Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

MODEL INTEROPERABILITAS ANTAR APLIKASI


E-GOVERNMENT
Aliya Nur Hanifah
Program Studi Teknik Informatika
ABSTRAK
Interoperabilitas antar aplikasi sistem informasi menjadi tuntutan mendesak
dalam pengembangan e-Gov di Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan oleh adanya
kebutuhan data multisektoral yang semakin meningkat dalam rangka pengambilan
kebijakan untuk mengatasi problem yang melibatkan data dari antar sektor terkait.
Sementara kondisi aplikasi di lingkungan pemerintah saat ini, umumnya masih
bersifat sektoral, terpisahpisah, tidak dapat saling berkomunikasi, dan heterogen.
Interoperabilitas antar aplikasi eGov menjadi hal penting yang perlu segera dicari
solusinya agar problem pengembangan e-Gov di Indonesia tidak berlarut-larut.
Makalah ini merupakan hasil review pustaka yang mengungkap perkembangan e-Gov
di Indonesia, problem interoperabilitas yang dihadapi, dan bagaimana model
interoperabilitas antar aplikasi e-Gov dapat dibangun dengan mengimplementasikan
model web services.

Kata-kata kunci : e-Government, interoperabilitas, model, web services.

A. PENDAHULUAN pengembangan e-Gov di Indonesia telah


dikenalkan melalui Inpres No. 6 Tahun
Semakin besarnya peran teknologi
2001, namun berdasarkan hasil evaluasi,
informasi dan komunikasi (TIK) dalam
pengembangan e-Gov di Indonesia masih
proses bisnis membuat banyak lembaga
dijumpai banyak problem yang secara
berlomba mengimplementasikan TIK
umum berpangkal dari kesalahan
untuk proses terintegrasi. Salah satunya
pandangan atau paradigma tentang e-
adalah melalui pengembangan
Gov. Faktor teknis dan non teknis
eGovernment (e-Gov), di mana idealnya
penghambat e-Gov juga telah
implementasi e-Gov diharapkan dapat
diidentifikasi dalam beberapa kajian.
membantu meningkatkan interaksi antara
pemerintah, masyarakat, dan bisnis Interoperabilitas antar aplikasi juga
sehingga mendorong perkembangan menjadi tuntutan mendesak dalam
politik dan ekonomi. Inisiatif tentang pengembangan e-Gov di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh kebutuhan data model integrasi B2B berbasis SOA
multisektoral dalam rangka pengambilan menggunakan layanan web services
kebijakan untuk mengatasi problem yang dengan studi kasus pada aplikasi e-shop
melibatkan data dari antar sektor terkait. yang mengintegrasikan situs Amazon,
Sementara kondisi aplikasi di lingkungan eBay, Yahoo!, dan Paypal. Model ini
pemerintah saat ini, umumnya masih dikembangkan untuk mengatasi problem
bersifat sektoral, terpisah, tidak dapat ketidakselarasan antara sistem bisnis dan
saling berkomunikasi, dan heterogen.
sistem informasi yang berkembang
Interoperabilitas antar aplikasi e-Gov
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
menjadi hal penting yang perlu segera
Model yang akan dikembangkan
dicari solusinya agar problem
pengembangan e-Gov di Indonesia tidak membuka peluang untuk membawa
berlarut-larut. definisi service ke level abstraksi yang
lebih tinggi, berupa model level tinggi
e-Government (e-Gov) adalah
yang dapat ditransformasikan ke
penggunaan teknologi informasi yang
implemntasi services yang bebas
dapat meningkatkan hubungan antara
platform. Dengan pendekatan ini dapat
pemerintah dan pihak-pihak lain,
didalamnya melibatkan otomisasi dan dipisahkan antara platform terendah,
komputerisasi pada prosedur paperbased infrastruktur, dan implementasinya,
yang akan mendorong cara baru dalam dengan harapan mampu meningkatkan
kepemimpinan, cara baru dalam integrasi. Penggunaan gabungan metode
mendiskusikan dan menetapkan strategi, ini memungkinkan penggunaan ulang
cara baru dalam transaksi bisnis, cara dan peningkatan integrasi pada level
baru dalam mendengarkan warga dan model yang berbeda. Metode baru berupa
komunitas, serta cara baru dalam metode integrasi berbasis SOA yang
mengorganisasi dan menyampaikan dikembangkan dari metode SOAD dan
informasi [Pascual, 2003]. Sementara mBPDM berhasil ditemukan dan telah
Ahmadjayadi [2006] mengartikan e-Gov diujikan untuk melakukan analisis dan
sebagai kegiatan yang terkait dengan perancangan integrasi berbasis SOA,
upaya seluruh lembaga pemerintah dalam
serta diimplementasikan menjadi 16
bekerja bersama-sama memanfaatkan
proses bisnis, 18 web servive, serta 6
teknologi informasi dan komunikasi
aplikasi komposit [Utomo, 2011].
(TIK), sehingga dapat menyediakan jasa
layanan elektronik dan informasi yang Semakin besarnya peran TIK dalam
akurat kepada individu masyarakatdan proses bisnis membuat lembaga
dunia usaha. pemerintah berlomba-lomba untuk
Terkait dengan interoperabilitas antar mengimplementasikan TIK untuk proses
aplikasi, telah dikembangkan sebuah terintegrasi. Salah satunya adalah melalui
implementasi e-Gov, di mana idealnya
implementasi e-Gov diharapkan dapat mengungkap perkembangan e-Gov di
membantu meningkatkan interaksi antara Indonesia, problem interoperabilitas, dan
pemerintah, masyarakat, dan bisnis bagaimana model interoperabilitas antar
sehingga mampu mendorong aplikasi e-Gov dapat dibangun dengan
perkembangan politik dan ekonomi mengimplementasikan pada model web
[Supangkat, 2006]. Mengacu pada Inpres services. Model interoperabilitas antar
No. 6 Tahun 2001 aparat pemerintah aplikasi e-Gov ditunjukkan dengan
harus menggunakan teknologi telematika memanfaatkan model web services yang
untuk mendukung good governance dan meliputi: model pemetaan proses
mempercepat demokrasi. Penerapan pengambilan data antar aplikasi e-Gov;
eGov di setiap lembaga pemerintah proses akses data menggunakan fungsi
mengacu pada tahapan pengembangan e- remote untuk pengambilan data antar
Gov nasional sesuai dengan kondisi aplikasi e-Gov; model infrastruktur
setiap lembaga pemerintah, meliputi interoperabilitas antar aplikasi e-Gov,
[Inpres No. 3 Tahun 2003]: 1).Tingkat serta implementasi pada model
persiapan: pembuatan situs web di setiap interoperabilitas antar aplikasi e-Gov.
lembaga pemerintah; pendidikan SDM,
penyediaan sarana akses publik, C. PEMBAHASAN
sosialisasi keberadaan layanan informasi Kebijakan pemerintah Indonesia
elektronik untuk publik dan internal, tentang blueprint aplikasi e-Gov yang
pengembangan e-leadership dan menggambarkan blok-blok fungsi-fungsi
awareness building, serta penyiapan layanan, administrasi, dan kelembagaan
peraturan. 2). Tingkat pematangan yaitu yang disusun menjadi sebuah bagan
pembuatan situs informasi layanan fungsi yang disebut Kerangka Fungsional
publik interaktif; dan pembuatan Sistem Kepemerintahan [Direktorat
hyperlink. 3). Tingkat pemantapan: eGov, 2004]. Kerangka Fungsi Sistem
penyediaan fasilitas transaksi elektronik; Kepemerintahan tersebut terdiri atas
dan penyatuan aplikasi dan data dengan empat kelompok dinas dan lembaga,
lembaga lain (interoperabilitas). 4). yaitu: 1). kepemerintahan (meliputi
Tingkat pemanfaatan: pembuatan pengelolaan barang daerah, katalog
program layanan G2G, G2B, dan G2C barang daerah, pendapatan daerah,
terintegrasi; pengembangan proses untuk perusahaan daerah; 2). kewilayahan
layanan e-Gov yang efektif dan efisien, (meliputi tata ruang dan lingkungan
dan penyempurnaan menuju kualitas best hidup; potensi daerah; kehutanan;
practice. pertanian, peternakan, perkebunan;
perikanan dan kelautan; pertambangan
B. METODE dan energi; pariwisata, IKM); 3).
Makalah ini merupakan hasil review kemasyarakatan (meliputi kesehatan,
kritis atas pustaka yang relevan pendidikan, industri dan perdagangan,
jaring pengaman sosial); serta 4) sarana interoperabilitas, 4). Belum dikenalnya
dan prasarana (meliputi transportasi, interoperabilitas sistem informasi, 5).
jalan, jembatan, terminal, pelabuhan, Belum merasa membutuhkan adanya
sarana umum) [Direktorat e-Gov, 2004]. interoperabilitas sistem informasi, serta
Dalam Kerangka Fungsional Sistem 6). belum menyadari perlunya sharing
Kepemerintahan, aplikasi e-Gov disusun datahttp://arvantc40s.blogspot.com/2012/
dan dikelompokan berdasarkan fungsi 02 /interoperabilitas-data-dalam-e.html,
dan layanannya menjadi sebuah sistem 08 Maret 2012].
kerangka arsitektur yang disebut Peta
Sedangkan Setyantana [2009]
Solusi Aplikasi e-Gov. Aplikasi
menyatakan bahwa adanya problem
diklasifikasikan dengan pendekatan
matrik orientasi fungsi layanan dan sifat interoperabilitas antar aplikasi e-Gov di
fungsi aplikasi yang meliputi: 1) aplikasi Indonesia adalah terdapat banyak
layanan ke pengguna (front office), 2) aplikasi yang dikembangkan secara
aplikasi untuk pekerjaan administrasi terpisah dan tidak terintegrasi, bahkan
kepemerintahan dan fungsi-fungsi banyak yang akan dikembangkan tidak
kedinasan/kelembagaan (back office), menggunakan metode sistem database.
dan 3) kelompok aplikasi yang bersifat
Interoperabilitas antar aplikasi eGov
mendasar/umum (back office).
tidak sekedar untuk dipahami sebagai
Masingmasing kelompok aplikasi
persiapan oleh suatu lembaga sentral
tersebut, dibagi ke dalam tiga sub
kelompok berdasarkan orientasi yang bekerja memfasilitasi, mendiktekan
pengguna yang dilayaninya, yaitu: 1) spesifikasi, dan proses baku. Namun,
aplikasi pada Government to Citizen interoperabilitas harus merupakan
(G2C), 2) Government to Business konsensus implementasi bersama
(G2B), dan Government to Government kerangka kerja (framework) yang telah
(G2G). Sedangkan standar kebutuhan ditetapkan, dan setiap lembaga tetap
untuk mengembangkan sebuah aplikasi berwenang membuat keputusan terkait
e-Gov adalah: 1) reliable, 2) pemilihan hardware dan software yang
interoperable, 3) scalable, 4) user digunakan. Tujuan akhir yang ingin
friendly, serta 5) integrateable dicapai dari solusi interoperabilitas antar
[Direktorat e-Gov, 2004]. aplikasi e-Gov adalah terbentuknya
Kesulitan interoperabilitas antar Sistem Informasi yang terintegrasi dan
aplikasi e-Gov juga diakibatkan oleh: 1). dapat saling berkomunikasi.
tidak dimilikinya dokumentasi sistem, 2). Mengacu pada konsep-konsep
belum tersedianya kamus data (data interoperabilitas menggunakan web
dictionary) yang jelas, 3). Adanya services, maka aplikasi-aplikasi yang
perbedaan persepsi tentang konsep akan dikomunikasikan dapat dipetakan
berdasarkan fungsi dan perannya dalam mengakses ke database Keunggulan
proses pertukaran data. Pertukaran data REST yang telah menggunakan format
ini akan melibatkan tiga entitas, yaitu: 1). URI sehingga bebas dari bentuk format
Provider entity sebagai penyedia sumber deskripsi, dapat mempercepat proses
daya data dan informasi, 2). requester pengembangan dan lebih sederhana
entity sebagai pengakses sumber daya dibandingkan dengan metode SOAP.
informasi. 3). Agent/broker yang akan Karena itu, metode REST akan
bertugas mengelola dan menyediakan digunakan sebagai metode proses dalam
fasilitas untuk registerasi, publikasi, dan web servive untuk interoperabilitas antar
penemuan sumber daya informasi. aplikasi e-Gov. Kasus kebutuhan akses
Agent/broker dapat disediakan oleh data dibedakan menjadi 2, yaitu proses
provider atau pihak lain yang memiliki mengambil satu data dan proses
fasilitas layanan publik yang sudah mengambil sekelompok data secara
tersosialisasi dan diketahui oleh publik. kolektif. Dengan menggunakan model
pada Gambar 1, kedua proses akses data
Dengan mengacu pada model yang
dapat dilakukan melalui web services
dikembangkan oleh Sukyadi [2009],
pada aplikasi eGov1 dengan
pemetaan web services yang akan
menyediakan fungsi remote untuk
menggambarkan model interoperabilitas
mengambil satu data pada atribut1
pada proses pengambilan data dari dua
disebut getMASTEReGov2 dan fungsi
aplikasi e-Gov, yaitu e-Gov1 ke e-Gov2
dalam aplikasi yang diakses, sehingga
ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam
mengharuskan pengguna mengetahui
Gambar 1, mekanisme akses data dari
proses pertukaran data aman dilakukan.
eGov1 ke e-Gov2 dilakukan melalui
platform (engine driver) pada database
fungsi web services yang
Mekanisme tersebut juga tidak yang
dipublikasikan, jadi tidak langsung
diakses.

Resources registry/Discovery
(AGENT/BROKER )

Download deskripsi: Registrasi


http://egov2/?atribut1 = xx sumberdaya informasi

Aplikasi e ‐ Gov1 GET / POST Aplikasi e ‐ Gov2


(REQUESTER ) http://egov2/?k ( PROVIDER )

Gambar 1 : Pemetaan web services proses pengambilan data dari e-Gov1 ke e-Gov2
Aplikasi e‐Go v1 GET / POST Aplikasi e‐Gov2
getMASTEReGov2(atribut1) ( URI ) getMASTEReGov2(atribut1)

conector RPC

getMASTEReGov2(atribut1, atribut2) getMASTEReGov2(atribut1, atribut2)

Informasi XML

Gambar 2: Mekanisme pengambilan data dari e-Gov1 ke e-Gov2 dengan metode


REST

BROWSER BROWSER

Aplikasi e‐Gov1 Aplikasi e‐Gov2


Web Server RPC RPC Web Server

Database Database
server e ‐Gov1 server e ‐Gov2

Gambar 3: Model infrastruktur interoperabilitas antara aplikasi e-Gov1 dan e-Gov2

Hubungan secara fisik aplikasi provider akan melakukan


mekanisme proses pertukaran antara pengolahan ke database internal.
aplikasi e-Gov1 dan e-Gov2 melalui web Fungsifungsi layanan tersebut dapat
services dapat diperjelas menggunakan berada dalam aplikasi atau diletakkan
model infrastruktur web services. Model dalam modul lain sehingga dapat dipakai
ini menjelaskan bahwa setiap aplikasi secara bersama. Pendekatan yang
memiliki sumberdaya informasi yang dilakukan bisa melalui proses eksekusi
bersifat publik dan dapat diakses oleh fungsi secara langsung yang dilewatkan
aplikasi lain yang membutuhkan. Setiap melalui parameter URI (dengan
ada request data dari aplikasi lain melalui mencantumkan nama fungsi yang akan
web services, maka web services dalam diproses). Alternatif lain adalah proses
eksekusi fungsi secara tidak langsung koneksi berhasil, lakukan akses data
melalui proses interpretasi fungsi ke sesuai kriteria dan kembalikan nilai
dalam nama umum, sehingga pada saat fungsi dalam array. Jika koneksi gagal,
nama umum fungsi dilewatkan melalui kembalikan nilai fungsi dengan nilai
parameter URI akan diterjemahkan false. 2). Menentukan nama sumberdaya
dahulu ke dalam daftar nama fungsi yang informasi publik pada web services, yaitu
bersifat internal. struktur format parameter URI acuan
Rancangan model interoperabilitas sebagai deskripsi web application
antar aplikasi e-Gov yang menggunakan description language (WADL), dengan
model arsitektur web services parameter: a) resource, b) format input
menggunakan metode REST, terdiri (XML atau TXT), c) format output
dari tiga rancangan yaitu Rancangan (XML, TXT, atau HTML), dan d) data
provider, Rancangan agent/broker dan input. 3). Membuat script program
Rancangan requester. aplikasi web services (sebagai RPC)
untuk mengolah request parameter URI
Rancangan provider, meliputi:
(WADL) yang dikirim oleh requester
1).Menentukan fungsi sumberdaya
agar dapat melakukan validasi dan
informasi publik yang meliputi:
memberikan hasil sesuai kriteria.
Membuka koneksi database. Jika

Gambar 4: Implementasi rancangan model interoperabilitas antara e-Gov1 dan


Langkahnya sebagai berikut: untuk mendapatkan kunci akses publik
bagi requester
a).Menentukan absolute path berkas web
services sebagai basis path. Rancangan requester; requester
b).Menggabungkan modul fungsi yang dapat menggunakan fungsi layanan
terkait ke dalam program. setelah memperoleh perintah URL pada
c).Mengecek kelengkapan struktur browser di client. Jika hasil dari fungsi
parameter URI. layanan akan digunakan sebagai sumber
d).Jika parameter lengkap, petakan nama tersebut perlu dimasukkan ke dalam kode
reosurce ke dalam nama fungsi, konversi program requester melalui fungsi
format data input ke dalam variabel komunikasi dalam bahasa pemrograman
untuk paramater fungsi, jika fungsi (socket) atau pengolahan file jarak jauh
ditemukan jalankan fungsi dengan input (PHP, ASP, JSP).
parameter, kembalikan hasil fungsi ke
dalam variabel hasil, konversikan nilai D. KESIMPULAN
variabel hasil jika berupa format XML Pemodelan interoperabilitas antar
atau HTML aplikasi e-Gov yang berbeda dapat
e.) Jika parameter tidak lengkap, yaitu dikembangkan melalui cara pemanfaatan
nama resource tidak dapat dipetakan ke teknologi web services. Pemanfaatan
dalam fungsi, fungsi tidak ditemukan, teknologi web services dalam pertukaran
atau tidak ada hasil proses fungsi, maka data antar dua aplikasi e-Gov mampu
isi variabel hasil dengan pesan kesalahan. menunjukkan prinsip interoperabilitas.
f). Tampilkan nilai variabel hasil sebagai
script yang akan diolah oleh web server E. DAFTAR PUSTAKA

Proses registrasi (registry) dan [1] E. S. Jazi Eko Istiyanto, "Model


penemuan kembali (discovery) untuk Interoperabilitas antar aplikasi e-
memudahkan pengelolaan dan pencarian government," Jurnal Teknologi
layanan dengan cara melalukan Technoscientia, vol. IV, no. 2, pp.
pencatatan dalam database, langkahnya: 137-148, 2012.
1). Membuat struktur database untuk
registry/discovery layanan publik. 2).
Membuat aplikasi web server untuk
registrasi provider dan service. 3).
Membuat aplikasi web server yang
bersifat publik dan modul registrasi

Anda mungkin juga menyukai