Anda di halaman 1dari 121

TRACTUS URINARIUS

Terdiri dari
Ginjal
Ureter
Vesika urinaria
Urethra
GINJAL
URETER
VESIKA URINARIA
URETHRA
Urethra
Tuba Fallopii :
Pars interstisialis.
Pars isthmica.
Ampula.
Infundibulum.
Uterus :
fundus
korpus
serviks
- Ukuran 7-7.5x 5.25x 2,5cm.
- Bentuk segitiga/ peer
Vagina
Foto polos Abdomen

Ultrasonography

Urography Intravenous ( UIV)

Dengan kontras

•Urethrography.
•Urethrocystography.
•Bipoler Uretrocystography.
•Micturating cystourethrography.
•Retrograde pyelography
•Antegrad pyelography
•Cystography
•Histerosalphingography.

Computer tomography

MRI

Renal scintigraphy
FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)

Tujuan: melihat batu radioopaq (90 % batu salurankemih radioopaq)

Batu radioopaq : kalsium oksalat, kalsium fosfat.


Batu radioluscent : asam urat

Perlu persiapan yang baik (isi usus dibersihkan dengan


pencahar)

Pemotretan yang benar (ekspirasi, sehingga posisi ginjal sejajar


dengan film).

Dinilai: Ginjal (bentuk, letak, ukuran, posisi), adakah gambaran


baturadioopaq? Kalsifikasi ( vasculer, massa,dll ),posisi stent
FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)
FOTO POLOS ABDOMEN ( FPA)

Batu
Staghorn
Plain Photo (FOTO POLOS ABDOMEN/ FPA)

Batu
Staghorn
FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)

 Nephrocalcinosis : kalsifikasi pada parenkim ginjal


FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)

DJ Stent
FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)
FOTO POLOS ABDOMEN( FPA)

Vascular
calcification
Batu Vesika Urinaria

 Lebih jarang terjadi


 Dapat disebabkan oleh infeksi
 Asimptomatik, bisa memberikan gejala
hematuria, nyeri suprapubik, infeksi
berulang
 Batu: radioopak spiculated, lamellated,
amorphous
FOTO POLOS ABDOMEN ( FPA)

Aorta
dilatation
Macam-macam batu vesica
ULTRASONOGRAPHY

Pemeriksaan yang menggunakan gelombang


ultrasonik frekuensi tinggi dalam menghasilkan
imajing
Kelebihan
 Tanpa radiasi
 Tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatik)
 Tidak menimbulkan efek samping (non invasif)
 Relatif murah dan cepat
 Persiapan pasien serta peralatannya relatif
mudah.
Kelemahan
Kesulitan pada orang gemuk.
Organ yang mengandung udara
dan organ di bawah tulang tidak
dapat dicitrakan.
Tidak bisa menilai fungsi.
Operator dependen.

Pada luka/infeksi rasa sakit.


Ginjal normal:
Bentuk seperti biji kopi.
Ukuran aksis 8 – 12 cm.
Parenkim lebih hipoekoik dibanding,
hepar dan lien.
Pada bagian medula lebih hipoekoik
dibanding kortek.
Sinus lebih hiperekoik.
BATU GINJAL (NEFROLITIASIS).
• Tampak gambaran hiperekoik
dengan bayangan akustik
(accoustic shadow).
• Dapat disertai hidronefrosis ( Pelebaran
Pelvico calyceal system ) : mild,
moderate, severe.

KISTA GINJAL
• Gambaran anechoic dengan posterior
enhancement
• Dapat disertai internal echo, kalsifikasi
maupun septasi.
CYSTITIS
Penebalan diffuse pada dinding vesika
urinaria

MASSA INTRA VESIKA


Penebalan Focal irregular pada dinding
vesika urinaria
Hiperechoic dengan acoustic shadow Anechoic dengann Posterior
enhancement
INFLAMASI

Acute bacterial cystitis:


 Sering terjadi
 Wanita muda
 Gambaran radiologis muncul saat infeksi berat,
berupa penebalan , iregularitas atau nodularitas
mukosa karena edema mukosa
 USG: berkurang ekogenisitas mukosa, ekogenik
debris (+) dalam lumen kandung kemih
Acute bacterial cystitis,
Penebalan irreguler dinding
kandung kemih, disertai debris

Penebalan irreguler dinding


kandung kemih
cystitis
Massa Vesica Urinaria
Vesicolithiasis
Torsio testis

Potongan transversal kedua testis menunjukan testis


kiri yang membesar dan avaskular
Epididimoorchitis

Gambar color doppler potongan longitudinal testis menunjukan


. peningkatan vaskularisasi yang nyata dan difus

Gambar color doppler mendemonstrasikan peningkatan aliran pada


epididimis dan hidrokel
Tumor testis

Gambar Color doppler potongan transversal menunjukan suatu


massa hipervaskular pada bagian perifer testis.
Urography Intravenous ( UIV )

Serial dari foto polos abdomen yang


diambil setelah injeksi kontras iodin water-
soluable

Indikasi: gross-haematuria, renal and


ureteric calculi, ureteric fistulas and
strictures and complex UTI (termasuk
TB)

Kontraindikasi: Absolut: Alergi;


Relatif: Diabetes insipidus, Multipel
Mieloma, Hipotensi, Kehamilan
Urography Intravenous

Persiapan: puasa 4 jam, pembatasan


cairan, pemberian pencahar

Media kontras diinjeksikan dengan


cepat, dosis standar: 1 cc/ kg BB
dengan konsentrasi 350-370 mg/ml

Potensi reaksi alergi (+), sehingga perlu


ditanyakan mengenai riwayat alergi pasien dan
dimintakan informed concent, perlu pula
dipersiapakan obat emergensi, oksigen, dan
peralatan resusitasi
Urography Intravenous
 Nefrogram:
memperjelas kontur ginjal ~ ekskresi ginjal, sistem PCS  1
menit post injeksi kontras
 Pyelogram:
 Fase dimana kontras sudah mengisi PCS dan ureter  5 -
15 menit post injeksi kontras
 Cystogram
 menilai vesica urinaria  30-45 menit post injeksi kontras
 Dinilai: dinding, filling defek, indentasi, additional shadow,
ekstravasasi kontras.
 Post miksi
 Pasien disuruh kencing, setelah itu difoto.
 Untuk melihat fungsi pengosongan
Apabila sampai menit ke 120, tidak
ada ekskresi kontras 
non visualized kidney
 Persistent nephrogram???
Kemudian dilakukan RPG.
Apabila RPG gagal, dilakukan
APG.
Intravenous pyelography
Kasus 1

FPA
Intravenous Pyelography
Kasus 1

NEFOGRAM
&
PYELOGRAM
PHASE
Intravenous pyelography
Kasus 1

CYSTOGRAM
PHASE
Intravenous pyelography
Kasus 1

POST MIKSI
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 2

FPA
Intravenous Pyelography
Kasus ke 2

NEFROGRAM
& PYELOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 2

SISTOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 2

POST
MIKSI
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 3

FPA
Intravenous Pyelography
Kasus ke 3

NEFROGRAM
& PIELOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 3

SISTOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 3

POST
MIKSI
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 4

FPA
Intravenous Pyelography
Kasus ke 4

NEFROGRAM
& PIELOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 4

SISTOGRAM
PHASE
Intravenous Pyelography
Kasus ke 4

POST
MIKSI
PHASE
Grainger and Allison’s Diagnostic Radiology, Volume 5, 2015
Retrograde Tujuan: untuk melihat opasitas pada
pyelography sistem pelvicalyceal dan ureter.
(RPG)
Indikasi:
1. Mengkonfirmasi atau
menyingkirkan gambaran filling
defects dalam collecting system,
2. Menunjukkan ujung distal dari
obstruksi ureter.
Memasukkan kontras melalui catheter
ureter dengan menggunakan kontras
water soluble dengan perbandingan
1:3 sebanyak 100 ml dengan
menggunkan spuit 20 ml
RPG
RPG

Foto serial RPG : tampak kontras hanya mengisi struktur kaliks


pada pole atas ginjal kanan dengan gambaran “Dropping Lily”
Antegrade Menilai penyebab dan lokasi dari
pyelography obstruksi ureter, jika dari
(APG) pemeriksaan imejing non-invasif tidak
memberikan informasi yang cukup jelas

Memasukkan media kontras melalui


catheter nephrostomi percutaneus
menuju parenkim ginjal

Menggunakan kontras water soluble


perbandingan 1:3 sebanyak 100 ml
menggunakan spuit 20ml
APG

Foto serial APG:


Hidronefrosis kanan (kaliks balloning)
Hidronefrosis kiri (kaliks rounding)
Hidroureter dupleks
Urethra dan vesica urinaria
Cystografi

 Tujuan: memperlihatkan struktur vesika


urinaria serta struktur infravesika dan
organ-organ sekitarnya.
 Tehnik: Media kontras dimasukkan melalui
folley catheter melalui uretra, setelahnya
vesica urinaria dikosongkan.
 Pengambilan foto: AP dan oblik
Sistogram normal
Cystogram pada
bayi dengan
sindroma prune-
belly.
Tampak
divertikulum
urachus pada
bagian anterior
(panah)
Massa vesica urinaria
Batu luscent
 Chronic cystitis
Penebalan dinding
Kapasitas kandung kemih berkurang
Ada dilatasi ureter atau refluk
vesikoureter
Pada UIV : Irregularitas dinding
kandung kemih, penyempitan orifice
ureter dan dilatasi ureter distal
BPH (benign prostate
hyperplasia)

Munculnya nodular
hyperplasia dalam
jaringan glandular zona
transisional prostat
50% > 60 tahun
Keluhan: sulit BAK,
BAK menetes, aliran Pada Vesika urinaria
menunjukkan indentasi,
BAK berkurang, BAK karena pembesaran prostat
tidak tuntas.
Trauma kandung kemih

Terkait dengan trauma pelvis,


tetapi bisa ruptur spontan.
Sering disertai fraktur pelvis
anterior ring, dan symphisis
pubis diastasis
Ruptur vesica urinaria
MCU ( Micturating Cysto
Urethrography)

 Definisi: pemeriksaan utk menilai vesika urinaria


sampai uretra, dengan mengisi kontras ke dalam
vesika urinaria secara fisiologis dan dengan melalui
proses berkemih akan tampak pengosongan vesika
urinaria.
 Tujuan:
melihat refluks vesikoureter,
memantau uretra ketika sedang miksi,
melihat abnormalitas vesika urinaria
melihat stress inkontinensia
Normal MCU
Refluks vesico ureter
MCU pada bayi laki-laki. Tampak filling defect besar pada leher
kandung kemih menyebabkan obstruksi uretra proksimal (panah),
yang disebabkan oleh ectopic ureterocele.
Uretrography

 Definisi: pemeriksaan untuk menilai


uretra dengan jalan mengisi uretra
dengan media kontras
 Tujuan : melihat struktur anatomi dan
kelainan pada uretra
Normal uretrografi
Bipolar Uretrocystografi

 Definisi & tujuan: Pemeriksaan untuk


menilai vesika urinaria, infra vesika dan
uretra dengan jalan mengisi vesika
urinaria melalui stoma supra pubis
(cystotomy) serta uretra dengan
menggunakan media kontras
 Digunakan jika terjadi striktur urethra
Striktur Uretra

 Penyebab:
 Inflamasi:
 setelah uretritis
 Lokasinya bisa multipel dan panjang
 Sering pada anterior uretra
 Traumatik:
 setelah trauma atau iatrogenik (pasca pemasangan kateter),
 Sering pada uretra posterior
 Lokasi pendek dan tunggal
Uretrocystography

Definisi & tujuan: pemeriksaan yang


dilakukan untuk menilai vesika
urinaria, infra vesika serta urethra
dengan jalan mengisi vesika urinaria
serta uretra dengan menggunakan
media kontras.
Inflamasi poststriktur pada perbatasan
uretra pars bulbosa dan pars penile.

Ruptur uretra akibat


trauma (straddle injury)
Urethrolithiasis
CT SCAN

Pemeriksaan dengan menggunakan radiasi


dan dapat memperlihatkan gambaran melalui
potongan multiplanar ( axial, sagital, coronal)
Indikasi : batu, infeksi, massa,trauma.
Tulang dan udara dapat dicitrakan.
Mahal.
Nefrolithiasis dan Ureterolithiasis
Derajat trauma ginjal berdasar CT
Scan
I. Kontusio/hematom subkapsuler
yang tidak meluas dan tanpa
lacerasi.
II. Hematom perirenal yang tidak
meluas atau lacerasi kortek
kurang dari 1 cm, tanpa
ekstravasasi urin.
III. Hematom perinefrik lebih luas,
lacerasi lebih dari dari 1 cm,
tanpa ekstravasasi urin.
IV. Laserasi melampaui
corticomedullary junction dan
sampai ke collecting system atau
arteri/vena renalis segmental
dengan perdarahan di dalamnya.
V. Ruptur ginjal/avulsi pedikel
ginjal.
Trauma ginjal
Hematom subkapsuler
Laserasi ginjal
Laserasi sampai ke medula tak sampai
PCS
Laserasi sampai medula dan PCS
Laserasi ginjal multiepel
RENAL SCINTIGRAPHY

Pemeriksaan radiologi yang


menggunakan radioisotop untuk
melakukan evaluasi terhadap fungsi
dan anatomi ginjal
Kelainan traktus urinarius lainnya
Horseshoe Kidneys
Horseshoe Kidneys
Horseshoe Kidneys
CONGENITAL BLADDER

 Bladder agenesis  sangat jarang, biasa disertai


uretral agenesis
 Duplikasi kandung kemih  jarang, biasa disertai
duplikasi uretra
 Bladder ekstrofi : tidak ada dinding anterior
kandung kemih
 Urachal anomali: kegagalan penutupan dan
obliterasi urachus
Gangguan mekanis dinding
kandung kemih

 Trabekulasi
 Divertikula
 Cystocele
 Herniasi kandung kemih
 Fistula
Trabekulasi

 Pada foto kontras: gambaran bergerigi.


 Pada USG: dinding menebal dan bergerigi
 Terjadi obstruksi pada aliran keluar
kandung kemih
 Sebab paling umum: BPH
USG menunjukkan penebalan
dinding dan trabekulasi
(hilangnya lapisan dalam yang
smooth, digantikan dengan tepi
yang bergerigi atau irreguler)
Bladder diverticula

 Herniasi fokal urothelium dan submukosa melalui


dinding kandung kemih yang lemah
 Sering pada pria, usia > 60 th

Divertikel pada USG Divertikel pada IVP


( gambaran additional
shadow )
Cystocele

Prolaps kandung kemih ke dalam


vagina
Terkait dengan stress inkontinensia
Tehnik pemeriksaan: cystogram
lateral berdiri
Fistula

 Fistula dari kandung kemih ke traktus


gastrointestinal umum terjadi
 Biasanya colovesical
 Sebab paling umum: diverticulitis
 Sebab lain: ca colon, chron’s disease
 Pemeriksaan: cystography, colon in
loop, UIV, CT scan untuk menegakkan Sistogram pada pasien dengan
causa. refluk ureter dan fistula
vesiko-vaginal setelah
dilakukan radioterapi dan
operasi regio pelvis. Panah
menunjukkan kontras dalam
vagina.
Histerosalphingography

 Pemeriksaan yang menggambarkan


bagian dalam uterus dan tuba
falopii.
 Kontras dimasukkan ke dalam
uterus melalui serviks, yang akan
melapisi kavum uteri bagian dalam,
tuba falopii dan menentukan patensi
tuba.
Histerosalphingography

INDIKASI :
 evaluasi rutin infertilitas
 aborsi berulang
 evaluasi setelah pembedahan
 sesudah ligasi tuba untuk sterilisasi
Histerosalphingography

Kontraindikasi :
 inflamasi pelvis akut
 baru dilakukan operasi uterus atau
tuba
 perdarahan uterus aktif
 Kehamilan

Waktu pemeriksaan:hari ke 7-12 fase


menstruasi
Histerosalphingography normal
Uterus : unicormis, bicornis
Uterus : arcuatum, septated
Polip uterus
Hidrosalphing

Anda mungkin juga menyukai