Disusun Oleh:
NUR ARMANDO PUTRA PRADANA
21070116130114
Mengetahui,
Purnawan Adi W., S.T., M.T. Dr. Ir. Bambang Purwanggono, M.Eng.
NIP.197710032000121001 NIP. 195704221986031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan kerja praktek di PT TELKOM Indonesia Tbk,
Divisi Regional IV selama 45 hari dari 14 Januari hingga 28 Februari 2019 serta
menyelesaikan laporan kerja praktek “ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN
TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PLASA TELKOM DENGAN
MENGGUNAKAN SERVQUAL, IMPORTANCE-PERFORMANCE ANALYSIS,
DAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX (Studi Kasus PT Telkom Indonesia
(Persero) Tbk Divre IV Jateng & DIY)”.
Laporan kerja praktek ini dibuat agar penulis lebih memahami mengenai bidang-
bidang yang ada pada Teknik Industri dan bagaimana mengimplementasikannya, serta
untuk memenuhi kewajiban penulis untuk mengikuti kegiatan kerja praktek sebagai salah
satu mata kuliah yang harus diambil di semester 6 ini.
Dalam pelaksanaan aktivitas kerja praktek dan penyusunan laporan ini, penulis
menyadari banyak kesulitan yang dihadapi. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membentu dalam pembuatan laporan ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga
penulis dapat melaksanakan kerja praktek dan menyusun laporan kerja praktek
dengan sebaik-baiknya.
2. Kedua orang tua yang telah mendukung, memotivasi, dan memberi perhatian
selama kerja praktek berlangsung.
3. Bapak Bambang Purwanggono selaku dosen pembimbing yang selalu
membimbing penulis dari kegiatan kerja praktek hingga penyusunan laporan.
4. Bapak Purnawan Adi selaku koordinator kerja praktek tahun 2019.
5. PT TELKOM Indonesia Tbk, Divisi Regional IV yang telah memberikan
kesempatan dan segala fasilitas yang memudahkan penulis dalam melaksanakan
kerja praktek.
6. Teman-teman angkatan 2016 yang telah membantu dan mendukung penulis sejak
awal pelaksanaan kerja praktek hingga penyusunan laporan selesai.
iii
7. Seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian kegiatan kerja praktek dan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan
magang ini dapat bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan referensi bagi pihak yang
berkepentingan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu, selama tahun 2018 Telkom telah menunjukkan komitmen tersebut
melalui konsistensi dalam peningkatan kapabilitas digital, baik di sisi layanan,
infrastruktur maupun pengalaman pelanggan. Telkom terus memperkuat dan
mengembangkan layanan-layanan digital yang memberikan kenyamanan, dan juga
membantu mendigitasi proses bisnis pelanggan guna meningkatkan kualitas dan daya
saing usaha mereka. Hal ini terlihat dari bisnis digital Telkom yang tumbuh secara
signifikan dan telah berhasil mengompensasi penurunan bisnis legacy. Telkom juga
memperkuat jaringan infrastruktur digital tulang punggung (backbone), akses berbasis
fiber optic (serat optik) dan seluler berkecepatan tinggi, serta meningkatkan kapabilitas,
kapasitas dan efisiensi proses pada proses IT kami dari front-end hingga back-end, berikut
berbagai platform dan aplikasi sebagai enabler-nya. Selain itu, kami telah
mengembangkan digital touch point dan memanfaatkan big data analytic dan customer
insight untuk memastikan pengalaman digital dapat dirasakan pelanggan.
Dalam upaya memaksimalkan pelayanan pelanggan, Telkom memiliki Plasa
Telkom, GraPARI Telkomsel dan GraPARI TelkomGroup sebagai walk-in customer
service points bagi pelanggan untuk mengakses seluruh produk dan layanan Telkom dan
Telkomsel. Termasuk dalam hal ini mengecek tagihan, melakukan pembayaran,
pembatalan pasang baru, mendapatkan informasi promosi, dan penanganan keluhan.
Sampai dengan 31 Desember 2018, Telkom memiliki 422 outlet Plasa Telkom (10 Plasa
Telkom Digital) dan 429 GraPARI center di Indonesia, serta 11 GraPARI luar negeri
(Saudi Arabia, Singapore, Hong Kong, Macau, Taiwan dan Malaysia) dan 7 GraPARI
TelkomGroup. Selain itu, Telkom juga mengoperasikan 761 unit mobile GraPARI dan
1.142 unit mobile IndiHome.
Salah satu dari 10 Plasa Telkom Digital terletak di Semarang yang dikelola oleh
Telkom Divre IV Jateng & DIY. Sebagai garda terdepan dalam pelayanan dan menjadi
perwajahan bagi Plasa dan regional lain, pelayanan prima yang menjawab kebutuhan
pelanggan menjadi kunci. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepuasan
pelanggan terhadap pelayanan Plasa Telkom Divisi Regional IV Jateng & DIY. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil kuesioner yang memenuhi uji
statistik akan dianalisis menggunakan SERVQUAL, Importance-Performance Analysis
serta Customer Satisfaction Index.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jasa
Jasa adalah kegiatan ekonomi yang mencipatkan dan memberikan manfaat bagi
pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan
perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut. Dengan
demikian jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut
(Opka, 2008):
1. Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan batnauan
suatu produk fisik.
3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan haka tau kepemilikan.
4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Dimensi kualitas itu tergantung pada subjek penyedia jasa dengan berfokus pada
objek yang dilayani. Subjek kualitas yang diterapkan pada produk sistem informasi dan
telah mengidentifikasi delapan dimensi yang berbeda, yaitu
Kinerja; seberapa baik suatu sistem informasi melakukan apa yang memang
harus dilakukannya.
Features; tampilan dari “pernak-pernik” yang melengkapi atau meningkatkan
fungsi dasar pada sistem layanan informasi.
Keandalan: bagaimana kemampuan sistem informasi untuk bertahan selama
penggunaan yang biasa?
Kesesuaian; seberapa baik sistem informasi tersebut sesuai dengan standar.
Daya Tahan (durability); adalah ukuran umur ekonomis sistem informasi dan
teknologi modern memungkinkan hal ini.
Kemudahan Perbaikan; Sistem informasi yang digunakan untuk jangka
waktu lama sering harus diperbaiki atau dipelihara.
Keindahan; keindahan (aesthetics) suatu sistem informasi terletak bagaimana
produk tersebut dilihat dan dirasakan, dapat menjadi dimensi yang penting.
Persepsi; setiap layanan dapat mempengaruhi persepsi pemakai secara
objektif dapat
2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling menurut Sugiyo (2007) adalah teknik yang digunakan untuk
menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
sumber data dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh
sampel yang representatif. Sampling atau contoh yang diambil merupakan sebagian dari
populasi yang karakteristiknya akan diteliti, sedangkan populasi sendiri merupakan
satuan individu yang disebut dengan unit analisis yang dapat berupa orang, institusi,
benda, dan sebagainya.
Dalam pengambilan sampel, terdapat dua jenis sampling yang dikembangkan
yaitu pendekatan acak (random sampling) dan pendekatan tak acak (non random
sampling) Pendekatan acak adalah pendekatan dimana semua populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, sedangkan pendekatan tidak acak
adalah pendekatan yang tidak semuanya memiliki kesempatan sama dengan anggota
7
populasi. Teknik pengambilan sampel tak acak dibagi menjadi delapan, yaitu (Sugiyono,
2007):
1. Stratified Sampling
Pendekatan ini diaplikasikan pada populasi yang terdiri atas beberapa strata
atau tingkatan. Contohnya populasi warga dengan status sosial ekonomi
rendah, menengah, dan tinggi. Sehingga setiap strata terwakili dalam sampel.
2. Cluster Sampling
Pendekatan ini diaplikasikan pada populasi dengan kelas atau kelompok
tertentu. Misalkan populasi dengan kelompok pengusaha, seniman, dokter,
dan sebagainya. Sehingga setiap strata terwakili dalam sampel.
3. Proportional Sampling
Pendekatan ini diaplikasikan dengan memperhatikan jumlah anggota antar
kelompok, strata, atau kelas dalam populasi. Setiap kelompok, kelas atau
strata terwakili dalam sampel dan jumlahnya bergantung pada jumlah
perbandingan anggota populasi tiap kelompok.
4. Purposive Sampling
Pendekatan ini digunakan pada suatu daerah atau kelompok yang memiliki
karakteristik yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Contohnya
adalah pengguna smartphone di satu dacrah sehingga dacrah tersebut dapat
disebut sebagai daerah kunci.
5. Quota Sampling
Pendekatan ini diaplikasikan dengan menentukan kriteria dan jumlah subjek
yang dapat digunakan sebagai sampel. Contoh adalah kepala sekolah di
sebuah daerah maka anggota sampelnya dapat ditentukan terlebih dahulu di
beberapa sekolah. Namun, pegawai sekolah lainnya tidak dapat digunakan
sebagai sampel.
6. Incidental Sampling
Pendekatan ini digunakan pada populasi tertentu dengan pengambilan
incidental atau tidak disengaja. Pengambilan sampel dengan metode ini
dilakukan dengan mengambil data dari siapa saja yang memiliki karakteristik
yang dibutuhkan.
8
7. Area Sampling
Pendekatan ini digunakan untuk populasi yang terdiri dari kelompok area
dengan karakteristik masing-masing dan dasar pengambilan anggota
sampelnya menurut kelompok di area ini.
8. Snowball Sampling
Pendekatan ini digunakan pada populasi yang belum jelas individu maupun
jumlahnya.
2.4 Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh data
lari sumber secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun menjadi sebuah
daftar pertanyaan untuk berkomunikasi. Kuesioner terbagi menjadi empat macam, yaitu
(Hendryadi, 2017):
1. Kuesioner terstruktur yang terbuka.
Kuesioner jenis ini disusun dengan mengajukan pertanyaan dengan urutan
dan susunan kata-kata yang sama kepada semua responden ketika
mengumpulkan data. Biasanya kuesioner ini disusun dengan menggunakan
beberapa pilihan. Karakteristik dari kuesioner ini adalah tujuannya jelas,
sehingga melalui pertanyaan yang diajukan respondan langsung mengetahui
apa tema yang diangkat untuk kuesioner tersebut.
2. Kuesioner tak terstruktur yang terbuka.
Kuesioner ini merupakan kuesioner dengan tujuan yang jelas namun
denganpertanyan-pertanyaan yang sifatnya lebih terbuka sehingga jawaban
yang dapat diberikan olch responden mengenai tema bisa lebih bervariasi.
3. Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar.
Kuesioner yang tersamar diajukan oleh periset pada responden ketika
responden yang ditemuinya enggan memberikan pendapat atau membuka diri
mereka atas tema yang diangkat. Teknik kuesioner ini menggunakan metode
proyektif yaitu metode yang mengandung stimulus yang memaksa para
subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai
yang dimilikinya dalam memberikan suatu jawaban atau respon.
9
2.7 SERVQUAL
2.7.1 Metode SERVQUAL
Metode SERVQUAL adalah suatu kuesioner yang digunakan untuk mengukur
kualitas jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml,
Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa.
Dengan kuesioner ini, kita bisa mengetahui seberapa besar celah (gap) yang ada di antara
persepsi pelanggan dan harapan pelanggan terhadap suatu perusahaan jasa. Kuesioner
SERVQUAL dapat diubah-ubah (disesuaikan) agar cocok dengan industri jasa yang
berbeda-beda pula (misalnya bank, restoran, atau perusahaan telekomunikasi) (Suryani,
2006).
Metode SERVQUAL merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan diperoleh nilai gap
(kesenjangan) yang merupakam selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang
telah diterima dengan harapan terhadap yang akan diterima. Pengukurannya metode ini
dengan mengukur kualitas layanan dari atribut masing-masing dimensi, sehingga akan
diperoleh nilai gap yang merupakan selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan
11
yang diterima dengan harapan konsumen terhadap layanan yang akan diterima (Suryani,
2006).
Metode SERVQUAL memiliki dua perspektif yaitu perspektif internal dan
perspektif eksternal. Perspektif eksternal digunakan untuk memahami apa yang
diharapkan konsumen, dirasakan konsumen, dan kepuasan konsumen. Pengukurannya
menggunakan metode servqul. SERVQUAL adalah suatu peralatan untuk mengukur
kualitas dari pelayanan oleh sebuah informasi dari penyedia pelayanan. Sedangkan,
perspektif internal diidentifikasikan dengan bebas kesalahan (zero defect) dan melakukan
dengan benar saat pertama kali serta menyesuaikan dengan permintaan. Untuk mengukur
perspektif internal yang bebas kesalahan (zero defect) yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan digunakan metode six sigma. Six sigma adalah seperangkat alat yang
digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengeliminasi sumber variasi
dalam proses (Suryani, 2006).
Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing variabel pada
keempat kuardan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuadran 1 (Concentrate These)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh
pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai dengan
harapan pelanggan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih rendah).
Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2 (Keep Up The Good Work)
Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh
pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap pelanggan sudah sesuai dengan
yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi.
14
DAFTAR PUSTAKA