Anda di halaman 1dari 15

1.

ARISTOTELES

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya


termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja
Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun.[butuh rujukan] Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari
Makedonia.

Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan
dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander
menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana
dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles
sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.

Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih belajar
di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia
mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang
membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan
karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan
analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.

Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
Pemikiran lainnya adalah tentang gerak di mana dikatakan semua benda bergerak menuju satu
tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak
dengan sendirinya maka harus ada penggerak di mana penggerak itu harus mempunyai
penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian
disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti
Tuhan.

Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang
bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal.
Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah
silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua
kebenaran yang telah ada.[butuh rujukan] Misalkan ada dua pernyataan (premis):

Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).

Sokrates adalah manusia (premis minor)

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati

Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan
dari bentuk demokrasi dan monarki.

Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap


berkontribusi dengan skala ensiklopedis, di mana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang
sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi
tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika, politik,
dan bahkan teori retorika dan puisi.

Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku


Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia
mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut
Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut
Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis
disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke
luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud
adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. Wujud itu ditiru
dari apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu
Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam
bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut dia juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa
masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.

Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih


merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-
teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya.[butuh rujukan] Hal ini
terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat
pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena
didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.

Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat
dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan
teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi
oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 – 1198).
[butuh rujukan] Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber
yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama
dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian
dikatakan oleh Dante Alighieri.

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Aristoteles
2. ARCHIMEDES

Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM). Ia adalah ahli matematika dan
penemu dari Yunani yang terkenal.[1] Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada waktu itu yang
menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah
seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Ia dibunuh
oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari jendral
Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika memandang
Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton
dan Gauss.

Prinsip Archimedes

Bola dan tabung dimasukkan dalam bak air Archimedes untuk membuktikan bahwa
volume dan luas permukaan bola adalah 2/3 dari tabung

Hukum Archimedes

Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota
emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-
sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh
dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia
menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan
telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya
"sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum Archimedes.

Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak. Tukang yang
membuatnya dihukum mati.

Penemuan lain

Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol yang
didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir penak, yaitu rancangan
model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan
kemungkinan rasi bintang di langit.

Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati dari ilmuwan


sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70.

Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperimen sehingga


ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/archimedes

3. RENÉ DESCARTES

René Descartes (IPA: ʀəˈne deˈkaʀt; lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 –
meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun), juga dikenal sebagai
Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan
Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de
prima Philosophia (1641).

Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La
Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Ayah Descartes adalah ketua Parlemen
Inggris dan memiliki tanah yang cukup luas (borjuis). Ketika ayah Descartes meninggal dan
menerima warisan ayahnya, ia menjual tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan
pendapatan enam atau tujuh ribu franc per tahun. Dia bersekolah di Universitas Jesuit di La
Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya telah memberikan dasar-dasar matematika
modern walaupun sebenarnya pendidikan itu bidang hukum. Pada tahun 1612, dia pergi ke Paris,
namun kehidupan sosial di sana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri
ke daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu Faubourg.
Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih
menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617).
Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan
selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk
mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-
1620, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode
(Russel, 2007:733). Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak
Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah
barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka
untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi
filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendakatan pemikirannya


bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berfikir. Ini juga
membuktikan keterbatasan manusia dalam berfikir dan mengakui sesuatu yang di luar
kemampuan pemikiran manusia. Karena itu, ia membedakan "fikiran" dan "fisik". Pada akhirnya,
kita mengakui keberadaan kita karena adanya alam fikir.

Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa
Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am) Atau, I think, therefore I exist.

Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta
sistem koordinat Kartesius, yang memengaruhi perkembangan kalkulus modern.

Ia juga pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of
the Mind yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima
puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan
metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan
fisiologi, dia melakukan penjajakan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang
yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan berbagai cabang ilmu lainnya.

Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran
Eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang positif terhadap
penjajakan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu
pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis; dan (e) penitikpusatan
perhatian terhadap epistemologi.

Karya Filsafat

Principia philosophiae, 1685

Karya filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran pada masanya,
yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan keilmuan baru galilean-copernican. Atas
dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat
diragukan. Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian
mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian
dapat diragukan.

1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita
memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
2.Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat
diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali
dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut

3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan
bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan
kata lain kita berada dalam suatu matriks.

Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak dapat
diragukan. Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka
aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat
diragukan. Sebab meskipun pemikirannya tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu
matriks, ia ragu akan segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.

Pikiran sendiri bagi Descrates ialah suatu benda berpikir yang bersifat mental (res
cogitans) bukan bersifat fisik atau material. Dari prinsip awal bahwa pikiran itu eksis Descrates
melanjutkan filsafatnya untuk membuktikan bahwa Tuhan dan benda-benda itu ada.

Ontologi Tuhan dan Benda

Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa
Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.

Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar,
sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan
adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin
muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut
merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip
sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai
akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran
saya, yakni Tuhan.

Setelah membuktikan adanya Tuhan, Descrates membuktikan bahwa benda material itu
eksis. Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ketidakmampuan untuk
membuktikan bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan menciptakan manusia
untuk memiliki kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis. Apabila pemahaman
benda material eksis hanya merupakan sebuah matriks kompleks yang menipu pikiran manusia,
itu berarti Tuhan adalah penipu, dan bagi Descrates, penipu ialah ketidaksempurnaan. Padahal
Tuhan ialah makhluk yang sempurna, oleh karena itu Tuhan tidak mungkin menipu, sehingga
benda material itu pastilah ada.

Metafisika

Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas
(objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-
nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas
(Tuhan).

Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga
mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru
yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika,
dan sejenisnya.

Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai filsuf
lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran
dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda
hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang
sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/rene _decartes


4. GALILEO GALILEI

Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari 1564 sebagai anak
pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan dan musisi asal Florence, dan Giulia
Ammannati. Ia sudah dididik sejak masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun
terhenti karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada tahun 1589 untuk
mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke Universitas Padua untuk mengajar geometri,
mekanika, dan astronomi sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan
membuat berbagai penemuan.

Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia dei Lincei
untuk mengamati bintik matahari. Pada tahun itu juga, muncul penolakan terhadap teori Nicolaus
Copernicus, teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria Novella,
Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan bumi, memberikan anggapan
bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan
dirinya. Pada tahun 1616, Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang
melarangnya mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.

Galileo menulis Saggiatore pada tahun 1622, yang kemudian diterbitkan pada 1623. Pada
tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal. Pada tahun 1630, ia kembali ke
Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang
kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, pada tahun itu pula, Gereja Katolik
menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di Siena.
Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya,
Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada
1638. Di saat itu, Galileo hampir buta total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri
saat ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.

Astronomi

Prangko peringatan Tahun Astronomi Internasional - Teleskop Galileo (Galileoskop)

Tidak seperti yang dipercaya sebagian orang, Galileo tidak menciptakan teleskop tetapi ia
telah menyempurnakan alat tersebut. Ia menjadi orang pertama yang memakainya untuk
mengamati langit, dan untuk beberapa waktu, ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa
membuat teleskop sebagus itu. Awalnya, ia membuat teleskop hanya berdasarkan deskripsi
tentang alat yang dibuat di Belanda pada 1608. Ia membuat sebuah teleskop dengan perbesaran
3x dan kemudian membuat model-model baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia
mendemonstrasikan teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya juga
membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang memanfaatkan teleskopnya untuk
keperluan pelayaran. Pengamatan astronominya pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610,
berjudul Sidereus Nuncius.

Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan Callisto- pada 7 Januari
1610. Empat malam kemudian, ia menemukan Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-
bulan tersebut muncul dan menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan benda-
benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa keempat benda tersebut
mengorbit planet.

Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik matahari,
diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya sejak lama. Selain itu, Galileo
juga adalah orang pertama yang melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan
yang diambil melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi
kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi sendiri", tidak seperti
anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak menyadarinya sebagai
planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat hanya sebagai sebuah bintang yang redup.

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/galileo _galilei

5. Evangelista Torricelli (1608-1647)

Evangelista Torricelli (lahir 15 Oktober 1608 – meninggal 25 Oktober 1647 pada umur
39 tahun), fisikawan Italia kelahiran Faenza dan belajar di Sapienza College Roma. Ia menjadi
sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi
profesor matematika di Florence. Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan
menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer.

Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli
Experiment, yaitu ia menggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan
salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan
menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian
ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia
melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana
berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom
raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di
atas kolam raksa.
6. BLAISE PASCAL

Blaise Pascal lahir pada tanggal 19 Juni 1623 di Clermont-Ferrand, Perancis. Blaise sejak
kecil dikenal sebagai seorang anak yang cerdas walaupun ia tidak menempuh pendidikan di
sekolah secara resmi. Di usia 12 tahun, ia sudah bisa menciptakan sebuah mesin penghitung
untuk membantu pekerjaan ayahnya. Nama ayahnya adalah Étienne Pascal. Ayahnya adalah
seorang petugas penarik pajak yang bekerja di wilayah Auvergne, Perancis. Sejak usia empat
tahun Blaise telah kehilangan ibunya. Karya-karyanya terus bertambah mulai dari merancang
bangunan segienam (hexagram), menemukan prinsip kerja barometer, sistem kerja arloji, hingga
ikut terlibat dalam pembuatan sistem transportasi bawah tanah kota Paris.

Awalnya Pascal tidak berminat pada hal-hal yang berhubungan dengan agama. Ia
kemudian mengalami peristiwa pertobatan pada usia 23 tahun. Sejak peristiwa itu, Pascal
kemudian mengubah pola hidupnya dengan tekun berdoa dan berpuasa. Tidak hanya itu, ia
bahkan ikut bergabung dengan komunitas biara Port-Royal yang beraliran Jansenisme. Saudara
perempuannya yang bernama Jacqualine adalah seorang biarawati di biara itu. Pascal pernah
menyatakan kritiknya terhadap Ordo Yesuit melalui tulisan-tulisannya yang terkenal,Lettres
provinciales yang ditulisnya tahun 1656. Menurutnya, ajaran-ajaran Yesuit telah merendahkan
nilai-nilai agama terutama tentang anugerah.[3] Kelompok Yesuit juga dinilai terlalu longgar
dalam hal moral dan akibatnya kekristenan menjadi duniawi. Ia meninggal dunia pada tanggal 9
Agustus 1662 dalam usia 39 tahun tanpa penyebab kematian yang jelas.
Pemikiran

Le Coeur

Le coeur a ses raison ne connait point (Hati mempunyai alasan-alasan yang tidak
dimengerti oleh rasio) adalah ungkapan Pascal yang sangat terkenal. Dengan pernyataan ini
Pascal tidak bermaksud menunjukkan bahwa rasio dan hati itu bertentangan.Hanya Saja menurut
Pascal, rasio atau akal manusia tidak akan sanggup untuk memahami semua hal. Baginya "hati"
(Le coeur) manusia adalah jauh lebih penting.

Hati yang dimaksudkan oleh Paskal tidak semata-mata berarti emosi. Hati adalah pusat
dari segala aktivitas jiwa manusia yang mampu menangkap sesuatu secara spontan dan intuitif.
Rasio manusia hanya mampu membuat manusia memahami kebenaran-kebenaran matematis dan
ilmu alam. Dengan memakai hati, manusia akan mampu memahami apa yang lebih jauh daripada
itu yakni pengetahuan tentang Allah.

Kebenaran tidak hanya diketahui oleh akal saja tetapi juga dengan hati, bahkan menurut Paskal
untuk dapat mengenal Allah secara langsung manusia harus menggunakan hatinya. Dengan
demikian Paskal hendak menegaskan bahwa rasio manusia itu memiliki batas sedangkan iman
tidak terbatas.

Le Pari

Le Pari atau "Pertaruhan" adalah argumen Pascal lainnya yang terkenal. Gagasan ini
terkait dengan persoalan mengenai ada tidaknya Allah dalam sejarah filsafat. Ada orang-orang-
orang skeptik yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa Allah itu
ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah itu tidak
ada. Ia kemudian membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah.

Dalam hal ini Pascal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya
Allah.Alasannya, bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan
menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di sorga kelak. Sementara bila
ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka tidak akan
menderita kerugian apapun. Hidup baik yang telah mereka jalani selama berada di dunia sudah
merupakan keutamaan yang membuat kehidupan mereka dan orang lain bahagia.

Sebaliknya, bagi orang-orang tidak percaya, apalagi yang hidup seturut kehendak mereka
sendiri, bila ternyata Allah tidak ada, selama hidup mereka merugikan orang lain dengan
kesembronoan mereka. Sementara bila ternyata Allah ada, mereka akan dihukum dalam neraka
karena selain tidak mempercayai Allah, hidup mereka pun jauh dari menyenangkan hati Allah.

Kesimpulannya, menurut Pascal, lebih baik percaya pada Allah ketimbang tidak percaya kepada-
Nya.

Karya-karya

The Lettres Provinciales (Surat-surat ke Daerah).

Karya tulis ini ditulisnya tanpa mencantumkan namanya. Surat-surat ini berisi pembelaan
Paskal terhadap Antoine Arnauld, seorang pemimpin gerakan Jansenisme yang diadili di
Sorbonne oleh karena pandangan-pandangannya dianggap berbahaya. Ini sekaligus menjadi
tulisan Pascal yang menyerang kaum Yesuit.

The Pensées

Berisi kumpulan pemikiran-pemikiran Pascal yang sering ditulisnya pada secarik kertas.
Melalui Pensées, Pascal hendak mengajukan suatu apologia atau pembelaan agama Kristen
kepada orang-orang yang tidak percaya akan keberadaan Allah terutama kaum rasionalis. Ini
merupakan usaha pembelaan terhadap kekristenan yang pertama dilakukan pada zaman modern.

Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Blaise_pascal

Anda mungkin juga menyukai