Anda di halaman 1dari 3

1.

Bruselosis
Bruselosis adalah penyakit zoonosis, merupakan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri gram negative dari genus brucellae. Penularan pada manusia
terjadi setelah paparan di lingkungan kerja atau kontaminasi produk makanan.
Tiap spesies dari brucella mempunyai hewan reservoir yang spesifik yang
menyebabkan penyakit kronik persisten. Organisme ini menyerang organ
reproduksi hewan kemudian menyebar ke urine, susu, dan cairan plasenta.
Lokasi bakteri ini memudahkan penyebaran ke manusia terutama pada petani,
dokter hewan, tukang potong hewan, dan akhirnya konsumen.
A. Etiologi
Terdapat 4 spesies brucella diketahui menyebabkan penyakit ke manusia.
Brucella melitensis paling virulen dan menyebabkan bruselosis yang berat
dan akut, menyebabkan kecacatan Brucella suis menyebabkan penyakit
kronik, sering berupa lesi destruksi dan supuratif. Brucella
abortusmerupakan penyakit sporadic bersifat ringan-sedang dan jarang
menyebabkan komplikasi. Brucella canis mempunyai penjalaran penyakit
yang sulit dibedakan dengan brucella abortus, perjalanan penyakitnya
tersembunyi sering kambuh dan umunya tidak menyebabkan penyakit
kronik. Brucella adalah bakteri aerob gram negative intraseluler dengan
pertumbuhan yang lambat, tidak bergerak, tidak membentuk spora, dan
tidak berkapsul yang dapat bertahan ditempat kering.
B. Patofisiologi
Bruselosis adalah penyakit sistemik, dapat melibatkan banyak organ.
Penetrasi bakteri lewat epitel akan ditangkap netrofil dan makrofag
jaringan kemudian dibawa ke limfonodus. Bakterimia akan terjadi
antara1-3 minggu setelah terpapar bakteri . Bakteri kemudian mengambil
tempat di jaringan retikuloendotelial system (RES) terutama pada hati,
limpa dan sumsum tulang. Di organ ini kemudian membentuk jaringan
granuloma, jaringan granuloma yang besar dapat menjadi sumber
bakterimia dengan menetap. Faktor utama virulensi brucella terdapat pada
dinding sel lipopolisakarida, B. canis, memiliki dinding lipopolisakarida
yang kasar tetapi kurang virulen bagi manusia. Brucella dapat ertahan
intraseluler dalam fagosom sel fagosit karena produksi adenine dan
guanine monofosfat yang menghambat fagolisosom , produksi TNF dan
aktifitas oksidatif.
C. Gejala Klinis
Demam intermiten ditemukan pada 60% kasus subakut pada brucellosis
dan dengan relative brakikardi. Adanya gejala anoreksia, asthenia, fatique,
kelemahan dan malaise. Adanya nyeri sendi tulang berupa atralgia , nyeri
punggung, nyeri spina dan sendi tulang belakang, bengkak sendi.
D. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai leukopenia dengan relative
limfositosis, pansitopeni ditemukan pada 20% kasus, pada kultur
ditemukanya brucellae. Dengan menggunakan teknik readiometric blood
culturing, lamanya isolasi kuman dengan teknik kultur yang standar 30
hari menjadi kurang dari 10 hari.
a. Pemeriksaan Radiologi
Foto toraks, jarang ditemukan gambaran khas bruselosis bahkan pada
penderita yang mempunyai gejala pernapasan. Dijumpai limfadenopati
paratrakeal dan hilus, penebalan pleura dan efusi pleura.
b. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan biopsy hati terlihat gambaran inflamasi difus menyerupai
hepatitis dengan agregasi sel-sel mononuclear kadang-kadang
berbentuk granumaltous.
E. Diagnosis Banding
Pada keadaan akut, didiagnosa banding dengan penyakit demam akut,
seperti influenza, tularemia, demam mononucleosis dan demam enteric.
Bentuk yang kronik, didiagnosis banding dengan penyakit Hodgkin,
tuberculosis, infeksi HIV, malaria dan infeksi jamur seperti
histoplasmosis.
F. Tatalaksaa
a. Doksisiklin 100mg per-oral/i.v tiap 12jam atau 2-5mg/kg/BB
b. Gentamisin i.v/i.m dosis 5 mg/kg/BB selama 7 hari
c. Trimetropim-sulfametoksazol dosis 3x960mg selama 45hari
d. Rifampin dosis 600-900 mg/hari per-oral 2 kali pemberian selama 45
hari
e. Tetrasiklin 4x500mg selama 45 hari
f. Streptomisin 1-2 gram sehari intramuscular selama 14-21 hari

Dapus ilmu penyalit dalam

Anda mungkin juga menyukai