Critical Journal Review Agama Islam
Critical Journal Review Agama Islam
DISUSUN OLEH :
MATHEMATICS DEPARTMENT
FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCE
STATE UNIVERSITY OF MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia, berupa nafas serta kemudahan kepada saya dalam menyusun
tugas ini dengan tepat waktu. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima
kasih kepada Sir Drs. Manaon Batubara, M.A.selaku dosen pada matakuliah
“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk menyusun makalah ini.
Saya sadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan harapan Ibu. Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan ilmu serta pengetahuan kita. Akan tetapi,
dengan segala kekurangan dan keterbatasan makalah ini. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna di
dunia ini tanpa saran yang membangun.
Demikianlah makalah yang saya buat, diharapkan Ibu dapat menerima
nya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan maupun kata – kata.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif partisipatori untuk mencapai
pemahaman tentang subtansi dasar kajian, berkarya nyata, dan untuk
menumbuhkan motivasi belajar sepanjang hayat. Pada pasal 5 ayat 3
disebutkan bahwa bentuk proses pembelajaran dapat dilakukan melalui
beragam aktifitas, seperti kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi)
interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, penugasan kelompok, dan tugas
kokurikuler (mentoring).
Walaupun secara konsepsi dan metodologi pembelajaran PAI di
beberapa PT terlihat baik, namun masih meninggalkan beberapa
permasalahan yang mendasar. Permasalahan tersebut antara lain: masih
terjadinya tawuran antar mahasiswa, praktik pencontekan, perilaku asusila,
kurangnya harmonisasi antar penganut mazhab fikih-pemikiran-politik, dan
hal-hal lain yang bertentangan dengan akhlaq Islami.
Pada tataran nasional, kita bisa memahami fakta masyarakat
berdasarkan pernyataan mantan Menteri Agama, Muhammad Maftuh Basyuni
(Kompas, 29-Mei-2009), … “kerukunan umat beragama di Indonesia dinilai
oleh dunia internasional sebagai yang terbaik....Bahkan Indonesia dianggap
sebagai laboratorium kerukunan umat beragama. Paling tidak hal ini
terungkap dari pernyataan Menlu Italia, Franco Frattini dan pendiri komunitas
Sant` Egidio, Andrea Riccardi dalam pidatonya pada pembukaan seminar
internasional dengan tema: Unity in Diversity: The IndonesianModel for a
Society in which to Live Together, yang digelar pada 4 Maret 2009 diRoma”.
Masih menurut mantan Menteri Agama, yang dikutip Newsroom
(31/12/2009),..' kerukunan umat beragama akan rentan dan terganggu apabila
jurang pemisah antar kelompok agama dalam aspek-aspek sosial dan budaya
ini semakin lebar, termasuk jurang-jurang pemisah sosial baru yang akan
muncul akibat krisismoneter globalsaat ini. Pemeliharaan kerukunan umat
beragama bukan hanya tanggungjawab para pejabat pemerintah di bidang
agama dan pemuka agama, melainkan tanggung jawab seluruh lapisan
masyarakat'. Oleh karena itu, diperlukan Revitalisasi Nilai-nilai Agama Islam
dalam Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi yang lebih smart.
2
Berdasarkan data tersebut di atas, penulis mencermati bahwa akar
masalah dari berbagai masalah sosial budaya yang memicu ketidakrukunan
intra dan antar umat beragama, baik di kampus khususnya, maupun di
masyarakat, antara lain: 1) Adanya missingling paradigma aqidah Islam
dengan realitas kehidupan; 2) Kurangnya pemahaman terpadu Nilai-nilai
Islam dan aplikasi muamalahnya dalam kehidupan sehari-hari; 3) Kurangnya
variasi komukasi dinamis pendidik dan peserta didik. Untuk keperluan
tersebut kita perlu melihat qudwah hasanah Rasulullah sebagai pendidik umat
terbaik sepanjang sejarah sebagai intisari parameter suksesnya pendidikan
Islam masa kini. Beliaulah, pemimpin multikultur dengan standar ilahiyah di
Madinah Munawwarah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Identitas Jurnal
Judul jurnl : Revitalisasi Nilai-Nilai Agama Islam dalam Pendidikan
Agama Islam di Perguruan Tinggi
Jenis jurnal : Jurnal Penelitian Agama
Halaman :18 halaman
Tahun terbit : 2011
Penulis : Tb. Chaeru Nugraha, M.Hum & H.U Jalaludin, Drs.
Volume : Vol.12.No.2
ISSN : 1411‐5875
2. 2 Metode
Dengan metode deskripsi komparatif, penulis mencoba
membandingkan konsep dan metode internalisasi Islam dalam kehidupan
pada masa Rasulullah saw (MR) dan masa kini (MK). Pada tataran
konsep, nilai-nilai Islam pada MR masih murni dan jelas, sehingga dapat
mencerahkan masyarakat. Sementara pada MK, nilai-nilai Islam sebagian
sudah terinfiltrasi nilai sekularisme-materialisme. Di sinilah pentingnya
revitalisasi nilai-nilai Islam yang murni sebagai landasan kehidupan,
termasuk toleransi intra dan antar umat beragama. Melalui pembelajaran
yang ‘smart’ (specific, measurable, achievable, relevant, and time framed)
diharapkan nilai-nilai Islam yang murni akan mudah terwujud. Pada
tataran metodologi, internalisasi nilai-nilai Islam pada MR dilakukan
secara kaffah (paripurna). Akan tetapi pada MK metode internalisasinya
dilakukan secara parsial dan tidak terintegrasi.
4
psikomotorik. Ketiga, teknik internalisasi bersifat kreatif dan inovatif,
dengan menggunakan berbagai macam sarana, termasuk inseminasi
teknologi.
Berdasarkan pengkajian konsep, metode, dan teknik nilai-nilai
Islam masa Rasulullah (MR) dan mengkomparasikannya dengan masa
kini (MK), penulis memperoleh jawaban atas masalah sosial budaya
yang menjadi pemicu ketidakrukunan intra dan antar umat beragama.
Pemicu masalah sosial budaya yang mendasar adalah adanya missingling
paradigma aqidah Islam; kurangnya pemahaman nilai-nilai Islam
terpadu dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari; dan kurangnya
waktu komunikasi dinamis pendidik dan peserta didik. Maka, sebagai
solusinya ada tiga langkah utama, yaitu:
Pertama, masalah sosial budaya sangat dipengaruhi cara pandang
terhadap kehidupan (view of life). Oleh karena itu perlu pembelajaran
paradigma aqidah Islam sesuai dengan MR mencakup dimensi spirit dan
dimensi realis. Dengan paradigma ini mahasiswa akan dibekali pola pikir
Islami dan berpotensi untuk hidup berkah.
Kedua, kehidupan penuh berkah memerlukan pemahaman terpadu
tentang nilai-nilai Islam. Pada MR nilai-nilai Islam menjadi konsep dan
metode kehidupan. Metode internalisasi nilai-nilai Islam pada MR mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.Oleh Karena itu pembelajaran PAI
MK memerlukan metode terpadu (holistik, signifikan, dan aktif). Pada tataran
praktis prinsip PAI MR bisa dicapai dengan berbagai metode, antara lain:
metode training, metode diskusi, metode hidmah ummah, dan metode
ceramah.
Ketiga, untuk mengatasi keterbatasan waktu, variasi komunikasi
dinamis dosen dan para mahasiswa dapat menggunakan berbagai teknik PAI,
antara lain: kerja sama dengan masjid kampus, mentoring, dan WebCt (blog
internet). Ketiga langkah utama inilah yang disebut dengan revitalisasi
konsep, metode internalisasi terpadu, dan kreasi tektik PAI di PT.
5
2. 4 Kelebihan dan kelemahan
Kelebihan dari jurnal ini adalah :
Jurnal ini akurat dalam membuat sebuah penelitian
Menggunakan EYD yang baik dan benar
Bahasan di dalam jurnal dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Kelemahan dalam jurnal ini adalah :
Penulis kurang memaparkan hasil penelitian dengan jelas
6
BAB III
KESIMPULAN