JOSJOSO
JOSJOSO
Dosen:
Afif Navir Refani, ST., MT.
NIP. 19849019 201504 1 001
Disusun oleh:
Mohamad Agus Jidni
NRP. 10111510000055
(Kelas A-2015)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
yang tak ternilai. Sholawat dan salam selalu tertuju pada Nabi Muhammad SAW
yang senantiasa mendoakan keselamatan umatnya. Tak ada yang pantas terucap
selain Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas Metode
Perbaikan dan Perkuatan Struktur ini.
Penulis
ii |
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
1.3. Peraturan....................................................................................................2
2.1. Pembebanan................................................................................................3
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................... 30
4.1. Kesimpulan..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31
LAMPIRAN...........................................................................................................32
iii |
DAFTAR GAMBAR
iv |
DAFTAR TABEL
v|
BAB I
KRITERIA
PERENCANAAN
1|
1.2. Alih Fungsi Ruang
Alih fungsi yang dimaksudkan adalah perubahan fungsi ruang dari
ruang perkantoran menjadi ruang server/arsip. Alih fungsi ini tidak akan
menambah jumlah lantai, maupun bangunan yang lainnya. Sehingga alih
fungsi ini menyebabkan perubahan beban hidup dari 2,4 kN/m2 menjadi 4,79
kN/m2.
1.3. Peraturan
Adapun peraturan – peraturan yang digunakan ialah:
1. SNI 1729 tahun 2015 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
2|
BAB II
PEMBEBANAN & PERMODELAN STRUKTUR
2.1. Pembebanan
a. Beban Mati (Dead Load)
c. Beban hidup
d. Kombinasi Pembebanan
1,4 D
1,2 D + 1,6 Lr + 1 L
3|
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
4|
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
d. Pembebanan
Pembebanan yang dilakukan meliputi, beban mati tambahan, beban
hidup perkantoran, ruang server/arsip, serta beban hidup atap.
i. Beban Mati Tambahan
5|
iv. Beban Hidup Atap
e. Load Combination
Setelah input pembebanan, dilanjutkan dengan load combination,
load combination yang digunakan sesuai dengan SNI 1727 tahun 2013
meliputi :
1,4 D
1,2 D + 1,6 Lr + 1 L
6|
BAB III
PEMBAHASA
N
Story 3/Atap
Story 2/Lantai 3
7|
Story 1/Lantai 2
Kolom AS
1
a. Detail elemen
9|
d. Faktor Reduksi
Tabel 4. Faktor Reduksi Balok
e. Section Properties
Tabel 5. Section Properties Balok
f. Design Properties
Tabel 6. Design Properties Balok
g. Material Properties
10 |
k. Rasio Kekuatan Penampang
Sedangkan pada kolom, didapatkan rasio kolom terbesar yaitu 1,642 yang
terletak pada kolom As 1B dan 3B pada lantai 2 sampai 3. Dari program bantu
ETABS v.17 didapatkan analisa sebagai berikut
a) Detail elemen
11 |
c) Faktor Reduksi Kekauan
Tabel 17. Faktor Reduksi Kekauan Kolom Eksisting
d) Faktor Reduksi
Tabel 18. Faktor Reduksi Kolom Eksisiting
e) Section Properties
Tabel 19. Section Properties Kolom Eksisting
f) Design Properties
Tabel 20. Design Properties Kolom Eksisting
g) Material Properties
Tabel 21. Material Properties Kolom Eksisting
12 |
k) Rasio Kekuatan Penampang
Tabel 25. Rasio Kekuatan PenampangKolom Eksisting
Oleh karena itu dalam laporan ini, penulis mendesain perkuatan dengan
merencanakan balok baja akan komposit dengan plat lantai beton diatasnya. Balok
baja dapat bertindak komposit apabila ditambahkan elemen struktur “shear
connector” sebagai penghubung antara balok baja dengan pelat lantai beton
diatasnya. Sehingga pada laporan ini akan dibahas analisa penampang komposit
balok dengan beton serta perhitungan shear connector.
13 |
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, didapatkan hal-hal sebagai berikut :
Pada daerah lapangan, balok baja masih dapat memikul beban yang
terjadi, hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai Mn dari program bantu
ETABS v.17. Nilai φMn = 72,1001 kN-m. Sedangkan momen ultimate
yang terjadi sebesar Mu = 69, 0764 kN-m (φMn > Mu)
Elemen balok tidak dapat memikul momen negatif yang berada pada
daerah tumpuan. Momen negatif yang terjadi sebesar Mu = 159.9359 kN-
m. Hal ini terjadi karena pada ETABS v.17 tidak dianalisa secara
komposit (balok baja dengan pelat lantai). Oleh karena itu pada laporan
ini akan dibahas analisa komposit balok baja dengan pelat lantai beton.
fc’ : 25 N/mm2
L : 10 m
fy : 240 Mpa
fu : 370 Mpa
bo : 4 m
Ec : 24870.06 N/mm2
Es : 200000 N/mm2
n : 8.041797
ɸ : 0.85
14 |
Pelat
T pelat 130 mm
10 ϕ 150 Tumpuan
10 ϕ 200 Lapngan
fy 240 Mpa
8.333333333
10.96965511
28.86751346
λ < λr KOMPAK
Untuk Badan
39.3846154
108.541851
164.544827
λ < λr KOMPAK
15 |
2. Menghitung nilai lebar effektif (AISC 2010)
be = L/4
= 2500 mm
be = bo
= 4000 mm
be = 12 x Ts
= 1560 mm
Asf . Fy = tf . bf . fy
= 324000 N
maka,
D = 256 mm
Aw = 1664 mm2
ý = 56.434 mm
16 |
4. menentukan nilai Mn
a. Letak pusat berat WF yang
tertarik statis momen ke sisi atas
d2 = 9.746 mm
c. Lengan Gaya
d' = H - Ts/2 - d1
= 165.9084823 mm
d" = H - Ts - d1 - d2
= 91.162 mm
Mu Negatif
Mu = 159.9359 kN-mm
17 |
B. Desain Perkuatan Balok Komposit
Balok tidak mampu menahan momen yang tejadi pada daerah tumpuan,
dimana pada daerah tersebut, terjadi momen negatif. Sehingga elemen pelat
(terutama pada tulangan pelat) yang paling berperan dalam menahan momen
negatif. Pada perkuatan ini direncanakan menggunakan tulangan 10D-100
dengan mutu 400 Mpa. Kemudian dilakukan analisa kapasitas penampang
sebgai berikut
8.333333333
10.96965511
28.86751346
λ < λr KOMPAK
Untuk Badan
39.3846154
108.541851
164.544827
λ < λr KOMPAK
18 |
2. Menghitung nilai lebar effektif (AISC 2010)
be = L/4
= 2500 mm
be = bo
= 4000 mm
be = 12 x Ts
= 1560 mm
Asf . Fy = tf . bf . fy
= 324000 N
maka,
D = 256 mm
Aw = 1664 mm2
ý = 171.005 mm
19 |
4. menentukan nilai Mn
a. Letak pusat berat WF yang
tertarik statis momen ke sisi atas
d2 = 41.968 mm
c. Lengan Gaya
d' = H - Ts/2 - d1
= 206.88195 mm
d" = H - Ts - d1 - d2
= 99.914 mm
Mu Negatif
Mu = 159.9359 kN-mm
20 |
Dari analisa tersebut, dapat disimpulkan jika pelat beton pada area
tumpuan sepanjang Be diganti dengan tulangan yang memiliki fy 400 Mpa
serta diapsang lebih rapat dengan jarak 100 mm dengan dimensi yang sama,
dapat memperkuat balok komposit. Sehingga komponen struktur dapat
memikul beban yang terjadi.
C. Desain Shear Connector
VL * = T
= 1051448.454 N
VLS = VL*/ɸ
= 1236998.181 N
Syarat-syarat
diameter maksimum 2,5 x tf
d = 22.5 mm
Qnc = 108660.3309 N
atau
Qnc = Asc . Fu
= 116246.7822 N
VLS
n = 0,55 . Qn
n = 21 buah
21 |
Stud dipasang pada daerah tumpuan (seperempat bentang) memanjang 1 baris
L = 2500 mm
S terjauh = 119 mm > 114 mm Oke
22 |
3.3. Desain Perkuatan Kolom
Dalam desain perkuatan kolom ini, akan direncanakan perkuatan kolom
dengan menggunakan kolom komposit. Kolom baja WF yang telah terpasang,
nantinya akan dibungkus dengan beton. Beton yang dipakai memiliki mutu fc’ 25
Mpa.
A. Preliminary Dimensi Kolom Komposit
Baja yang terbungkus beton dengan beban kombinasi aksial lentur
disyaratkan dengan beberapa hal berikut sesuai SNI 1729:2015
Luas Penampang Melintang inti baja harus terdiri dari setidaknya 1%
dari penampang melintang komposit total.
Selongsong beton dari inti baja harus ditulangi dengan batang tulangan
longitudinal menerus dan sengkang pengikat lateral. Bila digunakan
pengikat lateral, batang tulangan (diameter 10 mm) berspasi maksimum
305 mm pusat ke pusat, atau batang tulangan (diameter 13 mm) atau
lebih besar harus digunakan spasi maksimum 406 mm. Pusat ke pusat.
Boleh digunakan tulangan kawat ulir atau kawat dilas dengan luas
ekivalen. Spasi maksimum dari pengikat lateral tidak boleh melebihi 0,5
kali dimensi kolom terkecil.
Rasio tulangan minimum sebesar 0,004 digunakan untuk penulangan
longitudinal menerus.
23
|
= 5121/0,01 = 512100 mm2
Direncanakan b = h
B = h (max) = √ 1 1 71 ��
Direncanakan menggunakan
b=h = 400 mm < 715 mm (OK)
5121
maka Rasio =
400 � 400 , % > 1 % ��
direncanakan tulangan longitudinal 4 D 18
As = 1017,876 mm2
Rasio tulangan = 1017,876 , 6 6 > , 4 ��
400 � 400
Material :
Fc’ = 25 Mpa 21<25<42 Mpa (OK)
Fy = 400Mpa 400 < 525 Mpa (OK)
B. Permodelan Struktur Desain Kolom Komposit
Setelah direncanakan dimensi dan material strusktur,
selanjutnya permodelan struktur pada program bantu ETABS
v.17 seperti pada gambar
Kolom As 1
Kolom As 2
25 |
Kolom As 3
a) Detail elemen
26 |
c) Faktor Reduksi Kekauan
Tabel 31. Faktor Reduksi Kekauan Kolom Komposit
d) Faktor Reduksi
Tabel 32. Faktor Reduksi Kolom Eksisting
e) Section Properties
Tabel 33. Section Properties Kolom Komposit
f) Design Properties
Tabel 34. Design Properties Kolom Komposit
g) Reinforcement
Tabel 35. Reinforcement Kolom Komposit
h) Material Properties
Tabel 36. Material Properties Kolom Komposit
27 |
k) Parameter Tekuk Torsi Lateral
Tabel 39. Parameter Tekuk Torsi Lateral Kolom Komposit
D = 13 mm
L = 100 mm
fu = 410 Mpa
Asc =1 � 1 2
1 ,7 �� 2
4
Kekuatan 1 stud
Qnv = , √
= , 1 ,7 √
28
|
= 50868,576 N
Gaya geser longitudinal dalam keadaan batas (ultimate)
Vr’ = �
�� ��
( ��� )
400 1017,876
= 4 99 ( 2823351,7)
= 360279,800 N
Maka jumlah stud,
��
n =� ���
360279,800
= 0,65 50868,576
= 12,876 = 13 buah
Jarak antar stud terjauh
� 4000−2 175
S terjauh =� 13
= 280 mm
Syarat jarak
Jarak longitudinal > 6D = 6 . 13 = 78 mm
Jarak tegak lurus > 4D = 4 . 13 = 52 mm
Jarak terjauh = 280 mm > 78 mm (OK)
Maka stud direncanakan dengan jarak 250 mm untuk memudahkan
pelaksanaan
29 |
BAB IV
KESIMPULA
N
4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat 8 balok induk dan 16 kolom yang tidak dapat memikul beban yang
terjadi. Kedelapan balok tersebut terdapat pada As B;1-3, C;1-3, 2;A-B pada
lantai 2 dan lantai 3. Sedangkan pada kolom terjadi pada As B1, B3, C1, C3,
lantai 1 sampai lantai atap dan As A2, D2 pada lantai 1 sampai lantai 3.
2. Elemen balok kurang kuat dikarenakan pada analisa ETABS dilakukan secara
“Steel Frame Design” (pelat beton hanya membebani, tidak memberi kekuatan
tambahan sebagai komposit). Elemen balok baja tidak dapat menahan beban
karena adanya momen negatif pada daerah tumpuan.
3. Perkuatan balok didesain dengan mengganti tulangan pelat beton menjadi 10D-
100 dengan mutu 400 Mpa. Serta menambahkan stud (19x120 mm, fu
410 Mpa) dengan jarak 115 mm pada area tumpuan.
4. Perkuatan pada kolom didesain dengan membungkus kolom baja dengan
beton (fc’ 25 MPA). Dilakukan penambahan tulangan longitudinal 4 D 18,
serta sengkang D10-200 (fy 400 Mpa). Untuk transfer beban komposit,
dipasang stud dengan diameter 13 mm dan panjang 100 mm (fu 410
Mpa). Stud dipasang pada jarak 250 mm.
30 |
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Steel Construction, 2010. ASCE/SEI 7-10 : ANSI/AISC 360-
10 Spesification for Structural Steel Buildings. Chicago: American Institute
of Steel Construction.
Nasution, T., 2012. Modul Kuliah Struktur Baja II. s.l.:Departemen Teknik Sipil,
FTSP, ITM.
31 |
LAMPIRAN
32 |