Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TAMALATE


DI KOTA MAKASSAR

Afiah Mukhtar*)

Abstract : The study aims to determine the effect of work discipline on employee performance
at Tamalate District Office in Makassar City. This study used 30 samples (respondents).
Methods of data analysis in the study using simple linear regression statistical analysis. The
result of equation analysis is obtained by simple regression coefficient of Y = 10,516 0,705X.
The result of the analysis method obtained correlation coefficient (r) = 0,566 and value r2
obtained is 0,320. Value t arithmetic = 3.632. The results showed that work discipline had a
significant effect on employee performance at Tamalate District Office in Makassar City.

Keywords: work discipline - employee performance

PENDAHULUAN organisasi biasanya tercermin dalam


Usaha dalam mencapai tujuan suatu tindakan disiplin, Basri (2010;1).
nasional diperlukan adanya pegawai Jika pegawai dapat melaksanakan
negeri yang penuh kesetiaan dan kewajibannya dengan baik, maka kinerja
ketaatan pada Pancasila dan Undang– yang dimiliki oleh pegawai akan lebih
Undang Dasar 1945, negara dan baik dan berkualitas dari sebelumnya.
pemerintah bersatu padu, bermental Kinerja bisa diketahui hanya jika
baik, berwibawa, berdaya guna dan individu atau kelompok individu tersebut
berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai kriteria keberhasilan yang
mempunyai kesadaran tinggi akan akan ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini
tanggung jawabnya sebagai aparatur berupa tujuan-tujuan atau target-target
negara, abdi negara, serta abdi tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada
masyarakat. Salah satu indikasi tujuan atau target, kinerja seseorang atau
rendahnya kualitas Pegawai Negeri Sipil organisasi tidak mungkin dapat
Daerah tersebut adalah adanya diketahui karena tidak ada tolok
pelanggaran disiplin yang banyak ukurnya, Mahsun (2013;25).
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil. Meningkatnya kesadaran masyarakat
Kepegawaian merupakan sumber terhadap penyelenggaraan administrasi
daya manusia sebagai kunci publik memicu timbulnya gejolak yang
keberhasilan penggerak dalam berbagai berakar pada ketidakpuasan. Tuntutan
usaha atau kegiatan yang bersifat yang semakin tinggi diajukan terhadap
pelayanan. Dalam melaksanakan suatu pertanggung jawaban yang diberikan
pekerjaan, pegawai tidak terlepas dari oleh penyelenggara Negara atas
aturan-aturan yang telah dibuat dan kepercayaan yang diamanatkan kepada
ditetapkan oleh organisasi dimana mereka. Dengan kata lain, kinerja
pegawai tersebut mengembangkan instansi pemerintah kini lebih banyak
keahliannya. mendapat sorotan, karena masyarakat
Dengan mematuhi peraturan yang mulai mempertanyakan manfaat yang
berlaku dalam organisasi, diharapkan mereka peroleh atas pelayanan instansi
dapat memperbaiki dan meningkatkan pemerintah.
kinerja yang dimiliki individu tersebut. Kondisi ini mendorong peningkatan
Aturan yang ada dalam sebuah kebutuhan adanya suatu pengukuran

478
kinerja terhadap para penyelenggara yang digunakan, oleh organisasi kecil
Negara yang telah menerima amanat dari tidak biasa menerapkan model yang
rakyat. Pengukuran tersebut akan biasa digunakan oleh organisasi besar
melihat seberapa jauh kinerja yang telah demikian pula sebaliknya. Dalam
dihasilkan dalam suatu periode tertentu perkembangan model-model ini
dibandingkan dengan yang telah berkembang sesuai dengan situasi dan
direncanakan, Mahsun (2013;26). kondisi serta tuntutannya. Seperti
Demikian sehingga penulis pendapat Agustina (2008;2) untuk
menjadikan indikasi pelanggaran menyusun berbagai aktifitas manajemen
tersebut sebagai bahan pertimbangan sumber daya manusia ada 6 (enam)
untuk melakukan penelitian pada Kantor model manajemen sumber daya
Kecamatan Tamalate. manusia, yaitu:
Berdasarkan latar belakang 1. Model Klerikal
masalah, penulis tertarik melakukan Dalam model ini fungsi departemen
penelitian dengan judul “Pengaruh sumber daya manusia yang terutama
kedisiplinan kerja terhadap kinerja adalah memperoleh dan memelihara
pegawai pada Kantor Kecamatan laporan, data, catatan-catatan dan
Tamalate”. melaksanakan tugas-tugas rutin.
2. Model Hukum
Rumusan Masalah Dalam model ini, operasi sumber
Adapun masalah yang menjadi daya manusia memperoleh
dasar dari judul penelitian penulis kekuatannya dari keahlian di bidang
adalah: Apakah kedisiplinan kerja hukum. Aspek hukum memiliki
berpengaruh terhadap kinerja pegawai sejarah panjang yang berawal dari
pada Kantor Kecamatan Tamalate? hubungan perburuhan, dimasa
negosiasi kontrak, pengawasan dan
Tujuan Penelitian kepatuhan merupakan fungsi pokok
Adapun tujuan yang ingin disebabkan adanya hubungan yang
dicapai dari penelitian ini adalah untuk sering bertentangan antara atasan
mengetahui pengaruh kedisiplinan kerja dengan bawahan.
terhadap kinerja pegawai pada Kantor 3. Model Finansial
Kecamatan Tamalate. Aspek finansial manajemen sumber
daya manusia belakangan ini
TINJAUAN PUSTAKA semakin berkembang karena para
pimpinan semakin sadar akan
Pengertian Manajemen Sumber Daya pengaruh yang besar dari sumber
Manusia daya manusia ini meliputi biaya
Menurut Hariandja (2002;2) kompensasi tidak langsung seperti
manajemen sumber daya manusia biaya asuransi kesehatan, pensiun,
merupakan program, aktivitas untuk asuransi jiwa, liburan dan
mendapatkan sumber daya manusia, sebagainya, kebutuhan akan keahlian
mengembangkan, memelihara, dan dalam mengelola bidang yang
mendayagunakannya, untuk mendukung semakin kompleks ini merupakan
organisasi mencapai tujuannya. penyebab utama mengapa para
Dalam memahami berbagai pimpinan sumber daya manusia
permasalahan pada manajemen sumber semakin meningkat.
daya manusia dan sekaligus dapat 4. Model Manajerial
menentukan cara pemecahannya perlu Model manajerial ini memiliki dua
diketahui lebih dahulu model-model versi yaitu versi pertama manajer

479
sumber daya manusia memahami Konsep Kedisiplinan Pegawai Negeri
kerangka acuan kerja manajer lini Sipil
yang berorientasi pada produktivitas. Peraturan Disiplin Pegawai
5. Model Humanistik Negeri Sipil adalah peraturan yang
Ide sentral dalam model ini adalah mengatur mengenai kewajiban, larangan,
bahwa, departemen sumber daya dan sanksi apabila kewajiban tidak
manusia dibentuk untuk ditaati atau larangan dilanggar oleh
mengembangkan dan membantu Pegawai Negeri Sipil. Mengenai Disiplin
perkembangan nilai dan potensi Pegawai Negeri Sipil, di dalam
sumber daya manusia di dalam Undang−Undang No. 43 Tahun 1999
organisasi. tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pada
6. Model Ilmu Perilaku Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun
Model ini menganggap bahwa, ilmu 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
perilaku seperti psikologi dan Sipil menurut Ketentuan Pasal 1 (1)
perilaku organisasi merupakan dasar yang dimaksud Disiplin Pegawai Negeri
aktivitas sumber daya manusia. Sipil adalah kesanggupan Pegawai
Negeri Sipil untuk menaati kewajiban
Pengertian Kedisiplinan dan menghindari larangan yang
Secara etimologis disiplin berasal ditentukan dalam peraturan perundang-
dari bahasa kedisiplinan atau disiplin undangan dan/atau peraturan kedinasan
berasal dari bahasa Latin yaitu yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
discipulus atau disciple,yaitu berarti dijatuhi hukuman disiplin.
mengajari, pengajaran atau mengikuti, Selanjutnya berbicara mengenai
pengikut yang dihormati, dapat pula kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil,
berarti hukuman atau latihan. Febrianti (2013;22) yang dikutip dari
Makna dasar disiplin ialah tertib. Suparlan mengemukakan bahwa disiplin
Disciplene (kedisiplinan) yang berarti PNS adalah :
latihan atau pendidikan kesopanan dan a. Kepatuhan dan ketaatan terhadap
diri berkaitan dengan sangsi atau aturan-aturan yang berkaitan dengan
hukuman. Dengan kata lain Kata ini juga disiplin PNS;
berarti hukuman atau latihan yang b. Loyalitas atau kesetiaan PNS
membetulkan serta kontrol yang terhadap tugas dan tanggung
memperkuat ketaatan jawabnya sebagai PNS;
Menurut Hasibuan dalam c. Dedikasi atau semangat pengabdian
Pebrianti (2013;24) menyatakan PNS terhadap tugas dan tanggung
kedisiplinan pegawai adalah suatu jawabnya sebagai PNS.
bentuk pelatihan yang berusaha Dengan demikian mematuhi
memperbaiki dan membentuk aturan yang berlaku adalah salah satu
pengetahuan, sikap dan perilaku faktor penting untuk menilai
pegawai, sehingga para pegawai tersebut kedisiplinan dan kinerja seorang
secara sukarela berusaha bekerja secara Pegawai Negeri Sipil.
kooperatif dengan pegawai yang lain Berdasarkan Undang−Undang
serta meningkatkan prestasi kerja. Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang−Undang
SedangkanArifin & Fauzi (2007;12) Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-
kedisiplinan adalah keinginan dan Pokok Kepegawaian, dinyatakan bahwa
kesadaran untuk menaati peraturan- : “Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
peraturan perusahaan dan norma-norma disingkat PNS adalah PNS Pusat dan
yang berlaku. PNS daerah”. Secara umum Pegawai
Negeri Sipil terdiri dari :

480
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan dipekerjakan pada pemerintah
2. Anggota Tentara Nasional Indonesia daerah maupun dipekerjakan di luar
(TNI) instansi induknya.
3. Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia (POLRI) C. Jabatan kepemerintahan berstatus
Selanjutnya lebih rinci mengenai Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil dan berdasarkan 1. Jabatan struktural
penempatan dijelaskan terdiri dari : Jabatan struktural adalah suatu
kedudukan yang menunjukkan tugas,
A. Pegawai Negeri Sipil Pusat tanggung jawab, wewenang, dan hak
1. Pegawai Negeri Sipil yang seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
gajinya dibebankan pada rangka memimpin suatu satuan
Anggaran Pendapatan dan organisasi negara.
Belanja Negara (APBN) dan a. Jabatan struktural di Pegawai Negeri
bekerja pada Departemen, Sipil Pusat adalah :
Lembaga Non Departemen, 1. Sekretaris Jenderal
Kesekretariatan Lembaga 2. Direktur Jenderal
tertinggi/Tinggi Negara, dan 3. Kepala Biro
kepaniteraan pengadilan. 4. Staf Ahli
2. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang b. Jabatan struktural di Pegawai Negeri
bekerja pada perusahaan jawatan. Sipil Daerah adalah :
3. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang 1. Sekretaris daerah
diperbantukan atau dipekerjakan 2. Kepala dinas/badan/kantor,
pada daerah otonom. 3. Kepala bagian
4. Pegawai Negeri Pusat yang 4. Kepala bidang
berdasarkan suatu peraturan 5. Kepala seksi
perundang-undangan 6. Camat
diperbantukan atau dipekerjakan 7. Sekretaris camat
pada badan lain, seperti 8. Lurah
perusahaan umum, yayasan, dan 9. Sekretaris lurah
lain-lain. 2. Jabatan fungsional
5. Pegawai Negeri Sipil Pusat yang Jabatan fungsional menurut
menyelenggarakan tugas negara Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun
lain, seperti hakim pada 1999 tentang Rumpun Jabatan
pengadilan negeri, pengadilan Fungsional Pegawai Negeri Sipil adalah
tinggi, dan lain-lain. kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak
B. Pegawai Negeri Sipil Daerah seorang Pegawai Negeri Sipil dalam
Berdasarkan Peraturan suatu satuan organisasi yang dalam
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
tentang Pembagian Urusan keahlian dan atau keterampilan tertentu
Pemerintahan antara Pemerintah, serta bersifat mandiri. Pangkat Pegawai
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Negeri Sipil dalam jabatan fungsional
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. berorientasi pada prestasi kerja, sehingga
Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah tujuan untuk mewujudkan Pegawai
yang bekerja di daerah otonom seperti Negeri Sipil sebagai aparatur negara
daerah provinsi/ kabupaten/ kota dan yang berdaya guna dan berhasil guna
gajinya dibebankan pada Anggaran dalam melaksanakan tugas umum
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pemerintahan dan pembangunan dapat

481
dicapai. Berdasarkan teori dan konsep didasarkan pada pendapat Davis dalam
yang telah dikemukakan sebelumnya, Amanah (2011;19) adalah sebagai
maka analisis kedisiplinan kerja berikut :
terhadap kinerja pegawai pada Kantor 1. Kehadiran
Kecamatan Tamalate dapat dilakukan 2. Kerapian berpakaian
melalui metode Pengembangan 3. Tata cara kerja
Kebijakan Manajemen Pegawai Negeri 4. Ketaatan pada atasan
Sipil. 5. Pemanfaatan waktu kerja secara
Dari penjelasan tersebut di atas, efektif
maka yang dimaksud dengan pengaruh 6. Kesadaran bekerja
kedisiplinan kerja terhadap kinerja 7. Tanggung jawab
pegawai dalam penelitian ini adalah Olehnya itu kedisiplinan pegawai
upaya yang ditetapkan oleh Kantor dapat ditegakkan hanya apabila
Kecamatan Tamalate untuk dapat peraturan-peraturan yang telah
menerapkan kedisiplinan kerja pegawai ditetapkan itu dapat diatasi oleh sebagian
agar mampu mencapai kinerja secara besar pegawainya. Kenyataan dalam
signifikan. suatu instansi apabila sebagian besar
pegawainya menaati segala peraturan
Pelaksanaan Kedisiplinan Pegawai yang telah ditetapkan, maka kedisiplinan
Negeri Sipil pegawai sudah dapat ditegakkan.
Menurut peraturan disiplin
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah Pengertian Kinerja
dimuat di dalam Bab II Pasal (2) Menurut Mangkunegara
Undang−Undang No. 43 Tahun 1999 (2000;67) kinerja merupakan merupakan
tentang perubahan atas Undang–Undang Istilah yang berasal dari kata Job
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Performance atau Actual Performance
Pokok Kepegawaian, ada beberapa (prestasi kerja atau prestasi
keharusan yang harus dilaksanakan sesungguhnya yang dicapai seseorang),
yaitu: dapat pula diartikan sebagai
1. Menaati segala peraturan perbandingan hasil yang dicapai dengan
perundang-undangan dan peraturan peran serta tenaga kerja per satuan
kedinasan yang berlaku, serta waktu. Adapun pengertian kinerja
melaksanakan perintah-perintah (performance) menurut Mahsun
kedinasan yang diberikan oleh (2013;25) adalah gambaran mengenai
atasan yang berhak. tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
2. Melaksanakan tugas dengan sebaik- kegiatan /program /kebijakan dalam
baiknya serta memberikan mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
pelayanan yang baik terhadap visi organisasi yang tertuang dalam
masyarakat sesuai dengan bidang strategic planning suatu organisasi.
tugasnya. Demikian pula pengertian
3. Menggunakan dan memelihara menurut Mangkunegara yang dikutip
barang-barang dinas dengan sebaik- Febrianti (2013;23) adalah: “Hasil kerja
baiknya. secara kualitas dan kuantitas yang
4. Bersikap dan bertingkah laku sopan dicapai seorang pegawai dalam
santun terhadap masyarakat, sesama melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Pegawai Negeri Sipil dan atasannya. tanggung jawab yang dibebankan
Berdasarkan pada peraturan kepadanya”. Secara umum pendapat
kedisiplinan pegawai, maka tolok ukur Mangkunegara tersebut, dapat dikatakan
(indikator) kedisiplinan kerja pegawai bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang

482
ditampilkan oleh pegawai tersebut dalam menilai kinerja Pegawai Negeri Sipil
pelaksanaan tugas sehari-hari. adalah Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pengertian kinerja menurut Pekerjaan (DP-3).
Mathis dan Jackson (2008;78) Dalam penjelasan Pasal 20
mengemukakan bahwa “Kinerja pada Undang−Undang Nomor 8 tahun 1974
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau disebutkan bahwa DP-3 dipergunakan
tidak dilakukan pegawai. Kinerja untuk lebih menjamin objektivitas dalam
pegawai adalah yang memengaruhi mempertimbangkan dan menetapkan
seberapa banyak mereka memberi kenaikan pangkat dan mengangkat
kontribusi kepada organisasi yang antara dalam jabatan; dengan demikian bisa
lain termasuk kuantitas output, kualitas dikatakan bahwa fungsi DP-3 sebagai
output, jangka waktu output, kehadiran penilaian kinerja yaitu, (1) sebagai dasar
di tempat kerja dan sikap kooperatif”. pertimbangan untuk kenaikan pangkat,
dan (2) sebagai dasar untuk keputusan
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri promosi atau mengangkat seseorang
Sipil dalam jabatan tertentu.
Untuk menilai kinerja pegawai
pada Kantor Kecamatan Tamalate telah Kegunaaan Penilaian Kinerja
lama diberlakukan dengan diterapkan Menurut Mathis dan Jackson
DP-3 dan DP-3 ini adalah salah satu (2008;82) penilaian kinerja mempunyai
faktor untuk mengukur kinerja Pegawai dua kegunaan utama. Penilaian pertama
Negeri Sipil (PNS) selama ini adalah mengukur kinerja untuk tujuan
menggunakan DP-3 (Daftar Penilaian memberikan penghargaan seperti
Pelaksanaan Pekerjaan) yang di misalnya untuk promosi. Kegunaan yang
dalamnya terdapat 8 (delapan) unsur lain adalah untuk pengembangan potensi
penilaian. Adapun unsur yang dinilai individu.
dalam DP-3 sekaligus menjadi indikator Demi untuk mengetahui sejauh
kinerja Pegawai Negeri Sipil adalah : mana hasil pelaksanaan pekerjaan
1. Kejujuran pegawai, maka perlu diadakan suatu
2. Kesetiaan evaluasi terhadap hasil pekerjaannya
3. Ketaatan sehingga dapat memberikan koreksi dan
4. Prestasi kerja umpan balik terhadap instansi.
5. Tanggung jawab Menurut Ilyas dalam Suwardi
6. Kerja sama dan Wahyudi (2010;108), adapun
7. Kepemimpinan beberapa hal yang terkait dengan
8. Prakarsa penilaian kinerja antara lain :
DP-3 merupakan suatu sistem a. Kinerja menunjukkan kepada
yang memiliki landasan hukum yang penyelesaian tugas yang dilakukan
kuat yaitu berdasarkan pada oleh pegawai.
Undang−Undang No.8/1974 terakhir b. Penilaian kinerja adalah uraian
dengan Undang−Undang No. 43 Tahun sistematik dari kekuatan dan
1999 Pasal 20, tentang Pokok-Pokok kelemahan berkenaan dengan
Kepegawaian. Menurut pekerjaan tersebut dari seseorang
Undang−Undang Nomor 8 tahun 1974 ataupun kelompok.
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dan c. Periode penilaian kinerja adalah
dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah rentang waktu dimana seseorang
RI Nomor 10 tahun 1979 tentang diamati prestasi kerjanya untuk
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS, membuat laporan formal.
disebutkan bahwa yang digunakan untuk

483
Kinerja individu dinilai secara Salah satu aspek hubungan internal
rutin lewat proses evaluasi hasil kerja. kepegawaian yang penting namun
Dengan penilaian kinerja seringkali sulit dilaksanakan adalah
memungkinkan untuk bersama-sama penerapan tindakan kedisiplinan.
antara atasan dan bawahannya dalam Tindakan kedisiplinan yang efektif
menyusun suatu rencana untuk menangani perilaku setiap pegawai.
memperbaiki hasil yang telah dicapai. Pelaksanaan tindakan kedisiplinan yang
tidak tepat berdampak buruk bagi kinerja
Hubungan Kedisiplinan Dengan pegawai maupun instansi. Kedisiplinan
Kinerja kerja jika tidak ditegakkan pasti
Menurut Wahyuningrum berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
(2008;40), dikatakan bahwa kedisiplinan Apabila tidak ada kedisiplinan kerja
adalah salah satu faktor yang penting dalam pekerjaan, pegawai akan merasa
dalam suatu organisasi. Kedisiplinan tidak ada tanggung jawab yang besar.
akan mempengaruhi kinerja pegawai Akibat yang ditimbulkan pasti kinerja
dalam organisasi. Semakin tinggi pegawai akan menjadi rendah.
kedisiplinan pegawai, semakin tinggi Sebaliknya dengan adanya kedisiplinan
prestasi kerja yang dapat dicapai kerja maka pegawai akan semakin
pegawai. Disiplin di lingkungan kerja termotivasi dan berusaha untuk
sangat dibutuhkan, karena jika tidak meningkatkan kinerja dengan
maka akan menghambat pencapaian kemampuannya sehingga dapat
tujuan organisasi tersebut. Oleh karena memberikan pelayanan yang maksimal
itu, pegawai dengan disiplin kerja yang mungkin. Oleh sebab itu tindakan
baik, berarti akan dicapai pula suatu kedisiplinan tidak boleh diterapkan
keuntungan yang berguna baik bagi secara asal-asalan.
instansi maupun pegawai itu sendiri.

Metode Analisis Data


Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan maka metode
analisis data berdasarkan hasil kuesioner yang di berikan kepada responden melalui hasil
analisis dengan menggunakan principal component analysis, kemudian skor hasil
perolehan kuesioner diolah melalui :
1. Analisis kualitatif
Penelitian kualitatif dapat melakukan analisis data sejak pengumpulan data sampai
data terkumpul seluruhnya. Pengukuran menggunakan skala Likert dengan rincian
sebagai berikut :
1. Jawaban sangat baik diberi bobot =5
2. Jawaban baik diberi bobot =4
3. Jawaban cukup baik diberi bobot =3
4. Jawaban kurang baik diberi bobot =2
5. Jawaban tidak baik diberi bobot =1
Dalam rangka menganalisis permasalahan yang dikaji mengenai kedisiplinan
kerja dan kinerja pegawai maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2006;137) yaitu :
jumlah skor yang diperoleh
Persentase = × 100%
jumlah skor ideal
Sedangkan untuk masing-masing variabel terdiri dari 5 (lima) dimensi (bobot)
terhadap item pertanyaan (kuesioner) masing-masing variabel dan jumlah responden
sebanyak 30. Maka diperoleh kriteria sebagai berikut :

484
Skor aktual : Jawaban seluruh responden 30 orang atas jumlah kuesioner yang
diajukan tiap variabel.
Skor ideal : Bobot tertinggi dikalikan jumlah sampel yakni 5 x 30 = 150.
Persentase : Skor aktual dibagi skor ideal dikali 100%.
Adapun kriteria penilaian berdasarkan persentase yang dikemukakan oleh
Arikunto (2008;208), yaitu :

Tabel 1. Persentase hasil penilaian

Persentase Kriteria
86% ↔ 100% Sangat Baik
76% ↔ 85% Baik
56% ↔ 75% Cukup Baik
40% ↔ 55% Kurang Baik
< 40% Tidak Baik
Sumber : Arikunto (2008;208)
2. Analisis kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala numerik (angka) telah
dikumpulkan dengan menggunakan perhitungan yang diambil dari tabel frekuensi
guna memperoleh hasil dari responden terkait tentang pengaruh fungsi-fungsi
manajemen dalam penerapan kedisiplinan pegawai.
a. Regresi Linear Sederhana
Analisis linear sederhana adalah suatu metode perhitungan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan kata lain analisis ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara kedisiplinan kerja
terhadap kinerja pegawai. Rumus regresi linear sederhana menurut Riduwan (2011;148) :
Ŷ = a + bX
Dimana :
X = Kedisiplinan
Y = Kinerja
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Untuk menentukan nilai a (konstanta) maka digunakan rumus sebagai berikut :
∑𝑦 ∑𝑥
α= −𝑏
𝑛 𝑛
Sedangkan untuk menentukan nilai b (koefisien regresi) digunakan rumus sebagai
berikut :
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦)
𝑏=
𝑛 ∑ 𝑥 − (∑ 𝑥)2
b. Koefisien Korelasi
Teknik statistik ini digunakan untuk menguji besarnya keeratan hubungan serta
arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Besar kecilnya hubungan antara dua variabel
dinyatakan dalam bilangan yang disebut Koefisien Korelasi (r). Nilai koefisien korelasi
paling kecil = -1 dan paling besar = 1, jadi nilai koefisien korelasi, dapat dinyatakan
sebagai berikut : -1 < 0 < 1.
Besarnya Koefisien korelasi antara -1, 0, +1. Jika besaran koefisien korelasi -1
dan 1 adalah korelasi yang sempurna dan jika koefisien korelasi 0 atau mendekati 0
dianggap tidak berhubungan antara dua variabel yang diuji.

485
Adapun arah hubungannya yaitu positif jika koefisien = 0 − 1, negatif jika
koefisien = 0 − (-1) dan nihil jika koefisien = 0. Untuk mengetahui besarnya pengaruh
hubungan kedisiplinan kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Tamalate,
maka menggunakan koefisien korelasi.
Untuk menghitung koefisien korelasi Pearson-nya digunakan rumus, Sugiyono
(2008;183) :
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } . {𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Dimana :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel penelitian
X dan Y = Nilai butir variabel X dan Y
X² dan Y² = Nilai perkalian butir variabel X dan Y
XY = Perkalian dari nilai butir variabel X dan Y

Tabel 2. Tingkat keeratan koefisien korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2008;184)
c. Koefisien Determinasi
Untuk mengukur seberapa jauh model regresi menerangkan sumbangan variabel
bebasnya terhadap variabel terikat, maka dapat melalui analisis koefisien determinasi (r2)
sehingga diketahui seberapa besar pengaruh variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu
dengan membandingkan besarnya nilai koefisien determinasi. Jika r 2 semakin besar
mendekati 1 (satu) maka model semakin tepat. Untuk mengetahui nilai dari koefisien
determinasi dapat menggunakan rumus berikut :
Koefisien Determinasi (KD) = r2 × 100%
d. Uji T Statistik (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan pada
tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (n-k) dengan n = 30 dan k = 2 adalah
jumlah responden dan jumlah variabel yang diobservasi dengan uji dua ekor (two tailed
test).
Rumus yang digunakan untuk memperoleh nilai t hitung sebagai berikut :
𝑟 𝑛−2
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √
1 − 𝑟2
Dimana:
r = Koefisien Korelasi
2
r = Koefisien Determinasi
n = Jumlah Sampel
Adapun kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut :

486
1. Jika t hitung < t tabel, berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya kedisiplinan kerja
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Kecamatan Tamalate.
2. Jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya kedisiplinan kerja
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan
Tamalate.
Ho : 𝛽 = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan antara variabel X dan Y
Ha : 𝛽 ≠ 0 berarti ada pengaruh signifikan antara variabel X dan Y

HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan demikian berarti


pegawai yang bekerja di Kantor
Karakteristik Responden Kecamatan Tamalate jumlah pegawai
Subjek dalam penyebaran angket laki-laki lebih banyak dari pada jumlah
penelitian adalah Pegawai Kantor pegawai perempuan.
Kecamatan Tamalate Kota makassar
berjumlah 30 responden dengan total 2. Responden Berdasarkan Usia
angket (instumen) sebanyak 30 rangkap Berikut karakteristik responden
yang terdiri dari 7 item (butir) berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
pertanyaan variabel kedisiplinan dan 8 berikut ini :
item (butir) pertanyaan variabel kinerja.
Dari total 30 responden kesemuanya Tabel 4. Karakteristik responden
mengembalikan angket secara berdasarkan usia
keseluruhan dan memberikan jawaban
secara lengkap (non missing), sehingga Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)
layak untuk dianalisis. 21-28 10 33,3
Berikut dijelaskan karakteristik 29-36 9 30
yang diperoleh berdasarkan jawaban 37-45 9 30
responden atas angket. 46 Keatas 2 6,7
1. Responden Berdasarkan Jenis Total 30 100
Sumber : Data diolah, 2014
Kelamin
Karakteristik berdasarkan jenis Berdasarkan data tabel diatas,
kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : terlihat usia 21-28 tahun yang lebih
dominan yakni 10 orang (33,3%). Usia
Tabel 3. Karakteristik responden 29-36 tahun sebanyak 9 orang (30%)
berdasarkan jenis kelamin kemudian disusul usia 37-45 tahun
terdapat sebanyak 9 orang (30%) dan
Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%) usia 46 tahun keatas sebanyak 2 orang
Laki-Laki 17 56,7 (6,7%). Artinya umur usia muda lebih
Perempuan 13 43,3 banyak bekerja pada Kantor Kecamatan
Total 30 100 Tamalate.
Sumber : Data diolah, 2014 3. Responden Berdasarkan Jenjang
Pendidikan
Berdasarkan pada data tabel Berikut ini disajikan tabel
diatas terlihat jumlah jenis kelamin karaktristik responden berdasarkan
responden yang dominan adalah laki- tingkat pendidikan formal yang diikuti :
laki sebanyak 17 orang (56,7%) dan
selebihnya adalah jenis kelamin
perempuan sebanyak 13 orang (43,3%).

487
Tabel 5. Karakteristik responden
berdasarkan jenjang pendidikan Dari tabel terlihat golongan
pegawai pada Kantor Kecamatan
Pendidikan Jumlah Persentase (%) Tamalate menunjukkan bahwa jumlah
SLTA 16 53,3 pegawai yang bergolongan IV hanya
Diploma (D3) 1 3,3 sebanyak 1 orang (3,3%), sementara
Sarjana (S1) 11 36,7 golongan III sebanyak 6 orang (20%),
Magister (S2) 2 6,7 dan pegawai yang memiliki golongan II
Total 30 100 sebanyak 23 orang (76,7%).
Sumber : Data diolah, 2014 Dilihat dari persentase latar
belakang golongan pegawai di atas, juga
Dari tabel di atas, jelas terlihat dapat diketahui bahwa dari segi kualitas
bahwa sebagian besar pegawai pada dan kuantitas sumber daya manusianya
Kantor Kecamatan Tamalate memiliki telah relatif mampu melaksanakan dan
latar belakang pendidikan jenjang menjalankan pekerjaan secara baik
SLTA, yaitu sebanyak 16 orang sesuai aturan/pedoman tata tertib serta
(53,3%), pada jenjang pendidikan prosedural tugas dan tanggung jawab
Diploma terdapat 1 orang (3,3%). kepegawaian di lingkup pemerintahan
Sarjana (S1) sebanyak 11 orang Kecamatan Tamalate.
(36,7%), dan yang memiliki jenjang
pendidikan Magister (S2) yaitu Analisis Pengaruh Kedisiplinan Kerja
sebanyak 2 orang (6,7%). Terhadap Kinerja
Berdasarkan jenjang pendidikan Kedisiplinan kerja
dan tingkat golongan pegawai tersebut Kedisiplinan kerja yang berlaku
dapat dikatakan keadaan pegawai dan ditetapkan pada kantor Kecamatan
tergolong ideal karena masih terdapat Tamalate di Kota Makassar yang
pegawai yang memiliki tingkat berlangsung saat ini diketahui sedikit
pendidikan yang tinggi sepatutnya banyaknya secara langsung
memiliki tingkat kedisiplinan yang mempengaruhi kinerja pegawai dan
tinggi dan kinerja yang baik. turut berperan serta memberikan
dampak baik terhadap kinerja pegawai
4. Responden Berdasarkan Golongan sehingga pegawai akan lebih berkinerja
Karakteristik responden baik dalam melaksanakan tugas dan
berdasarkan jenjang kepangkatan yang fungsinya sebagai pelayan masyarakat.
telah diperoleh pegawai sebagai berikut: Berdasarkan hasil jawaban
responden tersebut maka diperoleh
Tabel 6. Karakteristik responden gambaran kondisi kedisiplinan kerja
berdasarkan golongan pegawai yang ada saat ini pada Kantor
Kecamatan Tamalate.
Golongan Jumlah Persentase (%) Untuk melihat persepsi dari
II 23 76,7 tanggapan responden terhadap variabel
III 6 20 kedisiplinan pada Kantor Kecamatan
IV 1 3,3 Tamalate dapat dilihat pada tabel berikut
Total 30 100 :
Sumber : Data diolah, 2014

488
Tabel 7. Tanggapan Responden atas Variabel Kedisiplinan

Skor Jawaban Angket


Skor Skor
No Pernyataan Variabel (X) % Kriteria
Aktual Ideal
SB B CB KB TB
5 4 3 2 1
Kesesuaian kehadiran pegawai dengan F 25 5
1 waktu yang telah ditetapkan di 145 150 96,7 SB
kantor saat ini. Skor 125 20
Kerapian berpakaian dan atribut tanda F 24 6
2 pengenal yang ditunjukkan pegawai di 144 96 SB
Skor 120 24 150
kantor saat ini.
Kesesuaian mengikuti tata cara
F 25 5
3 kerja dengan peraturan yang 145 86,7 SB
150
berlaku di kantor saat ini. Skor 125 20
Ketaatan pada perintah dan F 16 13 1
4 intruksi atasan yang ditunjukkan 134 89,3 SB
Skor 80 52 2 150
pegawai di kantor saat ini.
Pemanfaatan waktu secara F 19 11
5 efektif yang dilakukan pegawai 139 92,7 SB
95 44 150
di kantor saat ini. Skor
Kesadaran bekerja pegawai F 17 10 3
6 sesuai aturan-aturan kerja yang 131 87,3 SB
150
berlaku di kantor. Skor 85 40 6
Tanggung jawab pegawai terhadap F 1 11 6 10 2
7 pekerjaan yang telah diberikan 59,3 CB
Skor 5 44 18 20 2 89 150
dan hasil pekerjaannya.
Total 927 1050 88,3 SB
Sumber :Data diolah, 2014

Tabel di atas menunjukkan pegawai di Kantor Kecamatan


pendapat responden terhadap variabel Tamalate selalu taat pada perintah
kedisiplinan. Tanggapan tersebut dapat dan intruksi atasanya.
dijelaskan sebagai berikut : 5. Jawaban responden dengan nilai
1. Kehadiran pegawai sesuai waktu persentase 92,7% menunjukkan
yang ditetapkan seperti absensi dan ternyata pegawai memanfaatkan
jam masuk kantor mendapat waktunya secara efektif bekerja.
penilaian sebanyak 96,7%. Hal ini Bobotnya persentasenya berada
berarti kehadiran pegawai dinilai pada kriteria sangat baik.
sangat baik. 6. Rata-rata pegawai di Kantor
2. Sebagian besar pegawai telah Kecamatan Tamalate memiliki
memperhatikan kerapian berpakaian kesadaran untuk bekerja. Hal ini
dan pemakaian atribut tanda ditunjukkan dengan jawaban responden
pengenal. Hal ini dinilai sangat yang bobot persentasenya 87,3%
baik. Total bobot persentase yang yang dinilai sangat baik.
didapatkan yakni 96%. 7. Pegawai berpendapat jika telah
3. Tata cara kerja yang diterapkan di bertanggung jawab terhadap
Kantor Kecamatan Tamalate saat ini terhadap pekerjaan yang diberikan
dinilai sangat baik. Hal itu ditunjukkan oleh atasannya. Pendapat tersebut
dengan bobot persentase sebesar 86,7%. dibuktikan kebenaranya dengan
4. Persentase 89,3% dinilai sangat bobot persentase yang dinilai cukup
baik, menunjukkan bahwa memang baik yakni 59,3%.

489
Berdasarkan hasil perhitungan Selama ini penilaian kinerja telah
diketahui bahwa rata-rata nilai variabel disesuaikan pada standar atau prosedur
kedisiplinan berada pada kriteria yang telah ditetapkan oleh Kantor
persentase 88,3%. Hal ini berarti secara Kecamatan Tamalate sehingga dapat
umum kedisiplinan pegawai pada diketahui sejauh mana pencapaian
Kantor Kecamatan Tamalate dinilai kinerja pegawai yang diharapkan
sangat baik. berlangsung saat ini. Kemudian untuk
mengetahui seberapa pengaruhnya
Kinerja kinerja, maka perlu dilakukan analisis
Kinerja pegawai yang ada pada terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Kantor Kecamatan Tamalate di Kota Kecamatan Tamalate di Kota Makassar.
Makassar diketahui pula sedikit Untuk melihat persepsi dari
banyaknya dipengaruhi oleh faktor- tanggapan responden terhadap variabel
faktor kedisiplinan kerja pegawai yang kinerja pada Kantor Kecamatan
saat ini diterapkan. Tamalate dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

Tabel 8. Tanggapan Responden atas Variabel Kinerja

Skor Jawaban Angket


Skor Skor Krite
No Pernyataan Variabel (Y) %
SB B CB KB TB Aktual Ideal ria
5 4 3 2 1
Kejujuran melaksanakan pekerjaan yang F 18 12
1 dipercayakan sebagai Pegawai 138 150 92 SB
Negeri Sipil. Skor 90 48
Kesetiaan kepada Pancasila, UUD F 16 13 1
2 1945, negara dan pemerintah 134 150 89,3 SB
sebagai Pegawai negeri Sipil. Skor 80 52 2
Ketaatan terhadap peraturan F 20 10
perundang-undangan dan tugas
3 140 150 93,3 SB
kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat Skor 100 40
berwenang.
Prestasi kerja yang ditunjukkan F 15 15
4 pegawai guna mencapai sasaran 135 150 90 SB
kerja yang ditetapkan. Skor 75 60
Tanggung jawab dalam F 3 9 9 9
melaksanakan tugas kedinasan dan
5 96 150 64 CB
terhadap sarana dan prasarana yang
Skor 15 36 27 18
digunakan serta perilaku kerjanya.
Kerjasama antara sesama pegawai, F 2 14 8 6
6 bawahan dan atasan dalam melaksanakan 102 150 68 CB
pekerjaan. Skor 10 56 24 12
Kepemimpinan yang mampu memotivasi F 7 21 2
7 bawahan dalam melaksanakan 123 150 82 B
tugas secara efektif. Skor 35 84 4
Prakarsa pegawai dalam membuat
F 4 11 7 8
8 keputusan penyelesaian masalah yang 101 150 67,3 CB
dihadapi. Skor 20 44 21 16
Total 969 1050 92,3 SB
Sumber : Data diolah, 2014
Tabel di atas menunjukkan kinerja. Tanggapan tersebut dapat
pendapat responden terhadap variabel dijelaskan sebagai berikut :

490
1. Pegawai berpendapat bahwa mereka responden yang dinilai baik yakni
melaksanakan pekerjaan dengan sebesar 82%.
kejujuran. Bobot persentase 92% 8. Pegawai dalam setiap keputusan
menunjukkan nilai kriteria sangat penyelesaian masalah pegawai
baik. berdasarkan prakarsa sendiri. Total
2. Tanggapan bahwa pegawai memang bobot yang diperoleh 67,3%
setia kepada Pancasila, UUD 1945, membuktikan prakarsa pegawai
negara dan pemerintah Republik dinilai cukup baik.
Indonesia. Terbukti dari pendapat Berdasarkan hasil perhitungan
responden yang dinilai sangat baik diketahui bahwa rata-rata nilai variabel
yakni bobot persentase 89,3%. kinerja berada pada kriteria persentase
3. Sebanyak bobot persentase 93,3% 92,3%. Artinya, secara umum kinerja
total responden memberikan pegawai pada Kantor Kecamatan
penilaian yang sangat baik bahwa Tamalate adalah dinilai sangat baik.
pegawai memiliki ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan dan Hubungan Pengaruh Kedisiplinan
tugas kedinasan. Kerja Terhadap Kinerja
4. Sejauh ini tanggapan responden Untuk mengukur dan menguji
bahwa pegawai mampu pengaruh kedisiplinan kerja terhadap
menunjukkan prestasi kerjanya. kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan
Dibuktikan dengan bobot persentase Tamalate di Kota Makassar, maka
90% yang berarti kriterianya dinilai penulis melakukan pengolahan data
sangat baik. melalui persamaan statistik regresi linear
5. Pegawai berpendapat bahwa mereka sederhana, uji koefisien korelasi dan
bertanggung jawab pada tugas koefisien determinasi. Selanjutnya untuk
kedinasan, sarana dan prasarana menguji kebenaran hipotesis bahwa
yang digunakan serta perilaku terdapat tidaknya pengaruh kedisiplinan
kerjanya. Sehingga total kerja terhadap kinerja pegawai maka
persentasenya adalah 64%, berarti digunakan uji−t (t−test).
tanggung jawab pegawai dinilai Berikut pengujian dan pengolahan
cukup baik. statistik beserta penjelasannya terkait
6. Pegawai berpendapat perlu masing-masing variabel sebagai berikut:
kerjasama antara sesama pegawai, 1. Analisis Pengujian Regresi Linear
bawahan dan atasan. Terbukti Sederhana
perolehan bobot persentase 68%, Untuk menguji apakah ada pengaruh
artinya dinilai cukup baik. atau tidak kedisiplinan kerja terhadap
7. Sebagian besar pegawai kinerja pegawai, digunakan analisis
membutuhkan kepemimpinan yang
regresi linear sederhana. Lebih jelasnya
mampu memotivasi mereka dalam
melaksanakan tugas secara efektif. dapat dijelaskan pada rumus sebagai
Hal ini terbukti dari pendapat berikut :
Ŷ = a + bX
Untuk memperoleh persamaannya maka terlebih dahulu harus ditentukan nilai a
dan b melalui rumus dan perhitungan sebagai berikut :
∑x = 927 ∑Y = 969 ∑X2 = 28,803
∑Y2 = 31,545 ∑XY = 30,054 N = 30
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦)
𝑏=
𝑛(∑ 𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

491
30(30,054) − (927)(969)
𝑏=
30(28,803) − (927)2
901,62 − 898,263
𝑏=
864,09 − 859,329
3,357
𝑏=
4,761
𝑏 = 0,705
∑𝑦 ∑𝑥
𝑎= −𝑏
𝑛 𝑛
969 927
𝑎= − 0,705
30 30
𝑎 = 32,3 − 21.7845
𝑎 = 10,516

Dengan melihat koefisien regresi satuan. Berarti bahwa setiap kenaikan


menginformasikan model persamaan yang terjadi pada variabel disiplin kerja
regresi yang diperoleh dengan koefisien akan diikuti oleh peningkatan kinerja
konstanta dan koefisien variabel yang Pegawai Negeri Sipil.
ada. Berdasarkan perhitungan di atas, Dengan demikian dapat
maka diperoleh model persamaan disimpulkan bahwa kedisiplinan kerja
regresi yaitu : Y = 10,516 + 0,705X. berpengaruh signifikan dan positif
Adapun penjelasan dari nilai terhadap kinerja pegawai pada kantor
persamaan yang diperoleh tersebut Kecamatan Tamalate.
adalah :
a = 10,516, nilai konstanta ini Analisis Pengujian Koefisien Korelasi
menunjukkan bahwa apabila variabel X Berikut dibahas mengenai
(kedisiplinan kerja) sama dengan nol, rparsial yang merupakan simbol dari
maka secara langsung variabel Y nilai koefisien korelasi. Untuk
(kinerja pegawai) akan sama dengan mengetahui keterkaitan antara
sebesar 10,516 satuan. kedisiplinan kerja dengan kinerja
b = 0,705, merupakan nilai koefisien pegawai dapat ditentukan melalui
regresi variabel kedisiplinan kerja (X) koefisien korelasi (r). Analisis koefisien
maka secara langsung berpengaruh korelasi digunakan untuk mengetahui
positifterhadap variabel kinerja pegawai derajat keeratan hubungan antara
(Y). Jika kedisiplinan kerja pegawai variabel X dan variabel Y yang bersifat
bertambah satu poin, maka kinerja positif atau negatif dan dinyatakan
pegawai akan meningkat sebesar 0,705 dengan nilai signifikansi.

Untuk mengetahui nilai koefisien korelasinya digunakan rumus dan perhitungan


sebagai berikut :
𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋). (∑ 𝑌)
𝑟=
√{𝑛. ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } . {𝑛. ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
30(30,054) − (927)(969)
𝑟=
√[30(28,803) − (927)2 }{30(31,545) − (969)]2
(901,62) − (898,263)
𝑟=
√{864,09 − 859,329}{946,35 − 938,961}
3,357
𝑟=
√{4,761}{7,389}

492
3,357
𝑟=
√35,179
3,357
𝑟=
5,931
𝑟 = 0,566

Nilai ini (r = 0,566) dapat signifikansi pada masing-masing t


diinterpretasikan bahwa hubungan kedua hitung. Kriteria ujinya adalah Ho ditolak
variabel penelitian adalah positif, berada jika p-value < α atau t hitung > t tabel.
di kategori sedang. Terdapat hubungan Jika Ho ditolak artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel X yang nyata antara variabel bebas
(kedisiplinan) terhadap variabel Y terhadap variabel terikat.
(kinerja). Artinya jika kedisiplinan kerja Rumus dan perhitungan untuk
meningkat maka terjadi pula memperoleh kriteria nilai ujinya sebagai
peningkatan terhadap kinerja pegawai. berikut :
𝑟 𝑛−2
Analisis Koefisien Determinasi t hitung = √
1 − 𝑟2
Melalui koefisien determinasi
2
(r ) yang menunjukkan seberapa bagus 0,566 30 − 2
t hitung = √
model regresi yang dibentuk oleh 1 − (0,566)2
interaksi variabel bebas dan variabel 0,566 28
terikat. t hitung = √
1 − 0,320
Untuk mengetahui seberapa
besar peran kontribusi kedua variabel, 0,566 28
t hitung = √
dapat dihitung dengan rumus : 0,68
Koefisien Determinasi (KD) = r2 × 100% t hitung =
0,566
√41,177
KD = (0,566)2 × 100% t hitung = 0,566 (6,417)
KD = 0,320 × 100% t hitung = 3,632
KD = 32% Dari hasil perhitungan
Nilai (r2 = 0,320) yang diperoleh didapatkan nilai t hitung sebesar 3,632.
dari hasil perhitungan koefisien Nilai tersebut setelah dibandingkan
determinasi (KD) tersebut dapat ternyata lebih besar dari t tabel, 0,05;28=
ditafsirkan bahwa variabel bebas X 2,048 (db = n-k, df = 5%), yang berarti
(kedisiplinan kerja) mampu menjelaskan Ha diterima (Ha : 𝛽 ≠ 0) dan Ho ditolak
variabel terikat Y (kinerja) sebesar (Ho : 𝛽 = 0) maka dapat dikatakan
0,320. Artinya memiliki pengaruh bahwa terdapat pengaruh yang
kontribusi yaitu sama sebesar 32% dan signifikan antara variabel X dengan
selebihnya 68% dipengaruhi oleh variabel Y, sehingga hipotesis yang
variabel lain diluar model persamaan mengatakan bahwa kedisplinan kerja
regresi. berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada Kantor Kecamatan
Uji T (t−test) Tamalate di Kota Makassar dapat
Uji t dikenal dengan uji parsial, diterima (fail to reject).
yaitu untuk menguji bagaimana 1. Jika t hitung ≥ t tabel (uji 1 sisi
pengaruh variabel bebasnya secara dengan sig. 0,05) maka Ho ditolak
sendiri-sendiri terhadap variabel dan menerima Ha. Artinya terdapat
terikatnya. Uji ini dapat dilakukan pengaruh yang signifikan antara
dengan membandingkan t hitung dengan kedisiplinan kerja terhadap kinerja
t tabel atau dengan melihat kolom pegawai.

493
2. Jika t hitung < t tabel (uji 1 sisi 2. Bagi Peneliti Selanjutnya, di masa
dengan sig. 0,05) maka Ho diterima sekarang dan akan datang
dan menolak Ha. Artinya tidak diharapkan penelitian ini mampu
terdapat pengaruh yang signifikan menjadikan acuan untuk lebih
antara kedisiplinan kerja terhadap memperdalam pengetahuan dan
kinerja pegawai. pemahaman bersama sumber-
Ho : 𝛽 = 0 berarti tidak ada pengaruh sumber/literatur lain yang lebih
signifikan antara variabel X dan Y lengkap.
Ha : 𝛽 ≠ 0 berarti ada pengaruh
signifikan antara variabel X dan Y DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Arifin, J dan Fauzi, A. 2007. Aplikasi


Excel dalam Aspek Kuantitatif
Kesimpulan Manajemen Sumber Daya
Berdasarkan hasil penelitian dan Manusia. Jakarta: IKAPI.
pembahasan hipotesis yang diperoleh Gramedia.
dari penelitian ini, maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur
kedisiplinan kerja terhadap kinerja Penelitian; Suatu Pendekatan
pegawai. Hal tersebut dihubungkan oleh Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
persamaan koefisien regresi Y = 10,516
+ 0,705X. Nilai koefisien korelasi (r) Agustina, H. 2008. Makalah
diperoleh = 0,566 dan nilai koefisien Manajemen-Tentang
determinasi (r2) = 0,320. Selanjutnya Manajemen.
didapat kesimpulan bahwa nilai (t hitung
= 3,632 > t tabel = 2,048) sehingga http://www.anakciremai.com/20
hipotesis yang diajukan diterima (Ha : 08/09/html. Diakses 07 Maret 2014.
𝛽 ≠ 0), berarti kedisiplinan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Amanah, Dita. 2011. Pengaruh Motivasi
pegawai pada Kantor Kecamatan Dan Kedisiplinan Terhadap
Tamalate di Kota Makassar. Kinerja Pegawai Pada PT.
Istana Deli Kencana I. Jurnal
Saran Keuangan Dan Bisnis Volume 3.
Berdasarkan penelitian yang Universitas Negeri Medan.
telah dilaksanakan dan kesimpulan yang
didapatkan, maka penulis Basri. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja
mengemukakan saran sebagai berikut: Terhadap Kinerja pegawai Pada
1. Kepada pihak pimpinan Kantor Inspektorat Kabupaten Rokan
Kecamatan Tamalate harus lebih Hulu. Skripsi S1 Program Studi
jelas dan serius menegakkan Ekonomi Manajemen Fakultas
kedisiplinan kerja dan memberikan Ekonomi Universitas Pasir
sanksi-sanksi tegas terhadap Pangaraian.
pelanggaran kedisiplinan serta
hendaknya memberikan perhatian Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen
berupa penghargaan bagi pegawai Personalia Dan Sumber Daya
yang memiliki kedisiplinan dan Manusia. Yogyakarta: BPFE.
kinerja yang baik sehingga lebih
termotivasi dan bersemangat dalam Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002.
bekerja. Manajemen Sumber Daya

494
Manusia. Cetakan Pertama. Suwardi dan Wahyudi, Amin. 2010.
Jakarta: Grasindo. Pengaruh Komunikasi,
Kedisiplinan dan Tanggung
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Jawab Terhadap Kinerja
Bisnis dan Ekonomi. Bab 7. Pegawai Di UPT Dinas
Jakarta: Erlangga. Pendidikan Polokarto
Sukoharjo. Jurnal Manajemen
Mathis, Robert L dan John, H. Jackson. Sumber Daya Manusia Volume
2008. Manajemen Sumber Daya 4. Dinas Pendidikan Kabupaten
Manusia. Edisi Sepuluh. Jakarta: Sukoharjo. Fakultas Ekonomi
Salemba Empat. Universitas Slamet Riyadi
Surakarta.
Mahsun, Muhamad. 2013. Pengukuran
Kinerja Sektor Publik. Edisi Wahyuningrum. 2008. Hubungan
Pertama. Cetakan Keempat. Kemampuan, Kepuasan Dan
Yogyakarta: BPFE. Disiplin kerja Dengan Kinerja
Pegawai Di Kecamatan
Pebrianti, Tutik. 2013. Pengaruh Tanggungharjo Kabupaten
Disiplin Dan Motivasi Kerja Grobogan. Tesis S2 Program
Terhadap Kinerja Pegawai Di Pascasarjana Universitas
Lingkungan Biro Humas Dan Diponegoro. Semarang.
Protokol Sekretariat Daerah
Provinsi Sumatera Selatan. http://www.bkn.go.id/perundangan/uu/u
Jurnal Orasi Bisnis Edisi u43tahun1999.htm. Diakses pada
Sembilan. Program Studi 01 Mei 2014.
Administrasi Bisnis Politeknik
Darussalam Sumatera Selatan. http://www.bkn.go.id/peraturan/pp/pp53t
ahun2010.htm. Diakses pada 01
Riduwan, Dr. MBA. 2011. Belajar Mei 2014.
Mudah Penelitian Untuk Guru
Karyawan Dan Peneliti Pemula. http://www.google.co.id/?q=”dp3-
Bandung: Alfabeta. sebagai-penilaian-kinerja-
pegawai-negeri -sipil. Diakses
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian pada 02 Mei 2014.
Administrasi. Edisi Empat Belas.
Bandung: Pustaka Bandung. http://www.kumpulanartikel.com/kinerja
pemerintah. Diakses pada 02 Mei
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian 2014.
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Cetakan Keempat. Bandung: *) Penulis adalah Dosen STIE Tri
Alfabeta. Dharma Nusantara

495

Anda mungkin juga menyukai