayaan diri dan ketrampilan dalam
melakukan perilaku tertentu. Biasanya ketrampilan menjadi lebih
kompleks dan mencakup lebih dari beberapa tahapan daripada
ketrampilan terbimbing. Sebagai contoh, klien mampu mengeluarkan
sejumlah insulin dengan jarum suntik dari dosis yang berbeda.
e. Respons kompleks terbuka, mencakup yang terdiri dari pola gerakan
yang kompleks.. seseorang memperlihatkan ketrampilan secara halus dan
benar tanpa ragu-ragu. Sebagai contoh, klien dapat menyuntikkan insulin
secara mandiri pada berbagai tempat penyuntikkan.
f. Adaptasi, terjadi bila seseorang mampu mengubah respon motorik ketika
muncul masalah yang tidak diduga. Sebagai contoh, ketika perawat
menyuntik, munculnya darah dalam alat suntikan karena diaspirasi
mengakibatkan perubahan cara memegang alat suntik.
g. Keaslian, merupakan aktivitas motorik yang paling kompleks yang
mencakup penciptaan pola gerakan yang baru. Seseorang bertindak
berdasarkan kemampuan dan Keaslian ketrampilan psikomotor yang ada.
Sebagai contoh, seorang perawat menggunakan metode yang lain untuk
penusukan vena pada klien yang mengalami pembengkakan tangan.

C. Media Pembelajaran Dalam Keperawatan


Media pembelajaran secara umum bisa diartikan sebagai alat bantu
proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan.
Secara umum, media atau saluran komunikasi yang digunakan sebagai
media promosi kesehatan maupun media penyuluhan kesehatan meliputi
media komunikasi interpersonal, media komunikasi massa, dan media
komunikasi digital. Dengan demikian, saluran atau media yang kerap
digunakan dalam komunikasi kesehatan di antaranya adalah :
1. Saluran interpersonal
Jenis media dalam komunikasi kesehatan yang pertama adalah
saluran interpersonal atau saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi
kesehatan sebagian besar menggunakan saluran komunikasi interpersonal
sebagai upaya untuk memengaruhi keputusan dan perilaku kesehatan
masyarakat.
Hal yang paling penting dalam komunikasi interpersonal adalah
hubungan dan interaksi yang terjalin antara individu, petugas medis, dan
sistem dukungan sosial individu.
Hubungan ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap
keputusan individu tentang masalah kesehatan. Yang termasuk saluran
interpersonal di antaranya adalah komunikasi tatap muka, kunjungan ke
rumah, pelatihan, diskusi kelompok, dan lain-lain.
2. Media cetak
Secara umum, pengertian media cetak menurut para ahliadalah
media yang menampilkan pesan komunikasi dengan cara dicetak pada
kertas.
Dalam komunikasi kesehatan, yang dimaksud dengan media cetak
menurut Susilowati (2016) adalah media yang mengutamakan pesan-pesan
visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto
dalam tata warna.
Yang termasuk media cetak di antaranya adalah booklet, leaflet,
flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik atau tulisan pada surat
kabar atau majalah, poster, dan foto yang mengungkapkan informasi
kesehatan.
3. Media siaran
Media siaran dalam komunikasi kesehatan adalah media yang
menyediakan cakupan yang sangat luas bagi pesan-pesan komunikasi
kesehatan.
Media siaran digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan
kepada khalayak luas secara cepat dengan tujuan untuk menciptakan dan
mengembangkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Yang termasuk
media siaran adalah radio dan televisi.
4. Media luar ruang
Menurut Susilowati (2016), media luar ruang dalam komunikasi
kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan di luar ruang.
Media luar ruang meliputi media cetak, media elektronik seperti
reklame atau videotron, spanduk, banner, televisi layar lebar, umbul-umbul
yang berisi pesan, slogan atau logo.
5. Media hiburan
Penyebaran informasi dan pendidikan kesehatan juga dapat
dilakukan melalui media hiburan. Adapun strategi yang paling banyak
diterapkan oleh para profesional komunikasi kesehatan adalah menciptakan
kemitraan dengan pihak kreatif suatu stasiun televisi agar informasi
kesehatan publik dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari jenis program
televisi yang ada.
Selain menjalin kemitraan dengan pihak televisi, kemitraan juga
dapat dijalin dengan pihak rumah produksi atau studio film. Contoh media
hiburan yang digunakan untuk menyebarkan jenis-jenis informasikesehatan
adalah penayangan film ER (Emergency Room) dan film General Hospital
di Amerika Serikat serta program acara televisi Dr. OZ.
6. Media komunikasi modern
Salah satu pengaruh media baru dalam komunikasiadalah
komunikasi dilakukan melalui internet. Kehadiran internet sebagai media
komunikasi, menuntut para profesional komunikasi kesehatan
menggunakan media komunikasi modern untuk menyebarluaskan informasi
dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Yang termasuk dalam media
komunikasi modern di antaranya adalah blog, wiki, dan situs jejaring sosial.
7. Media lainnya
Media lainnya yang juga kerap digunakan untuk menyebarkan
informasi dan promosi kesehatan di antaranya adalah iklan-iklan yang
disematkan di transportasi umum seperti bus atau mengadakan kegiatan-
kegiatan seperti road show, pemberian sampling atau contoh produk kepada
khalayak sasaran secara gratis, dan pameran.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadania Ode.2011.Pendidikan Dalam Keperawatan.


https://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-keperawatan/

Pengertian Pendidikan: Definisi, Tujuan, Fungsi, dan Jenis Pendidikan.


https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pendidikan.html

Humas. 2018.Fungsi dan Proses Penelitian. https://penalaran-unm.org/fungsi-dan-


proses-penelitian/

Undiksha.2017.Tugas Pokok Dan Fungsi. https://lppm.undiksha.ac.id/profil/tugas-


pokok-dan-fungsi/

Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Menurut Bloom – Perkembangan dan


Peranan. https://dosenpsikologi.com/kognitif-afektif-dan-psikomotorik

Susi.2010.Promosi Kesehatan Pengaertian Pendidikan, Belajar dan Mengajar


Serta Domain Belajar. http://susipurwati.blogspot.com/2010/01/promosi-
kesehatan-pengertian-pendidikan.html?m=1

Mokhammad.2018.Jenis-Jenis Media Pembelajaran Menurut Para Ahli dan


Contohnya. https://www.haruspintar.com/jenis-jenis-media-pembelajaran/

Barzam.2018.7 Jenis Media Dalam Komunikasi Kesehatan.


https://pakarkomunikasi.com/contoh-komunikasi-massa-dalam-keperawatan

Anda mungkin juga menyukai